Kata-kata Mary akhirnya memberikan pencerahan pada potongan teka-teki di kepala Arianne.“Dia mencoba memposisikan dirinya dalam kehidupan Mark!” Serunya. “Dia ingin membuktikan bahwa hanya dia yang bisa memberikan kontribusi padanya, dan tidak ada orang lain yang bisa mengisi tempat itu selain dia di hidup Mark. Itu sebabnya dia terus berusaha mendikte hidupnya. Semua hal yang dia alami dalam hidupnya memaksanya dalam keputusasaan sehingga dia bersikap seperti itu dan sehingga dia menciptakan dan menyalurkan obsesi yang di benaknya. Bahkan jika kita membiarkan dia melakukan apapun yang dia inginkan, itu tidak akan memuaskannya. Faktanya, itu hanya akan mendorongnya untuk meningkatkan egonya, karena apa yang kita hadapi bukanlah hal sepele— itu adalah rasa lapar yang telah dia derita selama beberapa dekade, dan itu tidak mungkin bisa untuk dipenuhi.“Apa yang sebenarnya dia inginkan? Dia mau membuat seluruh dunia mengakui bahwa Mark adalah putranya, dan sebagai putranya, Mark harus m
Pasangan itu melanjutkan lelucon dan candaan mereka saat mereka pergi ke kamar tidur mereka.Arianne terkejut melihat baju tidur Mark di kamar yang disiapkan oleh Mary. Terakhir kali dia pergi tanpa janji untuk kembali, Mary telah mencuci pakaiannya dan menyimpannya dengan aman. Arianne awalnya mengira kalau Mark tidak akan membutuhkan pakaian ini lagi.Mark mengambil baju tidur dan berkata, “Aku akan mandi sebentar. Kau... tunggu saja di tempat tidur. ”Karena cukup canggung, Arianne memutar matanya. “Saat kau selesai, aku akan sudah tertidur lelap.”Dia tiba-tiba membungkuk ke depan dan menarik napas di telinganya, “Tapi kau menjanjikan sesuatu padaku hari ini. Apakah kau akan melanggar janji itu? Aku tidak pernah mengajarimu cara berbohong…”Lalu dia mendorongnya ke arah kamar mandi. “Ihh — pergi sana!”Arianne mengusap pipinya yang sedikit terbakar dengan m cemas. Ini tidak benar — dia jarang menggodanya, tetapi setiap kali dia melakukannya, dia segera menjadi lemas. Hanya me
Mark meninggalkan rumah Arianne untuk bekerja pada pagi hari. Arianne, yang sangat kelelahan karena adegan semalam, tidak kuat bangun. Akhirnya, dia bolos kerja dan tidur terus sampai siang.Ketika dia akhirnya terbangun, Mary menyajikan minuman seperti kaldu yang misterius. “Ayo, makan sup spesial ini dulu. Makan siang akan siap setelah ini!”Arianne mengendusnya dan menangkap aroma lembut sup yang tampaknya sudah diberikan ramuan herbal “Ada apa dengan sup ini? Aromanya berbeda sekali…”Mary menjawab. “Oh, bukan apa-apa. Hanya sup yang ditambahkan dengan beberapa bumbu dan rempah-rempah tradisional yang bisa mengisi kembali tenagamu. Jangan tersinggung, tapi tubuhmu lumayan kelelahan, Ari! Menurutku kita harus memberikan sup ini untuk Tuan Tremont juga ketika dia kembali. Itu bagus untuk tubuh,” jelasnya, sebelum menambahkan, “Ngomong-ngomong, apa kau punya rencana nanti sore? Jika kau senggang, aku harus memberimu tugas menjaga Si Gemas dan menggantikanku. Ada urusan yang harus a
Arianne bukanlah orang bodoh yang polos, dia juga tidak memiliki kebiasaan untuk berbagi masalah pribadinya dengan orang asing. “Kenapa kau bertanya? Apakah kau begitu dekat dengan Mark sehingga kau mau tahu tentang ceritanya? Jika ya, bukankah seharusnya kau langsung bertanya pada Mark saja?”Merasakan ketidakramahan Arianne, Saoirse berjalan ke depan dan duduk di sofa.“Aku hanya tidak bisa mengerti semua ini. Aku ingin tahu kenapa kalian bercerai, dan kenapa bahkan setelah itu, bibinya juga bersikeras agar kau dipecat dari Tremont Enterprise. Aku tidak bisa mengerti mengapa dia tidak melakukan apa-apa dan malah mencoba membujukku untuk melakukannya. Aku curiga jika bukan karena fakta bahwa Tuan Tremont melindungimu, dia tidak akan terpaksa meminta orang luar sepertiku untuk ikut campur, bukan? Menurutku, dia seperti berusaha mewujudkan keinginannya tanpa merusak hubungannya dengan Mark,” jelasnya. “Jadi begini, aku tidak mau menjadi orang suruhan yang menuruti perintahnya begitu s
