Napas Kia mulai memburu dan pendek-pendek, seiring dengan semakin cepatnya gerakan jemari Byan di tubuhnya. Kenikmatan yang ia rasakan membuat Kia menggigit pelan bahu Byan tanpa sadar.
Kia serasa tenggelam di dalam lautan kenikmatan, tak butuh waktu lama bagi gadis itu untuk mencapai ledakan puncak kenikmatan yang memporak-porandakan otak dan tubuhnya.Jemari mahir Byan yang bergerak liar membuat Kia meneriakkan nama lelaki itu dikala terjangan hasrat menyerbunya.Byan menyeringai puas, kala melihat bagaimana tubuh seksi Kia menggelinjang, melengkung dengan sensual.Dorongan untuk mencicipi cita rasa Kia begitu kuat, hal yang membuatnya langsung membawa jemarinya sendiri ke mulutnya.Kia masih mengatur napasnya yang pecah berantakan karena pelepasan, saat maniknya yang sayu menangkap Byan yang menikmati jari-jarinya yang mengkilap basah. Gadis itu pun terkesima saat melihatnya."Kenapa?" Tanya Byan saat mendapati Kia yang lekat menatapnya."Kamu nggak jijik?" Tanya Kia heran."Nope. I like the taste," sahut Byan sembari tersenyum miring, lalu mendekatkan bibirnya di telinga Kia. "Dan kurasa sekarang aku ingin merasakannya secara langsung." Kepala lelaki itu pun perlahan turun, sembari mengecup bagian-bagian tubuh Kia yang ia lewati sebelum tiba di dunia merah muda yang membuatnya takjub.Milik Kia indah sekali, sangat mirip dengan mahkota mawar merah muda yang sedang merekah, membuatnya tak sabar untuk segera mencicipinya langsung.Kepala Byan pun perlahan tenggelam di antara kedua paha putih mulus yang terentang lebar. Ia memberikan beberapa kecupan sebelum mencecapnya dengan rakus dan tanpa ampun.Kia menjerit kecil ketika merasakan serangan ganas dari lidah dan mulut Byan yang ganas di bagian terlembut dirinya. Dia bahkan belum sepenuhnya pulih, dan kini harus kembali menghadapi serangan Byan yang membabi-buta.Kia tak sanggup lagi menahan jeritan penuh nikmat saat Byan memperlakukan bagian dari dirinya bagaikan mainan faforitnya.Saat gadis itu merasakan ombak bergulung-gulung yang hendak menyapunya, Kia mencengkram rambut Byan kuat-kuat. Dan ketika ombak itu serasa pecah di perutnya, Kia pun kembali meneriakkan nama Byan dengan suara serak yang disertai erangan.Byan menyambut klimaks Kia dengan penuh suka cita. Ia menyesap seluruhnya tanpa sisa, bahkan tak membiarkan begitu sajq sisa-sisanya yang memercik di paha bagian dalam Kia.Lelaki itu mengangkat wajahnya untuk melihat Kia, yang kini tengah terbaring dengan tubuh lemas tak berdaya akibat dua kali pelepasan. Seringai kecil pun lagi-lagi terlukis di bibir lelaki itu. Ia sudah melihat dan mencicipi cita rasa tubuh Kia, dan kini saatnya merasakannya secara menyeluruh.Byan melucuti bagian bawah bajunya yang tersisa, yang terdiri dari celana seragam bartender coklat tua dan brief boxernya. Ia tersenyum ketika mendapati Kia yang telah membuka mata, dan menatapnya sayu."Aku akan masuk ke hidangan utamanya sekarang," desis Byan tak sabar, sembari menatap Kia dengan penuh nafsu.Tatapan Kia pun seketika turun dari wajah tampan Byan ke... senjatanya. Dan seketika gadis itu membelalakkan maniknya."Kenapa?" Tanya Byan saat melihat Kia yang terpaku menatap bagian bawah tubuhnya."Besar," cetus gadis itu sembari meringis.Byan