"Aku tidak mau hamil, Rain!! Aku belum siap," teriak Lucy yang menangis histeris di dalam pelukan Rain.Lain halnya dengan Lucy yang berteriak sambil menangis histerik karena tidak mau menerima kabar kehamilannya, Erick hanya terdiam membisu di tempatnya berdiri sekarang ini karena otaknya masih mencerna kata demi kata yang diucapkan oleh sang dokter. Pria bertubuh tinggi tegap itu tidak pernah terpikirkan akan mendapatkan kejutan yang tidak terduga seperti ini sehingga ia sampai tidak bisa berkata-kata lagi.Erick dan Rain kompak berjalan duduk di kursi, keduanya sama-sama diam tidak saling berbicara dan terkadang saling melempar tatapan mata yang tidak bisa diartikan. "Kau sedang memikirkan apa, Erick? Apa kau merasa bahagia atau sebaliknya?" Tanya Rain tanpa menolehkan kepalanya."Entahlah, Rain. Ini seperti mimpi bagiku dan aku tidak tahu harus berkata atau melakukan apa," jawab Erick. "Rain, tolong cubit tanganku. Mungkin sekarang ini aku sedang tertidur lalu bermimpi," pintanya
"Apa kau pikir selama ini aku hanya diam saja?! Aku diam-diam mengirim orang untuk memata-matai Adrian untuk mencelakai si dokter keparat itu dan jaksa sialan itu aku tidak tahu dimana karena dia tiba-tiba menghilang bak ditelan bumi," amuk Alex yang tidak terima dengan tuduhan Juan."Tapi kau saja salah, Alex!! Kau tidak bersungguh-sungguh membantuku untuk menyingkirkan jaksa sialan itu," sengit Juan sambil mengeratkan cengkeraman tangannya ke baju Alex."LEPAS, LEPASKAN AKU, BODOH!! Jangan membuatku marah atau kau akan menyesalinya!! Aku bukan budak yang bisa kau suruh-suruh setiap kali kau menginginkannya," hardik Alex. "Apa seperti ini caramu memperlakukan rekan kerjamu, huh?!" imbuhnya.Mata Juan mendelik dan rahang yang mengeras, sebenarnya kedua tangannya sudah gatal dan ingin menghantam wajah Alex dengan bogem mentahnya akan tetapi ia urung melakukannya karena tidak ingin hubungannya dengan Alex merenggang. Juan menghempaskan tubuh ALex dengan kasar lalu ia berdiri membelakang
"Tanganmu mengalami cedera yang lumayan parah dan dokter mengatakan bahwa kemungkinan besar kau tidak akan bisa mengoperasi pasien lagi," ungkap Christian .Adrian seketika terdiam dan syok mendengar 2 berita buruk yang disampaikan oleh Christian, tubuhnya bagai diledakkan oleh bom atom yang membuat seluruh tubuh dan hatinya hancur menjadi serpihan-serpihan debu. Ia sebenarnya tidak mau mempercayai ucapan musuhnya begitu saja akan tetapi ia akhirnya menyadari bahwa ucapan Christian mungkin ada benarnya setelah ia merasakan keanehan pada tangannya."Pergi!! Cepat pergi dari hadapanku sekarang juga," usir Adrian.Tatapan mata tajam bagai mata elang kini tertuju ke arah sang dokter yang tampak syok yang membuat Christian merasa iba tapi ia tidak ingin menunjukkan sisi lembutnya itu di hadapan pria lain yang menjadi rivalnya. Christian berjalan mendekati pintu tapi ia berhenti sejenak karena ingin mengatakan sesuatu kepada Adrian."Semoga kau segera sembuh," ucap Christian tanpa berbalik
