"Kau dan aku menderita kelainan Sadomasokis. Kita berdua haus akan kenikmatan sadis saat kita menyiksa pasangan kita," beber Ashley. Mata Christian membulat dan ia tidak menyangka kalau Ashley bisa mengetahui satu rahasia terkelam yang selama ini ia tutup rapat. "Mulutmu sama sekali tidak berguna dan selalu mengatakan omong kosong!! Aku terlalu jijik dengan tubuhmu jika aku memilih untuk memperkosamu sehingga aku memutuskan untuk meremas payudara seksimu, untung saja payudaramu asli karena jika payudaramu palsu, siliconmu pasti sudah hancur sekarang." "Fuck you!! Apa kau pikir aku dan Alex akan diam saja?! Aku akan membalasmu, Christian!!" Ashley menatap Christian dengan tatapan penuh amarah dan dendam. "Lakukan saja!! Balas aku kalau kau bisa, kedua tanganku selalu terbuka lebar untuk menunggu pembalasan yang kau ucapkan. Tapi ... aku tidak akan tinggal diam kalau kau berani menyakiti Rain," tantang Christian. Christian berdiri lalu ia memasang kembali sabuknya, lelaki bertubuh ke
Bibir Christian terasa hangat ketika menyentuh bibir Rain, penuh kelembutan dan cinta tidak ada sedikitpun kekasaran ataupun gairah menggebu yang berpotensi menyakiti pasangannya. Ciuman hangat yang mampu memadamkan emosi serta amarah Rain, tubuh yang awalnya terus memberontak liar kini semakin tenang setelah terhanyut oleh kecupan bibir sang billionaire yang begitu memabukkan.Hembusan napas hangat Christian menerpa wajah sang gadis, kedua hidung mancung saling bertabrakan ketika dua wajah saling mendekat. Tangan besar nan kokoh menangkup pipi halus sambil mengusap lembut air sisa-sisa air mata, Christian mencium lembut kedua kelopak mata Rain yang tertutup rapat lalu ia menggesekkan ujung hidung mancungnya ke hidung sang wanita sambil tersenyum manis ketika kelopak mata Rain perlahan terbuka.Christian memiringkan tubuh Rain agar luka yang masih basah tidak bergesekan dengan kain sprei yang nantinya malah semakin membuat luka wanitanya bertambah parah. "Sudah selesai marahnya? Kalau
"Ashley!! Siapa yang ingin menjadikanmu budak seks? Kau adalah wanitaku dan aku tidak ingin kau disiksa oleh Christian," jelas Alex."Bohong!! Apa kau pikir bisa membohongiku dengan ucapan manismu itu?! Aku tidak bodoh seperti Rain yang bisa dengan mudah diperalat oleh laki-laki kejam seperti Christian terutama pria tolol seperti kau," bentak Ashley sambil menunjuk wajah Alex dengan jari telunjuknya.Alex menepis kasar tangan Ashley karena ia tidak suka ditunjuk-tunjuk yang baginya itu adalah sebuah penghinaan terlebih lagi ia terus dihina oleh wanitanya. "Berani sekali menunjukku dengan jari, kalau kau orang lain pasti sudah kupatahkan jari tanganmu!!""Sekarang antarkan aku pulang, cepat!! Aku tidak mau tinggal di sini dan aku tidak mau kau suruh-suruh aku seperti budak," titah Ashley dengan tatapan nyalang.Alex mendorong tubuh Ashley ke atas ranjang lalu menindihnya dengan tubuhnya, kedua tangan wanita ia genggam di kedua sisi sambil mendekatkan wajahnya perlahan ke wajah Ashley.
