Summer West batuk, lalu bersandar ke kursinya dengan lemas. “Tidak perlu, ayo pergi.”Saat mobil itu melaju, Jackson merasa sedikit kecewa. Dia sudah tak bisa menghitung berapa kali ibunya menelantarkannya seperti ini, tidak peduli situasi apa yang sedang dia hadapi. Dia bahkan pernah mengira kalau dia bukan anak kandung ibunya…“Turut berduka cita, ayahmu mungkin sudah pergi tapi kau tetap harus melanjutkan hidup dengan baik. Mengapa kau melakukan ini pada dirimu sendiri?” Jackson gagal menyembunyikan kekecewaannya, ditinggalkan ibunya saat dia mencoba menenangkan Tiffany.“Tuan West, aku mengerti kalau tidak ada yang pernah meninggal di keluargamu.” Tiffany memutar matanya padanya lalu berjalan di tengah hujan.Jackson menghela nafas lega mengetahui Tiffany sudah melupakan komentar lancang yang dia berikan padanya.Tidak ingin pulang dengan semua perasaan negatif ini, Tiffany pun pergi ke rumah Ethan. Yang dia butuhkan sekarang adalah kenyamanan. Kenyamanan…. Dari kekasihnya.
Air mata berlinang di matanya, tapi Tiffany berusaha untuk menahannya. “Hmm, aku tahu kalau Sasha ini akan sama saja sepertiku, kami bukanlah apa-apa selain batu loncatan untukmu. Bukannya marah, aku malah harusnya merasa kasihan padanya. Tatapanmu sangat dingin sedingin angin musim dingin. Itulah caramu menatapku sejak awal, aku hanya terlalu menuruti fantasiku sendiri. Kau tidak perlu mengganti uang apapun. Karena aku lah yang mau membayarnya, aku tidak punya hak untuk memintanya kembali. Terima kasih karena sudah mengajarkanku sebuah pelajaran, terima kasih karena telah memberikanku pukulan keras saat duniaku sedang runtuh. Kau benar-benar membuatku jijik!”Setelah mengatakan itu, dia berbalik dan pergi. Lalu air matanya mengalir di pipinya.Dia sudah memahami semuanya saat Ethan keluar dari kamar mandi. Hal pertama yang dia khawatirkan adalah bukan keadaannya yang basah kuyup karena kehujanan, tapi rahasia yang dia miliki di ponselnya. Kekecewaan ini terlalu dalam hingga dia tida
Kepala pelayan Henry menerima instruksi dari Arianne lalu meninggalkan rumah sakit dengan pengawal. Akhirnya Arianne ambruk di kursi. “Tiffie… perutku sakit sekali…”Tiffany menyeka air matanya dan berteriak memanggil dokter. Dokter melakukan pemeriksaan awal pada Arianne dan menyimpulkan. “Kau sedang mengalami gejala keguguran. Kau sebaiknya beristirahat. Kami hanya bisa memeriksa lebih lanjut setelah setidaknya seminggu, kesehatanmu sangat lemah.”Tiffany terkejut. “Kau hamil? Anak siapa ini?”Arianne menghela nafas. “Menurutmu anak siapa?”“Itu tidak mungkin… anak Will kan?” ucap Tiffany pelan.Arianne menjawab. “Tiffie, aku tidak mungkin bisa melakukan hal seperti itu. Ini anak Mark. tolong rahasiakan kehamilanku. Dia tidak mengetahuinya.”“Apa? Dia tidak tahu? Kenapa kau tidak memberitahunya? Mungkin dia akan memperlakukanmu lebih baik jika kau memberitahukannya. Kau benar-benar harus belajar bagaimana cara untuk menjaga dirimu sendiri. Jangan seperti aku. Aku memberikan seg
