Kia telah berdiri tepat di depan pintu Penthouse Alex dengan sikap kaku.
Sejenak ia menghela napas pelan, berusaha untuk tidak berlari sejauh mungkin dari sini, hal yang sesungguhnya sangat ingin ia lakukan. Ia terlalu sakit. Terlalu patah hati, di saat cintanya kepada lelaki itu tidak sanggup membuat Alex menjadikannya pendamping dan lebih memilih wanita yang dipilihkan oleh orang tuanya.Brengsek. Pengecut. Pembohong.Kia masih mengalamatkan sejuta makian untuk lelaki yang juga atasannya itu, atas seluruh waktu dan perasaan yang sia-sia yang selama ini ia berikan.Alex membuat Kia mengira bahwa lelaki itu benar-benar mencintainya, hingga Kia pun rela memberikan kesuciannya karena terlalu terhanyut pada rayuan pengacara tampan itu.Lagipula siapa yang tidak akan tergoda pada Alex Guntoro yang bukan hanya tampan dan berkarisma sebagai seorang pengacara yang cukup dikenal di negara ini?Kia sendiri pada awalnya juga sebenarnya diam-diam mengidolakan lelaki itu, dan bersorak gembira ketika setahun yang lalu diterima bekerja sebagai Junior Law Asisstant di Jasa Konsultan Hukum Guntoro & Partners Law Firm.Dan Kia pun sama sekali tak menyangka jika ternyata Alex Guntoro menaruh perhatian padanya!Padahal Kia tak merasa ada sesuatu yang istimewa pada dirinya, selain seorang junior yang kikuk dan sering melakukan kesalahan. Kia bekerja di bawah Alex, sebagai asisten junior lelaki itu. Dan Kia pun semakin kagum dengan sikap hangat Alex yang tidak membedakan staf senior dan junior, semua sama di matanya.Singkatnya, Kia pun jatuh cinta. Begitu pun dengan Alex. Namun sayangnya kisah cinta mereka harus dirahasiakan, karena Alex yang sesungguhnya sudah memiliki tunangan.Namanya Tessa. Seorang dokter ahli bedah, memiliki garis keturunan ningrat dari kesultanan Jogja. Cantik dan berpendidikan, juga sangat disukai oleh ibunya Alex. Sayangnya, tidak dengan lelaki itu.Alex tidak menolak pertunangan itu karena sangat menyayangi ibunya, ditambah pula dengan kondisi kesehatan sang ibu yang mulai menurun karena usia.Hubungan rahasia Alex dan Kia pun terus berlanjut, dengan saksi bisu ruangan kerja sang pengacara sebagai saksi atas percintaan mereka yang dilakukan dengan dalih lembur.Hingga akhirnya, Alex dan Tessa pun benar-benar akan menikah minggu depan. Kekasih rahasia Kia, akan benar-benar menjadi suami untuk wanita lain.Sial. Dan si Alex brengsek itu dengan entengnya mengatakan bahwa hubungan mereka tidak akan pernah berakhir, apa pun status lelaki itu kelak. Kia akan selalu menjadi miliknya.Setidaknya itu yang dipikir Alex, tapi Kia menolak dengan tegas menjadi seorang wanita simpanan bagi pria yang sudah bersuami.Dan yang lebih parahnya lagi, adalah kata-kata yang keluar dari mulut Alex kepada Kia."Aku yang menodai kesucianmu, Kia. Jadi sudah sepantasnya jika aku yang menjagamu.""Kalau kamu memang benar-benar ingin menjagaku, maka seharusnya akulah yang kamu nikahi, bukan Tessa!" Jerit Kia waktu itu, yang sangat dikuasai oleh emosi dan akhirnya mencakar wajah Alex saking gusarnya.Menjaga my ass! Alex cuma ingin tubuhnya yang selalu siap tersedia kapan pun lelaki itu ingin.Fine. Tidak masalah. Jika Alex mau meninggalkannya untuk Tessa, Kia juga akan melakukan hal yang sama. Ia akan mencari laki-laki yang jauh lebih tampan, lebih kaya, lebih mempesona dari Alex, dan