Di kediaman Tremont.Mark dengan hati-hati membantu Arianne masuk ke mobil. Dia harus membawanya ke rumah sakit untuk pemeriksaan kandungan hari ini. Dengan berlalunya waktu, perut Arianne semakin membesar dan Mark menjadi semakin khawatir.Brian, yang sedang duduk di kursi pengemudi, menyalakan mobilnya saat mereka berdua sudah duduk di mobil dia bertanya. “Apa kita akan langsung menuju rumah sakit tuan?”Mark mengangguk. “Mmm.”Brian terdiam sesaat lalu berkata. “Tapi… kau ada rapat penting pagi ini. Rapatnya akan dimulai jam 10.30. Atau mungkin aku saja yang mengantar nyonya?”“Itu tidak apa-apa. Karena kau ada rapat, Brian bisa menemaniku. Kau sebaiknya kerja saja.” ucap Arianne.“Tidak perlu.” balas Mark. rapatnya bisa ditunda, aku tidak mau melewatkan pemeriksaan kehamilanmu. Ini adalah tanggung jawabku.” Hati Arianne melunak. “Baiklah. Kalau begitu kita harus segera menyelesaikannya. Aku harap aku tidak menunda rapatmu terlalu lama.”Hasil pemeriksaan menunjukan hasil
Tiffany menguap lagi. “Jangan bilang begitu. Aku belum tidur sepanjang malam. Aku tidak bisa memaksakan diriku untuk bekerja dengan serius. Kunjunganmu kesini sudah menambah semangatku.”Arianne pun duduk. “Kemana kau tadi malam?” dia bertanya. “Kenapa kau tidak tidur?”Tiffany melihat sekeliling dan merendahkan suaranya saat dia menjawab, “Aku akan memberitahumu nanti. Di sini tidak nyaman.”Arianne pun tidak bertanya lagi. Ketika dia melihat Tiffany menggaruk-garuk kepalanya di depan komputernya, dia bergerak maju dan berkata, “Biar aku bantu Semoga saja aku tidak melupakan hal-hal yang telah aku pelajari. Aku pikir pengetahuan dasarku mungkin lebih baik darimu.”Tiffany melindungi komputernya seperti seorang ibu yang melindungi bayinya. “Tidak mungkin! Jika Mark tahu, dia akan berpikir bahwa aku menyalahgunakan. Bahkan dengan kau berjalan-jalan saja menurutnya akan membuat kau lelah. Bagaimana aku bisa membiarkan kau membantuku dalam pekerjaanku? Aku masih mau hidup selama bebe
Mark bergegas meninggalkan kantor dan pergi ke kantor Tiffany saat jam mendekati jam 12 siang dan membawa beberapa kue untuk Arianne. “Apakah kau baik-baik saja? Apakah kau merasa tidak nyaman? Apakah kau lapar? Aku membawakanmu sesuatu untuk dimakan. Kau bisa kue ini dulu. Aku akan mengantarmu untuk makan siang di restoran Jackson sebentar lagi.”Arianne mulai tidak tahan. “Bisakah kau… tidak terlalu berlebihan? aku tidak akan merasa lapar setiap waktu. Santailah.”Tiffany dengan santai membuka kotak kue dan mengunyah kue yang ada didalamnya, lalu memberikannya kepada Aye juga. “Ari-mu mungkin tidak lapar, tapi teman-temannya lapar. Dilihat dari caramu memberinya makan, beratnya akan mencapai 120 kilogram saat bayinya lahir nanti. Dan kau akan menyesalinya.” Goda Tiffany.“Jangan khawatir, aku akan tetap mencintainya meski beratnya 180 kilogram. Tapi Jackson mungkin tidak setuju dengan cara berpikirku. Kau mungkin ingin mempertimbangkan untuk makan lebih sedikit, ”goda Mark pada Ti
Sudut pandang Arianne sangat berbeda dari sudut pandangnya. “Aku kira pria lebih suka wanita yang bijaksana, terutama pria seperti kau. Jika kau menyukai tampilan yang mencolok dan wanita manja yang penuh kasih sayang, bukankah itu seperti Aery Kinsey si anak manja itu?”Ekspresi Mark menjadi muram begitu dia menyebutkan masa lalu. Arianne tidak gelisah. “Apakah aku salah?”“Oke, berhenti bicara. Waktunya memesan.”Mark menarik napas dalam-dalam, dia merasa sangat sedih. Arianne bisa mencekiknya setengah mati hanya dengan beberapa kata saja.…Tiffany mengubur dirinya di bawah selimut ketika mereka tiba di rumah malam itu, dia sama sekali mengabaikan makan malam. Dia langsung tertidur lelap. Jackson mengurungkan niatnya untuk mengatakan padanya agar Tiffany sebaiknya menyelesaikan makan malamnya dulu sebelum tidur ketika dia melihatnya sudah tertidur. Tentu saja, dia tidak bisa bertanya tentang kartu namanya sekarang.Keesokan harinya, Tiffany bangun satu jam lebih awal dari biasa