tertawa pelan melihatnya. "Lalu?""Pelan-pelan saja oke?" Kia sedikit takut melihat ukuran XXL yang membuatnya bergidik. Sikap Kia mungkin mirip seperti jalang yang menggoda semua lelaki, tapi sebenarnya selama ini ia hanya pernah melakukannya dengan Alex, dan milik Alex tidak sebesar milik Byan. Sial. Apa benda itu akan muat di tubuhnya?Kia menatap Byan yang mulai menciumi perutnya dan menjilati pusarnya. Lelaki itu sepertinya peka, mengerti dengan kecemasan Kia, jadi Byan memilih untuk membuatnya rileks terlebih dahulu alih-alih langsung menghujam dirinya."Aku akan memasukimu sekarang," ucap Byan dengan menatap manik sayu Kia yang menggoda.Gadis itu mengangguk dengan netra setengah terpejam, karena kembali terhanyut pada gerakan lidah Byan di perutnya yang membuatnya geli sekaligus bergidik nikmat.Fix, lelaki ini pasti seorang gigolo kelas tinggi. Sejak tadi Kia benar-benar merasa diservis dengan pelayanan yang sangat memuaskan. Apalagi Byan juga sangat tampan dan pintar memijat. Uuh, Kia bahkan bersedia membayar mahal untuk semua yang lelaki itu lakukan padanya malam ini, bahkan dua kali lipat!"Ya..." ucap Kia lembut. "Masuki aku sekarang, Byan. Aku menginginkanmu."***Suara lenguhan panjang dan serak itu terdengar menguar di udara, Byan turun dari atas tubuh Kia yang menelungkup di atas kasur.Lelaki itu berusaha mengatur napasnya yang saling berkejaran memburu sembari memejamkan kedua matanya.Gila. Setelah tiga tahun, akhirnya ia merasakan kembali pergulatan panas dengan seorang wanita.Lelaki itu menolehkan kepalanya ke samping, tepat dimana Kia yang kelelahan masih belum bergerak dari posisinya yang menelungkup. Wajah gadis itu tertoleh ke kanan, tepat dimana Byan berada.Kedua maniknya telah menutup sempurna, pertanda bahwa sang empunya telah terlelap memasuki alam mimpi.Seketika Byan pun merasa bersalah kepada gadis ini. Kia pasti sangat letih setelah bercinta non stop selama 3 jam dengannya. Byan melupakan janjinya pada diri sendiri untuk tidak bergerak terlalu terburu-buru, agar memperlakukan wanita pertama yang membuatnya bergairah setelah 3 tahun ini dengan lebih perlahan.Tapi lain niatnya, lain pula kenyataannya.Lelaki itu mamandangi tubuh Kia yang berkilau oleh keringat, menambah aura sensual yang sempurna melekat padanya. Ya Tuhan. Jangan bilang kalau dia masih menginginkan tubuh ini lagi!Byan mengerang gusar ketika melihat senjatanya telah kembali on, padahal baru beberapa menit yang lalu ejakulasi di tubuh Kia."Aku tidak akan menurutimu," guman lelaki itu kesal sambil melirik ke arah bawah tubuhnya. "Gadis itu sudah kelelahan, jadi ini semua harus usai!"Byan segera beranjak berdiri dari ranjang, bermaksud untuk bermain solo saja di kamar mandi sekalian membersihkan tubuh. Namun ia teringat akan sesuatu.Lelaki itu meraih bath robe putih yang terlipat rapi di atas meja, lalu mengenakannya asal-asalan. Tangannya menyambar ponsel yang terjatuh ke lantai karena tadi ia membuka celana dengan terburu-buru.Jemarinya mengetik dengan cepat sebuah chat untuk seseorang. Ia tidak akan menelepon, cukup sebuah pesan singkat saja. Karena ia tahu bahwa apa yang akan ia sampaikan akan membuat kehebohan, memancing sejuta pertanyaan, dan ia sedang malas menjawab apa pun.