"Apa yang sedang kau lakukan?" Christian berdiri terpaku di ambang pintu sambil menatap lekat pada wanitanya yang sedang melakukan hal aneh dan terus mengomel tidak jelas. "Aku ingin mengoleskan obat pada lukaku tapi aku tidak bisa melihat punggungku," jawab Rain yang terus berusaha menolehkan kepalanya ke samping. Christian menggelengkan kepalanya sembari menghela napas, lelaki tampan berdagu belah berjalan mendekati Rain lalu duduk di tepi ranjang sambil memegangi kedua bahu wanitanya. "Justru akan sangat menakutkan kalau kau bisa melihat punggungmu sendiri karena kau harus memutar kepalamu ke belakang. Berikan salepnya kepadaku," ucapnya. Rain memberikan wadah salep yang dipegangnya kepada Christian. "Apa kau takut pada hantu? Setelah beberapa bulan tinggal di sini aku baru mendengar kau menyebut kata menakutkan," tanyanya dengan polosnya seperti anak kecil. "Tidak!! Justru manusia lebih menakutkan daripada hantu," jawab Christian. "Ah, benar. Dan kau adalah salah satu manusia
"Tuan Christian, sepertinya Fellix dan Anthony mulai bergerak menyerang kita tapi saya masih belum mengetahui dengan pasti rencana kedua orang itu," lapor Erick."Shit!! Rencana apa yang sedang mereka jalankan? Apakah mereka disuruh oleh Alex?" Christian menatap lekat wajah Erick yang ternyata sama bingung dengan dirinya."Umm ... saya akan menyelidikinya, sekarang."'"Tidak!! Siapkan saja jet pribadiku dan atur keberangkatanku ke Hawaii malam ini juga," titah Christian cepat."Malam ini juga?" Tanya Erick untuk memastikan."Ya, malam ini!! Kenapa memangnya?" Kedua alis Christian saling bertautan melihat Erick, ia menjadi kesal sendiri karena Erick yang biasanya cepat tanggap kini menjadi sedikit lamban."Tidak apa-apa, saya hanya bertanya saja. Saya akan persiapkan semuanya sekarang juga," ucap Erick sambil berjalan pergi.Christian masuk ke kamar dan berjalan mendekati Rain yang baru saja keluar dari tempat persembunyiannya. "Rain, pakai bajumu dan kemas beberapa pakaian. 2 jam lagi
"Cepat masuk!!" Christian mendorong paksa tubuh Rain masuk ke dalam mobil lalu ia ikut masuk ke dalamnya."Christian ....""RAIN, DIAM!! TUTUP MULUTMU!!" Christian membentak kasar Rain karena emosinya masih meledak-ledak.Rain menangis ketakutan sampai ia tidak berani duduk berdekatan dengan Christian dan memilih untuk duduk menepi di pintu, keadaan hening setelah 10 menit berlalu dan gadis cantik berambut cokelat itu sudah tertidur pulas dengan kepala yang tersandar ke jendela. Rain yang sedang mabuk terus bergumam tidak jelas bahkan ia masih meracau saat digendong masuk ke kamar oleh Christian."Dasar ikan pari pembuat masalah!! Sudah aku bilang tidak boleh minum alkohol tapi tetap saja perintahku diabaikan," kesal Christian, mau marah pun juga percuma karena si pembuat masalah yang ingin ia omeli habis-habisan sedang tertidur lelap.Christian melepas dress Rain yang berbau alkohol lalu menyeka wajah, leher dan lengan wanitanya untuk mengurangi bau alkohol yang masih tertinggal kemu
"Kalau ingin merobohkan gedung tidak harus memakai peledak, bukan? Pemakaian bahan material yang buruk juga akan mempengaruhi kualitas bangunan seperti semen, baja atau bahan lainnya," jelas Rain yang membuat Christian dan Erick seketika saling menatap."Ah, kenapa kita tidak terpikir sampai ke sana?" Pekik Erick."Kita pergi ke proyek sekarang juga!! Tapi, aku ingin kau mencari keberadaan Fellix dan Anthony lalu seret kedua laki-laki idiot itu ke hadapanku," titah Christian."Saya sudah berusaha melacak keberadaan mereka, Tuan. Tapi mereka berdua terlalu sulit untuk dilacak karena terus berpindah-pindah," jawab Erick."Tangkap saja putri mereka berdua lalu seret ke hadapanku!! Aku akan sedikit bermain-main dengan kedua gadis sialan itu," titah Christian lagi kali ini dengan ekspresi wajah yang penuh kelicikan.Rain seketika mematung sembari menatap Christian setelah kedua nama gadis yang sering membully dirinya disebut, bulu kuduknya seketika berdiri saat melihat sorot mata Christian
