Share

Bagian 10

Penulis: David Khanz
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-24 19:22:57

GAIRAH CINTA ROOSJE

Penulis : David Khanz

Bagian 10

------- o0o -------

Menjelang sore, Hanan berencana untuk berkeliling melihat-lihat suasana perkampungan di Desa Kedawung yang telah lama ditinggalkan. Ditemani oleh Bunga dan Mang Dirman, mereka menaiki sado menyusuri jalanan tanah tandus.

“Apa tidak sebaiknya kamu menunggu sampai besok, Nak?” tanya Sumiarsih saat Hanan meminta izin ibunya untuk keluar rumah. “Setidaknya, kamu perlu istirahat setelah menempuh perjalanan jauh.”

Jawab Hanan bersikukuh, “Selama berada di kereta, Hanan lebih banyak tidur, Bu. Rasanya itu saja sudah cukup bagi Hanan untuk istirahat. Sudah lama kampung ini ditinggalkan, Hanan rindu sekali melihat-lihat kembali, Bu.”

Sumiarsih tersenyum, lantas berucap, “Kamu ini mirip sekali dengan ayahmu, Nak. Kalau sudah berkeinginan, selalu keukeuh memaksakan diri untuk mendapatkannya.”

“He-he-he. Hanan ‘kan anak Ayah dan Ibu. Pasti mirip keduanya ya, Bu?” tanya anak muda tersebut berseloroh.

“Bisa saja kamu, Nak,” tim
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gairah Cinta Roosje   Bagian 11

    GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 11------- o0o -------“Yaa Allah, Néng,” ujar Hanan seraya menahan gelitik tawanya. Sebagai lelaki, dia tahu bahwa Bunga mungkin sedang dilanda rasa cemburu. “Mengapa Enéng masih mempertanyakan itu?”Bunga cemberut. “Apa salah kalau aku bertanya seperti itu, Aa?” Balik bertanya gadis itu dengan raut yang kian menggemaskan. Jawab kekasihnya tersebut lembut, “Tentu tidak, Néng. Kekasih Aa ini berhak bertanya apapun padaku. Termasuk yang itu tadi.”“Terus mengapa tidak langsung dijawab?” Bertambah mungil wajah Bunga dengan bibir mengerucut tipis.“Ooohh, mau langsung aku jawab? Baiklah,” ucap Hanan kemudian dan melirik ke arah Mang Dirman yang sesekali mendeham menggoda. “Bagi aku, perempuan yang tercantik itu hanya ada dua orang, Néng.”“Tuh ‘kaaann Aa mah?” rengek Bunga bermanja-manja. “Pasti salah satunya Noni Belanda itu, ‘kan?”“Duh, sebentar ….” tandas Hanan. “Aku belum selesai menjawab, Néng Cantik.”“Dih, Aa.” Kulit pipi Bunga sek

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-25
  • Gairah Cinta Roosje   Bagian 12

    GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 12—---- o0o —----Mang Dirman dan Bunga terperanjat mendengar suara-suara teriakan tadi. Mereka melihat-lihat ke arah sebelumnya Hanan menunjuk-nunjuk."Mang, apa yang terjadi pada Aa Hanan?" tanya Bunga panik. Dia hendak turun dari atas sado, tapi dengan cepat Mang Dirman menahannya. "Jangan turun, Nèng! Tetap di sana!" seru sosok tua tersebut. Dia sendiri bingung, harus menyusul Hanan atau tetap diam menjaga Bunga."T-tapi … t-tapi … Mang! Aa Hanan …." Bunga tersedu sedan mengkhawatirkan kekasihnya. Berulangkali gadis itu nekat untuk turun, selama itu pula dicegah kusir sado tersebut."Jangan turun, Nèng! Berbahaya! Dengarkan kata saya, tetap berada di sini!" sahut Mang Dirman digayuti rasa dilema."Ya, Allah … bagaimana ini?" Kelopak mata Bunga sudah berair. Dia menangis. Lantas berteriak sekencang mungkin, "Ada Hanaaannn! Aa Hanaaannn!"Namun tidak ada sahutan atau balasan sama sekali."Mang, cepat lihat ke sana! Lihat apa yang ter