bercinta habis-habisan dengannya!Sejenak pikiran Kia pun melayang kepada sosok lelaki yang semalam telah menghabiskan gairah dengannya. Byantara.Namun kepala gadis itu pun sontak menggeleng. Byan memang tampan, tapi pekerjaannya sebagai bartender sekaligus gigolo tidak masuk dalam kriteria.Tidak, Kia tidak bermaksud merendahkan profesi tertentu. Hanya saja jika ia memang bermaksud untuk membalas dendam dan membuat Alex gila karena cemburu, maka lelaki yang tidur dengannya minimal seseorang yang lumayan memiliki kuasa.Sayang sekali, padahal Byan sangat tampan. Bahkan jauh lebih tampan dari Alex sejujurnya, dan sangat mahir bercinta. Jika saja lelaki itu adalah seorang CEO atau minimal Vice President, sudah pasti Kia akan mendekatinya dalam rangka untuk membalas dendam.Kia baru tersadar jika sejak tadi ia tengah melamun di depan pintu Penthouse milik Alex. Akhirnya gadis itu pun memutuskan untuk memasukkan enam digit angka ulang tahunnya sebagai kode akses masuk ke dalam properti mewah milik Alex.Bibirnya menyunggingkan senyum tipis ketika pintunya terbuka, dan seketika Kia pun masuk ke dalamnya.Tak ada siapa pun. Sepertinya semalam Alex tidak menginap di Penthouse-nya. Cih, bisa saja lelaki itu menginap di apartemen Tessa.Kia berusaha meredakan jantungnya yang seolah disayat. Rasa cintanya yang begitu buta kepada Alex selama ini kini telah menjerumuskannya ke dalam lubang tanpa jalan keluar.Kia menghadapkan wajahnya ke atas, lalu menyeka air mata yang hendak tumpah ke pipinya. Tawa pelan yang menguar di udara adalah sebuah refleksi atas kekecewaan yang begitu dalam. Kecewa pada diri sendiri, dan kepada Alex."Bajingan..." guman Kia sembari menutup matanya dan memdesah pelan. Ketika ia membuka mata, pandangannya tertumbuk pada sebuah pigura yang berisi foto di atas meja pajangan. Aneh. Alex tidak menyukai memajang fotonya.Kia mendekati pigura itu, dan tertegun. Ternyata isinya adalah dua orang lawan jenis yang saling merangkul mesra. Alex dan Tessa. Senyuman bahagia pun terukir di bibir keduanya, seolah mereka memang adalah dua orang yang saling mencinta.Dengan geram, Kia pun merampas pigura itu dan melemparnya ke arah di dinding hingga kacanya hancur berantakan."Tidak mencintai Tessa, katamu? Terpaksa menikahi jalang itu, katamu?!" Bentak Kia kepada udara kosong di depannya, seolah Alex hadir di sana.Emosi yang memuncak membuat Kia menjerit keras, dan berlari ke arah dinding di atas sofa yang memajang dua bilah pedang olahraga anggar dengan posisi saling menyilang. Alex memang menyukai olah raga itu.Kia menghancurkan semua yang ia lihat dengan membabi buta, menggunakan pedang anggar yang ia ambil dari dinding, tak peduli jika situasinya menjadi porak poranda karena ulahnya."Aku bersumpah akan menghancurkanmu, Alex Guntoro," guman Kia penuh amarah yang menyala-nyala di dalam matanya."Aku akan menghancurkanmu hingga menjadi berkeping-keping! Dimulai dari apartemen ini."