"Rain!! Aku sudah menyiksa Ashley dengan siksaan yang sangat kejam untukmu dan sekarang giliranmu untuk menyiksa kedua pelacur sialan itu," ujar Christian sambil menatap nyalang mata Rain."Aku tidak bisa," jawab Rain dengan suara bergetar."Jadi kau sudah siap menerima hukuman dariku? Aku akan pastikan hukumanmu terasa 1000 kali lipat lebih menyakitkan dari cambukan di punggung dan juga payudaramu seperti tempo hari," bisik Christian di telinga Rain.Rain menatap Erick dan beberapa bodyguard yang sedang berdiri di belakang Christian untuk mencoba meminta pertolongan atau sekadar dukungan tapi sayangnya tidak ada satu orang pun yang berani melawan perintah Christian bahkan Erick sekalipun. Titah Christian hukumnya adalah mutlak dan tidak ada yang akan berani menentangnya kecuali orang itu sudah bosan untuk hidup."Aku akan melakukannya," ucap Rain.Christian menghempas lengan Rain dengan cara yang sangat kasar. "Lakukan saja semua yang aku perintahkan!! Buka pakaian kedua pelacur itu!
Gerimis turun mengiringi upacara pemakaman Adrian yang baru saja selesai dilaksanakan, para pelayan yang memakai baju serba hitam satu per satu mulai pergi meninggalkan area pemakaman setelah meletakkan sekuntum mawar putih di atas pusara Adrian. Kini hanya ada Christian, Rain, Erick dan Lucy yang masih meratapi kematian Adrian."Kenapa harus Adrian? Kenapa? Aku bahkan belum meminta maaf kepadanya karena sudah mengkhianatinya," tangis Rain di atas gundukan makam Adrian."Karena Tuhan lebih mencintai Adrian makanya Tuhan mengambilnya," jawab Christian sambil menatap nanar nisan Adrian."Kak Adrian. Maafkan aku karena selama ini aku sudah sangat mengecewakanmu," ucap Lucy sambil menangis tersedu-sedu dan langsung ditenangkan oleh Erick."Erick, bawa Lucy ke mobil. Dia sedang mengandung dan dia bisa sakit kalau terus terkena guyuran hujan," titah Christian kepada Erick.Erick mengangguk cepat, ia berdiri cepat lalu memapah Lucy meninggalkan makam Adrian."Rain, kita juga harus pergi dari
"MIKHA!!" Pekik Christian ebgitu ia mengenali wanita yang tengah terbaring sekarat di pinggir jalanan dengan tubuh telanjang dan kondisinya sangat mengenaskan. "CEPAT PANGGIL AMBULANCE," titahnya kemudian kepada anak buahnya.Christian melepaskan jasnya yang ia gunakan untuk menutupi tubuh telanjang Mikha, ia sangat prihatin dengan tubuh Mikha yang dipenuhi luka serta cairan putih pekat yang melumuri paha sang wanita yang dulunya suka menyiksa Rain tersebut. Apakah ini semacam karma yang diterima oleh Mikha karena dulu suka menyiksa Rain?Mungkin saja iya karena semua yang hidup di dunia pasti akan mendapatkan karma dari tiap-tiap perbuatan yang mereka lakukan di dunia ini."Hall, antar Rain dan Richie pulang ke rumah. Aku akan menunggu dan mengantar Mikha ke rumah sakit," titah Christian kepada sang anak buah andalannya."Baik, Tuan." Hall bergegas masuk ke dalam mobil seperti yang diperintahkan oleh sang billionaire.Beberapa bodyguard Christian tampak sibuk mengamankan lokasi sekit
