"Apakah kamu tadi sedang cemburu, Christian?" Tanya Rain secara tiba-tiba."Kau sudah gila? Mana mungkin aku cemburu kepada bajingan itu, aku hanya tidak suka orang lain menjamah mainanku," jawab Christian."Jadi, bagimu aku hanya sekadar mainan dan kau tidak pernah melihatku sebagai seorang wanita?" Rain terlihat kecewa dengan jawaban Christian."Iya, kenapa memangnya? Bagiku ... wanita adalah mainan dan tubuh mereka bebas kumainkan dan kunikmati kapan saja saat aku menginginkannya, seperti sekarang ini aku memainkan tubuhmu." Tegas Christian yang masih terus menjamahi payudara Rain saat ia mempertegas ucapannya.Christian membalikkan tubuh Rain menghadap ke arahnya dan saat itu juga ia bisa melihat raut kekecewaan terlukis di wajah wanitanya. Tapi, Christian tidak pernah perduli dengan perasaan orang lain karena selama ini ia hanya ingin dihormati oleh semua orang dan semua orang bisa tunduk dengan semua perintahnya."Kenapa kau terlihat sangat kecewa? Apa kau tidak terima dengan uc
"Aku sudah tahu semua yang kau lakukan bersama dengan Adrian," ucap Christian sambil tersenyum sinis. "Kau mengobrol dan kau bahkan tersenyum ke dokter Adrian, apa kau sudah lupa dengan peringatanku?!" Bentaknya sambil melempar gelas vodka ke dinding."Aku tidak lupa, Christian. Aku hanya berbicara seperlunya dengan dokter Adrian, apakah itu juga salah?" balas Rain."Apa kau seorang pelacur?! Jadi kau sangat senang karena bisa mengobrol dengan dokter Adrian, iya?!" Bentak Christian."Iya!! Aku adalah seorang pelacur yang setiap hari dan setiap malam harus melayani birahimu hanya untuk membayar utang pamanku yang berengsek itu!! Kalian semua yang membuatku menjadi seorang pelacur!! Apa kau puas sekarang!!" Teriak Rain.Emosi Christian memuncak karena Rain berani membentak serta melawannya, darahnya mendidih sehingga sekujur tubuhnya terasa panas hingga kepalanya terasa hampir meledak. "Jadi kau sudah berani membentakku hanya karena dokter sialan itu?!""Tidak!! Aku sudah benar-benar mu
"Aurora borealis, sangat indah, bukan? Ini adalah hadiah dariku untukmu," ucap Christian sambil menatap ke arah lain.Manik hazel Rain menatap kagum pada keindahan cahaya berbagai warna yang terpancar di langit, mulut gadis itu bahkan sampai menganga lebar saat menyaksikan keindahan fenomena alam yang hanya bisa disaksikan di beberapa negara tertentu saja."Kenapa kau tiba-tiba memberiku hadiah ini? Bukankah seharusnya kau menghukumku?" Tanya Rain."Aku sedang malas menghukummu, kenapa? Apa kau tidak suka dengan hadiah yang kuberikan?" Ujar Christian.Christian mendengkus kesal lalu ia keluar dari mobil, lelaki tampan itu duduk di depan kap mobilnya sambil menatap pemandangan indah yang tersaji di depannya dan tak lama kemudian Rain menyusulnya. Christian menarik Rain kemudian memeluknya dari belakang, ia menutupi tubuh wanitanya dengan mantel yang ia gunakan supaya wanitanya tidak kedinginan."Ini adalah hadiah terbaik yang pernah kudapatkan," ucap Rain dengan mata berbinar.Christia
