Setelah itu, Tiffany mengganti pakaiannya dan keluar dari kamar. Tanya sudah mengurung diri di kamarnya dan biasanya dia tidak akan keluar lagi. Dia pasti yang membukakan pintu untuk Jackson! Tiffany merasa canggung. Dia tidak mau ditinggal berduaan dengan Jackson saja!Tiffany diam-diam mengirim pesan pada Tanya: ‘Keluarlah kau! Apa yang kau lakukan di kamarmu? Kau jelas tahu kalau hubunganku dengan Jackson sedang dalam masa yang canggung!’Tiffany membalas: ‘Aku tidak mau keluar! Aku dengar apa yang kalian lakukan di dapur. Akan canggung bagiku jika aku keluar juga! Aku tidak mau jadi orang ketiga! Anggap saja aku sudah tidur. Aku tidak bisa membantumu!’Tiffany merasa kecewa.Tiba-tiba, suara Jackson terdengar dari dapur. “Tiffany Lane, bantulah aku. Mark ini sudah menyuruhku buru-buru.”Tiffany memasang wajah datar dan berjalan ke dapur. “Apa yang kau perlukan?”Jackson menunjuk pada sayuran di wastafel. “Potong sayuran itu. Mark bilang harus ada keseimbangan antara daging da
Tiffany merasa kesal dan murung entah kenapa.Ini semua salah Jackson, dia seharusnya tidak membuatnya kesal tadi.…Setelah tinggal di rumah sakit selama hampir satu bulan, Arianne yakin kalau dia akan tetap tinggal dirumah sakit hingga dia melahirkan. Itu membosankan, tapi dia tidak ada pilihan lain.Demi untuk menggugah nafsu makan Arianne, Mark meminta Jackson untuk memasak untuknya setiap hari. Walaupun hanya satu makanan per hari, Arianne masih merasa tidak enak soal itu.Saat Jackson mengirim makanan nya,, dia bertanya. “Jackson, tidakkah ini merepotkan buatmu? Kau bekerja siang hari dan sekarang kau harus masak juga dan mengantar makanan untukku pada malam hari…”Jackson menyeringai. “Tidak usah sungkan. Ini kan situasi yang berbeda. Aku akan terus memasakan makanan untukmu selama kau akan melahirkan bayi itu dengan selamat. Kalian para wanita pasti melalui masa yang sulit saat hamil. Aku khawatir melihat keadaanmu yang pucat.”Pada saat itu, dia teringat pada Tiffany,
Seperti yang bisa ditebak, Arianne menikmati masakan Jackson. Selera makannya sudah membaik di bulan ini, dan setiap makanan yang Jackson kirim akan selalu habis. Jackson mengemasi kotak makanannya saat dai melihat kalau Arianne sudah selesai makan. “Aku akan pergi kalau begitu. Aku akan datang lagi besok.”Arianne mengangguk dan bertanya. “Apakah kau menghubungi Tiffie akhir-akhir ini?”Jackson kaget. Lalu dia menjawab. “Tidak, kau tahu seperti apa dia. Tidak ada gunanya menghubunginya.”Jackson belum menghubunginya sejak hari itu. Selain itu, dia sudah mencoba untuk mengesampingkan egonya. Dan yang dia terima hanyalah penolakan.Mark membantu Arianne berbaring setelah Jacksen pergi. “Apa kau lelah? Tidurlah jika kau lelah.”Arianne menggelengkan kepalanya. “Aku belum mengantuk. Aku sudah terlalu banyak tidur. Jackson tampak aneh saat aku menyebutkan nama Tiffie. Aku dengar dari Tiffie kalau mereka pernah bertemu tanpa sengaja dan itu bukan hanya sekali…”Mark tidak mau repot
Helen akhirnya mengangguk. “Baiklah… aku akan menemuinya. Aku akan langsung pergi jika dia kesal.”Mary menutup pintu saat Helen masuk kedalam untuk memberikan privasi untuk ibud an anak itu.Arianne masih bangun. Dia langsung duduk saat melihat Helen. “Apa yang kau lakukan disini di jam segini?”Helen menghampirinya. “Aku...Aku kebetulan sedang lewat saka, maka aku pikir aku akan mampir untuk melihatmu. Apakah aku mengganggu tidurmu? Kau tidak perlu bangun. Berbaringlah…”Mereka berdua tidak tau harus mengatakan apa. Suasana pun menjadi dingin.Helen berdiri sesaat, lalu meletakkan beberapa kotak plum asam dari tasnya. “”Aku tidak tahu apakah kau suka makanan asam, maka aku akan meninggalkan ini saja disini. Kau bisa makan satu atau dua sesekali. Kediaman Tremont memiliki segalanya, jadi aku bingung mau membawakan apa..”Arianne membuka kotak dan mengambil satu plum asam kemulutnya. “Lumayan enak. Aku sebelumnya selalu mau makan makanan pedas dan asam, sekarang sepertinya aku le