Jackson langsung pergi ke lantai bawah setelah mandi dan mengenakan pakaian. “Selamat pagi, Nyonya Lane,” katanya.Lillian mengerutkan bibirnya. “Tiffany memanggil orang tuamu ibu dan ayah, dan kau memanggilku 'Nyonya’. Betapa lucunya.”Jackson langsung tegang. “Bu… Iya itu hanya keceplosan. Aku harap kau tidak keberatan. Apa yang kau lakukan pagi-pagi sekali?”Lillian terlalu malu untuk mengungkapkan kejadian yang menimpanya. “Tidak ada. Aku hanya ingin mampir saja, apakah kau tidak sibuk? Cepat makan, lalu pergi bekerja. Aku akan segera pulang.”Jackson tidak terbiasa memiliki satu orang lagi di rumah. Dia menghabiskan sarapannya dengan canggung, lalu meletakkan piringnya ke wastafel. “Aku akan mencuci ini saat aku pulang. Sudah hampir waktunya untuk pergi. Tiffie, kau sebaiknya cepat dan ganti baju.”Tiffany dengan cepat berlari ke atas. “Oke, aku akan selesai dalam lima menit!”Lillian tiba-tiba terlihat seperti seorang ibu rumah tangga. Dia berjalan ke dapur dan mencuci pir
Tiffany mengulurkan tangannya dan mencubit pipinya. “Kau cemburu? kau tahu bahwa dia cacat. Sedangkan kau seorang pemuda kaya dari keluarga West. Mengapa kau tidak percaya diri akan dirimu sendiri di depan orang cacat? Aku tidak buta. Tentu saja, aku tahu bahwa kau adalah pria yang paling tampan, penuh perhatian, dan paling lembut yang pernah ada. Mengapa aku jatuh cinta pada pria lain dan meninggalkanmu? Pak Smith bukan siapa-siapa bagiku. Meskipun dia sangat tampan, dia tetap orang yang cacat. Selain itu, dia hanya memberi aku kartu nama. Omong kosong macam apa yang kau bicarakan sekarang?”Jackson tetap diam. Dia memikirkan alasan mengapa Alejandro memberi Tiffany kartu namanya. Mengapa orang seperti dia ingin berteman dengan Tiffany? Apakah dia melakukan itu hanya untuk mendekati Jackson? Sepertinya sangat konyol. Jika Alejandro ingin mengembangkan bisnisnya, akan lebih mudah baginya untuk bertemu Jackson secara langsung. Mengapa Alejandro lebih memilih untuk mendekati wanitanya?
Alejandro tidak menyangkalnya. “Ya kurang lebih begitu. Silahkan duduk. Jangan ragu untuk memesan apa pun yang kau suka.”Dia melihat sekeliling. “Aku berjanji akan mentraktirmu makan. Mengapa tempat ini tampak seperti rumahmu? Apakah kau yang akan mentraktirku?”Alejandro menatapnya dengan tatapan penuh arti. “Tidak masalah siapa yang membayar makanan ini. Aku hanya ingin makan denganmu. Sekarang setelah aku mendapatkan apa yang aku inginkan, itu tidak menjadi masalah.”Apa yang dia katakan membuatnya sedikit tidak nyaman, terutama cara dia memandangnya. Tiffany menjadi gugup. Mengapa dia menatapnya? Untuk meredakan ketegangannya, dia berinisiatif untuk mulai mengobrol dengannya. “Tuan Smith, bolehkah aku bertanya mengapa kau membantuku? Kau tidak akan mendapatkan apa-apa dengan membantuku. Selain itu, kau adalah seorang pengusaha. Tentu saja, kau tidak akan melakukan sesuatu yang merugikanmu. ”Alejandro memandangnya dengan acuh tak acuh dan bertanya, “Bukankah kau bilang kau tid
Dia berhenti berjalan dan melihat ke arah dimana Lynn berada. Pada saat yang sama,Lynn berjalan ke arahnya juga. Terakhir kali dia bertemu Lynn adalah waktu di toko kue. Mengejutkan sekali baginya untuk bertemu Lynn lagi disini.Lynn melirik ke arahnya dengan santai sebelum melanjutkan kerja. Alejandro bertanya, “Apakah kalian saling mengenal?”Tiffany mengangguk. “Ya, kami pernah bekerja bersama sebelumnya. Aku masih harus menyelesaikan pekerjaanku sore ini. Aku harus pergi sekarang. Terima kasih atas jamuanmu.”Alejandro tidak menahannya. “Baiklah. Sampai jumpa. Biarkan Lynn mengantarmu ke depan karena kalian sudah saling kenal.” Lalu dia memanggil Lynn. “Lynn, antarkan tamu ini keluar.”Lynn menghentikan pekerjaannya dan berjalan menuju Tiffany. Saat mereka hanya berdua, Tiffany bertanya pada Lynn, “Apakah kau bekerja sebagai pengawal untuk Alejandro?”Lynn berkata tanpa ekspresi wajah, “Apa? Apa kau ini selalu mau tahu urusan orang?”Tiffany bisa merasakan permusuhan Lynn. “A