Ariane melanjutkan makan tanpa melihat ke arahnya. “Dia bukan benda. Si putih adalah peliharaanku”“Aku tidak peduli apa itu! Singkirkan saja. Aku tidak mau melihatnya besok pagi. Kalau kau tidak mau menyingkirkannya sendiri, maka aku akan memerintahkan seseorang untuk melakukannya.” Mark tidak memberikan ruang untuk bernegosiasi.“Kau membenci si putih lebih dari kau membenciku, lalu kenapa kau tidak menyingkirkanku lebih awal saja. Lalu kau membiarkan aku di sisimu untuk apa? Apa hanya untuk merusak pemandangan mu saja? Aku tidak akan membuang si putih. Sebagai gantinya, aku akan mengizinkanmu untuk bersenang-senang diluar, aku yakin, Aery bukanlah satu-satunya wanita simpananmu. Apa salahnya jika aku mau memelihara satu kucing?” ucap Arianne memprovokasi Mark tanpa takut.“ARIANNE WYNN!” Mark sudah kehabisan kesabaran saat dia berdiri dan menampar meja.Arianne mengabaikannya. Dia perlahan mengunyah makanan di mulutnya lalu menjawab Mark. “Tidak usah berteriak. Aku tidak tuli. K
Sebelum dia sempat bicara, Jackson mendecakkan lidahnya. “Aku akan mencari cara untuk menyelesaikan insiden tentang kau yang sudah ‘dicurangi’ . Aku tidak mau rekan-rekan bisnismu merasa kasihan padamu setiap kali mereka menandatangani kontrak denganmu. Reputasi Mark Tremont kami sangat penting!”Mark melotot padanya. “Diam!”Jackson meresponnya dengan senyuman mengejek. “Aku rasa… kau seharusnya tidak membuatnya kesal. Arianne telah terbiasa menjadi kelinci kecil yang biasa kau mainkan. Aku tidak menyangka kalau dia akan menjadi semenyeramkan ini saat dia marah.”Mark melambaikan tangannya dengan acuh, “Baiklah, keluar dari ruanganku sekarang.”Jackson tertawa. “Hahahah… baiklah,baiklah. Sepertinya Mark Tremont kita akan tidur di kantor malam ini. Kasihan sekali. Aku sebaiknya pergi sekarang dan berlari ke dekapan wanita cantik.”Keesokan harinya, Ellie Amore memasuki ruangan saat Mark keluar setelah selesai bersiap-siap. “Tuan Tremont, Tuan Sivan ada disini.”Dia meluruskan das
Seolah bisa mersakan emosinya, Si Putih mengulurkan tangannya dan mengusap pundak Arianne. Arianne meletakkan kucingnya di lantai lalu berjalan ke jendela. Dia menelpon Mark tapi langsung memutuskan teleponnya sebelum teleponnya tersambung.Tidak ada gunanya menelpon dan menanyakan Mark sekarang. Apakah ini persoalan pribdai atau bukan, dia tidak memiliki alasan untuk mempertanyakan keputusannya soal bisnisnya.Dia menelpon Will. “Perusahaanmu sudah diakuisisi oleh Mark? Kenapa kau tidak memberitahuku lebih awal? Kau menelponku sebelumnya karena ini kan? Pada saat itu, kau pasti sangat kebingungan…”Dengan nada cuek, Will menjawab. “Yang lemah adalah mangsa bagi yang kuat. Keluarga Sivan lebih rendah dari keluarga Tremont. Pembelian itu bukanlah kejutan. Aku seharusnya berterima kasih karena dia tidak merebut semuanya dan bahkan mengizinkanku untuk terus mengurus perusahaan. Perbedaanya hanyalah aku harus bekerja untuknya, suatu hari, aku akan mengambil kembali semua milik keluarga
Arianne tidak bisa makan lagi, maka dia mengambil piring berisi salmon itu dan pergi keatas.Si Putih sepertinya sangat menyukai salmonnya. Setelah memakan salmon itu dalam sekejap, si putih mulai menggesekan badannya pada kaki Arianne.Arianne berlutut untuk membelai bulu Si Putih yang lembut, Arianne merasa suasana hatinya membaik. “Si putih kecil, kau adalah kucing liar sebelumnya tapi kenapa kau gendut sekali?”Suara dengusan terdengar dari luar. Arianne menolehkan kepalanya dan melihat bayangan Mark melewati ruangan studionya lalu diikuti dengan suara pintu tertutup.Dia tidak menanggapinya dan hanya memutar matanya. Terkadang, bahkan binatang lebih manusiawi dibanding manusia itu sendiri. Setidaknya bermain dengan Si Putih bisa membuatnya senang.Setelah Arianne selesai bermain dengan kucingnya, dia kembali ke kamarnya dan tidur. Karena dia merasa bosan dirumah, maka dia memutuskan untuk kembali bekerja besok.Saat tengah malam Mark merasa agak lelah karena bekerja didepan