Seorang wanita yang memakai penutup kepala sedang mondar-mandir di depan mansion megah Abraham dan sesekali bersembunyi di balik pohon atau jajaran mobil yang diparkir di tepi jalan saat ada orang atau mobil yang melintas. Gerak-geriknya sangat mencurigakan seperti seorang penjahat yang sedang mengincar korbannya.Wanita bertubuh langsing yang memakai pakaian serba tertutup itu tampaknya sedang menunggu sang pemilik bangunan megah itu keluar akan tetapi sampai beberapa jam lamanya ia menunggu, tak ada satu mobil mewah pun yang keluar ataupun masuk. Wanita berhidung mancung itu pun tampak sangat cemas dan kecemasannya bisa terlihat dari tubuhnya yang tampak gemetaran seperti orang yang sedang ketakutan."Terbuka!! Akhirnya gerbang rumah Christian terbuka," pekik Mikha.Mikha berlari mendekati pintu gerbang kediaman Abraham akan tetapi saat ia hampir mencapai pintu tiba-tiba sebuah mobil van berhenti tepat di depannya dan beberapa pria bertubuh kekar keluar dari mobil tersebut. Mikha di
"Jadi, kita bertiga bisa kabur ke luar negeri kalau kita bisa mencuri jet pribadi milik Adrian. Dan aku butuh bantuan kalian berdua untuk melakukannya," usul Juan."Membunuh Adrian? Bagaimana caranya? Kau tahu sendiri kalau Adrian sedang dijaga oleh pengawal Christian, bukan?" Tanya Mikha."Betul sekali!! Kalau kita tidak hati-hati bisa jadi kita sendiri lah yang akan celaka," timpal Ashley."Tidak!! Aku tidak mau melakukannya karena itu terlalu berbahaya dan aku belum mau mati seperti Alex," tolak Mikha cepat."Jadi, kalian berdua tidak mau membantuku?! Fine!! Kalau begitu aku akan pergi sendiri dan jika aku berhasil mengambil jet pribadi milik Adrian, aku akan pergi sendiri tanpa kalian berdua." Ujar Juan."Fuck you, Juan!! Jadi seperti ini kah wajah aslimu?! Kau akan meninggalkanku sendirian dan kau hanya memikirkan dirimu sendiri padahal dulu kau berjanji akan menjadikanku ratu," protes Mikha cepat sambil menggebrak meja."Ya, benar!! Ini wajah asliku dan aku berhak berbuat sesuka
"Cepat tangkap dia dan jangan sampai lolos," titah sang pimpinan tim SWATT setelah melihat Erick membunuh Alex dengan kejam.Pistol Erick dijatuhkan paksa, kedua kakinya ditendang hingga ia terjatuh bersimpuh dan kedua tangannya diborgol. Mata Erick memerah dan ia tampak hancur saat melihat jenazah Chen sedang dipindahkan ke brankar oleh tim medis lalu dibawa masuk ke dalam ambulance kemudian dibawa pergi ke rumah sakit."Tunggu!! Cepat lepaskan tuan Erick," titah jaksa Harry kepada sang pimpinan SWAT."Jangan halangi pekerjaan kami, dia telah membunuh pria ini dengan sangat kejam dan sudah menjadi tugas kami untuk menangkap penjahat yang telah membunuh banyak orang yang tidak berdosa," tolak sang pimpinan tim SWAT yang malah mengacuhkan perintah dari jaksa Harry.Perdebatan dimulai dan jaksa Harry tampak sangat sangat emosi karena pimpinan tim SWAT tidak mengindahkan ucapan sang jaksa, ia langsung menghentikan sang pimpinan arogan yang hanya bisa menangkap saja tanpa mau mencari tahu