((Batalkan terapi dengan Dokter Galen. Aku sudah menemukan wanita yang bisa membuatku tertarik bercinta lagi))Setelah mengirimkan pesan itu, Byan segera menonaktifkan ponselnya. Demi kenyamanan hidupnya.Lelaki itu kembali melirik ke arah Kia yang masih diam dalam lelapnya. Secarik senyuman terukir kembali bibir lelaki itu, tanpa sadar bahwa ia akan selalu tersenyum saat menatap gadis yang bernama Kia ini.Dan seketika tubuhnya kembali bergerak ke ranjang, seolah ada magnet tak kasat mata yang membuatnya selalu tertarik lagi dan lagi ke arah Kia.Byan meraih selimut untuk menutupi tubuh telanjang gadis itu, untuk kebaikan Kia sendiri. Ia tak tahu apakah akan sanggup menahan birahinya jika terus menatap pemandangan indah itu.Satu tangannya refleks terulur untuk merapikan rambut lurus hitam yang messy but sexy. Kia terlihat sama sekali tidak terganggu dengan semua pergerakan Byan.Bagaimana bisa ada makhluk yang masih tetap sesempurna ini ketika tertidur nyenyak?Kia. Siapa dia?Byan menatap lekat wajah yang damai dalam tidurnya itu, mencoba menganalisis kenapa wanita inilah yang bisa mengembalikan hasratnya yang mendadak sirna kepada wanita.Tidak, dia tidak gay. Dia masih mengagumi wanita-wanita cantik. Hanya saja, entahlah... hasratnya sontak menghilang saat para wanita itu mendekati dan menggodanya.Ia tidak memiliki selera untuk menjalin hubungan dengan siapa pun, sejak istrinya yang sedang mengandung anak mereka tewas dalam kecelakaan tiga tahun yang lalu.Hingga akhirnya ia pun merasakan kesepian.Byan akhirnya memutuskan untuk menemui psikiater dan membuat janji untuk menjalani sesi terapi dalam rangka mengobati penyakit anehnya itu.Namun janji itu akhirnya ia batalkan setelah apa yang barusan saja terjadi.Byan sudah merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya, saat melihat wanita cantik bermata sayu ini memasuki club. Gaunnya yang hitam ketat dengan belahan dada rendah, membuat semua pandangan lelaki tertuju padanya.Wanita yang semula wajahnya begitu sendu saat memesan minuman beralkohol, namun berubah ceria menggoda ketika lelaki mendekatinya.Byan sudah biasa menyamar menjadi salah satu bartender di club, pekerjaan yang dulu ia lakukan sebelum akhirnya menjadikan klub malam itu miliknya.Dan malam ini, untuk pertama kalinya, ia terpaku pada Kia. Seorang wanita yang berhasil membuatnya tergoda. Dan bercinta.***Kia mengguman lirih dengan manik yang masih terpejam seperti seseorang yang sedang mengigau. Namun beberapa saat kemudian, kelopak matanya pun perlahan mulai terbuka.Uh, pegal sekali. Seluruh tubuhnya bagai habis melakukan olahraga ekstrim yang overexpose. Tapi jika dipikirkan lagi, bukankah memang apa yang ia dan Byan lakukan agak terbilang ekstrim?Fiuh. Lelaki itu benar-benar membuatnya kelelahan dengan staminanya yang luar biasa seperti kuda jantan liar. Bisa dibilang, servis yang Byan lakukan membuat Kia sangat terpuaskan sekaligus melelahkan. Ya, sampai sekarang pun Kia sangat yakin jika bartender tampan bernama Byantara itu juga pasti berprofesi ganda sebagai gigolo kelas atas. Bibir sensual itu melengkungkan senyum, saat mendengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi. Byan pasti sedang membersihkan diri. Kia bermaksud untuk beristirahat selama beberapa saat lagi, ketika mendengar dengung suara ponselnya bergetar pelan. Dengan menghela napas malas, Kia meraih pouch ke