"Rain, bermainlah bersama Richie dan Lucy." Titah Christian kepada wanitanya, ia melepaskan pelukannya dari tubuh Rain dan Richie lalu bangkit dari tempatnya berbaring barusan."Kau mau pergi lagi, Christian?" Tanya Rain sembari menatap dalam-dalam mata Christian."Aku hanya pergi ke ruang kerjaku dan aku akan memberitahumu kalau aku akan pergi keluar," jawab Christian. "Kenapa memangnya?" Tanyanya"Malam ini tolong jangan pergi," pinta Rain."Hmm ... tumben sekali kau melarangku pergi, kau kenapa? Apakah kau sedang tidak enak badan?" Christian menempelkan telapak tangannya ke dahi Rain untuk memeriksa suhu tubuh wanitanya apakah sedang demam atau tidak. "Suhu tubuhmu normal dan kau sedang tidak sakit," ucapnya kemudian."Aku memang tidak sedang sakit, Christian. Aku hanya tidak ingin kau pergi malam ini, entah kenapa beberapa hari ini perasaanku tidak enak dan aku takut kalau kau terluka," ucap Rain.Christian menangkup pipi mulus Rain dengan telapak tangannya yang besar untuk menena
"Dia adalah Vanessa, putri Ruben sekaligus sepupu palsu yang dulu pernah menyiksa Rain," jelas Christian setelah ia berhasil mengenali wanita pecandu obat-obatan terlarang yang kini akan menjadi korban Juan selanjutnya.Christian dan Erick bersembunyi di balik semak-semak untuk mengintai musuhnya yang sedang melakukan kegiatan ilegal, kedua pria gagah itu pun menunggu dengan sabar agar mereka bisa mendapatkan bukti kejahatan Juan yang nantinya akan mereka gunakan untuk menjebloskan musuh-musuhnya ke dalam penjara.Rencana Christian terancam gagal total setelah mendapatkan kejutan yang tidak terduga yang membuatnya sekarang ini menjadi dilema, di satu sisi ia sedang menunggu kedatangan jaksa Harry bersama dengan pihak kepolisian tapi di sisi lainnya ia juga tidak tega membiarkan sepupu palsu Rain meregang nyawa di tangan para penjahat kejam yang haus akan uang hingga berani mengorbankan nyawa orang lain untuk mendapatkan banyak uang."Tuan Christian, kita harus menolong Vanessa. Kita t
"FUCK YOU, CHRISTIAN!! Apa kau tidak punya pekerjaan, huh?! Kenapa kau selalu saja menggangguku?!!" Juan menodongkan pistol ke arah Christian sambil menatap musuhnya dengan tatapan penuh kebencian.Melalui malam yang dingin dengan bercinta bersama wanita bertubuh seksi dan menyambut pagi dengan gelimangan uang jutaan dollar dari hasil penjualan organ tubuh manusia menjadi rencana hebat Juan malam ini akan tetapi semua rencananya gagal karena ulah Christian.Bahkan musuh bebuyutannya berani mengganggu hubungan intimnya dan menggagalkannya untuk mendapatkan kenikmatan bercinta yang hampir ia reguh bersama wanita cantik yang ia bayar sangat mahal untuk bisa memuaskan birahinya, kemarahan Juan benar-benar mencapai puncak sehingga keinginannya untuk menghabisi Christian semakin menggebu-gebu dan tidak bisa ditunda lagi."Pakai bajumu dulu, Juan!! Mataku jadi sakit karena melihat tubuh jelekmu itu," hina Christian sambil tersenyum sarkas."HEI, PELACUR IDIOT!! JANGAN DIAM SAJA!! CEPAT PAKAI
"Uuuuufffhhtt!!" Rain menggeliat dengan kedua tangan yang ia rentangkan ke atas, matanya mengerjap-ngerjap dan menyipit saat melihat benda di sekelilingnya.Rain menguap lebar lalu ia berbalik untuk memeriksa putranya yang masih tertidur di sampingnya, ia hanya menggelengkan kepaalanya saat melihat pose tidur putranya yang sudah tidak karuan posisinya. Kaki mungil Richie berada tepat di atas wajah Christian yang sesekali melakukan tendangan-tendangan kecil yang membuat Christian melenguh kesal, Rain mengangkat putranya perlahan dan membetulkan posisi tidur putranya akan tetapi putranya kembali berguling menempel Christian dan melakukan pose seperti awal."Aiiissh!! Dasar anak Christian, tidak bisa diam sama sekali meskipun sedang tidur," gerutu Rain."Richie anak kita, Rain. Dia mewarisi gen kita berdua dan Richie tidak bisa diam itu karena turunan gen-mu," sahut Christian dengan mata terpejam dan membuat Rain tersentak kaget."Astaga!! Kau mengagetkanku, Christian!! Jangan pura-pura
