Christian melihat tubuh sang bodyguard meluncur turun ke arahnya dengan kecepatan tinggi sehingga ia langsung berguling ke samping sambil memegangi kepala Rain, sang billionaire kejam itu memakai kedua lengan kekarnya untuk menopang bobot tubuhnya agar tidak menindih tubuh wanitanya. Netra Christian membulat sempurna saat melihat kondisi sang bodyguard yang ternyata sudah tewas dengan tubuh bagian depan serta bagian wajah dipenuhi lubang bekas tembakan peluru."Tuan Christian, mobil sudah siap. Kita harus membawa Rain ke rumah sakit," ucap Erick."Bantu menurunkan Rain, Erick."Erick membantu Christian menurunkan Rain, sempat mengalami kesulitan tapi akhirnya mereka berdua berhasil membawa Rain masuk ke dalam mobil dan menuju ke rumah sakit. Tak hanya Rain saja yang mendapatkan penanganan tapi Christian juga mendapatkan penanganan medis akibat mengalami cedera di beberapa bagian tubuhnya."Tuan Christian, apakah anda membawa sampel makanan yang dibubuhi racun? Kami sedang berusaha men
"Bagaimana ini, Tuan? Mike telah kembali dan kita kalah jumlah? Apa kita serang saja mereka semua sekalian?" Tanya Erick dengan ekspresi cemas."Apa kau bodoh?! Mana mungkin kita bisa menyerang mereka sekaligus? Kita harus melarikan diri," ketus Christian.Erick hanya menatap Christian dengan tatapan yang tidak bisa diartikan dengan kata-kata. "Mealrikan diri? ini bukanlah gaya anda," ujarnya."Ini bukan soal gaya atau kebiasaan, bodoh!! Ini tentang cara bertahan hidup, kita pergi ke belakang dan mencari jalan keluar," timpal Christian.Christian dan Erick berlari menuju ke belakang rumah untuk mencari jalan keluar, tapi setelah mereka berdua berhasil menemukan pintu belakang, di sana ada dua penjaga yang sedang berjaga-jaga sambil meminum alkohol dan merokok. Erick dan Christian bergerak cepat dengan menyergap kedua penjaga bertubuh kekar sehingga pergumulan keempat pria dimulai.Christian mencekik lawannya lalu membanting tubuh kekar ke tanah lalu menembak dada sang pria hingga tewa
"Dokter Adrian, sedang apa kau di sini? Kenapa wanitaku menangis seperti itu, apa yang telah kau lakukan kepadanya?" Christian tiba-tiba masuk dan langsung memberondong Adrian dengan banyak sekali pertanyaan.Adrian terkejut tapi ia masih bisa mengendalikan ekspresi wajahnya, tapi hal yang berbeda justru terlihat dari wajah Rain yang tidak bisa menutupi ekspresi kekagetannya. Rain dan Adrian tidak menyangka kalau Christian akan kembali dalam waktu yang sangat singkat dan memergoki mereka berduaan di dalam kamar."Aku ... aku ..." Otak Adrian tiba-tiba blank sehingga ia tidak bisa berpikir sebuah alasan untuk membungkam Christian."Aku tadi memencet tombol untuk memanggil dokter karena aku masih merasakan efek dari racun itu, dan Adrian baru saja memeriksaku," timpal Rain, cepat.Christian masih menatap Adrian dengan penuh curiga karena ia tahu kalau Adrian adalah dokter bedah, ia berjalan mendekati ranjang Rain sambil terus menatap Adrian dan wanitanya secara bergantian. "Dokter bedah