Kia telah berdiri tepat di depan pintu Penthouse Alex dengan sikap kaku.Sejenak ia menghela napas pelan, berusaha untuk tidak berlari sejauh mungkin dari sini, hal yang sesungguhnya sangat ingin ia lakukan. Ia terlalu sakit. Terlalu patah hati, di saat cintanya kepada lelaki itu tidak sanggup membuat Alex menjadikannya pendamping dan lebih memilih wanita yang dipilihkan oleh orang tuanya.Brengsek. Pengecut. Pembohong.Kia masih mengalamatkan sejuta makian untuk lelaki yang juga atasannya itu, atas seluruh waktu dan perasaan yang sia-sia yang selama ini ia berikan. Alex membuat Kia mengira bahwa lelaki itu benar-benar mencintainya, hingga Kia pun rela memberikan kesuciannya karena terlalu terhanyut pada rayuan pengacara tampan itu. Lagipula siapa yang tidak akan tergoda pada Alex Guntoro yang bukan hanya tampan dan berkarisma sebagai seorang pengacara yang cukup dikenal di negara ini? Kia sendiri pada awalnya juga sebenarnya diam-diam mengidolakan lelaki itu, dan bersorak gembira
"Uuhh..."Byan menyeringai senang mendengar desahan lembut Kia akibat perbuatannya yang sejak tadi terus menggempur tubuh sensual itu. Kia menggelinjang dipenuhi keringat yang menetes membasahi kulit putih mulus tanpa cela, terlihat berkilau indah dan membuat Byan ingin melahapnya lagi dan lagi. Dia baru pemanasan dan belum masuk ke hidangan utama, sengaja berlama-lama untuk bisa menikmati Kia yang lezat. Sejak bertemu kembali dengan wanita impian yang telah mengembalikan hasratnya sebagai lelaki, kali ini Byan bertekad tidak akan membiarkan Kia pergi lagi begitu saja. Byan membiarkan wanita itu mengira bahwa dirinya adalah lelaki yang menjajakan hasrat untuk mendapatkan uang, alias gigolo. Entah kenapa, perasaannya justru mengatakan bahwa Kia akan langsung pergi dan menghilang jika Byan mengakui dirinya adalah seorang CEO, alih-alih gigolo.Kia bukan jenis wanita yang mencari lelaki yang akan membiayai hidupnya. Bahkan Byan melihat seperti ada sesuatu yang disembunyikan oleh Kia
A-Alex?!" Byan mengernyitkan keningnya saat mendengar suara Kia yang lirih dan tercekat. Sontak lelaki itu pun ikut menoleh ke arah screen, yang menampilkan sosok seseorang yang ia kenal sebagai seorang pengacara terkenal pemilik jasa penasihat hukum Guntoro & Partners Law Firm yang berdiri di depan pintu apartemen.Byan pun seketika mengalihkan pandangannya ke arah Kia yang terdiam mematung dengan wajah pucat menatap ke layar kecil. Sudah ia duga, Kia pasti ada hubungannya dengan Alex Guntoro. Yang ia tahu dari berita yang beredar di publik, Alex akan menikah dalam waktu dekat. Dan wanita yang akan lelaki itu nikahi bukanlah Kia. Tapi kenapa justru Kia memegang black card milik Alex? Tidak mungkin Kia adalah saudara dari Alex, karena jelas-jelas mereka berdua memiliki ras keturunan yang berbeda. Alex bermata agak sipit khas keturunan Chinese, sementara Kia memiliki mata yang besar berkilau indah. "Kia? Ada apa?" Byan bertanya seolah dia tidak mengenal Alex yang masih berdiri samb