"Rain, kak Adrian kecelakaan dan mengalami cedera parah. Erick dan Christian tahu semuanya tapi mereka tidak bilang kepadaku," beber Lucy sambil menangis memeluk Rain erat. "Kenapa Erick tega sekali tidak mengatakan hal ini kepadaku?" imbuhnya.Rain terdiam, dadanya terasa sesak mendengar kabar Adrian yang membuatnya iba sekaligus merasa bersalah kepada lelaki yang telah banyak menolongnya saat sedang terpuruk beberapa tahun yang lalu."Ayo kita pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Adrian," ajak Rain cepat."Tapi bagaimana dengan Christian? Dia pasti marah besar kalau pergi tanpa izin darinya?" Lucy terlihat cemas sekaligus takut Christian marah, ia tahu betul bagaimana tabiat sang billionaire yang kasar dan kejam saat sedang marah makanya ia ragu untuk menerima ajakan Rain."Aku tidak perduli dengan Christian!! Adrian pasti membutuhkan kita sekara," kukuh Rain sambil memegang kedua bahu Lucy. "Lucy, kalau kau takut menemui Adrian. Kau tinggal di rumah saja dan tolong jaga Richie, aku
Gerimis turun mengiringi upacara pemakaman Adrian yang baru saja selesai dilaksanakan, para pelayan yang memakai baju serba hitam satu per satu mulai pergi meninggalkan area pemakaman setelah meletakkan sekuntum mawar putih di atas pusara Adrian. Kini hanya ada Christian, Rain, Erick dan Lucy yang masih meratapi kematian Adrian."Kenapa harus Adrian? Kenapa? Aku bahkan belum meminta maaf kepadanya karena sudah mengkhianatinya," tangis Rain di atas gundukan makam Adrian."Karena Tuhan lebih mencintai Adrian makanya Tuhan mengambilnya," jawab Christian sambil menatap nanar nisan Adrian."Kak Adrian. Maafkan aku karena selama ini aku sudah sangat mengecewakanmu," ucap Lucy sambil menangis tersedu-sedu dan langsung ditenangkan oleh Erick."Erick, bawa Lucy ke mobil. Dia sedang mengandung dan dia bisa sakit kalau terus terkena guyuran hujan," titah Christian kepada Erick.Erick mengangguk cepat, ia berdiri cepat lalu memapah Lucy meninggalkan makam Adrian."Rain, kita juga harus pergi dari
"MIKHA!!" Pekik Christian ebgitu ia mengenali wanita yang tengah terbaring sekarat di pinggir jalanan dengan tubuh telanjang dan kondisinya sangat mengenaskan. "CEPAT PANGGIL AMBULANCE," titahnya kemudian kepada anak buahnya.Christian melepaskan jasnya yang ia gunakan untuk menutupi tubuh telanjang Mikha, ia sangat prihatin dengan tubuh Mikha yang dipenuhi luka serta cairan putih pekat yang melumuri paha sang wanita yang dulunya suka menyiksa Rain tersebut. Apakah ini semacam karma yang diterima oleh Mikha karena dulu suka menyiksa Rain?Mungkin saja iya karena semua yang hidup di dunia pasti akan mendapatkan karma dari tiap-tiap perbuatan yang mereka lakukan di dunia ini."Hall, antar Rain dan Richie pulang ke rumah. Aku akan menunggu dan mengantar Mikha ke rumah sakit," titah Christian kepada sang anak buah andalannya."Baik, Tuan." Hall bergegas masuk ke dalam mobil seperti yang diperintahkan oleh sang billionaire.Beberapa bodyguard Christian tampak sibuk mengamankan lokasi sekit