Saoirse memandangi manikur jari-jarinya dengan acuh tak acuh. Saat dia bicara, nadanya jelas tidak menunjukkan rasa hormat yang biasa dia pakai saat bicara dengan Shelly. “Ya, aku sudah berbicara dengannya. Lalu? Dengar, Nyonya Leigh, jangan pernah meneleponku tentang ini lagi. Tuan Tremont tidak pernah ingin menceraikan Nyonya Tremont, bukan? Itulah sebabnya bahkan sampai sekarang, mereka hidup seolah perceraian itu tidak pernah terjadi. Mereka selalu bertemu satu sama lain saat mereka bisa. Jadi, mengapa kau memintaku untuk melakukan sesuatu agar Nyonya Tremont dikeluarkan dari perusahaan? Apa kau mencoba membuatku mendapat masalah? Tidak ada yang bisa menentang Tuan Tremont. Dia akan langsung marah begitu seseorang menyentuh atau mengganggu istrinya.”“Tanpa mengurangi rasa hormatku, Nyonya Leigh, kau berada di pihak yang salah di sini. Kau sendiri tahu bahwa kau tidak mau membuat Tuan Tremont marah, jadi kau mencoba mengorbankanku sebagai gantinya. Kau hanya menganggapku sebagai p
Arianne langsung menghentikan aktivitasnya.“Apa kau bilang? Apakah kau hanya melihat dengan matamu dan tidak menggunakan otakmu?” bentaknya. “Pernah mendengar tentang penipu bermuka dua?”“Apa? Tidak tidak! Aku sungguh hanya bertanya saja; Ayolah, jangan marah.” jawabnya. “Hanya saja…apa yang aku lihat dari interaksi ku dengannya dibandingkan dengan apa yang kau katakan tentang dia, itu menunjukkan karakter yang menakutkan. Dia bersikap seperti akrab dan dekat denganmu di depan umum, tapi di belakangmu? Dia membuat segala macam rencana untuk menentangmu dan merencanakan kehancuranmu! Kau tahu, sebelum kau datang, dia mengobrol denganku, dan tidak ada satu baris hal buruk apapun yang dia sebutkan tentangmu. Dia hanya menyebutkan pujian demi pujian, dan dia bahkan menyayangkan perceraian antara kau dan Tuan Tremont. Dia bersikap begitu meyakinkan sehingga, aku akui, aku hampir mempercayainya.”Arianne tertawa meledek. Apakah ini upaya putus asa Shelly dalam mengumpulkan pendukung? Be
Nada suara Arianne sangat dingin saat dia membalas. “Orangtua? Maksudmu orang tua di keluarga Tremont, aku bukan bagian dari keluarga Tremont lagi, lalu apa hubungannya itu denganku? Aku telah menghormatimu dan tunduk padamu waktu itu, namun sekarang, jika kau mencoba untuk membuat aku merasa bersalah karena kesalahanmu sendiri yang sudah salah bicara, lebih baik hentikan saja. Itu tidak akan berhasil. Lagipula, jika kita melihat kembali ke masa lalu, kaulah yang tidak pernah peduli padaku sama sekali, bukan? Tapi, tentu saja, kami bukan mertua-menantu lagi, jadi kau mungkin harus melupakan seluruh sudut pandang soal 'hormati orangtua!' Saat kami berada di lingkungan profesional. Ingat, ini adalah pertemuan perusahaan—ini bukan pertemuan pribadi antara kau dan aku untuk saling berkeluh kesah. Bisakah kita bersikap lebih profesional, Nyonya Leigh?”Shelly tidak berusaha untuk menjaga martabat dan reputasi Arianne, jadi Arianne juga tidak memiliki kewajiban untuk menahan diri dari melak
Arianne tidak peduli dengan apa yang dipikirkan orang lain, terutama karena dia hampir tidak berinteraksi dengan rekan-rekannya di tempat kerja. Dua orang yang menjalin hubungan persahabatan di kantor dengannya adalah Sylvain dan Robin.Robin adalah tipe orang yang tidak bisa mengabaikan pembicaraan buruk yang dilakukan di belakang orang tersebut. Mendengar gosip tidak baik tentang Arianne membuatnya bertengkar dengan rekan kerjanya di departemennya. “Tidak apa-apa, biarkan mereka berbicara sampai mulut mereka berbusa. Aku tidak peduli, kau juga harus berhenti berdebat dengan mereka. Kita tidak bisa mengontrol apa yang orang lain pikirkan, dan aku baik-baik saja.” Ucap Arianne pada Robin.Saat itu malam akhir pekan dan turun hujan, Arianne dibangunkan oleh suara ponselnya yang berdering tanpa henti. Saat dia melihat sekilas ke layar, layar menunjukkan kalau penelepon itu Mark, tetapi dia ragu-ragu untuk menjawabnya.Sejak keributan makan siang waktu itu, hubungan Arianne dan Mark me