Rain malam ini tidak bisa tidur, ia terus menunggu di ruang depan sambil berjalan mondar-mandir. Sebentar duduk lalu berdiri, sebentar berbaring di sofa sambil memejamkan mata lalu di detik berikutnya matanya kembali terbuka kemudian turun dari sofa dan kembali berjalan mondar-mandir.Hati dan perasaan Rain terus saja gelisah memikirkan sang bodyguard wanitanya yang sudah ia anggap sebagai kakak perempuannya sendiri sehingga ia tidak bisa tenang selama Chen masih belum pulang."Rain, kau tidak tidur? Sekarang sudah larut malam, udara di sini sangat dingin dan tidak bagus untuk kesehatanmu, kau bisa sakit kalau menunggu di sini." Ujar Christian sambil meletakkan baby monitor di atas meja lalu ia memakaikan mantel hangat di tubuh Rain agar wanitanya tidak kedinginan."Bagaimana mungkin aku bisa tidur kalau Chen masih belum memberiku kabar, Christian?!! Apa kau sudah mendapatkan kabar dari Erick atau siapapun?" Tanya Rain."Belum, aku juga sedang menunggu kabar dari Erick. Kau tidur saja
"Apa yang harus aku lakukan?" Tatapan mata Erick tertuju ke layar monitor yang sedang merekam kondisi di dalam van milik anak buah Juan dan Alex.Erick mendengarkan sambil menyaksikan anak-anak buah musuhnya yang sedang tertawa senang karena telah berhasil menculik beberapa wanita muda yang akan menjadi korban sindikat perdagangan organ tubuh manusia yang salah satunya adalah Chen. Rasa khawatir dan panik bercampur menjadi satu hingga membuat kepala Erick ingin meledak karena semua rencana yang telah ia susun tiba-tiba buyar karena kesalahan teknis."Apakah ada yang melihat arah mobil Van hitam itu pergi?" Tanya Hall melalui alat komunikasinya."Mereka menuju ke hutan, tim 5 sedang membuntuti di belakang.""Thanks God," ucap Erick penuh syukur. "Kita pergi ke sana sekarang," titah Erick kemudian."Aku mengerti," sahut HarryMobil Van yang ditumpangi oleh Erick dan juga beberapa tim lainnya yang langsung menuju ke hutan, mereka memarkir mobil agak jauh dari gudang tempat anak buah Juan
"Apa kau benar-benar yakin, Harry? Apa yang membuatmu begitu mantap untuk menerima usulanku?" Tanya Christian memastikan."Karena sudah terlalu banyak korban berjatuhan dan aku tidak memiliki cara lain untuk bisa menjerat kepala jaksa dengan hukuman yang setiimpal karena kekuasaan serta jabatan yang dimiliki oleh pimpinanku," jawab Harry yang tampak tidak berdaya.Christian menghela napas panjang dan ia berkata. "Tidak semua masalah bisa diselesaikan oleh hukum karena di dunia ini masih banyak sekali ketidakadilan serta kejahatan yang dilakukan oleh para penegak hukum.""Ya, anda benar, Tuan.""Dan karena itulah kita akan melakukan hal ekstrem agar kita bisa menjerat dan mengadili para penjahat yang sudah membunuh banyak manusia tidak berdosa itu dengan hukum yang kita ciptakan sendiri," ujar Christian."Cara ekstrem? Apa maksud anda? Saya tidak mengerti," tanya Harry yang tampak kebingungan."Dengan cara membuat jebakan kematian dimana seluruh dunia bisa menyaksikan secara langsung
"Aku merasa sangat lega dan aku bisa mati dengan tenang kalau aku ditakdirkan mati malam ini juga," ucap Adrian lega."Diam, jangan bicara omong kosong lagi, Kak!! Aku tidak akan pernah mau memaafkanmu kalau kau terus bicara sembarangan seperti tadi," amuk Lucy, netranya menatap tajam wajah kakaknya lalu ia berjalan pergi meninggalkan kamar perawatan kakaknya dengan penuh kekesalan."Lucy," panggil Erick yang terlihat kebingungan, ia ingin mengejar wanitanya akan tetapi di sisi lain dirinya sungkan untuk meninggalkan Christian dan Adrian makanya ia akhirnya memilih untuk diam di tempatnya."Erick, susul Lucy dan tolong bawa Richie keluar. Aku ingin bicara empat mata dengan Adrian," titah Christian."Baik, Tuan.""Richie, ucapan selamat tinggal pada Daddy Adrian," pinta Christian kepada sang putra, ia mendekatkan putranya ke arah Adrian sehingga sang bocah tampan bisa mencium kening Adrian."Bye, Daddy. Ummmaaah," ucap Richie sambil mencium kening dan pipi Adrian."Daddy akan selalu me