FLASHBACK SEMALAM SEBELUMNYA... Alex benar-benar terkejut ketika ia sampai di penthouse-nya, dan melihat situasi yang kacau balau di sana. Semula ia mengira telah menjadi korban perampokan, namun lelaki itu sangat terkejut saat memeriksa rekaman CCTV.Tampak sesosok wanita cantik sedang mengamuk dengan melemparkan semua barang dan perabotan di sana. Terlihat marah, gusar dan akhirnya... terduduk dan menangis di atas lantai.Kia. Serasa hatinya ikut tercubit, Alex pun terpaku melihat bagaimana wanita yang selama ini menjadi pacarnya itu terlihat hancur. Kia yang selama dua tahun berhubungan dengannya, pasti merasa kesal karena pada akhirnya Alex malah menikahi wanita lain pilihan orang tuanya.Lelaki bermanik monolid itu pun menarik napas, dan segera meraih ponselnya untuk menghubungi Kia. Namun ternyata ponsel wanita itu tidak aktif.Mungkin Kia masih marah.Alex pun bergegas melangkahkan kakinya keluar dari penthouse setelah menyambar kunci mobil dari meja. Tak ia pedulikan lagi ko
"Jadi namanya Byan?" Alex mengucap dengan nada dingin, sedingin sorot yang menguar dari manik monolid-nya yang tertuju ke wajah Kia.Gadis itu pun sontak merutuki kebodohannya. Sial. Tanpa sadar, bayangan Byan melintas begitu saja di dalam pikirannya tanpa bisa Kia cegah. Tapi kenapa harus keceplosan sih? "Tidak masalah jika kamu tidak ingin mengatakannya, Kia. Karena aku pasti akan menemukannya." Alex membuka jas abu-abunya dan dengan kasar melemparnya ke lantai. Lelaki itu masih menatap tajam Kia sembari jemarinya sibuk melepaskan kancing kemeja. Tatapannya dipenuhi oleh kemarahan, ego seorang lelaki yang ingin menjadi lebih baik dari siapa pun di mata wanitanya. Alex merasa terluka dan kesal ketika sedang menikmati kelembutan tubuh Kia, dan gadis itu malah menggumankan nama pria lain. Seolah Kia begitu terhanyut dan hanya ingat pada permainan ranjang si lelaki brengsek yang bernama Byan itu!Alex telah melucuti seluruh pakaian yang melekat di tubuhnya dan juga tubuh Kia dengan c
Byan tersenyum kecil melihat wanita yang ia cari ternyata kini justru berada tepat di depannya. Semula ia hendak langsung menghampiri Kia, namun langkahnya pun sejenak terhenti kala melihat wajah cantik itu yang sedang terlihat bersedih.Ia mengernyit melihat cairan bening yang masih mengalir membasahi pipi wanita itu. Kia... menangis?Lelaki bersurai kelam itu pun melanjutkan langkahnya kembali, lebih cepat kali ini, dengan langkah yang lebar demi untuk bisa segera meraih tangan Kia, dan seketika menariknya perlahan untuk masuk ke dalam pelukannya."Semuanya akan baik-baik saja," bisik Byan lembut sembari mengusap lembut rambut panjang Kia, tak mempedulikan bahwa kini ia dan gadis itu telah menjadi pusat perhatian orang-orang yang berlalu-lalang di lobby.Beberapa orang yang mengenali Kia bahkan diam-diam saling berbisik, mengira bahwa gadis itu tengah dipeluk kekasihnya.Ketika Byan mulai merasakan bahwa ia dan Kia telah menjadi perhatian orang-orang, lelaki itu pun perlahan melepas
