Melihat Arianne hanya diam, Mary berkata dengan senyuman, “Ah, kau masih muda. Kau sudah bersama dengan tuan sejak kau masih gadis kecil. Kau belum melihat banyak tentang dunia luar. Tapi sekali kau pergi ke dunia luar dan melihat banyak orang dan pria, kau akan mengerti ini. Tuan mungkin bukanlah pria paling baik pada wanita, tapi dia juga tidak jahat pada mereka. Aku bisa melihat ada sesuatu antara Aery dan tuan, tapi jika Aery kecelakaan, aku tidak yakin dia akan buru-buru pergi ke rumah sakit dan menjaganya semalaman.”Arianne tidak mau membicarakan tentang ini lagi maka dia mengganti topik pembicaraan. “Mary, apakah kau sudah memerintah pelayan untuk mengurus si putih? Semalam hujan sangat deras, dan anginnya juga kencang. Pasti sangat menakutkan tinggal sendirian di halaman belakang.”Mary menjawab, “Oh ya, aku lupa! Aku sangat khawatir tentang keadaanmu dan tidak bisa tidur semalaman. Aku merasa seperti melupakan sesuatu. Jika kau tidak mengingatkanku, aku pasti sudah lupa. Li
Dengan apa yang terjadi pada Arianne semalam, membuat Tiffany tidak bisa tidur nyenyak. Dia terus saja menguap saat di kantor. Dia bertahan hingga jam kerja berakhir dan saat dia baru saja akan meninggalkan kantor dia merasa ada sesuatu di belakangnya. Lalu dia menoleh ke belakang dan melihat Jackson sedang berdiri di belakangnya.“Oh, kau selalu bermalas-malasan saat bekerja, tapi giliran jam kerja selesai kau buru-buru pulang huh? Aku dengar dari supervisor kalau kau membuat kesalahan pada sebuah dokumen penting hari ini. Aku bahkan diberitahu tentang itu. Jadi menurutmu apa yang harus aku lakukan?” ucap Jackson sambil nyengir.“Aku...aku tidak bisa tidur semalam. Aku sudah memperbaiki kesalahanku. Bukankah aku sudah bersikap bijak dengan mengakui kesalahanku dan memperbaikinya. Ku mohon maafkan aku. Oke?” Tiffany tidak berani menunjukan kekesalannya. Biar bagaimanapun, dia harus meminta maaf karena dialah yang bersalah.Saat Jackson melihatnya merasa bersalah, dia terus saja meng
Setelah beberapa saat, Arianne bertanya, “Bagaimana dengan Si Putih? Bagaimana keadaannya?”Tanpa menatap mata Arianne, Mark dengan singkat menjawab. “Dia baik-baik saja.”Arianne menghela nafas lega. “Baguslah kalau begitu. Aku lihat ramalan cuaca dan tampaknya akan berangin dan hujan terus beberapa hari kedepan.” lalu dia bertanya dengan ragu, “Bisakah… bisakah kau mengizinkan Si Putih untuk tinggal di dalam? Dia agak bodoh. Dia tidak tahu bagaimana caranya bersembunyi saat hujan…”Mark melirik ke arahnya. “Iya dia memang bodoh. Dia boleh tinggal di dalam selama dia tidak mendekatiku.”Sikap Mark sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Ini merupakan tanda yang bagus. Arianne merasa senang karena sekarang Si Putih tidak perlu menderita lagi di halaman. Jackson hanya memandangi mereka yang sedang mengobrol tanpa mengatakan apapun. Seorang perawat datang untuk melakukan pemeriksaan rutin pada Arianne. Saat perawat itu melihat Jackson dan Tiffany, dia tersenyum. “Pak Jackson, aku be
Setelah beberapa saat, Arianne tidak bisa menahannya lagi. “Pulanglah. Kau juga pasti sibuk. Kau tampak seperti tidak cukup tidur. Aku tidak butuh siapa-siapa disini. Lagipula, Mary akan datang sebentar lagi.”Mark mengabaikannya dan mengeluarkan ponselnya.Arianne pernah membuka ponsel Mark. Dan tidak ada aplikasi hiburan apapun di dalamnya. Semuanya hanyalah urusan pekerjaan. Semua dokumen berisi jutaan huruf. Dan itu membuatnya sakit kepala.Setelah beberapa saat, Mary akhirnya datang. Arianne menghela nafas lega dan meminta Mary untuk mendekat padanya, lalu dia berbisik. “Aku harus ke kamar mandi…”Mary hampir tercekik karena tertawa. “Bukankah tuan ada disini? Kalian kan suami istri. Kenapa kau tidak memintanya membantumu saja? Apakah kau menahannya dan menunggu aku datang?!”Arianne tersipu dan tidak berani melihat wajah Mark. Dia sengaja berbisik padanya dengan sangat pelan, tapi kenapa Mary tidak mengerti maksudnya dan malah berteriak?Mungkin untuk menghindari rasa cangg