Aery merasa jengkel, tetapi dia perlu tetap tersenyum di depan Mark. “Sepertinya kau sedang kesal, kak. Mungkinkah itu karena kau keluar semalaman kemarin bertemu seseorang yang tidak seharusnya kau temui?”Arianne melirik ke arah Mark, yang sedang duduk di sofa dengan ekspresi yang tidak dapat di artikan di wajahnya. Dia lalu pergi ke lantai atas dalam diam, tidak memberi jawaban sama sekali.Dia telah melihat berkas-berkas itu di atas meja kecil. Karena Helen telah datang sendiri, maka mereka harus membahas tentang bisnisnya. Meskipun demikian, dia masih tidak ingin melihat dua wanita yang dia benci.Karena sedang tidak enak badan, dia berbaring di tempat tidur, tidak dapat tidur nyenyak. Rasanya seperti dia baru berbaring sebentar saat Mary memanggilnya untuk makan. Namun, ketika dia bangkit dan melihat ke arah jam, waktu telah menunjukan tengah hari.Arianne mengangkat kakinya dengan hati-hati ketika dia bangkit dari tempat tidur. Dia tidak ingin mengagetkan bayi yang sedang be
Arianne tidak berkata-kata. Dia berhati-hati menuruni tangga dan memasuki ruang makan. Mark melihat ke arahnya dengan acuh tak acuh. “Kau perlu seseorang mengundangmu untuk makan? Tidakkah aku pernah mengajarimu aturannya?”Dia duduk dan mulai makan seorang diri karena dia memang lapar. Selain itu, dia yakin bahwa Mark tidak akan melakukan apapun pada dirinya dihadapan Helen. Lagipula, dia masih perlu menjaga citra sempurnanya di depan orang lain. Memasang muka masam adalah yang paling mungkin dia lakukan.Helen melihat ke arah Arianne dengan tatapan keibuan. “Mark, aku sangat amat bersyukur atas semua kepedulian yang telah kau berikan pada Ari dahulu. Sebagai seorang ibu, aku tidak bisa tidak merasa malu.”Aery tidak dapat melanjutkan melihat pertunjukan ini. Sebelum Mark menjawabnya, dia menyela, “Mark sayang, kau sungguh orang yang baik. Membayangkan bahwa kau bisa mengurus seorang anak dari musuh dan memberinya makan selama beberapa dekade.”Ekspresi wajah Helen berubah datar s
”Arianne, aku pergi,” Helen dengan hati-hati memanggil. “Periksakanlah ke dokter jika kau tidak enak badan. Jangan dibiarkan saja.”Dia tidak dapat menahan kekesalannya. “Bukan tempatmu untuk memikirkan tentangku, bu Kinsey,” jawabnya dingin. “Kau perlu lebih memikirkan tentang anggota keluarga Kinsey.”Tubuh Helen terasa kaku. Dia merasa sedikit malu. Aery menarik Helen. “Tolong jangan biarkan dirimu jadi korban orang yang tidak ramah, bu. Kau mungkin ingin mengakui dia sebagai anakmu, tetapi dia tidak ingin mengakuimu sebagai ibunya.”Helen menghela nafas dan perlahan berjalan menuruni tangga untuk pergi. Aery merasa sangat kesal. Ada kalanya, dia adalah satu-satunya anak perempuan di mata Helen. Namun, Arianne menampakkan dirinya tiba-tiba, dan dia juga mengendalikan lelaki yang ia cinta. Pikiran itu membuatnya sangat marah!Tidak lama setelahnya, keadaan di luar menjadi hening. Arianne bangun dan turun ke lantai bawah untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan.Tepat saat dia kel
Arianne takut jika Tiffany mungkin tidak sengaja memberitahu rahasianya, jadi dia segera membatahnya. “Aku tidak apa. Aku tidak akan berhenti khawatir jika aku tidak membantumu juga.”Will tersenyum. “Tunggulah aku. Aku harus pergi ke kamar kecil.”Tiffany menggenggam tangan Arianne setelah Will pergi. “Tanganmu begitu dingin. Dokter menyuruhmu kemarin untuk beristirahat selama satu minggu, tapi kau masih berkeliaran. Will bisa membantuku. Kenapa kau tidak pulang?”Karena Arianne sudah disini juga, tentu saja, dia tidak berencana untuk pergi sekarang. “Baik sudahi. Jangan menyampaikan hal yang tidak-tidak di depan Will. Aku baik-baik saja.”Di sisi lain, Will telah sampai di depan pintu kamar kecil ketika dia menghentikan langkah kakinya. Matanya menangkap sepasang mata dingin. Setelah hening sesaat, dia berkata, “Jangan katakan bahwa kau membuntuti Ari sampai sini?”Tatapan Mark berubah gelap. “Ari? Sepertinya kau cukup dekat dengan istriku.”Will terhenyak mendengar kata ‘istri