Kepala bersurai hitam itu pun perlahan semakin turun, hingga akhirnya tenggelam di antara kedua paha seksi Kia yang terbuka. Byan tak lagi membuang waktu untuk mencicipi hidangan lezat yang tersaji di depan mata, siap untuk disantap dengan penuh nikmat.Byan mengusap dengan lidahnya, sebelum mulai menyelusup ke dalam kelembutan Kia untuk mencari titik kenimatan dan merangsangnya dengan manuver lidahnya yang mahir. "Uumhhh..." Kia mengatupkan kedua kelopak matanya sembari melenguh panjang, ketika merasakan lidah Byan yang menari-nari lincah di bagian bawah tubuhnya. Sekujur tubuhnya merinding nikmat dan serasa tenggelam dalam lautan gairah yang liar tak bertepi.Gadis itu merintihkan nama Byan dan mencengkram rambut tebal lelaki itu erat, saat merasakan gelombang yang mulai bergulung-gulung menuju perutnya. Puncaknya yang kedua kalinya hampir tiba.Kia serasa gila setiap kali Byan menyentuhnya. Ia selalu merasakan orgasme yang begitu cepat, berkali-kali dan terlalu dahsyat hingga memb
"Byan!" Suara yang memanggilnya itu membuat Byan mengangkat wajahnya yang semula tertunduk dalam kalut. Lelaki itu pun berdiri dari duduknya di atas sofa panjang rumah sakit tempat penunggu pasien yang sedang berada di ruang emergency. Tak terkira betapa leganya dirinya melihat wajah secantik bidadari dengan sosoknya yang akan selamanya sempurna di matanya itu, kini tengah memeluk dirinya dengan erat.Byan menghirup aroma lembut rambut istrinya yang sejenak mengalihkan gelisahnya, memberikan suntikan adrenalin yang kembali memimbulkan asa yang semula telah surut. Byan membuka mulutnya, untuk mengeluarkan suara serak yang dipenuhi kecemasan mendalam. "Kia, ayah..." "Ayahmu akan baik-baik saja," potong Kia. Ia mengeratkan pelukannya sebelum mulai melepasnya perlahan sembari mendongakkan wajahnya, hingga kini ia beradu tatap dengan wajah tampan suaminya yang kini terlihat murung. Satu tangannya terulur untuk mengusap pipi Byan. Seulas senyuman manis ia berikan untuk suaminya, berha
Kedua lelaki itu saling menatap dengan sorot yang dipenuhi oleh permusuhan. Perkataan telak dari Byan barusan sebenarnya cukup membuat batin Alex goyah, namun lelaki itu sepertinya menolak untuk menyerah. Meskipun harapan yang semula hadir karena ia meyakini bahwa janin yang dikandung Kia adalah miliknya, kini menjadi semu. Seiring dengan penyesalan demi penyesalan yang saat ini memenuhi benaknya.Alex mengutuk diri sendiri yang begitu bodohnya karena telah menyia-nyiakan Kia, setelah kehilangan membuatnya sadar bahwa sesungguhnya ia mencintai gadis itu. Alex mengira bahwa Kia hanyalah "ngambek" padanya, karena ia tidak bisa memberi status yang jelas untuk Kia dan malah hendak menikahi Tessa.Ia pun mengira bahwa Kia hanya ingin bermaksud membuat dirinya cemburu dengan mendekati Byan, karena Alex yang berkeyakinan jika Kia juga masih mencintainya.Namun kabar berita yang diberikan oleh Bara membuat Alex sangat terkejut. Ketika berita pertama yang ia dengar adalah Byan yang membawa K
"Morning, my sexy wifey." Suara berat yang berbisik lembut di telinganya itu membuat Kia seketika terbangun. Ia sedang menguap, ketika bibir Byan mengecup dadanya dengan bertubi-tubi dan membuat Kia tertawa pelan. Wanita itu lalu tersenyum dan mengelus rambut lebat lelaki itu yang masih asyik berkelana di dadanya dan tidak terlihat ingin beranjak. "Byan." "Hm?" Kia terdiam sebentar, seperti sedang berpikir untuk menyusun kalimat yang tepat. Namun akhirnya ia pun menyerah, karena kehamilan ini membuat kepalanya terasa agak pusing di pagi hari untuk berpikir terlalu berat. "Uhm... sampai kapan kita di sini?" Kia pun akhirnya menyuarakan pertanyaan yang terus berputar di dalam benaknya secara gamblang. "Di sini?" Ulang Byan yang telah mengangkat kepalanya dari dada Kia dan menatap istrinya sambil menaikkan alis. "Maksudmu di Bali? Atau di resort?" "Di Bali. Maksudku, sampai kapan kita di Bali," sahut Kia cepat. Ia tahu resort ini memiliki arti yang sangat dalam bagi Byan,