Arianne merasa kalau nama itu terdengar familiar. Dia merenung sesaat sambil menatap wajah cantik Nina, yang dipenuhi riasan wajah, dan akhirnya mengingat dimana dia pernah mendengar nama itu sebelumnya. “Aku tahu, kau adalah anak paman Moran kan.”Benar sekali. Dia adalah anak dari Charles Moran, Nina Moran. Saat Arianne makan dengan Charles pada perjalanan bisnis Mark, pria itu menyebut nama Nina.Charles Moran adalah seseorang yang Mark hormati. Seseorang seperti orang tuanya sendiri.Nina tersenyum. “Ya. pengawal digerbang tidak mengizinkanku masuk. Aku hanya bisa menunggu disini. Aku sudah mencoba menelpon Mark, tapi tidak tersambung. Dia mungkin sedang sibuk.”Arianne meminta pengawal untuk membuka gerbang, sementara Nina menarik koper besarnya dari mobil tanpa bantuan siapapun. Arianne merasa suka dengan sikap wanita itu. Tubuh nina benar-benar luar biasa. Dia memiliki postur tubuh seperti model kelas atas dan lebih tinggi dari Arianne.Saat mereka memasuki rumah, Nina mele
Saat waktunya makan siang dan Nina masih belum turun juga, Mary pun mau tidak mau naik ke lantai atas untuk membangunkannya. Tidak lama, Mary turun lagi ke bawah dengan muka kesal. “Ari, apakah si nona Moran itu kesini untuk merebut suamimu? Mungkin masih bisa dimaafkan jika dia mandi di kamar mandi Mark, tapi kenapa dia tidur di ranjang kalian dengan hanya berbalut handuk saja? Selama aku bekerja untuk keluarga Tremont puluhan tahun ini, aku tidak pernah melihat seorang gadis yang tidak sopan seperti dia! Dia bahkan memakai handuk tuan! Menjijikan! Aku akan membuangnya setelah ini!”Arianne mengerutkan dahinya, tentu saja dia tidak menyukai tindakan Nina. Walaupun itu kamar Mark, itu tetap saja kamarnya juga. Mark pun pasti akan tidak senang jika orang asing menggunakan kamar mandi dan tempat tidurnya ditambah lagi dia tidur dengan hanya memakai handuk. Arianne merasa semakin jijik saat dia mengingat kalau Mark juga memakai handuk yang sama. Walaupun itu sudah dicuci tapi tetap saja…
Nina bergumam setuju dan pergi ke dapur untuk mencari makanan. Setelah itu, dia berganti baju dan pergi ke luar.Mary mengeluh saat dia membersihkan kamar utama. Ketika Arianne berbaring, dia merasa sangat lega. Dia biasanya benci untuk tidur di ranjang ini, tetapi dia tidak mengira untuk bisa terbiasa dengan saat ini.Tidak ada yang tahu sudah berapa lama ketika suara keras dari lantai bawah terdengar. Itu adalah suara pintu dibanting dan suara langkah kaki dari sepatu dengan lantai. Arianne terbangun, dengan kepala terasa berputar-putar. Merasa tidak senang, dia mengecek waktu dan melihat itu pukul empat pagi...Dia tidak perlu menebak untuk tahu bahwa Nina telah kembali, bukan berarti dia bisa berkata sekenanya. Dia bahkan tidak bisa marah. Menutupi kepalanya, dia kembali tidur.Dia bangun pada jam sepuluh keesokan harinya dan Mary menggerutu padanya. “Nina pulang jam empat pagi dan sangat mabuk, dia muntah dimana-mana. Di lantai bawah, di tangga, dimana-mana. Menjijikan. Tuan akan
”Cuaca berangin hari ini. Jangan berdiri disana. Kembalilah masuk dan berbaring. Suruh Mary untuk mengirimkan makananmu ke kamar.” ucap Mark pada Arianne sembari memberikan si Putih pada pelukannya.Arianne sekali lagi terheran-heran. Mark telah melarang dirinya untuk makan di kamar, mengingat sikap yang tidak pantas di masa lalu. Sekarang, dialah yang pertama menyarankannya.Merasa senang, Arianne lanjut bertanya, “Bisakah si Putih ikut denganku ke kamar? Dia belum bertemu denganku seharian, aku takut kalau…”Mark menghentikan langkahnya sejenak. “Jangan meminta terlalu banyak. Jika aku melihatnya di kamar, aku akan membuangnya.”Nada suaranya tidaklah galak, tetapi terdengar, santai. Terlihat senyum tipis pada Arianne. Apakah itu berarti bahwa dia bisa membawanya masuk ke kamar selama Mark tidak melihatnya?Sadar diri, Arianne tidak makan malam di kamarnya. Memang bukan berarti dia tidak bisa bergerak.Nina berbicara di meja makan tanpa henti. “Mark, kau masih tampak sama setelah ber