Seorang wanita yang memakai penutup kepala sedang mondar-mandir di depan mansion megah Abraham dan sesekali bersembunyi di balik pohon atau jajaran mobil yang diparkir di tepi jalan saat ada orang atau mobil yang melintas. Gerak-geriknya sangat mencurigakan seperti seorang penjahat yang sedang mengincar korbannya.Wanita bertubuh langsing yang memakai pakaian serba tertutup itu tampaknya sedang menunggu sang pemilik bangunan megah itu keluar akan tetapi sampai beberapa jam lamanya ia menunggu, tak ada satu mobil mewah pun yang keluar ataupun masuk. Wanita berhidung mancung itu pun tampak sangat cemas dan kecemasannya bisa terlihat dari tubuhnya yang tampak gemetaran seperti orang yang sedang ketakutan."Terbuka!! Akhirnya gerbang rumah Christian terbuka," pekik Mikha.Mikha berlari mendekati pintu gerbang kediaman Abraham akan tetapi saat ia hampir mencapai pintu tiba-tiba sebuah mobil van berhenti tepat di depannya dan beberapa pria bertubuh kekar keluar dari mobil tersebut. Mikha di
"Jadi, kita bertiga bisa kabur ke luar negeri kalau kita bisa mencuri jet pribadi milik Adrian. Dan aku butuh bantuan kalian berdua untuk melakukannya," usul Juan."Membunuh Adrian? Bagaimana caranya? Kau tahu sendiri kalau Adrian sedang dijaga oleh pengawal Christian, bukan?" Tanya Mikha."Betul sekali!! Kalau kita tidak hati-hati bisa jadi kita sendiri lah yang akan celaka," timpal Ashley."Tidak!! Aku tidak mau melakukannya karena itu terlalu berbahaya dan aku belum mau mati seperti Alex," tolak Mikha cepat."Jadi, kalian berdua tidak mau membantuku?! Fine!! Kalau begitu aku akan pergi sendiri dan jika aku berhasil mengambil jet pribadi milik Adrian, aku akan pergi sendiri tanpa kalian berdua." Ujar Juan."Fuck you, Juan!! Jadi seperti ini kah wajah aslimu?! Kau akan meninggalkanku sendirian dan kau hanya memikirkan dirimu sendiri padahal dulu kau berjanji akan menjadikanku ratu," protes Mikha cepat sambil menggebrak meja."Ya, benar!! Ini wajah asliku dan aku berhak berbuat sesuka
"Cepat tangkap dia dan jangan sampai lolos," titah sang pimpinan tim SWATT setelah melihat Erick membunuh Alex dengan kejam.Pistol Erick dijatuhkan paksa, kedua kakinya ditendang hingga ia terjatuh bersimpuh dan kedua tangannya diborgol. Mata Erick memerah dan ia tampak hancur saat melihat jenazah Chen sedang dipindahkan ke brankar oleh tim medis lalu dibawa masuk ke dalam ambulance kemudian dibawa pergi ke rumah sakit."Tunggu!! Cepat lepaskan tuan Erick," titah jaksa Harry kepada sang pimpinan SWAT."Jangan halangi pekerjaan kami, dia telah membunuh pria ini dengan sangat kejam dan sudah menjadi tugas kami untuk menangkap penjahat yang telah membunuh banyak orang yang tidak berdosa," tolak sang pimpinan tim SWAT yang malah mengacuhkan perintah dari jaksa Harry.Perdebatan dimulai dan jaksa Harry tampak sangat sangat emosi karena pimpinan tim SWAT tidak mengindahkan ucapan sang jaksa, ia langsung menghentikan sang pimpinan arogan yang hanya bisa menangkap saja tanpa mau mencari tahu
Rain malam ini tidak bisa tidur, ia terus menunggu di ruang depan sambil berjalan mondar-mandir. Sebentar duduk lalu berdiri, sebentar berbaring di sofa sambil memejamkan mata lalu di detik berikutnya matanya kembali terbuka kemudian turun dari sofa dan kembali berjalan mondar-mandir.Hati dan perasaan Rain terus saja gelisah memikirkan sang bodyguard wanitanya yang sudah ia anggap sebagai kakak perempuannya sendiri sehingga ia tidak bisa tenang selama Chen masih belum pulang."Rain, kau tidak tidur? Sekarang sudah larut malam, udara di sini sangat dingin dan tidak bagus untuk kesehatanmu, kau bisa sakit kalau menunggu di sini." Ujar Christian sambil meletakkan baby monitor di atas meja lalu ia memakaikan mantel hangat di tubuh Rain agar wanitanya tidak kedinginan."Bagaimana mungkin aku bisa tidur kalau Chen masih belum memberiku kabar, Christian?!! Apa kau sudah mendapatkan kabar dari Erick atau siapapun?" Tanya Rain."Belum, aku juga sedang menunggu kabar dari Erick. Kau tidur saja