***Langkah kaki jenjang dengan kulit putih mulus tanpa cela itu begitu sensual dan pasti mengarah ke meja bartender.Manik gelapnya yang berkilau menatap ke arah seseorang yang berdiri di meja panjang melayani para tamu yang ingin minum."Dimana dia?" Tanya wanita cantik itu dengan kening berkerut tak suka menatap bartender yang sedang bertugas. Bukan lelaki itu yang ia cari. Sial. Apa jangan-jangan malam ini dia tidak bertugas?!"Selamat malam, Nona. Maaf, siapa yang Anda cari?" Sahut bartender lelaki itu kepada Kia yang berwajah masam karena tidak menemukan orang dia cari."Byan. Byantara. Dia bartender juga di sini kan? Apa hari ini dia tidak bekerja?" Tanya Kia sambil menghela napas. Sial sekali, tapi mungkin dia bisa mendapatkan nomor telepon Byan dari bartender ini.Setelah puas melampiaskan kemarahannya dengan membuat perabotan di apartemen Alex hancur berantakan, Kia merasa belum puas. Ia ingin bertemu Byan. Ingin melupakan sejenak tentang Alex dengan bercinta liar bersama lelaki itu.Kemahiran Byan di atas ranjang bisa membuatnya terbang ke atas awan, dan lupa sejenak dengan segala carut marut masalahnya di bumi.Ia membutuhkan Byan."Maksud Anda, Pak Byantara?" Bartender itu terlihat agak terkejut mendengar nama lelaki yang Kia cari. Seketika lelaki itu pun menggeleng."Maaf Nona, sepertinya Anda sudah salah sangka. Pak Byantara itu bukanlah seorang bartender, melainkan..."Ucapan lelaki itu pun sontak terhenti, ketika maniknya beradu pandang dengan seseorang yang berdiri di belakang Kia. Seseorang yang memberikan kode agar bartender itu tidak melanjutkan ucapannya, tidak memberitahukan siapa jati diri Byantara sebenarnya."Bukan bartender?" Tanya Kia bingung dengan kening berkerut. Tampaknya dia tidak menyadari bahwa lelaki yang ia cari justru sedang berdiri di belakangnya."Maksudmu ap--""Halo, Miss Kia. Senang sekali bertemu denganmu lagi."Kia memekik pelan dan menoleh ke belakang ketika mendengar bisikan dari suara maskulin di belakangnya.Bahkan gadis itu tak bisa meredakan debaran aneh di dadanya ketika ia membalikkan tubuh dan langsung beradu tatap dengan lelaki yang setampan malaikat, namun dengan tingkat kemesuman mengalahkan iblis.Lihat saja, Byan bahkan tak sungkan lagi menarik pinggang ramping Kia dan menempelkannya dengan tubuhnya.Bulu kuduk Kia pun sontak meremang ketika merasakan desah napas hangat beraroma mint segar dari bibir Byan di atas bibirnya, serta sesuatu yang sangat keras dan besar terasa mengganjal di bagian bawah tubuhnya.Seringai tipis namun penuh arti pun terlukis di wajah rupawan Byan. "Tampaknya tubuhmu memiliki efek yang sangat dahsyat bagiku, Miss Kia. Lihatlah, dia sudah mengeras dan siap untuk bertempur semalam penuh. Untuk itu kamu mendatangiku kan?"Kia menggigit bibirnya ketika merasakan Byan yang dengan sengaja semakin menekan bawah tubuhnya yang kini sekeras besi ke tubuh Kia yang lembut.Uh. Si kuda liar ini pasti akan membuatnya kelelahan seperti kemarin malam. Tapi mungkin itu yang ia butuhkan. Bercinta dengan sepenuh hasrat sampai puas.Dan Kia pun akhirnya mengangguk sembari tersenyum manis. "Buatlah aku bahagia, Byan. Karena hari ini aku sedang sedih." Dengan gaya sensual, Kia sengaja menyentuhkan kulit bibirnya di telinga Byan sambil berjinjit karena perbedaan tinggi mereka yang cukup lumayan."Ayo kita bercinta sampai gila.""Uuhh..."Byan menyeringai senang mendengar desahan lembut Kia akibat perbuatannya yang sejak tadi terus menggempur tubuh sensual itu. Kia menggelinjang dipenuhi keringat yang menetes membasahi kulit putih mulus tanpa cela, terlihat berkilau indah dan membuat Byan ingin melahapnya lagi dan lagi. Dia baru pemanasan dan belum masuk ke hidangan utama, sengaja