Melanie terkekeh di sela-sela tangisnya. "Tidak apa. Aku hanya kecewa padanya. Dia tidak mencintaiku dan tidak akan pernah. Aku lelah dan kehilangan semua keinginan untuk terus maju. Aku tidak akan berubah pikiran, yang aku inginkan hanyalah putriku. Namun, Alejandro menolak untuk mengizinkan ku mendapatkannya dan mengatakan dia ingin menjaga Melissa bersamanya. Aku tidak akan pernah setuju dengan itu."Tiffany sedikit marah. “Tenang, aku tahu perasaanmu. Aku mengerti betapa pentingnya anakmu bagimu karena aku juga seorang ibu. Mengapa kau tidak berbicara denganku untuk menjernihkan pikiran? Kau akan merasa lebih baik. Aku di sini untuk mendengarkan."Kedua wanita itu terus mengobrol sampai Tiffany harus menutup telepon karena dia punya urusan yang harus diselesaikan. Tiffany masih ada di kantor.Saat Tiffany bekerja, dia terus memikirkan Melanie yang ingin menceraikan Alejandro. Setelah dia selesai dengan pekerjaannya, dia memikirkannya sejenak sebelum menelepon Alejandro. “Apa kau
Jett memperhatikan air mata di mata Alejandro ketika dia kembali ke mobil. Dia ternganga. Hanya Tiffany yang bisa membuatnya menjadi seperti ini."Jalan," perintah Alejandro, "Kembali ke kantor."Jett dengan cepat membalikkan mobilnya, terlalu takut untuk mengucapkan sepatah kata pun. Pada saat itu, apa pun yang dia katakan akan sama saja seperti bunuh diri.Tiffany memperhatikan saat mobil Alejandro melaju dan menghela nafas lega. Dia berharap Alejandro akan mendengarkannya. Dia tidak yakin apakah dia membuat keputusan yang tepat dengan bertemu dengannya. Namun, sepertinya dia telah menumbuhkan keberanian untuk menghadapi masa lalunya. Itu merupakan perasaan yang luar biasa. Semua kesedihannya telah berubah menjadi beban yang berat, dan dia harus melepaskannya pada suatu saat. Melepaskan akan menjadi pertanda perubahan baru baginya.Dia perlahan pergi setelah menghabiskan secangkir kopinya. Namun, ketika tiba di pintu masuk kafe, dia panik. Mobil Jackson diparkir di pinggir jalan
Alejandro menatap Jett selama beberapa detik. “Kalau saja kau seorang wanita. Mungkin, aku akan merasakan semacam kenyamanan. Berhenti berlama-lama di sini. Aku tidak membutuhkanmu untuk mengawasiku."Jett tegas dalam keputusannya dan tidak pergi."Aku tidak sebaik itu padamu. Apa kau tidak menyimpan dendam padaku?" Alejandro berkomentar dengan nada mengejek diri sendiri, “Don Smith sudah pergi sekarang. Kau mungkin ingin pergi juga, bukan? Jika kau benar-benar ingin pergi, aku akan membebaskanmu."“Aku sudah mempertimbangkannya sebelumnya,” Jett menjawab dengan serius, “Tapi, aku telah berubah pikiran. Kau tidak terlalu baik padaku, tapi kau juga tidak buruk. Siapa bilang aku tidak akan mendapati kesulitan yang bahkan lebih buruk jika aku berganti bos? Mengapa aku mau melalui itu? Lagipula, aku sudah terbiasa tinggal denganmu."Alejandro mengelus dagunya dan menatapnya dengan tenang. "Aku tidak pernah menyangka kau akan memiliki kesetiaan yang begitu tinggi padaku." Kemudian, pera
Melanie secara naluriah lari ke bawah ketika mendengar suara mobil. Dia menerjang Alejandro ketika melihatnya dan meraih kemejanya. “Kembalikan bayiku! Dia tidak terbiasa dengan susu bubuk, dan dia menangis setiap kali dia jauh dariku! Kemana kau membawanya?”Alejandro menarik nafas. “Kenapa kau selalu begitu… emosional? Bisakah kau tenang? Dia putriku juga. Apa yang tega aku lakukan padanya? Kembali ke kamar, tenanglah, dan aku akan memberitahu pengasuh untuk membawakan Melissa padamu. Kalau terus begini... Kau akan menakuti bayinya."Melanie tidak memperhatikan kelembutan dalam nadanya. Dia menjadi gila. Dia takut Alejandro akan mengurungnya. Kenyataannya, dia sedang melakukannya sekarang. Dia tidak akan membiarkannya pergi, berada di dekat bayinya, atau menghubungi siapa pun. “Siapa yang menakutkan? Kau yang paling menakutkan dari semuanya!"Tubuh Alejandro menegang tanpa terasa. “Itukah yang kau pikirkan tentang aku? Baik… Karena kau tidak mau mendengarkan ketika aku berbicara d