"Christian, maafkan aku. Ini semua salahku karena sudah membuatmu cedera," ucap Rain yang sedang duduk di samping ranjang Christian."Benar, kau memang biang bencana," sahut Christian yang membuat Rain terkejut."Hmm, kau sudah sadar dari tadi? Kenapa tidak membuka matamu dan membuat semua orang menjadi khawatir?" Tanya Rain dengan mata membulat.Christian tersenyum sinis untuk merespon pertanyaan Rain. "Khawatir? Siapa yang kau maksud? Anak buahku atau kau?""Anak buahmu," jawab Rain."Lalu kau?" Christian menatap Rain."Aku hanya berharap kalau yang terbentur itu kepalamu lalu kau hilang ingatan dan--""Agar kau bisa melarikan diri tanpa membayar utangmu?" potong Christian cepat sambil tersenyum sinis. "Kau memang benar-benar luar biasa atau jangan-jangan ini semua adalah bagian dari rencanamu?" tebaknya cepat."Enak saja!! Jangan asal tuduh, memangnya aku mempunyai bakat untuk menipu orang sepertimu?!" kilah Rain, bibirnya mengerucut karena kesal dengan tuduhan Christian."Otakmu t
"Rain, aku jatuh cinta kepadamu sejak pertama kali bertemu denganmu. Selama beberapa bulan ini aku terus memimpikanmu," aku Adrian yang membuat Rain terhenyak.Tidak!! Tidak semudah itu bagi Rain untuk bisa mempercayai ucapan Adrian karena baginya semua mulut pria itu sama busuknya, perempuan berambut cokelat keemasan itu mencoba untuk berpikir secara realistis karena ia tidak sedang hidup di dunia dongeng tapi ia sedang hidup di dunia yang kejam. Di dalam pikirannya selalu tertanam sebuah keyakinan kalau laki-laki hanya tertarik kepada kecantikan wajahnya serta kemolekan tubuhnya saja dan tidak akan ada laki-laki yang bisa mencintainya dengan tulus.Rain tersenyum sinis lalu ia berkata. "Cinta? Jadi kau mencintaiku?! Kata-kata cinta itu hanyalah sebuah omong kosong, aku tahu kalau kau hanya menginginkan tubuhku saja.""Rain, mungkin ini terdengar tidak masuk akal bagimu tapi aku berkata jujur kepadamu. Aku tidak menginginkan tubuhmu, aku ... aku hanya ingin mendapatkan hatimu. Apa mu
"Tuan Christian, beberapa pria sedang menyerang rumahku dan mereka mencoba membunuhku. Bisakah anda mengirimkan bantuan? Amunisi pistolku juga hampir habis," pinta Erick.Christian langsung mencabut juniornya yang masih menancap di inti tubuh Rain, ekspresi wajahnya tampak sangat terkejut setelah mendengar penyerangan yang terjadi di rumah tangan kanannya."Erick, bertahanlah!! Aku segera datang ke sana," ucap Christian yang langsung menutup panggilan teleponnya."Christian ...." Rain duduk di atas ranjang sambil menatap Christian yang tengah memakai pakaiannya."Rain, tunggu aku di kamar!! Aku akan segera kembali," titahnya kepada Rain.Christian mengambil pistol glock dan beberapa peluru lalu keluar dari kamar sambil berteriak memanggil anak buahnya, sang billionaire kejam pergi menuju ke rumah miliknya yang ia hadiahkan kepada Erick dengan membawa puluhan anak buah bersenjata lengkap.***Suasana di rumah Erick menjadi kacau balau, semua perkakas rumahnya rusak dan berserakan di la
"Adrian, tolong menyerahlah. Kau tidak akan bisa melawan Christian yang mempunyai kekuatan dan kekuasaan, jadi sebaiknya kau menyerah saja." pinta Rain kepada Adrian."Kenapa kau selalu menyuruhku untuk menyerah?! Apa kau pikir aku tidak akan pernah bisa melawan Christian, iya? Rain, semakin kau menyuruhku untuk menyerah maka aku akan semakin maju dan berjuang," kukuh Adrian."Adrian, aku tidak pernah berpikir seperti itu. Aku hanya tidak ingin kau mendapatkan masalah karena aku, Christian tidak akan pernah mau melepaskan aku dan aku juga tidak bisa pergi darinya. Jadi sebaiknya kau menyerah saja," ujar Rain.Adrian semakin mengeratkan cengkeraman tangannya ke lengan Rain. "Tapi kenapa, Rain? Jelaskan kepadaku," desak Adrian.Rain mencoba menghempaskan tangan Adrian akan tetapi lelaki tampan bertubuh jangkung itu enggan melepaskan tangannya dari lengan Rain. "Hubunganku dengan Christian sangat rumit dan aku tidak bisa menjelaskannya."Pintu toilet tiba-tiba digedor kencang, hingga din