berlama-lama untuk bisa menikmati Kia yang lezat. Sejak bertemu kembali dengan wanita impian yang telah mengembalikan hasratnya sebagai lelaki, kali ini Byan bertekad tidak akan membiarkan Kia pergi lagi begitu saja. Byan membiarkan wanita itu mengira bahwa dirinya adalah lelaki yang menjajakan hasrat untuk mendapatkan uang, alias gigolo. Entah kenapa, perasaannya justru mengatakan bahwa Kia akan langsung pergi dan menghilang jika Byan mengakui dirinya adalah seorang CEO, alih-alih gigolo.Kia bukan jenis wanita yang mencari lelaki yang akan membiayai hidupnya. Bahkan Byan melihat seperti ada sesuatu yang disembunyikan oleh Kia
A-Alex?!" Byan mengernyitkan keningnya saat mendengar suara Kia yang lirih dan tercekat. Sontak lelaki itu pun ikut menoleh ke arah screen, yang menampilkan sosok seseorang yang ia kenal sebagai seorang pengacara terkenal pemilik jasa penasihat hukum Guntoro & Partners Law Firm yang berdiri di depan pintu apartemen.Byan pun seketika mengalihkan pandangannya ke arah Kia yang terdiam mematung dengan wajah pucat menatap ke layar kecil. Sudah ia duga, Kia pasti ada hubungannya dengan Alex Guntoro. Yang ia tahu dari berita yang beredar di publik, Alex akan menikah dalam waktu dekat. Dan wanita yang akan lelaki itu nikahi bukanlah Kia. Tapi kenapa justru Kia memegang black card milik Alex? Tidak mungkin Kia adalah saudara dari Alex, karena jelas-jelas mereka berdua memiliki ras keturunan yang berbeda. Alex bermata agak sipit khas keturunan Chinese, sementara Kia memiliki mata yang besar berkilau indah. "Kia? Ada apa?" Byan bertanya seolah dia tidak mengenal Alex yang masih berdiri samb
FLASHBACK SEMALAM SEBELUMNYA... Alex benar-benar terkejut ketika ia sampai di penthouse-nya, dan melihat situasi yang kacau balau di sana. Semula ia mengira telah menjadi korban perampokan, namun lelaki itu sangat terkejut saat memeriksa rekaman CCTV.Tampak sesosok wanita cantik sedang mengamuk dengan melemparkan semua barang dan perabotan di sana. Terlihat marah, gusar dan akhirnya... terduduk dan menangis di atas lantai.Kia. Serasa hatinya ikut tercubit, Alex pun terpaku melihat bagaimana wanita yang selama ini menjadi pacarnya itu terlihat hancur. Kia yang selama dua tahun berhubungan dengannya, pasti merasa kesal karena pada akhirnya Alex malah menikahi wanita lain pilihan orang tuanya.Lelaki bermanik monolid itu pun menarik napas, dan segera meraih ponselnya untuk menghubungi Kia. Namun ternyata ponsel wanita itu tidak aktif.Mungkin Kia masih marah.Alex pun bergegas melangkahkan kakinya keluar dari penthouse setelah menyambar kunci mobil dari meja. Tak ia pedulikan lagi ko
"Jadi namanya Byan?" Alex mengucap dengan nada dingin, sedingin sorot yang menguar dari manik monolid-nya yang tertuju ke wajah Kia.Gadis itu pun sontak merutuki kebodohannya. Sial. Tanpa sadar, bayangan Byan melintas begitu saja di dalam pikirannya tanpa bisa Kia cegah. Tapi kenapa harus keceplosan sih? "Tidak masalah jika kamu tidak ingin mengatakannya, Kia. Karena aku pasti akan menemukannya." Alex membuka jas abu-abunya dan dengan kasar melemparnya ke lantai. Lelaki itu masih menatap tajam Kia sembari jemarinya sibuk melepaskan kancing kemeja. Tatapannya dipenuhi oleh kemarahan, ego seorang lelaki yang ingin menjadi lebih baik dari siapa pun di mata wanitanya. Alex merasa terluka dan kesal ketika sedang menikmati kelembutan tubuh Kia, dan gadis itu malah menggumankan nama pria lain. Seolah Kia begitu terhanyut dan hanya ingat pada permainan ranjang si lelaki brengsek yang bernama Byan itu!Alex telah melucuti seluruh pakaian yang melekat di tubuhnya dan juga tubuh Kia dengan c