"Apa yang harus aku lakukan?" Tatapan mata Erick tertuju ke layar monitor yang sedang merekam kondisi di dalam van milik anak buah Juan dan Alex.Erick mendengarkan sambil menyaksikan anak-anak buah musuhnya yang sedang tertawa senang karena telah berhasil menculik beberapa wanita muda yang akan menjadi korban sindikat perdagangan organ tubuh manusia yang salah satunya adalah Chen. Rasa khawatir dan panik bercampur menjadi satu hingga membuat kepala Erick ingin meledak karena semua rencana yang telah ia susun tiba-tiba buyar karena kesalahan teknis."Apakah ada yang melihat arah mobil Van hitam itu pergi?" Tanya Hall melalui alat komunikasinya."Mereka menuju ke hutan, tim 5 sedang membuntuti di belakang.""Thanks God," ucap Erick penuh syukur. "Kita pergi ke sana sekarang," titah Erick kemudian."Aku mengerti," sahut HarryMobil Van yang ditumpangi oleh Erick dan juga beberapa tim lainnya yang langsung menuju ke hutan, mereka memarkir mobil agak jauh dari gudang tempat anak buah Juan
"Apa kau benar-benar yakin, Harry? Apa yang membuatmu begitu mantap untuk menerima usulanku?" Tanya Christian memastikan."Karena sudah terlalu banyak korban berjatuhan dan aku tidak memiliki cara lain untuk bisa menjerat kepala jaksa dengan hukuman yang setiimpal karena kekuasaan serta jabatan yang dimiliki oleh pimpinanku," jawab Harry yang tampak tidak berdaya.Christian menghela napas panjang dan ia berkata. "Tidak semua masalah bisa diselesaikan oleh hukum karena di dunia ini masih banyak sekali ketidakadilan serta kejahatan yang dilakukan oleh para penegak hukum.""Ya, anda benar, Tuan.""Dan karena itulah kita akan melakukan hal ekstrem agar kita bisa menjerat dan mengadili para penjahat yang sudah membunuh banyak manusia tidak berdosa itu dengan hukum yang kita ciptakan sendiri," ujar Christian."Cara ekstrem? Apa maksud anda? Saya tidak mengerti," tanya Harry yang tampak kebingungan."Dengan cara membuat jebakan kematian dimana seluruh dunia bisa menyaksikan secara langsung
"Aku merasa sangat lega dan aku bisa mati dengan tenang kalau aku ditakdirkan mati malam ini juga," ucap Adrian lega."Diam, jangan bicara omong kosong lagi, Kak!! Aku tidak akan pernah mau memaafkanmu kalau kau terus bicara sembarangan seperti tadi," amuk Lucy, netranya menatap tajam wajah kakaknya lalu ia berjalan pergi meninggalkan kamar perawatan kakaknya dengan penuh kekesalan."Lucy," panggil Erick yang terlihat kebingungan, ia ingin mengejar wanitanya akan tetapi di sisi lain dirinya sungkan untuk meninggalkan Christian dan Adrian makanya ia akhirnya memilih untuk diam di tempatnya."Erick, susul Lucy dan tolong bawa Richie keluar. Aku ingin bicara empat mata dengan Adrian," titah Christian."Baik, Tuan.""Richie, ucapan selamat tinggal pada Daddy Adrian," pinta Christian kepada sang putra, ia mendekatkan putranya ke arah Adrian sehingga sang bocah tampan bisa mencium kening Adrian."Bye, Daddy. Ummmaaah," ucap Richie sambil mencium kening dan pipi Adrian."Daddy akan selalu me