"Christian, sakiit!! Am ... pun ... aku tidak bi ... sa ... ber ... na ...pas," ucap Rain terbata saat Christian mencekik lehernya.Christian melepaskan cekikkannya tapi kini ia malah mencengkeram kedua pergelangan tangan Rain lalu mengukungnya ke atas kepala sang gadis. "TIDAK ADA AMPUN, RAIN!! AKU TIDAK BISA BERCINTA GARA-GARA KAU SEDANG DATANG BULAN!! AKU INGIN BERCINTA SEKARANG JUGA ATAU AKU AKAN MENYIKSAMU!!"Rain menangis karena tubuhnya terus diserang oleh Christian, perlakuan kasar dari sang billionaire telah menyakiti tubuhnya hingga rasa perih menjalari seluruh tubuhnya. "Ini bukan salahku, Christian. Kau bisa mencari wanita lain untuk bercinta tapi kenapa kau malah menyakitiku hanya karena aku sedang datang bulan dan tidak bisa memuaskanmu," ucapnya."Aku tidak mau wanita lain!! Aku hanya ingin kau yang melayaniku," bentak Christian."Kau bisa memintanya baik-baik tanpa perlu menyakiti aku, bukan? Kau bisa menggunakan mulutku untuk memuaskan hasratmu tapi tolong jangan saki
Gerimis turun mengiringi upacara pemakaman Adrian yang baru saja selesai dilaksanakan, para pelayan yang memakai baju serba hitam satu per satu mulai pergi meninggalkan area pemakaman setelah meletakkan sekuntum mawar putih di atas pusara Adrian. Kini hanya ada Christian, Rain, Erick dan Lucy yang masih meratapi kematian Adrian."Kenapa harus Adrian? Kenapa? Aku bahkan belum meminta maaf kepadanya karena sudah mengkhianatinya," tangis Rain di atas gundukan makam Adrian."Karena Tuhan lebih mencintai Adrian makanya Tuhan mengambilnya," jawab Christian sambil menatap nanar nisan Adrian."Kak Adrian. Maafkan aku karena selama ini aku sudah sangat mengecewakanmu," ucap Lucy sambil menangis tersedu-sedu dan langsung ditenangkan oleh Erick."Erick, bawa Lucy ke mobil. Dia sedang mengandung dan dia bisa sakit kalau terus terkena guyuran hujan," titah Christian kepada Erick.Erick mengangguk cepat, ia berdiri cepat lalu memapah Lucy meninggalkan makam Adrian."Rain, kita juga harus pergi dari
"MIKHA!!" Pekik Christian ebgitu ia mengenali wanita yang tengah terbaring sekarat di pinggir jalanan dengan tubuh telanjang dan kondisinya sangat mengenaskan. "CEPAT PANGGIL AMBULANCE," titahnya kemudian kepada anak buahnya.Christian melepaskan jasnya yang ia gunakan untuk menutupi tubuh telanjang Mikha, ia sangat prihatin dengan tubuh Mikha yang dipenuhi luka serta cairan putih pekat yang melumuri paha sang wanita yang dulunya suka menyiksa Rain tersebut. Apakah ini semacam karma yang diterima oleh Mikha karena dulu suka menyiksa Rain?Mungkin saja iya karena semua yang hidup di dunia pasti akan mendapatkan karma dari tiap-tiap perbuatan yang mereka lakukan di dunia ini."Hall, antar Rain dan Richie pulang ke rumah. Aku akan menunggu dan mengantar Mikha ke rumah sakit," titah Christian kepada sang anak buah andalannya."Baik, Tuan." Hall bergegas masuk ke dalam mobil seperti yang diperintahkan oleh sang billionaire.Beberapa bodyguard Christian tampak sibuk mengamankan lokasi sekit