Byan tersenyum kecil melihat wanita yang ia cari ternyata kini justru berada tepat di depannya. Semula ia hendak langsung menghampiri Kia, namun langkahnya pun sejenak terhenti kala melihat wajah cantik itu yang sedang terlihat bersedih.Ia mengernyit melihat cairan bening yang masih mengalir membasahi pipi wanita itu. Kia... menangis?Lelaki bersurai kelam itu pun melanjutkan langkahnya kembali, lebih cepat kali ini, dengan langkah yang lebar demi untuk bisa segera meraih tangan Kia, dan seketika menariknya perlahan untuk masuk ke dalam pelukannya."Semuanya akan baik-baik saja," bisik Byan lembut sembari mengusap lembut rambut panjang Kia, tak mempedulikan bahwa kini ia dan gadis itu telah menjadi pusat perhatian orang-orang yang berlalu-lalang di lobby.Beberapa orang yang mengenali Kia bahkan diam-diam saling berbisik, mengira bahwa gadis itu tengah dipeluk kekasihnya.Ketika Byan mulai merasakan bahwa ia dan Kia telah menjadi perhatian orang-orang, lelaki itu pun perlahan melepas
Kepala bersurai hitam itu pun perlahan semakin turun, hingga akhirnya tenggelam di antara kedua paha seksi Kia yang terbuka. Byan tak lagi membuang waktu untuk mencicipi hidangan lezat yang tersaji di depan mata, siap untuk disantap dengan penuh nikmat.Byan mengusap dengan lidahnya, sebelum mulai menyelusup ke dalam kelembutan Kia untuk mencari titik kenimatan dan merangsangnya dengan manuver lidahnya yang mahir. "Uumhhh..." Kia mengatupkan kedua kelopak matanya sembari melenguh panjang, ketika merasakan lidah Byan yang menari-nari lincah di bagian bawah tubuhnya. Sekujur tubuhnya merinding nikmat dan serasa tenggelam dalam lautan gairah yang liar tak bertepi.Gadis itu merintihkan nama Byan dan mencengkram rambut tebal lelaki itu erat, saat merasakan gelombang yang mulai bergulung-gulung menuju perutnya. Puncaknya yang kedua kalinya hampir tiba.Kia serasa gila setiap kali Byan menyentuhnya. Ia selalu merasakan orgasme yang begitu cepat, berkali-kali dan terlalu dahsyat hingga memb
"Tinggallah di sini untuk selamanya, Kia. Jadilah kekasihku."Kia masih berusaha mencerna semua perkataan Byan yang semula ia kira hanyalah bualan belaka, namun kini ia tidak yakin lagi. Manik gelap lelaki itu terlihat sangat serius dan... tulus. Tapi yang benar saja, apa dirinya baru saja diminta oleh seorang gigolo untuk menjadi kekasihnya?? Kia pasti lebih dari bodoh daripada menjadi kekasih Alex jika menerima tawaran seorang gigolo!Diduakan dengan Tessa saja rasa sakitnya bukan main, lalu apa jadinya jika ia harus rela kekasihnya memberikan pelayanan seks di atas ranjang dengan wanita-wanita lain di luar sana? Ah, sangat tidak masuk di akal Kia sama sekali!Meskipun, sejujurnya gadis bersurai panjang itu juga tidak bisa menampik hadirnya desir desir aneh di dadanya, saat lelaki setampan dan selembut Byan mengatakan suka dan ingin menjadikan Kia kekasihnya. Byan itu... adalah sosok lelaki idaman setiap wanita. Selain tampan dan lembut, di juga sangat peka. Mampu menarik gairah