Hidup Rain terus saja dibayangi oleh pamannya yang serakah dan selalu ingin merebut sang keponakan untuk ia jadikan sebagai mesin pencetak uang, setelah ia berhasil menjual keponakannya kepada Christian, rasa untuk semakin menggunakan tubuh Rain sebagai mesin pencetak uang semakin menggebu-gebu di otak Ruben sehingga ia terus saja mengikuti dan mengintai Rain kemanapun sang keponakan pergi. "Jangan dekati aku lagi atau Christian akan membunuhmu, Paman!!" Bentak Rain. "Christian, membunuhku? Si keparat itu tidak akan pernah bisa membunuhku," timpal Ruben sembari mendekat ke arah Rain. Rain teringat dengan ucapan Christian tentang cara membela diri jika terdesak, perempuan cantik bermata besar yang sedang memakai seragam pasien reflek menendang junior Ruben hingga lelaki gertubuh gempal itu langsung memekik kesakitan. "Arrrgghhh!! FUCK!! SIALAN KAU, RAIN!!" Dengan tangan yang gemetaran, Rain melepaskan selang infus di tangannya agar tidak merepotkannya saat sedang melarikan diri dan
"Rain, ini ada flash disk dan di dalamnya terdapat salinan materi yang disampaikan dosenmu di kelas dan aku juga sudah meminta beberapa materi yang kemungkinan besar akan keluar dalam ujianmu. Selamat belajar," ucap Erick sembari menyerahkan beberapa buku tebal kepada Rain."Tapi aku hanya meminta catatan saja," balas Rain."Kau akan kesulitan membaca tulisan temanmu, baca itu saja karena dosenmu sendiri yang memberikannya kepadaku," timpal Erick."Dosen? Semua Dosenku sangat tegas dan ketat, mereka tidak akan mau memberikan data ini kepada siapapun. Apakah kau mencurinya?" Rain menatap Erick dengan tatapan menuduh."Enak saja!! Jangan asal menuduhku, kalau hanya mendapatkan materi kuliah seperti ini itu masalah mudah bagiku. Dasar anak kecil suka sekali main tuduh sembarangan," sengit Erick tak mau kalah."Lalu bagaimana caramu mendapatkan materi kuliah ini?" Tanya Rain dengan tatapan penuh selidik."Itu ... rahasia. Jangan banyak tanya atau tuan Christian akan menghukummu kalau tahu
"Christian, apa kau sedang sibuk? Bolehkah aku minta tolong kepadamu?" Rain membuka pintu ruang kerja Christian dan ia hanya memasukkan kepalanya saja melalui celah pintu.Christian hanya melirik Rain melalui sudut ekor matanya saja lalu ia kembali sibuk dengan laptopnya. "Apa?! Cepat katakan saja apa yang kau mau karena aku sedang sibuk," ucapnya tanpa menoleh pada Rain."Ada beberapa soal yang tidak aku mengerti, apakah kau mau membantuku untuk menyelesaikannya?" Jawab Rain."Masuk saja, jangan membuat kepalaku pusing dengan hanya memunculkan kepalamu seperti hantu Kuyang," ujar Christian dengan ekspresi wajah dingin dan datar.Rain tersenyum lebar, kaki jenjangnya berlari kecil memasuki ruang kerja Christian dan ia langsung duduk di kursi berhadapan langsung dengan sang Billionaire. Rain langsung menyodorkan salinan materi yang didapatnya dari Erick ke hadapan Christian sembari menunjuk bagian soal yang ia tidak mengerti."Ini dia yang membuat kepalaku sakit karena aku tidak menger
"Christian, ampun!! Jangan hukum aku, aku tidak salah. Aku mohon, Christian." Rain terus memberontak saat ia diseret masuk ke dalam mansion oleh Christian.Christian membopong tubuh Rain ke atas pundak kokohnya agar sang wanita tidak bisa lagi memberontak, kemarahan dan kecemburuan telah membutakan mata Christian sehingga telinganya tidak mau mendengarkan suara tangis wanitanya yang terus meminta ampunan kepada dirinya."Erick, Chen. Tolong aku, aku tidak mau dihukum. Tolong aku," pinta Rain kepada kedua orang tengah berdiri mematung di tempat masing-masing.Chen maju dan hendak menghampiri Christian tapi langsung dicegah oleh Erick."Kau mau apa, Chen?" Tanya Erick."Aku akan mencoba berbicara dengan tuan Christian dan meluruskan kesalahpahaman ini, nona Rain tidak bersalah dan aku harus menolongnya," jawab Chen."Kau tidak bisa menolong Rain!! Tuan Christian sedang marah besar dan dia tidak akan pernah mau mendengarkan penjelasan apapun dan dari siapapun," timpal Erick."Lalu bagaim