Seorang wanita yang memakai penutup kepala sedang mondar-mandir di depan mansion megah Abraham dan sesekali bersembunyi di balik pohon atau jajaran mobil yang diparkir di tepi jalan saat ada orang atau mobil yang melintas. Gerak-geriknya sangat mencurigakan seperti seorang penjahat yang sedang mengincar korbannya.Wanita bertubuh langsing yang memakai pakaian serba tertutup itu tampaknya sedang menunggu sang pemilik bangunan megah itu keluar akan tetapi sampai beberapa jam lamanya ia menunggu, tak ada satu mobil mewah pun yang keluar ataupun masuk. Wanita berhidung mancung itu pun tampak sangat cemas dan kecemasannya bisa terlihat dari tubuhnya yang tampak gemetaran seperti orang yang sedang ketakutan."Terbuka!! Akhirnya gerbang rumah Christian terbuka," pekik Mikha.Mikha berlari mendekati pintu gerbang kediaman Abraham akan tetapi saat ia hampir mencapai pintu tiba-tiba sebuah mobil van berhenti tepat di depannya dan beberapa pria bertubuh kekar keluar dari mobil tersebut. Mikha di
"Jadi, kita bertiga bisa kabur ke luar negeri kalau kita bisa mencuri jet pribadi milik Adrian. Dan aku butuh bantuan kalian berdua untuk melakukannya," usul Juan."Membunuh Adrian? Bagaimana caranya? Kau tahu sendiri kalau Adrian sedang dijaga oleh pengawal Christian, bukan?" Tanya Mikha."Betul sekali!! Kalau kita tidak hati-hati bisa jadi kita sendiri lah yang akan celaka," timpal Ashley."Tidak!! Aku tidak mau melakukannya karena itu terlalu berbahaya dan aku belum mau mati seperti Alex," tolak Mikha cepat."Jadi, kalian berdua tidak mau membantuku?! Fine!! Kalau begitu aku akan pergi sendiri dan jika aku berhasil mengambil jet pribadi milik Adrian, aku akan pergi sendiri tanpa kalian berdua." Ujar Juan."Fuck you, Juan!! Jadi seperti ini kah wajah aslimu?! Kau akan meninggalkanku sendirian dan kau hanya memikirkan dirimu sendiri padahal dulu kau berjanji akan menjadikanku ratu," protes Mikha cepat sambil menggebrak meja."Ya, benar!! Ini wajah asliku dan aku berhak berbuat sesuka
"Cepat tangkap dia dan jangan sampai lolos," titah sang pimpinan tim SWATT setelah melihat Erick membunuh Alex dengan kejam.Pistol Erick dijatuhkan paksa, kedua kakinya ditendang hingga ia terjatuh bersimpuh dan kedua tangannya diborgol. Mata Erick memerah dan ia tampak hancur saat melihat jenazah Chen sedang dipindahkan ke brankar oleh tim medis lalu dibawa masuk ke dalam ambulance kemudian dibawa pergi ke rumah sakit."Tunggu!! Cepat lepaskan tuan Erick," titah jaksa Harry kepada sang pimpinan SWAT."Jangan halangi pekerjaan kami, dia telah membunuh pria ini dengan sangat kejam dan sudah menjadi tugas kami untuk menangkap penjahat yang telah membunuh banyak orang yang tidak berdosa," tolak sang pimpinan tim SWAT yang malah mengacuhkan perintah dari jaksa Harry.Perdebatan dimulai dan jaksa Harry tampak sangat sangat emosi karena pimpinan tim SWAT tidak mengindahkan ucapan sang jaksa, ia langsung menghentikan sang pimpinan arogan yang hanya bisa menangkap saja tanpa mau mencari tahu
Rain malam ini tidak bisa tidur, ia terus menunggu di ruang depan sambil berjalan mondar-mandir. Sebentar duduk lalu berdiri, sebentar berbaring di sofa sambil memejamkan mata lalu di detik berikutnya matanya kembali terbuka kemudian turun dari sofa dan kembali berjalan mondar-mandir.Hati dan perasaan Rain terus saja gelisah memikirkan sang bodyguard wanitanya yang sudah ia anggap sebagai kakak perempuannya sendiri sehingga ia tidak bisa tenang selama Chen masih belum pulang."Rain, kau tidak tidur? Sekarang sudah larut malam, udara di sini sangat dingin dan tidak bagus untuk kesehatanmu, kau bisa sakit kalau menunggu di sini." Ujar Christian sambil meletakkan baby monitor di atas meja lalu ia memakaikan mantel hangat di tubuh Rain agar wanitanya tidak kedinginan."Bagaimana mungkin aku bisa tidur kalau Chen masih belum memberiku kabar, Christian?!! Apa kau sudah mendapatkan kabar dari Erick atau siapapun?" Tanya Rain."Belum, aku juga sedang menunggu kabar dari Erick. Kau tidur saja