Arianne sangat berbakat dalam merancang busana. Walaupun dia telah berhenti dari industrinya, tetapi kegemarannya dalam dunia fesyen tidak pernah padam. Saat dia melihat tema utama untuk kompetisinya--- pakaian musim panas --- dia merasa kalau itu adalah pekerjaan gampang. “Buatlah sesuatu yang trendy, maka kalian akan menang. Cobalah pikirkan sesuatu yang baru. Pergi dan lihatlah toko-toko; kalian bahkan bisa melihat pakaian yang sedang trend di online. Tapi jangan mengikuti orang-orang, kau harus tampak lebih modern dan berinovasi dibandingkan pasaran.”Tiffany merasa sangat bingung mendengar saran dari Arianne. “Aku tahu kalau merancang busana membutuhkan inovasi, tapi otakku… kau tahu seperti apa. Makanya aku kesini. Kau sudah tidak di industri desain lagi. Bisakah aku meminta bantuanmu? Kumohon… aku punya draft. Bisakah kau memberikan sedikit sentuhanmu? Sketsa yang kau kerjakan untukku tempo hari di kantor sangat luar biasa. Sungguh!”Arianne mengulurkan tangannya. “Biarkan ak
Arianne sangat kagum melihat dedikasi Tiffany.Tiba-tiba, pintu terbuka, dan Arianne sadar kalau Jackson baru saja tiba dengan membawa makanannya…Tiffany mengira kalau Mark yang datang. Dia bahkan tidak menoleh hingga Mary berkata. “Kau ada disini Jackson! Terimakasih.”Tubuh Tiffany menjadi kaku. Dia langsung menyimpan sketsanya. “Aku harus pergi Ari. sampai jumpa besok.”Arianne melirik pada ekspresi datar Jackson. “Baiklah…hati-hati.”Tiffany menghela nafas lega saat dia memasuki lift. Dia sangat kesal tadi. Kenapa dia merasa takut sekali? Itu seperti bukan dirinya sama sekali…Pikirannya terus saja mengingat perkataan dari Jackson di dapurnya-- “Bagaimana jika aku mengatakan padamu kalau aku tidak pernah mengkhianatimu? Apakah kita akan kembali seperti dulu lagi?” Jackson berhenti mencarinya setelah dia memberikannya jawaban. Mereka sudah lama tidak bertemu, dan kenapa mereka tiba-tiba berpapasan di rumah sakit, Tiffany panik.Jackson tampak acuh tak acuh. “Mark belum datan
Sejak dia berpapasan dengan Jackson di rumah sakit. Tiffany dengan sengaja mengatur jam kunjungannya. Dia hanya akan ke mengunjungi Arianne setelah jam 8 malam dan pulang jam 9.30 malam. Jackson biasanya akan pulang setelah Arianne selesai makan, jadi mereka tidak akan berpapasan lagi.Beberapa hari setelahnya, Arianne akhirnya bertanya pada Tiffany. “Kenapa kau menghindari Jackson? Dia tidak menghindarimu. Dia selalu datang pada jam biasanya. Tidak ada gunanya kalian melakukan hal ini kan?”“Kenapa aku merasa kalau kau membelanya hanya karena dia memasak makanan untukmu? Aku seperti orang asing saja! Aku hanya tidak mau melihatnya…”“Reaksimu tidak menunjukan kalau kau tidak mau melihatnya tapi kau takut melihatnya. Kau jelas jelas menghindarinya. Sejak kapan kau menjadi penakut?” ucap Arianne. “Ini tidak sepertimu. Kalau kau memang sudah melupakannya, kau akan memperlakukannya seperti orang asing dan kau tidak akan peduli. Kenapa kau seperti bersembunyi? Kau tidak perlu melakukan
Tiffany merasa gugup. Namun, dia sudah bangun lebih awal pagi ini dan memakai pakaian yang termahal yang dia punya-- dia mengeritingkan rambutnya dan tampak beda dari biasanya. Dia juga memakai sepatu hak tinggi hingga membuat kakinya tampak lebih panjang dan ramping. Bahkan Tanya terpesona. “Aku tidak pernah melihatmu berpakaian seperti ini sebelumnya. Kau sangat cantik. Tidak akan ada yang tahu betapa naifnya kau dengan pakaian seperti ini selama kau tidak mengakuinya.”Tiffany memutar matanya ke arahnya. “Jangan memuji dan menghinaku pada saat yang sama. Seluruh dunia tahu seberapa naifnya aku. Aku akan datang untuk bersenang-senang, entah aku akan masuk 100 besar atau tidak. Jika aku tidak menang kali ini, aku akan mencoba lagi lain kali. Kompetisi ini hanya diadakan setiap tiga tahun sekali. Aku akan berusaha untuk itu.”Tanya tidak percaya diri seperti Tiffany. “Aku akan disini untuk menemanimu. Kau harus percaya diri. Aku yakin kau bisa melakukannya. Aku… mungkin memang ikut s