Untuk pertama kali dalam sejarah, Christian meminta maaf kepada seseorang dan orang itu adalah Rain setelah sang billionaire kejam itu menyiksa sang gadis dengan tidak manusiawi hanya karena terbakar rasa cemburu kepada Adrian sehingga ia bisa melewati batas. Entah dengan kata apa lagi yang bisa ia ucapkan untuk mendapatkan maaf dari Rain tapi yang pasti saat ini ia benar-benar merasa sangat bersalah kepada Rain.Christian memeluk erat tubuh telanjang sang gadis yang terus saja memberontak saat ia memeluknya, lelaki itu selalu saja bersikap egois padahal ia sudah melukai punggung Rain dengan mencambuknya hingga di beberapa luka mengeluarkan darah. Dengan memeluk tubuh Rain erat, otomatis tangan dan tubuhnya menekan erat kulit bagian tubuh Rain yang terluka sehingga gadis cantik bermata hazel terus-terusan menahan rasa sakit dan perih tidak hanya di bagian tubuhnya tapi juga di hatinya."Lepaskan aku, Christian!! Kau selalu saja mengingkari janji dan ucapanmu, kau terus saja menyiksaku
Gerimis turun mengiringi upacara pemakaman Adrian yang baru saja selesai dilaksanakan, para pelayan yang memakai baju serba hitam satu per satu mulai pergi meninggalkan area pemakaman setelah meletakkan sekuntum mawar putih di atas pusara Adrian. Kini hanya ada Christian, Rain, Erick dan Lucy yang masih meratapi kematian Adrian."Kenapa harus Adrian? Kenapa? Aku bahkan belum meminta maaf kepadanya karena sudah mengkhianatinya," tangis Rain di atas gundukan makam Adrian."Karena Tuhan lebih mencintai Adrian makanya Tuhan mengambilnya," jawab Christian sambil menatap nanar nisan Adrian."Kak Adrian. Maafkan aku karena selama ini aku sudah sangat mengecewakanmu," ucap Lucy sambil menangis tersedu-sedu dan langsung ditenangkan oleh Erick."Erick, bawa Lucy ke mobil. Dia sedang mengandung dan dia bisa sakit kalau terus terkena guyuran hujan," titah Christian kepada Erick.Erick mengangguk cepat, ia berdiri cepat lalu memapah Lucy meninggalkan makam Adrian."Rain, kita juga harus pergi dari
"MIKHA!!" Pekik Christian ebgitu ia mengenali wanita yang tengah terbaring sekarat di pinggir jalanan dengan tubuh telanjang dan kondisinya sangat mengenaskan. "CEPAT PANGGIL AMBULANCE," titahnya kemudian kepada anak buahnya.Christian melepaskan jasnya yang ia gunakan untuk menutupi tubuh telanjang Mikha, ia sangat prihatin dengan tubuh Mikha yang dipenuhi luka serta cairan putih pekat yang melumuri paha sang wanita yang dulunya suka menyiksa Rain tersebut. Apakah ini semacam karma yang diterima oleh Mikha karena dulu suka menyiksa Rain?Mungkin saja iya karena semua yang hidup di dunia pasti akan mendapatkan karma dari tiap-tiap perbuatan yang mereka lakukan di dunia ini."Hall, antar Rain dan Richie pulang ke rumah. Aku akan menunggu dan mengantar Mikha ke rumah sakit," titah Christian kepada sang anak buah andalannya."Baik, Tuan." Hall bergegas masuk ke dalam mobil seperti yang diperintahkan oleh sang billionaire.Beberapa bodyguard Christian tampak sibuk mengamankan lokasi sekit