Kia terbangun ketika merasakan kecupan lembut di keningnya. Seulas senyum manis tersemat di bibir sensual itu dengan kelopak mata yang masih menutup. Namun Kia mengernyitkan keningnya, ketika menghirup aroma parfum Byan yang segar dan kelihatannya baru saja disemprotkan di tubuhnya. Seketika gadis itu pun membuka kedua matanya."Kamu mau kemana?" Tanya Kia, yang melihat Byan ternyata sedang berdiri sudah sangat rapi seperti mau pergi.Lelaki itu pun duduk di samping ranjang dan mengelus rambut panjang Kia. "Ada hal yang harus kuurusi, Kia. Hanya sebentar. Aku janji akan kembali dalam satu setengah jam." "Hm. Hal apa?" Byan tersenyum ketika melihat bibir ranum Kia sedikit cemberut saat bertanya. "Masalah pekerjaan. Kamu nggak apa-apa kan kutinggal dulu?" Kia mengangguk pelan meski rasanya ia agak kesal. Entah kenapa, tapi itu yang ia rasakan. "Aku pergi dulu. Mintalah apa pun kepada pelayan di sini jika kamu membutuhkan sesuatu," pamit Byan sembari mengecup sekilas bibir Kia, dise
"Byan!" Suara yang memanggilnya itu membuat Byan mengangkat wajahnya yang semula tertunduk dalam kalut. Lelaki itu pun berdiri dari duduknya di atas sofa panjang rumah sakit tempat penunggu pasien yang sedang berada di ruang emergency. Tak terkira betapa leganya dirinya melihat wajah secantik bidadari dengan sosoknya yang akan selamanya sempurna di matanya itu, kini tengah memeluk dirinya dengan erat.Byan menghirup aroma lembut rambut istrinya yang sejenak mengalihkan gelisahnya, memberikan suntikan adrenalin yang kembali memimbulkan asa yang semula telah surut. Byan membuka mulutnya, untuk mengeluarkan suara serak yang dipenuhi kecemasan mendalam. "Kia, ayah..." "Ayahmu akan baik-baik saja," potong Kia. Ia mengeratkan pelukannya sebelum mulai melepasnya perlahan sembari mendongakkan wajahnya, hingga kini ia beradu tatap dengan wajah tampan suaminya yang kini terlihat murung. Satu tangannya terulur untuk mengusap pipi Byan. Seulas senyuman manis ia berikan untuk suaminya, berha
Kedua lelaki itu saling menatap dengan sorot yang dipenuhi oleh permusuhan. Perkataan telak dari Byan barusan sebenarnya cukup membuat batin Alex goyah, namun lelaki itu sepertinya menolak untuk menyerah. Meskipun harapan yang semula hadir karena ia meyakini bahwa janin yang dikandung Kia adalah miliknya, kini menjadi semu. Seiring dengan penyesalan demi penyesalan yang saat ini memenuhi benaknya.Alex mengutuk diri sendiri yang begitu bodohnya karena telah menyia-nyiakan Kia, setelah kehilangan membuatnya sadar bahwa sesungguhnya ia mencintai gadis itu. Alex mengira bahwa Kia hanyalah "ngambek" padanya, karena ia tidak bisa memberi status yang jelas untuk Kia dan malah hendak menikahi Tessa.Ia pun mengira bahwa Kia hanya ingin bermaksud membuat dirinya cemburu dengan mendekati Byan, karena Alex yang berkeyakinan jika Kia juga masih mencintainya.Namun kabar berita yang diberikan oleh Bara membuat Alex sangat terkejut. Ketika berita pertama yang ia dengar adalah Byan yang membawa K