Arianne menutupi dirinya dengan selimut dan mencoba untuk tidur lagi. Tiba-tiba, dia merasakan seseorang disampingnya. Apakah Mark akan tidur dikamar ini malam ini? Kalau dia tidak salah lihat, tadi dia keluar dari kamar mandi hanya dengan memakai handuk.Dia bangun dan melihat ada selimut lain. Mereka berdua pun tidur diranjang yang sama tapi di bawah selimut yang berbeda.Keesokan paginya saat Arianne bangun, Mark masih tidur. Selimutnya merosot turun ke dadanya, dan dia memandangi tulang dada Mark yang seksi. Walaupun itu bukanlah kali pertamanya dia melihat itu, tetapi, melihat itu pada pagi hari masih saja membuat wajahnya memerah.Mengingat bagaimana dia memperlakukan Si Putih semalam, Arianne dengan kesal menarik selimutnya hingga menutupi kepalanya. Agar selimutnya tidak merosot dia juga melemparkan selimut lagi di atasnya agar Mark bisa merasakan rasanya terbangun dari tidur karena sulit bernafas!Setelah itu, dia dengan merasa senang pergi ke bawah untuk sarapan dan meme
Eric yang akan meninggalkan kantor, tertawa terbahak-bahak saat mendengar apa yang dikatakan Arianne. Dia menelepon Mark segera setelah dia keluar dari lift dan mengulangi apa yang Arianne katakan.Mark tampak sangat kesal di sisi lain telepon. “Tertawalah sesukamu Eric. Aku akan membuat kau tidak bisa tertawa lagi nanti. Apakah kau masih ingin kontrak itu ditandatangani?”Eric lalu menghentikan tawanya. “Uhuk, uhuk Uh, itu tidak ada hubungannya denganku. Aku hanya mendengarnya saat aku lewat tadi. Bukankah aku sudah cukup baik untuk memberitahumu?”Sudut bibir Mark mengkerut sambil berpikir. “Eric, minta Arianne untuk menandatangani kontrak denganku. Jika tidak, aku tidak akan menghadiri pertemuan ini. Aku juga tidak akan bertemu siapapun dari perusahaanmu. Kau punya waktu satu setengah jam sampai jam kerja berakhir untuk mengurusnya.”Erik pun panik. “Kakak, jangan lakukan ini padaku. Apa yang bisa aku lakukan jika dia menolak untuk pergi? Memecatnya? Dia istrimu, apa yang bisa kulak
Sesampainya mereka di lantai empat puluh enam di Tremont Tower, sekretaris Mark Tremont, Ellie Amore, meletakkan dua pasang sandal di depan mereka. “Tolong ganti sepatu kalian dengan ini.”Lily mengganti sandal seperti yang dia minta, tetapi Arianne mengabaikan perintah itu. Tentu saja, dia masih mengetuk sebelum memasuki ruang kerja Mark dan baru masuk setelah Mark memberikan izin. Karena dia kesini untuk meminta Mark menandatangani kontrak, bukan untuk berdebat.“Tuan Tremont, ini kontrak dari perusahaan kita. Kau bisa melihat-lihat dulu. Tidak perlu terburu-buru untuk menandatanganinya. Ayo makan bersama nanti dan kau bisa meluangkan waktu untuk mempertimbangkannya,” ucap Arianne dengan nada formal.Dia berdiri tegak sambil tersenyum. Selain sepatunya yang tidak dia ganti, semuanya cukup baik.Mark memeriksa dokumen yang Ariane berikan padanya dengan serius, Mark bersandar di kursinya. Wajahnya yang muram mengejutkan Arianne, karena Arianne berpikir bahwa Mark akan mempersulitnya. S
Saat hidangan disajikan satu persatu, Mark tersenyum.Arianne agak bingung. Apakah ada yang salah dengannya hari ini? Dia tahu bahwa Mark selalu memasang wajah palsu di depan semua orang tetapi ada sesuatu yang terasa berbeda hari ini.Setelah beberapa saat mengamati, dia menyadari satu hal. Tidak peduli seberapa sering Mark tersenyum di masa lalu, matanya selalu terlihat seperti tertutup es. Karena tidak ada emosi di dalamnya. Hari ini, entah kenapa, matanya tampak bersinar...Mark tidak meminta sesuatu yang tidak masuk akal selama makan, dan itu membuat Arianne gelisah. Kontraknya pun dengan cepat ditandatangani. Prosesnya berjalan sangat mulus sehingga itu terasa seperti mimpi bagi Arianne.Saat itu waktu menunjukan sekitar pukul delapan malam ketika mereka keluar dari restoran. Angin malam di musim ini masih terasa sedikit dingin. Lily bertanya, “Arianne, apakah kau akan pulang dengan Tuan Tremont?”Sebelum Arianne sempat menjawab, Mark menjawab, “Dia adalah istriku. Tentu saja dia