Seorang wanita yang memakai penutup kepala sedang mondar-mandir di depan mansion megah Abraham dan sesekali bersembunyi di balik pohon atau jajaran mobil yang diparkir di tepi jalan saat ada orang atau mobil yang melintas. Gerak-geriknya sangat mencurigakan seperti seorang penjahat yang sedang mengincar korbannya.Wanita bertubuh langsing yang memakai pakaian serba tertutup itu tampaknya sedang menunggu sang pemilik bangunan megah itu keluar akan tetapi sampai beberapa jam lamanya ia menunggu, tak ada satu mobil mewah pun yang keluar ataupun masuk. Wanita berhidung mancung itu pun tampak sangat cemas dan kecemasannya bisa terlihat dari tubuhnya yang tampak gemetaran seperti orang yang sedang ketakutan."Terbuka!! Akhirnya gerbang rumah Christian terbuka," pekik Mikha.Mikha berlari mendekati pintu gerbang kediaman Abraham akan tetapi saat ia hampir mencapai pintu tiba-tiba sebuah mobil van berhenti tepat di depannya dan beberapa pria bertubuh kekar keluar dari mobil tersebut. Mikha di
"Jadi, kita bertiga bisa kabur ke luar negeri kalau kita bisa mencuri jet pribadi milik Adrian. Dan aku butuh bantuan kalian berdua untuk melakukannya," usul Juan."Membunuh Adrian? Bagaimana caranya? Kau tahu sendiri kalau Adrian sedang dijaga oleh pengawal Christian, bukan?" Tanya Mikha."Betul sekali!! Kalau kita tidak hati-hati bisa jadi kita sendiri lah yang akan celaka," timpal Ashley."Tidak!! Aku tidak mau melakukannya karena itu terlalu berbahaya dan aku belum mau mati seperti Alex," tolak Mikha cepat."Jadi, kalian berdua tidak mau membantuku?! Fine!! Kalau begitu aku akan pergi sendiri dan jika aku berhasil mengambil jet pribadi milik Adrian, aku akan pergi sendiri tanpa kalian berdua." Ujar Juan."Fuck you, Juan!! Jadi seperti ini kah wajah aslimu?! Kau akan meninggalkanku sendirian dan kau hanya memikirkan dirimu sendiri padahal dulu kau berjanji akan menjadikanku ratu," protes Mikha cepat sambil menggebrak meja."Ya, benar!! Ini wajah asliku dan aku berhak berbuat sesuka
"Cepat tangkap dia dan jangan sampai lolos," titah sang pimpinan tim SWATT setelah melihat Erick membunuh Alex dengan kejam.Pistol Erick dijatuhkan paksa, kedua kakinya ditendang hingga ia terjatuh bersimpuh dan kedua tangannya diborgol. Mata Erick memerah dan ia tampak hancur saat melihat jenazah Chen sedang dipindahkan ke brankar oleh tim medis lalu dibawa masuk ke dalam ambulance kemudian dibawa pergi ke rumah sakit."Tunggu!! Cepat lepaskan tuan Erick," titah jaksa Harry kepada sang pimpinan SWAT."Jangan halangi pekerjaan kami, dia telah membunuh pria ini dengan sangat kejam dan sudah menjadi tugas kami untuk menangkap penjahat yang telah membunuh banyak orang yang tidak berdosa," tolak sang pimpinan tim SWAT yang malah mengacuhkan perintah dari jaksa Harry.Perdebatan dimulai dan jaksa Harry tampak sangat sangat emosi karena pimpinan tim SWAT tidak mengindahkan ucapan sang jaksa, ia langsung menghentikan sang pimpinan arogan yang hanya bisa menangkap saja tanpa mau mencari tahu
Rain malam ini tidak bisa tidur, ia terus menunggu di ruang depan sambil berjalan mondar-mandir. Sebentar duduk lalu berdiri, sebentar berbaring di sofa sambil memejamkan mata lalu di detik berikutnya matanya kembali terbuka kemudian turun dari sofa dan kembali berjalan mondar-mandir.Hati dan perasaan Rain terus saja gelisah memikirkan sang bodyguard wanitanya yang sudah ia anggap sebagai kakak perempuannya sendiri sehingga ia tidak bisa tenang selama Chen masih belum pulang."Rain, kau tidak tidur? Sekarang sudah larut malam, udara di sini sangat dingin dan tidak bagus untuk kesehatanmu, kau bisa sakit kalau menunggu di sini." Ujar Christian sambil meletakkan baby monitor di atas meja lalu ia memakaikan mantel hangat di tubuh Rain agar wanitanya tidak kedinginan."Bagaimana mungkin aku bisa tidur kalau Chen masih belum memberiku kabar, Christian?!! Apa kau sudah mendapatkan kabar dari Erick atau siapapun?" Tanya Rain."Belum, aku juga sedang menunggu kabar dari Erick. Kau tidur saja