"Morning, my sexy wifey." Suara berat yang berbisik lembut di telinganya itu membuat Kia seketika terbangun. Ia sedang menguap, ketika bibir Byan mengecup dadanya dengan bertubi-tubi dan membuat Kia tertawa pelan. Wanita itu lalu tersenyum dan mengelus rambut lebat lelaki itu yang masih asyik berkelana di dadanya dan tidak terlihat ingin beranjak. "Byan." "Hm?" Kia terdiam sebentar, seperti sedang berpikir untuk menyusun kalimat yang tepat. Namun akhirnya ia pun menyerah, karena kehamilan ini membuat kepalanya terasa agak pusing di pagi hari untuk berpikir terlalu berat. "Uhm... sampai kapan kita di sini?" Kia pun akhirnya menyuarakan pertanyaan yang terus berputar di dalam benaknya secara gamblang. "Di sini?" Ulang Byan yang telah mengangkat kepalanya dari dada Kia dan menatap istrinya sambil menaikkan alis. "Maksudmu di Bali? Atau di resort?" "Di Bali. Maksudku, sampai kapan kita di Bali," sahut Kia cepat. Ia tahu resort ini memiliki arti yang sangat dalam bagi Byan,
Sempurna.Kia tak bisa menemukan kata yang jauh lebih tepat untuk mendeskripsikan semua yang sedang terjadi hari ini... selain tanpa cela.Semua yang ia pandang terlihat begitu indah dan memukau. Bunga-bunga berwarna putih, merah muda lembut, kuning pucat dan biru muda menghias seluruh ruangan yang menjadi dekorasi acara pernikahannya hari ini.Manik coklat sayu itu pun mengerjap pelan seolah tak percaya, karena kalimat yang dalam hati ia ucapkan sendiri barusan.Pernikahannya.Selama seminggu penuh kemarin, dirinya dirawat di rumah sakit karena dokter menyarankan Kia untuk total bedrest, sebagai upaya untuk menjaga kehamilannya yang masih muda dan agak rentan.Lalu ketika ia telah diperbolehkan untuk pulang, tiga hari kemudian Byan pun mengundang Om dan Tantenya Kia yang bernama Burhan dan Ana untuk datang ke Bali. Mereka berdua adalah satu-satunya keluarga Kia yang tertinggal, setelah ayahnya meninggal ketika Kia masih kecil dan ibunya juga telah berpulang beberapa tahun yang lalu.
Kia bernapas pelan sebelum perlahan ia membuka kedua matanya. Posisi kepalanya yang bertumpu di atas lengan Byan terasa sangat nyaman, begitu pun halnya dengan 'selimut hidup' yang semalaman mendekap tubuhnya erat, seolah tak ingin kehilangan. Untuk kali ini, Kia-lah yang lebih dulu terbangun dibandingkan Byan selepas mereka tertidur setelah puas bercinta.Gadis itu pun sontak mendongak, untuk menatap seraut wajah tampan Byan yang masih terlelap dengan pulasnya.Bibir penuh Kia pun melukiskan sebuah senyuman, ketika teringat kembali pada perkataan yang semalam dengan sengaja diucapkan berulang-ulang oleh Byan. "I love you, Kia." Mengingat kembali suara berat dan maskulin Byan berucap lembut menyuarakan isi hatinya, membuat Kia larut dalam kebahagiaan yang merasuk ke dalam sukma.Tahu jika ia tidak akan pernah merasa bosan mendengar kalimat itu. Tidak, selama hanya Byan-lah yang akan selalu mengucapkannya.Apakah boleh jatuh cinta bisa terasa seindah ini?Rasanya seperti seumur hid
Pintu itu terbuka dari luar, berbarengan dengan masuknya kedua sosok dari arah luar ke dalam ruang Presidential Suite.Mereka sama-sama diam tanpa bersuara berjalan menuju ke arah master bedroom, meskipun dengan suara-suara di dalam benak masing-masing yang ribut. "Aku mau menelepon dulu," ucap Byan kepada Kia yang sejak tadi mengekorinya karena tangannya yang terus digenggam.Gadis itu mengangguk perlahan sambil tersenyum. "Aku akan menunggumu di balkon." "Kamu tidak perlu kemana-mana, Kia. Percakapan ini bukanlah rahasia," tegas Byan dengan maniknya yang kelam menatap Kia lekat-lekat, mencoba menggali apa yang sedang dipikirkan oleh gadisnya yang mendadak menjadi pendiam itu."Tidak apa-apa, Byan. Aku cuma mau menghirup udara segar saja," kilah Kia beralasan.Byan terdiam sesaat tanpa lepas mamandang wajah cantik yang dengan senyuman yang memikat, namun lelaki itu sangat menyadari bahwa sesungguhnya dibalik itu Kia sedang menyembunyikan sesuatu. 'Bara sialan! Ini semua gara-gara