Sempurna.Kia tak bisa menemukan kata yang jauh lebih tepat untuk mendeskripsikan semua yang sedang terjadi hari ini... selain tanpa cela.Semua yang ia pandang terlihat begitu indah dan memukau. Bunga-bunga berwarna putih, merah muda lembut, kuning pucat dan biru muda menghias seluruh ruangan yang menjadi dekorasi acara pernikahannya hari ini.Manik coklat sayu itu pun mengerjap pelan seolah tak percaya, karena kalimat yang dalam hati ia ucapkan sendiri barusan.Pernikahannya.Selama seminggu penuh kemarin, dirinya dirawat di rumah sakit karena dokter menyarankan Kia untuk total bedrest, sebagai upaya untuk menjaga kehamilannya yang masih muda dan agak rentan.Lalu ketika ia telah diperbolehkan untuk pulang, tiga hari kemudian Byan pun mengundang Om dan Tantenya Kia yang bernama Burhan dan Ana untuk datang ke Bali. Mereka berdua adalah satu-satunya keluarga Kia yang tertinggal, setelah ayahnya meninggal ketika Kia masih kecil dan ibunya juga telah berpulang beberapa tahun yang lalu.
Kia bernapas pelan sebelum perlahan ia membuka kedua matanya. Posisi kepalanya yang bertumpu di atas lengan Byan terasa sangat nyaman, begitu pun halnya dengan 'selimut hidup' yang semalaman mendekap tubuhnya erat, seolah tak ingin kehilangan. Untuk kali ini, Kia-lah yang lebih dulu terbangun dibandingkan Byan selepas mereka tertidur setelah puas bercinta.Gadis itu pun sontak mendongak, untuk menatap seraut wajah tampan Byan yang masih terlelap dengan pulasnya.Bibir penuh Kia pun melukiskan sebuah senyuman, ketika teringat kembali pada perkataan yang semalam dengan sengaja diucapkan berulang-ulang oleh Byan. "I love you, Kia." Mengingat kembali suara berat dan maskulin Byan berucap lembut menyuarakan isi hatinya, membuat Kia larut dalam kebahagiaan yang merasuk ke dalam sukma.Tahu jika ia tidak akan pernah merasa bosan mendengar kalimat itu. Tidak, selama hanya Byan-lah yang akan selalu mengucapkannya.Apakah boleh jatuh cinta bisa terasa seindah ini?Rasanya seperti seumur hid
Pintu itu terbuka dari luar, berbarengan dengan masuknya kedua sosok dari arah luar ke dalam ruang Presidential Suite.Mereka sama-sama diam tanpa bersuara berjalan menuju ke arah master bedroom, meskipun dengan suara-suara di dalam benak masing-masing yang ribut. "Aku mau menelepon dulu," ucap Byan kepada Kia yang sejak tadi mengekorinya karena tangannya yang terus digenggam.Gadis itu mengangguk perlahan sambil tersenyum. "Aku akan menunggumu di balkon." "Kamu tidak perlu kemana-mana, Kia. Percakapan ini bukanlah rahasia," tegas Byan dengan maniknya yang kelam menatap Kia lekat-lekat, mencoba menggali apa yang sedang dipikirkan oleh gadisnya yang mendadak menjadi pendiam itu."Tidak apa-apa, Byan. Aku cuma mau menghirup udara segar saja," kilah Kia beralasan.Byan terdiam sesaat tanpa lepas mamandang wajah cantik yang dengan senyuman yang memikat, namun lelaki itu sangat menyadari bahwa sesungguhnya dibalik itu Kia sedang menyembunyikan sesuatu. 'Bara sialan! Ini semua gara-gara