"Apa yang harus aku lakukan?" Tatapan mata Erick tertuju ke layar monitor yang sedang merekam kondisi di dalam van milik anak buah Juan dan Alex.Erick mendengarkan sambil menyaksikan anak-anak buah musuhnya yang sedang tertawa senang karena telah berhasil menculik beberapa wanita muda yang akan menjadi korban sindikat perdagangan organ tubuh manusia yang salah satunya adalah Chen. Rasa khawatir dan panik bercampur menjadi satu hingga membuat kepala Erick ingin meledak karena semua rencana yang telah ia susun tiba-tiba buyar karena kesalahan teknis."Apakah ada yang melihat arah mobil Van hitam itu pergi?" Tanya Hall melalui alat komunikasinya."Mereka menuju ke hutan, tim 5 sedang membuntuti di belakang.""Thanks God," ucap Erick penuh syukur. "Kita pergi ke sana sekarang," titah Erick kemudian."Aku mengerti," sahut HarryMobil Van yang ditumpangi oleh Erick dan juga beberapa tim lainnya yang langsung menuju ke hutan, mereka memarkir mobil agak jauh dari gudang tempat anak buah Juan
"Apa kau benar-benar yakin, Harry? Apa yang membuatmu begitu mantap untuk menerima usulanku?" Tanya Christian memastikan."Karena sudah terlalu banyak korban berjatuhan dan aku tidak memiliki cara lain untuk bisa menjerat kepala jaksa dengan hukuman yang setiimpal karena kekuasaan serta jabatan yang dimiliki oleh pimpinanku," jawab Harry yang tampak tidak berdaya.Christian menghela napas panjang dan ia berkata. "Tidak semua masalah bisa diselesaikan oleh hukum karena di dunia ini masih banyak sekali ketidakadilan serta kejahatan yang dilakukan oleh para penegak hukum.""Ya, anda benar, Tuan.""Dan karena itulah kita akan melakukan hal ekstrem agar kita bisa menjerat dan mengadili para penjahat yang sudah membunuh banyak manusia tidak berdosa itu dengan hukum yang kita ciptakan sendiri," ujar Christian."Cara ekstrem? Apa maksud anda? Saya tidak mengerti," tanya Harry yang tampak kebingungan."Dengan cara membuat jebakan kematian dimana seluruh dunia bisa menyaksikan secara langsung
"Aku merasa sangat lega dan aku bisa mati dengan tenang kalau aku ditakdirkan mati malam ini juga," ucap Adrian lega."Diam, jangan bicara omong kosong lagi, Kak!! Aku tidak akan pernah mau memaafkanmu kalau kau terus bicara sembarangan seperti tadi," amuk Lucy, netranya menatap tajam wajah kakaknya lalu ia berjalan pergi meninggalkan kamar perawatan kakaknya dengan penuh kekesalan."Lucy," panggil Erick yang terlihat kebingungan, ia ingin mengejar wanitanya akan tetapi di sisi lain dirinya sungkan untuk meninggalkan Christian dan Adrian makanya ia akhirnya memilih untuk diam di tempatnya."Erick, susul Lucy dan tolong bawa Richie keluar. Aku ingin bicara empat mata dengan Adrian," titah Christian."Baik, Tuan.""Richie, ucapan selamat tinggal pada Daddy Adrian," pinta Christian kepada sang putra, ia mendekatkan putranya ke arah Adrian sehingga sang bocah tampan bisa mencium kening Adrian."Bye, Daddy. Ummmaaah," ucap Richie sambil mencium kening dan pipi Adrian."Daddy akan selalu me