Will melirik ke arah Arianne namun tidak memberi tahu perjumpaannya dengan Mark. “Bukan apa-apa. Sudah larut, mari kita sudahi. Tiffie, kau harus pulang ke rumah dan menemani ibumu.”Tiffany menghela. “Kau tahu seperti apa ibuku. Sekarang ayahku pergi, dia mungkin tidak akan dapat kembali normal selama beberapa tahun.”Arianne mengangguk, “Lalu dia pergi. Hubungi aku jika kau butuh apapun.”Tepat saat dia berucap, dia menyadari sebuah mobil Rolls-Royce hitam tidak jauh terparkir. Dia ingat plat nomor mobilnya dengan baik - itu adalah mobil Mark...Hanya butuh sesaat bagi Brian untuk keluar dari mobil, berjalan ke arahnya, dan mengambil tasnya. “Waktunya pergi, nyonya.”Arianne tidak mengira akan melihat Mark di sini. Dia melihat ke arah Will dan Tiffany lalu mengikuti Brian ke dalam mobil tanpa berucap sepatah katapun.Ekspresi Mark di dalam mobil sulit untuk dipahami. “Apa yang kau lakukan disini?” tanya Arianne.Dia melihat ke arah gedung-gedung yang terlewati. “Kenapa aku tid
Arianne sudah lama tidak mendengar nama itu, dia harus berpikir lama beberapa detik sebelum akhirnya mengingat wajahnya.Shelly-Ann Leigh… Dia pasti menghabiskan bertahun-tahun di rumah sakit jiwa, bukan? Hanya Tuhan yang tahu jika rambut wanita itu sekarang abu-abu dan putih seluruhnya.Ketika seseorang hampir mati, seseorang dapat berdiri untuk memaafkan semua sejarah di antara mereka—bahkan yang gelap, walaupun jika buku besar itu penuh—untuk selamanya. Jadi, Arianne menjawab, "Aku akan pergi denganmu. Tidak peduli apa yang terjadi, dia tetap ibumu."Mark sama sekali tidak mengharapkan jawaban itu darinya. Dalam keterkejutannya, dia membungkuk dan meninggalkan ciuman di bibirnya. “Aku tahu aku memilih wanita yang tepat sebagai istriku. Aku pikir kau tidak akan setuju untuk membiarkanku menemaninya selama hari-hari terakhirnya…”Arianne tidak menjawab apa-apa. Dia tidak begitu bodoh sehingga akan mencoba untuk menang dari seorang wanita yang hari-harinya terhitung jari. Tidak ped
Arianne mencibir. “Kamu keliru, nona kecil. Aku tidak akan cukup gila untuk membuat marah ibu dari pria yang kusuka jika aku jadi kau, Nak. Aku khususnya tidak akan mengatakan apa pun yang ber-IQ serendah itu juga. Biarlah aku benar-benar jujur kepadamu: tidak seorang pun yang memiliki nama keluarga Leigh akan mendapat sisi baikku—yang terakhir gagal. Keras. Aku dapat menjamin bahwa kau akan meninggalkan kami dalam rentang waktu tiga hari. Jika aku kalah, kau bisa tinggal di sini selamanya. Ingin bertaruh? Aku menantangmu."Dia membiarkan ancamannya tergantung pada ucapan itu dan membalikkan kursi rodanya, meninggalkan wanita muda yang terhina itu.Kemarahan menyeruak dari Raven seperti gelombang gempa di sekujur tubuhnya. Dia hampir mengalami hiperventilasi, tetapi tepat sebelum menjadi tidak mungkin untuk dikendalikan, dia kembali dan mendesak dirinya untuk tenang. Dia punya perasaan bahwa meskipun dia pingsan saat itu juga, tidak ada yang akan menemukannya, bukan?Sekarang sete