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-26
  • Gairah Cinta Roosje   Bagian 13

    GAIRAH CINTA ROOSJE Penulis : David KhanzBagian 13------- o0o -------Sosok perempuan tua berkeriput, bertubuh bongkok ―melengkung― ke depan, dan bertopangkan tongkat kayu sebesar pergelangan tangan, menatap tajam ke atas sado. “Siapa kalian? Berani-beraninya di waktu seperti ini melewati jalan ini!” tanyanya dengan suara parau tertahan di kerongkongan. Gelambir kulit pipinya yang dipenuhi titik-titik bopeng, turut bergerak-gerak layaknya jengger ayam di kala berbicara.Mang Dirman berusaha tenang. Satu hal yang dia khawatirkan, tentu saja keselamatan Bunga dan Hanan. Jawab laki-laki tua tersebut, “Maafkan kami, Nyai. Saya hanya kebetulan lewat di jalan ini, mengantarkan tamu-tamunya Tuan Guus, dan buru-buru hendak menuju pulang.”Nyai Kasambi menggeram. Bola matanya yang hanya berupa titik hitam kecil bergerak-gerak, meneliti dua sosok di belakang Mang Dirman. Terlihat begitu asing, menurutnya. “Hhmmm, anak muda yang cantik dan tampan,” gumamnya seraya manggut-manggut sehingga gel

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-27
  • Gairah Cinta Roosje   Bagian 14

    GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 14—---- o0o —----Malam belum begitu larut. Waktu pun baru menunjukkan angka sepuluh malam. Namun dingin sudah terasa menusuk-nusuk pori kulit. Dengan mengenakan gaun tidur yang serba memanjang dan berwarna putih, Roosje menyelinap keluar rumah. Melihat-lihat sebentar keadaan di depan, untuk memastikan ada seseorang yang berada di sana. Hingga kemudian, nyaris gadis itu tersurut mundur begitu sesosok laki-laki putih kemerahan datang mendekat."Ah, kau Gert!" seru Roosje terperanjat. "Saya pikir siapa yang muncul."Lelaki itu memberi hormat dengan wajah datar tanpa ekspresi. "Welterusten, Mevrouw Roos," sapanya usai mendekat. "Apa yang Nona lakukan malam-malam seperti ini? Ada sesuatu yang bisa saya bantu, Nona?""Ah, kebetulan sekali kalau begitu, Gert," ujar Roosje seperti kejatuhan durian. "Ummhh … apa kau melihat Ki Praja?""Mungkin ada di belakang, Nona. Biasanya di waktu-waktu seperti ini, Ki Praja sedang mengurus kuda.""Oh, kala

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-28
  • Gairah Cinta Roosje   Bagian 15

    GAIRAH CINTA ROOSJE Penulis : David KhanzBagian 15—---- o0o —----Ki Praja tersurut mundur begitu Tuan Guus mendekat. Tampak sekali di wajah tua tukang mengurus kuda itu, raut was-was menggayutinya."Kamu orang hampir saja membocorkan apa yang seharus tidak kamu orang lakukan, Ki," ucap Tuan Guus seraya berjalan mengelilingi Ki Praja. "Bukan sudah janji dulu, perkara itu akan tetap jadi rahasia kamu orang dan saya, huh?""M-muhun, T-tuan. Maafkan saya," balas sosok tua tersebut dengan suara bergetar. "S-saya hampir saja mengungkapkan itu pada Nona Roos. T-tapi untunglah, saya berhasil mengalihkan—""Berhasil katamu, huh?" seru ayahnya Roosje tersebut menggetarkan hati. "Itu anakku, Roos, bukan seperti gadis-gadis biasa, Ki. Itu dia pasti akan selalu menagih apa yang kamu orang sudah janjikan!""A-ampun, T-tuan. M-maafkan saya," kata Ki Praja kembali semakin menciut nyalinya. "Tadi itu, saya benar-benar lupa mengontrol diri. Kalau sekiranya Tuan tidak berkenan, saya siap menerima hu

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-29
  • Gairah Cinta Roosje   Bagian 16

    GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 16------- o0o -------Sementara itu di lain waktu, di kediaman keluarga Sumiarsih, sepi sudah mulai menyapa hampir seluruh penghuni rumah. Tinggal Hanan dan Mang Dirman yang masih terjaga, duduk-duduk di beranda belakang sambil menikmati minuman hangat menjelang ketibaan tengah malam."Jangan terlalu larut tidurnya, Nak," ujar Sumiarsih pada anak lelaki semata wayangnya, sebelum beranjak ke tempat peraduan. "Usahakan cukup istirahat dan bisa terbangun sebelum waktu Subuh tiba.""Iya, Bu. Hanan hanya ingin mengobrol dulu sebentar dengan Mang Dirman," ucap Hanan seraya melirik sosok tua yang duduk tidak jauh darinya."Ya, sudah. Tapi ingat, kamu masih mengerjakan qiyamullail, 'kan?" tanya ibunya sekadar memastikan. Jawab Hanan dibarengi senyumannya, "Tentu saja, Ibu sayang. Insyaa Allah, Hanan akan selalu berusaha mendawamkan itu. Sebagaimana yang sering Ayah dulu wejangkan pada Hanan sejak kecil."

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-30
  • Gairah Cinta Roosje   Bagian 17

    GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 17—---- o0o —----Hanan dan Mang Dirman kembali duduk, menempati bangku besar yang terpasang di beranda belakang rumah. Menghadap area kebun yang rimbun dengan berbagai tanaman serta pepohonan. Angin malam yang dingin, sesekali menghembus, membelai keduanya dengan syahdu diiringi irama nyanyian hewan-hewan mungil di balik-balik semak."Aahhh, hangat sekali, Mang," ujar Hanan begitu menyeruput minuman wedang jahe yang tadi dibuat. Masih mengepul panas membangkitkan hasrat untuk berlanjut menikmatinya."Lebih nikmat juga kopi, Den," balas Mang Dirman tidak mau kalah. Lelaki tua itu meminum kopi dengan cara unik. Pertama-tama menuangkannya terlebih dahulu ke dalam wadah berbentuk piring kecil yang dijadikan tatakan gelas, meniup-niup sebentar, lantas menyeruputnya sedikit demi sedikit. "Aahhh … sedap sekali," desah kusir keluarga Sumiarsih tersebut."Tidak boleh meniup minuman dan makanan, Mang. Pamali,"

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-01
  • Gairah Cinta Roosje   Bagian 18

    GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 18—---- o0o —----"Ada apa, Mang?" tanya Hanan turut berdiri dan melihat-lihat arah yang sedang diawasi oleh Mang Dirman.Jawab orang tua tersebut, "Entahlah, Den. Sepertinya ada orang yang bersembunyi di balik pohon itu." Dia menunjuk ke arah rimbunan pohon di depannya. Tidak seberapa jauh, tapi jika dibuat untuk bersembunyi dan menguping pembicaraan mereka, masih bisa didengar."Ah, mungkin hanya hewan liar, Mang," ucap Hanan mengira-ngira."Mudah-mudahan saja begitu, Den," balas Mang Dirman dengan hati masih was-was. "Aden tunggu di sini, saya akan memeriksa ke sana.""Jangan, Mang!" cegah Hanan buru-buru mencekal lengan orang tua itu. "Ini berbahaya, karena sudah malam dan gelap. Sebaiknya kita masuk ke dalam rumah. Biar besok pagi kita periksa kembali tempat itu.""Sebentar saja, Den. Saya penasaran.""Jangan! Besok saja!""Tapi, Den …."Hanan menarik lengan Mang Dirman agar s

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-02

Bab terbaru

  • Gairah Cinta Roosje   Bagian 76

    GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 76 —---- o0o —----Setiba di kediaman keluarga, Hanan dan Mang Dirman lekas mengumpulkan orang-orang yang ada di rumah untuk diberikan arahan. Wajah laki-laki muda tersebut tampak tegang dan gelisah saat berbicara."Pokoknya, mulai saat ini kita harus lebih waspada. Terutama di malam hari," kata Hanan seraya menatap ibunya, Juragan Sumiarsih, dan Bunga dengan sorot mata penuh kekhawatiran. "Berjaga-jaga, siapa tahu sosok Nyai Kasambi akan datang sewaktu-waktu ke rumah kita ini, Bu."Juragan Sumiarsih menarik napas panjang. Tampak sekali jika saat itu dia pun merasakan hal yang sama, risau. Kemudian berkata lirih, "Ada apa dengan Nyai Kasambi? Padahal kita tidak pernah mempunyai masalah apa pun dengan dia selama ini. Mengapa justru sekarang Nyai Kasambi mengincarmu, Nak? Apa ada sesuatu yang telah kamu lakukan, Hanan?"Laki-laki muda tersebut menggeleng-geleng seraya menjawab, "Tidak, Bu. Bahkan bertemu saja baru dua kali terjadi. Itu pu