Byan dan Kia berjalan bersama menuju bagian restoran dengan spot khusus VIP, yaitu sebuah ruangan mewah berkapasitas 25 orang yang memiliki privasi.Malam ini Kia benar-benar terlihat menawan. Make up yang terpulas di wajahnya semakin menonjolkan kecantikannya yang bernilai sempurna. Pun dengan gaun hitam off-shoulders yang dibelikan Byan, terlihat sempurna mengikuti lekuk tubuhnya.Meskipun penampilannya tanpa cela, namun jangan tanyakan tentang kondisi jantungnya yang sejak tadi tak henti berdebar, meskipun Byan terus berusaha meyakinkan dirinya bahwa tak ada yang perlu dicemaskan."Itu mereka." Byan menunjuk kepada sekelompok orang yang sedang berdiri sembari mengobrol, Tampak mereka semua sedang menikmati segelas cocktail di tangan masing-masing.Sambil memeluk lengan kanan Byan, Kia berusaha berjalan dengan langkah yang anggun dan meyakinkan, walaupun saat ini rasanya ia seperti ingin terjungkal oleh kakinya sendiri saking gugupnya.Seorang gadis muda berparas sangat cantik berus
Byan membukakan pintu kamar Presidential Suite-nya, ketika mendengar suara denting bel dari arah sana.Setelah merapikan sedikit selimut yang menutupi tubuh Kia dan memastikan bahwa gadis itu masih nyenyak tertidur, Byan pun segera melangkahkan kaki keluar dari master bedroom menuju pintu."Halo. Selamat malam, Byan," ucap seraut wajah yang tersenyum kepada Byan dari balik pintu.Byan membalas senyum ramah lelaki paruh baya itu. "Silahkan masuk, Dokter Indra," ucapnya mempersilahkan.Dokter Indra adalah petugas kesehatan yang telah lama bekerja di Resort milik keluarga Samudra. Mereka berdua pun kemudian masuk ke dalam lalu duduk di sofa besar dari bahan kulit mewah berwarna coklat tua.Dokter Indra menaruh tas berisi peralatan dokternya di atas meja, lalu menatap lekat perban di tangan kanan Byan yang mulai berubah warna karena darah yang merembes di sela-sela kainnya."Boleh saya lihat tanganmu?" Pintanya.Byan mengangkat tangannya yang terluka, melirik sekilas perbannya yang basah
"Aku baik-baik saja, Sayang. Jangan menangis lagi, ya?" Byan menyeka air mata yang sejak tadi mengalir dari manik coklat sayu milik Kia. Gadis itu tak hentinya menumpahkan cairan bening dari matanya sejak tadi, sebagai efek perasaan lega yang luar biasa bercampur shock yang masih tersisa."A-aku tidak... tidak bisaa berhenti, Byan. Hiks. Air mataku... terus keluar..." Gadis bersurai panjang yang masih terisak itu pun akhirnya didekap erat oleh Byan. Kia langsung melingkarkan kedua tangannya di pinggang lelaki itu.Matanya yang basah dan berkilau karena air mata menatap Byan sendu. "Aku benar-benar lega karena kamu berhasil mengalahkan mereka, Byan. Tapi di sisi lain... tanganmu... hiks..." Kia mengalihkan pandangannya ke tangan kanan Byan yang dibalut perban. Tangan itu terluka karena Byan refleks menangkis pisau yang hendak dihujamkan ke kepalanya.Tangisan Kia yang malah semakin meraung membuat Byan tertawa kecil. "Hei, tanganku cuma luka ringan saja, Kia. Tidak apa-apa, dalam bebe