Byan dan Kia berjalan bersama menuju bagian restoran dengan spot khusus VIP, yaitu sebuah ruangan mewah berkapasitas 25 orang yang memiliki privasi.Malam ini Kia benar-benar terlihat menawan. Make up yang terpulas di wajahnya semakin menonjolkan kecantikannya yang bernilai sempurna. Pun dengan gaun hitam off-shoulders yang dibelikan Byan, terlihat sempurna mengikuti lekuk tubuhnya.Meskipun penampilannya tanpa cela, namun jangan tanyakan tentang kondisi jantungnya yang sejak tadi tak henti berdebar, meskipun Byan terus berusaha meyakinkan dirinya bahwa tak ada yang perlu dicemaskan."Itu mereka." Byan menunjuk kepada sekelompok orang yang sedang berdiri sembari mengobrol, Tampak mereka semua sedang menikmati segelas cocktail di tangan masing-masing.Sambil memeluk lengan kanan Byan, Kia berusaha berjalan dengan langkah yang anggun dan meyakinkan, walaupun saat ini rasanya ia seperti ingin terjungkal oleh kakinya sendiri saking gugupnya.Seorang gadis muda berparas sangat cantik berus
Byan membukakan pintu kamar Presidential Suite-nya, ketika mendengar suara denting bel dari arah sana.Setelah merapikan sedikit selimut yang menutupi tubuh Kia dan memastikan bahwa gadis itu masih nyenyak tertidur, Byan pun segera melangkahkan kaki keluar dari master bedroom menuju pintu."Halo. Selamat malam, Byan," ucap seraut wajah yang tersenyum kepada Byan dari balik pintu.Byan membalas senyum ramah lelaki paruh baya itu. "Silahkan masuk, Dokter Indra," ucapnya mempersilahkan.Dokter Indra adalah petugas kesehatan yang telah lama bekerja di Resort milik keluarga Samudra. Mereka berdua pun kemudian masuk ke dalam lalu duduk di sofa besar dari bahan kulit mewah berwarna coklat tua.Dokter Indra menaruh tas berisi peralatan dokternya di atas meja, lalu menatap lekat perban di tangan kanan Byan yang mulai berubah warna karena darah yang merembes di sela-sela kainnya."Boleh saya lihat tanganmu?" Pintanya.Byan mengangkat tangannya yang terluka, melirik sekilas perbannya yang basah
"Aku baik-baik saja, Sayang. Jangan menangis lagi, ya?" Byan menyeka air mata yang sejak tadi mengalir dari manik coklat sayu milik Kia. Gadis itu tak hentinya menumpahkan cairan bening dari matanya sejak tadi, sebagai efek perasaan lega yang luar biasa bercampur shock yang masih tersisa."A-aku tidak... tidak bisaa berhenti, Byan. Hiks. Air mataku... terus keluar..." Gadis bersurai panjang yang masih terisak itu pun akhirnya didekap erat oleh Byan. Kia langsung melingkarkan kedua tangannya di pinggang lelaki itu.Matanya yang basah dan berkilau karena air mata menatap Byan sendu. "Aku benar-benar lega karena kamu berhasil mengalahkan mereka, Byan. Tapi di sisi lain... tanganmu... hiks..." Kia mengalihkan pandangannya ke tangan kanan Byan yang dibalut perban. Tangan itu terluka karena Byan refleks menangkis pisau yang hendak dihujamkan ke kepalanya.Tangisan Kia yang malah semakin meraung membuat Byan tertawa kecil. "Hei, tanganku cuma luka ringan saja, Kia. Tidak apa-apa, dalam bebe