  • Gairah Cinta Roosje   Bagian 75

    GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 75—---- o0o —----Nyai Kasambi malah tertawa-tawa. Ujarnya kemudian, "Memang itu yang aku inginkan, Kedasih. Aku tidak pernah mendapatkan lelaki yang kucintai, dan kau pun sama-sama tersiksa dengan pendaman perasaanmu terhadap laki-laki yang kau harapkan. Jadi … kita impas, 'kan? Ha-ha-ha!""Aku memang mencintai Kang Waruk! Bukan seperti kau, yang telah tega-teganya mempermainkan dia!" balas Kedasih tidak ingin mengalah, berdebat. "Kau sengaja menjebak dia dengan kehamilanmu dulu, agar perhatian Kang Waruk hanya terfokus padamu. Iya, 'kan?""Apa yang mereka maksudkan itu, Mang?" Hanan dan Mang Dirman spontan saling bertatapan dan bergumam heran. "Maksud mereka … apakah laki-laki yang sedang merek

  • Gairah Cinta Roosje   Bagian 74

    GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 74—---- o0o —----"Kang Hanan, segera menjauh dari wanita tua bangka itu!" teriak sosok perempuan tersebut mengingatkan Hanan. Namun bukannya menurut, dokter muda itu malah tercekat memandangi. Gumamnya tanpa sadar, "Tèh Kedasih? Bukankah itu Tètèh?"Nyai Kasambi tercekat. Dia menatap Hanan sesaat dengan pandangan menyipit. "Kalian berdua saling mengenal?" tanyanya terheran-heran. "Bagaimana ini bisa terjadi?"Belum sempat dokter muda itu menjauhkan diri dari sosok Nyai Kasambi, tiba-tiba saja ujung tongkat kayu yang dipegang oleh perempuan tua tersebut terangkat dengan cepat, melayang, dan mengincar bahu laki-laki muda yang berada di dekatnya itu.Sontak, soso

  • Gairah Cinta Roosje   Bagian 73

    GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 73—---- o0o —----Di tengah perjalanan menuju pulang, tiba-tiba kuda berhenti mendadak sambil meringkik-ringkik nyaring. Kedua kakinya diangkat tinggi-tinggi, sehingga membuat badan sado bergerak-gerak tidak tentu arah."Jalu! Hei! Hihiihhh! Hihiiihhh!" seru Mang Dirman mencoba menenangkan kudanya melalui tarikan tali kekang."Astaghfirullah! Ada apa ini, Mang?" tanya Hanan panik seraya berpegangan kuat pada besi penyangga badan sado."Tidak tahu, Den!" jawab Mang Dirman masih berusaha mengendalikan amukan si Jalu. "Hei, Jalu! Tenanglah! Hihiiihhh! Hihiiihhh!"Sebentar kemudian kuda tersebut kembali terdiam sambil mengibas-ngibaskan ekornya.

  • Gairah Cinta Roosje   Bagian 72

    GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 72—---- o0o —----Hanan mendesah, miris, melihat kondisi Dasimah yang tengah tergolek lemah di atas kasur. Sebagai tenaga medis, dia ingin bertugas secara profesional, tapi berhubung ada banyak orang yang turut memperhatikan proses pemeriksaannya, hanya bagian-bagian tertentu saja yang bisa dia teliti.'Hhmmm, kalau memperhatikan psikis Dasimah, sepertinya dia telah mendapatkan perlakuan yang bisa membuatnya merasa ketakutan dan trauma. Tapi aku tidak tahu sepenuhnya, apa yang menyebabkan dia menderita seperti ini,' membatin laki-laki tersebut seraya menatap wajah Dasimah yang pucat. 'Aku yakin, di bagian tubuh yang lebih dalam, masih ada bekas luka lebam yang jauh lebih parah daripada yang kulihat di tangannya itu.'