"Apa yang harus aku lakukan?" Tatapan mata Erick tertuju ke layar monitor yang sedang merekam kondisi di dalam van milik anak buah Juan dan Alex.Erick mendengarkan sambil menyaksikan anak-anak buah musuhnya yang sedang tertawa senang karena telah berhasil menculik beberapa wanita muda yang akan menjadi korban sindikat perdagangan organ tubuh manusia yang salah satunya adalah Chen. Rasa khawatir dan panik bercampur menjadi satu hingga membuat kepala Erick ingin meledak karena semua rencana yang telah ia susun tiba-tiba buyar karena kesalahan teknis."Apakah ada yang melihat arah mobil Van hitam itu pergi?" Tanya Hall melalui alat komunikasinya."Mereka menuju ke hutan, tim 5 sedang membuntuti di belakang.""Thanks God," ucap Erick penuh syukur. "Kita pergi ke sana sekarang," titah Erick kemudian."Aku mengerti," sahut HarryMobil Van yang ditumpangi oleh Erick dan juga beberapa tim lainnya yang langsung menuju ke hutan, mereka memarkir mobil agak jauh dari gudang tempat anak buah Juan
"Apa kau benar-benar yakin, Harry? Apa yang membuatmu begitu mantap untuk menerima usulanku?" Tanya Christian memastikan."Karena sudah terlalu banyak korban berjatuhan dan aku tidak memiliki cara lain untuk bisa menjerat kepala jaksa dengan hukuman yang setiimpal karena kekuasaan serta jabatan yang dimiliki oleh pimpinanku," jawab Harry yang tampak tidak berdaya.Christian menghela napas panjang dan ia berkata. "Tidak semua masalah bisa diselesaikan oleh hukum karena di dunia ini masih banyak sekali ketidakadilan serta kejahatan yang dilakukan oleh para penegak hukum.""Ya, anda benar, Tuan.""Dan karena itulah kita akan melakukan hal ekstrem agar kita bisa menjerat dan mengadili para penjahat yang sudah membunuh banyak manusia tidak berdosa itu dengan hukum yang kita ciptakan sendiri," ujar Christian."Cara ekstrem? Apa maksud anda? Saya tidak mengerti," tanya Harry yang tampak kebingungan."Dengan cara membuat jebakan kematian dimana seluruh dunia bisa menyaksikan secara langsung
"Aku merasa sangat lega dan aku bisa mati dengan tenang kalau aku ditakdirkan mati malam ini juga," ucap Adrian lega."Diam, jangan bicara omong kosong lagi, Kak!! Aku tidak akan pernah mau memaafkanmu kalau kau terus bicara sembarangan seperti tadi," amuk Lucy, netranya menatap tajam wajah kakaknya lalu ia berjalan pergi meninggalkan kamar perawatan kakaknya dengan penuh kekesalan."Lucy," panggil Erick yang terlihat kebingungan, ia ingin mengejar wanitanya akan tetapi di sisi lain dirinya sungkan untuk meninggalkan Christian dan Adrian makanya ia akhirnya memilih untuk diam di tempatnya."Erick, susul Lucy dan tolong bawa Richie keluar. Aku ingin bicara empat mata dengan Adrian," titah Christian."Baik, Tuan.""Richie, ucapan selamat tinggal pada Daddy Adrian," pinta Christian kepada sang putra, ia mendekatkan putranya ke arah Adrian sehingga sang bocah tampan bisa mencium kening Adrian."Bye, Daddy. Ummmaaah," ucap Richie sambil mencium kening dan pipi Adrian."Daddy akan selalu me