Melissa adalah tipe orang yang selalu mendesak segala sesuatunya menjadi semeriah mungkin. Dia melompat berdiri dan mengangkat cangkirnya, “Yo, semuanya! Mari bersulang untuk Cindy yang menjadi sepupu iparku!"Penonton menjawab dengan antusias dengan cangkir mereka di udara dan berseru—kecuali Raven, yang tetap duduk. “Aku memiliki tubuh yang sakit-sakitan. Aku tidak bisa minum. Maafkan aku."Senyumannya begitu kaku, wajahnya terlalu pucat. Sesuatu terlintas di mata Arianne sebelum dia menjawab, "Tentu."Setelah pesta pora memudar, Arianne mengarahkan kursi rodanya ke halaman. Penampilan luar dari rumah itu tampaknya telah membeku dalam waktu, itulah mengapa berada di sini membuatnya merasa sangat… aman.Tentu saja, itu terjadi meskipun Henry dan Mary meninggal. Pada akhirnya, waktu berlalu dan banyak hal berubah, karakter dan objek datang dan pergi, dan semua tahun yang hilang ini meninggalkan penyesalan yang tertinggal di belakang mereka.Arianne melihat siluet yang berdiri send
Arianne meraih kedua tangan wanita cantik itu dan tersenyum. "Terima kasih! Astaga, bagiku… ini seperti kalian berdua bertambah tua dalam sekejap mata! Betapa cantiknya kalian berdua! Cindy, dimana kakakmu? Plato belum pulang?"Menyebut nama kakak tersayangnya membuat Cynthia cemberut. "Dia bilang dia akan pulang setengah bulan yang lalu—itu yang dia katakan. Siapa yang tahu apa yang sebenarnya dia lakukan? Lagipula, siapa yang peduli tentang orang tak berguna itu. Dia selalu seperti ini. Oh, um, cuacanya cukup panas. Kita mungkin sebaiknya masuk.”Arianne mengangguk dan menatap sekilas Aristoteles dengan pandangan gelisah. Tidak sekalipun anak itu terlihat seperti ingin berbicara dengannya... Mungkinkah ia sedang menghitung keluhannya dalam pikirannya? Mark dan Arianne sudah lama tinggal di Swiss; Hidup pasti sulit baginya sendirian.Butuh waktu sampai dia mencapai ruang tamu untuk akhirnya melihat Raven. “Millie, apakah ini adik perempuanmu?”Melissa dengan cepat melompat untuk m
Seluruh tubuh Aristoteles terpatung.Dia telah menunggu berita ini selama sembilan belas tahun. Seiring waktu berlalu, semangatnya meredup sedikit demi sedikit, perasaannya menjadi kebal, sampai pikiran itu tidak ada bedanya dengan ilusi. Tetapi hari ini, berita tentang hal itu menjadi kenyataan baginya dan menghempaskannya ke dalam pikiran yang bermacam-macam.Beberapa saat kemudian, dia akhirnya bergumam pelan, "Kapan... Kapan mereka akan kembali?"Jackson menutup jarak di antara mereka dan memberi anak muda itu tepukan ringan dan menenangkan di pundak. “Tidak secepat itu, aku yakin; bukan ketika ibumu baru saja siuman dan membutuhkan waktu untuk pulih. Dia tidur selama sembilan belas tahun, kau tahu. Jadi mungkin setelah dia cukup pulih untuk beberapa saat…” jawabnya. “Kita telah menunggu selama sembilan belas tahun untuk ini, bukan? Apa artinya menunggu sedikit lebih lama dibandingkan dengan itu? Hal terpenting yang harus kau lakukan adalah mengelola perusahaan dengan kemampuan
Cynthia belum pernah menjalin hubungan sebelumnya, jadi dia tidak tahu apa itu cinta. Namun, ada satu hal yang pasti. Dia menyukai perasaan bersama Aristoteles dan bagaimana dia melindunginya sejak mereka masih kecil. Meskipun Aristoteles menjadi sedikit mendominasi dan "nakal", dia tidak terkejut olehnya. Sebaliknya, dia bahkan merasa sedikit terharu, yang terasa luar biasa.Tidak diketahui bagaimana mereka bisa sampai di tempat tidur, dengan nafas mereka yang berpadu. Terlepas dari satu hal terakhir, mereka telah melakukan hampir semua hal lain yang bisa dilakukan.Saat mereka akan melakukan hal terakhir, Aristoteles tiba-tiba berhenti dan membantu menarik selimut menutupi Cynthia. "Ayo tidur, selamat malam."Cynthia masih bingung dari sebelumnya. Dia tidak tahu mengapa Aristoteles tiba-tiba berhenti, dia juga tidak memiliki keberanian untuk bertanya padanya. Dia telah berjuang begitu lama sebelum meyakinkan dirinya untuk mengikuti arus…Keesokan harinya, ketika Cynthia bangun, A