Butuh waktu lama untuk menenangkan dirinya. Melanie menggigit punggung tangannya sampai berdarah untuk bisa melakukannya. Pada saat dia bangun dan kembali ke kamar, Alejandro sudah selesai mandi dan duduk di dekat jendela, merokok. Ekspresi muram di wajahnya tidak terlalu terlihat di bawah cahaya hangat. Bahkan, itu melembutkan wajahnya. Melanie mengumpulkan keberaniannya dan menyodorkan surat cerai. “Aku membuat ini tadi malam di rumah. Aku sudah mengatakannya sebelumnya, aku hanya menginginkan bayinya. Tolong, aku mohon, tanda tangani ini."Alejandro menoleh ke samping dan melihat perjanjian di tangannya. Tatapannya mengarah ke lengannya. Dia kaget saat melihat tangannya berlumuran darah. “Aku bukan orang yang membuatmu gila di sini, kau membuat dirimu sendiri gila. Letakkan kertas dan obati lukanya. Aku perlu waktu untuk berpikir."Melanie menghela nafas lega ketika Alejandro tidak marah. Dia meletakkan kertas itu di tempat yang paling dekat dengannya. Kemudian mengeluarkan kotak
Mark menatapnya dan dengan kesal menjawab, "Apa maksudmu dengan 'wanita seperti Arianne'? Jaga ucapanmu."Alejandro tertawa lepas. “Aku tidak bermaksud menghina. Maksudku dia tidak mudah untuk diajak bicara. Dia wanita yang lebih baik mati daripada menyerah. Bagaimana kau meyakinkan dia untuk bersamamu? Aku sangat penasaran…"Mark tidak menjawab pertanyaannya. Sebaliknya, dia mengajukan pertanyaan lain sendiri. “Aku telah mendengar bahwa ada ancaman perceraian di hubunganmu. Apa kau kehabisan akal? Itukah alasanmu datang untuk berbicara denganku? Syarat untuk membuat seorang wanita mengabdikan dirinya untukmu adalah dengan dia mencintaimu."Alejandro merasa khawatir. “Lalu, bagaimana jika dia sudah jatuh cinta? Mengapa dia tiba-tiba ingin bercerai? Apa yang akan dilakukan seseorang dalam keadaan seperti ini?” Ia yakin Melanie masih mencintainya.Mark menunjukkan tanda-tanda kesal di wajahnya. "Itu masalahmu. Berhenti menggangguku, aku sibuk. Tidakkah ada hal lain yang lebih baik un
Melanie agak terkejut. “Bagaimana mungkin? Dia bahkan tidak mengizinkanku keluar tanpa berdebat dulu. Bahkan kalau aku diizinkan keluar, Jett harus menemaniku. Apa kau tahu kenapa? Itu karena dia takut kalau aku akan membawa Melissa kembali ke Ayashe. Aku.. aku sudah membicarakan soal bercerai dengannya, tapi entah kenapa, Ale tidak mau menandatangani suratnya.”“Bukankah itu jelas kalau itu berarti dia tidak mau bercerai.” balas Arianne, “Kalian berdua sudah menikah lebih dari setahun sekarang. Kalian bahkan memiliki putri. Dan perceraian… bukanlah hal yang sederhana. Kenapa kau e,menginginkannya? Coba katakan alasanmu padaku.”Melanie menjawab. “Awalnya, aku sangat bahagia dengan pernikahanmu. Aku mencintai dia dengan tulus. Aku mau menghabiskan sisa hidupku bersama dia dengan bahagia. Tapi dia terus saja melukai hatiku. Rasa pedih dan kekecewaan itu seolah menggunung. Aku kira dia akan dengan mudah setuju dengan perceraian ini. Aku tidak tahu kalau ini akan begitu sulit.”Ariann
Dua wanita itu akhirnya berpisah saat hari mulai gelap.Melanie menjadi bersemangat lagi setelah percakapan itu. Dia kembali ke kediaman Smith dan bersikap seperti biasa tanpa menyebutkan soal bercerai. Dia berkata pada dirinya sendiri kalau dia akan memberikan kesempatan sekali lagi untuk dia dan Alejandro.Jett sudah melaporkan perubahan emosi Melanie pada Alejandro.Setelah mendengar itu, Alejandro berhenti bersembunyi dan pulang lebih awal dari biasanya untuk bermain dengan anaknya. Tidak ada yang menyebutkan soal perceraian. Tidak ada yang tahu bahwa Alejandro sudah membuang surat perceraian yang Melanie berikan padanya.…Di Kediaman Tremont.Saat Mark melangkah kedalam rumah, dia melihat Arianne menatapnya dengan ekspresi aneh. Dia lalu bertanya. “Apa yang kau lihat? Apa aku tampak berbeda dari sebelumnya?”Arianne menjawab. “Oh tidak ada. Hanya saja aku merasa kalau menjadi sedikit murah hati dibandingkan sebelumnya.”Mark mengerti makna tersembunyi di balik perkata