  • Gairah Cinta Roosje   Bagian 71

    GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 71—---- o0o —----Hanan makin dibuat bingung dan sampai menggaruk-garuk kepala sendiri, padahal tidak merasa gatal sama sekali. Kemudian kembali membalas, "I-iya, Nona. Ada keperluan apa? Kalau di luar urusan tugas dan medis, mohon maaf, aku tidak bisa. Karena saat ini kami sekeluarga sedang—""Dasimah membutuhkan bantuanmu orang, Hanan. Kamu orang masih bersedia untuk menolak?" tukas Roosje buru-buru memotong ucapan laki-laki tersebut. Karena dia tidak ingin mendengar alasan, jika ketidakbersediaannya itu menyangkut urusan dengan sosok Bunga."Dasimah? Ya, Allah! Ada apalagi dengan Nèng Imah, Nona?" Kali ini semua yang ada di sana turut terkejut dan bertanya sendiri-sendiri. "Apakah dia jatuh sak

  • Gairah Cinta Roosje   Bagian 70

    GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 70—---- o0o —----"Nèèènnggg … Nèng Bunga!" panggil Hanan mencari-cari sosok Bunga usai meninggalkan percakapan mereka di belakang dapur tadi. "Enèng di mana? Ayolah, kita bicara dulu. Aku belum selesai bicara, loh!"Langkah laki-laki muda itu terhenti, tepat di ruang depan rumah. Ternyata kekasihnya tersebut tengah duduk sendiri di kursi panjang disertai raut wajah murung."Nèng, aku minta maaf ya, Nèng," ujar Hanan kembali seraya ikut duduk berhadapan. "Aku paham apa yang Enèng pikirkan itu, tapi tidak dengan harus membatalkan penugasanku di wilayah ini, 'kan?"Bunga memal

  • Gairah Cinta Roosje   Bagian 69

    GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 69—---- o0o —----Tuan Guus mencampakkan tubuh Dasimah, tergolek tidak berdaya di atas tempat tidur. Setelah puas memenuhi hasrat pribadinya, lantas laki-laki bertubuh tinggi besar itu menaikkan kembali celananya yang dibiarkan melorot hingga betis. Disusul dengan melingkarkan sabuk berbahan simpulan benang keras merekat di pinggang."Itu sebagai bahan perhatian, agar kamu orang tidak sembarang bercerita, terutama pada anak muda yang bernama Hanan itu, heh!" ujar Tuan Guus seraya terkekeh-kekeh sendiri.Sementara Dasimah sendiri tertelungkup rata dengan permukaan kasur dengan kondisi area pinggang ke bawah tersingkap bebas. Dia tidak menangis, tidak pula bersuara.

  • Gairah Cinta Roosje   Bagian 68

    GAIRAH CINTA ROOSJEPenulis : David KhanzBagian 68—---- o0o —----Perlahan roda sado itu bergerak berputar-putar, meninggalkan area Balai Kesehatan Desa Kedawung di Kampung Sundawenang bersama sosok lelaki yang sedang disukai. Dengan kedua bola matanya yang biru, Roosje menatap Hanan sejak awal kaki menaiki badan kendaraan berkuda tersebut."Hati-hati di jalan, Nona Roos," ucap dokter muda itu seraya memberinya seulas senyum.'Dank ke wel, Hanan,' balas gadis cantik berkulit putih kontras tersebut di dalam hati. 'Elke dag hou ik meer en meer van je. Ik weet het niet, is dit een tijdelijke liefde of ontstaat het vanzelf?'(Terima kasih, Hanan. Semakin hari, aku kian menyukaimu. Entahlah, apakah ini hanya cinta sesaat atau memang timbul secara alami?)Semakin hari, di mata Roosje, sosok Hanan kian terlihat menawan. Dia sudah tidak lagi mau berpaling, terkecuali padanya seorang. Lantas tersenyum-senyum sendiri, kala teringat pada pertemuan pertama mereka di siang itu beberapa bulan yang

DMCA.com Protection Status