Cynthia mendengar apa yang dikatakan Aristoteles, tetapi tangannya tidak berhenti melakukan apa yang mereka lakukan. Kepalanya tidak bisa berpikir jernih. “Tidak… tidak perlu. Aku akan bisa menyelesaikannya sekarang. Silakan tidur dulu. Ngomong-ngomong, dimana aku tidur malam ini? Ada begitu banyak kamar di sini, aku akan meminta Agnes untuk membantuku membereskannya."Aristoteles menghampirinya dan berjongkok. Dia meraih lengannya dengan satu tangan sementara yang lain menutup koper. “Tidur saja denganku di sini dan berhentilah beres-beres.”Cynthia curiga dia mungkin salah dengar. Dia melihat ke tempat tidur besar di belakangnya dengan linglung dan tiba-tiba merasakan telapak tangannya, yang dipegang oleh Aristoteles, terasa hangat. “K… Kau bercanda, bukan, Ares? Meskipun kita dulu sering tidur bersama satu sama lain ketika kita masih kecil, kita semua sudah dewasa sekarang, jadi bukankah itu sedikit tidak pantas?”Aristoteles berkata dengan wajah datar, "Aku tidak bercanda."Cyn
Melissa tahu bahwa Aristoteles telah mencium Cynthia, jadi dia tahu apa yang sedang terjadi. Oleh karena itu, dia tentunya membual, "Tentu saja, mereka sudah bertunangan sejak mereka lahir. Kebetulan, keduanya merasakan hal yang sama tentang satu sama lain saat mereka tumbuh dewasa, jadi bukankah ini akan membuatnya menjadi lebih baik? Dari caraku melihatnya, penyakitmu tidak akan sembuh selama sisa hidupmu dan mereka berdua mungkin harus menunggu sampai Cindy lulus sebelum mereka menikah. Jadi, lebih baik kau kembali ke Prancis secepat mungkin. Jangan khawatir, kau telah menyelamatkan nyawa Aristoteles sebelumnya, jadi dia tidak akan pelit denganmu secara finansial."Raven sangat ingin mengendalikan rasa tidak bahagia yang ada di hatinya, tetapi emosinya menolak untuk mengikuti keinginannya. Karenanya, dia berjuang keras untuk melepaskan diri dari genggaman Melissa. Melissa terkejut sesaat. "Kau gila?"Setelah itu, Raven kembali sadar dan mengambil nafas dalam-dalam. “Maafkan aku… A
‘Kau tidak terlalu khawatir?’ Melissa sangat marah hingga dia tertawa. “Apa aku satu-satunya yang khawatir tak beralasan? Aku pikir kau mencintai saudara laki-lakiku, bukan? Pria yang kau impikan setiap hari telah kembali dari Prancis tetapi membawa seorang wanita bersamanya, tapi kau sebenarnya tidak begitu khawatir? Mari kita kesampingkan niat orang tuamu sejenak. Apa kau berani bilang kau tidak mencintainya? Aku hanya membantumu karena kau adalah sahabatku, jadi bisakah kau jangan begitu santai, seolah-olah aku membantumu tanpa alasan?"Cynthia menggelengkan kepalanya dan merendahkan suaranya saat dia menjawab, “Dia… mungkin telah menyatakan perasaannya kepadaku. Kami juga… sudah melakukannya. Jadi, aku pikir dia tidak merasa seperti itu terhadap Raven. Itu murni karena dia menyelamatkan nyawanya sekali. Aku yakin Ares akan mampu menangani situasi ini dengan baik.”Mata Melissa terbelalak. "Apa? Dia baru kembali beberapa hari, tapi kalian berdua sudah berhubungan seks? Secepat itu