Share

Lepaskan Aku!

Penulis: Ash Nine
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-16 15:57:49

“Kamu ...!”

Rambut perak yang dia kenal, serta seringai yang membuatnya teringat ke malam itu seketika membuat emosi kembali memenuhi kepalanya.

Emily buru-buru bangkit dari tempat tidur, bermaksud untuk kabur dari tempat itu, namun rasa pusing menusuk kepalanya hingga membuatnya pandangannya menjadi kabur.

Belum sempat kaki jenjangnya menyentuh lantai, Benedict melingkarkan lengan kekarnya di pinggang Emily.

"Lepaskan aku!" Teriak Emily dengan keras, mencoba mencari pertolongan dari siapapun yang ada di rumah besar itu. 

Emily menyapukan kukunya ke wajah pria itu, membuat Benedict mengumpat dengan keras. Namun meskipun ada rasa perih yang menjalari wajahnya, Benedict tetap tidak melepaskan pegangannya.

Karena melepaskan berarti menjatuhkan ke lantai. Sedangkan kondisi wanita dengan kuku bak Wolverine ini masih belum stabil.

Sebagai gantinya Benedict mengangkat Emily ke dalam pelukannya lalu menjatuhkannya ke tempat tidur.

"Jangan berani-berani turun dari ranjang ini." Dia memperingatkan, sambil menunjuk Emily. Dengan terpaksa Emily beringsut dan meringkuk seperti anak kucing di kepala ranjang.

Benedict perlahan duduk di sofa di sudut kamar tidur, lalu menyilangkan kedua kakinya dengan elegan sembari mengusap goresan di wajah sempurnanya dengan tisu antiseptik. "Agnes.” Panggilnya.

"Ya, Tuan." Agnes yang mengerti buru-buru menyerahkan secangkir teh hangat pada Emily.

Emily yang melihat itu merasa ragu, siapa yang tahu apa yang dimasukkan ke sana oleh ‘pria sempurna’ itu. Sedangkan beberapa waktu sebelumnya Emily saja dijual oleh pacarnya.

Melihat itu, Agnes mengambil sendok kecil lalu mencicipi teh hangat tersebut di depan Emily. Seolah dengan melakukan itu, dia berkata ‘lihat tidak ada racun di teh ini! Kau minum saja selagi Tuanku yang duduk di sana itu masih bersikap baik!”

Emily menarik napas, dengan berat hati dia menerima teh itu, “Terima kasih,” katanya kepada Agnes yang mengangguk sambil tersenyum lalu diapun meninggalkan ruangan.

Suasana ruangan menjadi dingin. Tapi Emily merasa badainya belum berlalu. “ Kenapa aku ada di sini? Kau menculikku ya?”

Ada keheningan yang terentang sebelum kemudian terdengar tawa, “Itu sangat menggelikan. Menurutmu apa aku sekurang kerjaan itu sampai menculik wanita yang bukan siapa-siapa sepertimu?”

Emily hanya bisa tertawa kecil, tak tahu harus bagaimana menghadapi sifat arogan dari pria tampan dengan rambut perak aneh itu. Namun, Emily tak bisa mengelak. Jika dibandingkan dengan pria itu, dirinya memang bukanlah siapa-siapa.

Melihat dari ruangan ini saja, tidak dapat dipungkiri kalau pria ini kaya. Sangat kaya bahkan. Itu menjelaskan mengapa Zack menjual Emily padanya. Tapi, sekaya apapun pria ini, tapi tetap saja kata-kata pedas yang keluar dari mulutnya tidak bisa menyamarkan perasaan malu dan terhina yang Emily rasakan.

"Aku melihatmu pingsan di jalan tak jauh dari kediaman Zack," lanjut Benedict datar.

Ingatan itu seketika terlintas di benak Emily, tanpa sadar dia memeluk tubuhnya. Masih terang di ingatannya bagaimana Zack, calon tunangannya itu "menjual" dirinya kepada keparat berambut perak itu, sedangkan dia selingkuh bersama sepupunya sendiri.

Seketika, dia merasa terhina. "Lalu pakaianku?"

"Agnes yang mengganti pakaianmu." jawabnya santai.

Diam-diam Emily menghembuskan napas lega.

Benedict menyeringai, seolah mencibir Emily yang wajahnya masih memerah.

"Kau masih malu? Aku bahkan sudah melihat ..." Mata Benedict memandang ke dada dan paha Emily … "semuanya!"

Menggigit bibir bawahnya, Emily menutupi pahanya lalu berpaling dari pria itu.

"Hei, tuan putri, mengapa kau belum putus dari Zack? Dan kenapa juga malam itu kau kembali kepadanya?"

Bagaimana pria ini tahu? Kecuali pria ini menguntitnya. Hati Emily mencelos. Ini mulai mengkhawatirkan apa yang diinginkan pria ini darinya sekarang.

 

"Stop panggil aku dengan sebutan itu! Lagipula, mengapa kamu kepo sekali!? Putus atau tidak, itu bukan urusanmu!" 

Emily ragu kalau pria ini menolongnya di jalan saat pingsan adalah semata-mata karena hanya ingin berbuat baik saja. Pasti ada sesuatu. Mungkin saja pria ini menginginkan putaran seks yang lain, atau mungkin dia menganggap Emily sebagai pemuas hasratnya yang ingin dibungkam agar kelakuan ‘bejad’ pria itu tetap terlindungi.

 

Ck! Emily menggigit bibirnya, "Begini Tuan, kesepakatan apa pun yang telah kau buat dengan Zack mengenai diriku, aku tidak mau ikut campur dan tidak mau terlibat. Kau tahu sendiri kan aku tidak tahu mengenai hal itu. Jadi, dengan segala hormat, kau dan Zack sialan urus saja urusan kalian sendiri. Jangan libatkan aku lagi.”

 

Emily meletakkan cangkir teh yang tidak diminumnya itu ke atas meja lalu bangkit dari tempat tidur. Bukannya dia tidak sopan pada kebaikan Agnes, tapi, dia baru saja dijual, mengertilah sedikit dengan rasa waspadanya. Emily lantas melangkah menuju pintu dengan kepala sedikit pusing.

"Tunggu sebentar." Nada suara Benedict terdengar dingin dan tenang.

Emily berhenti dan menatapnya dengan waspada, "Apa lagi?"

"Kalau aku tidak salah, tanpa Zack, perusahaan pamanmu akan tutup. Dan kau sebagai keponakan tentu tidak menginginkan hal itu terjadi kan?” Dia mengambil sebotol minuman beralkohol lalu menuangnya ke dalam gelas.

 

Sikapnya yang santai dalam mengatakan hal mengerikan itu membuat Emily merinding,  "Apa maksudmu?"

 

"Pamanmu yang memaksamu berbaikan dengan Zack, kan?"

Emily menggigit bibir bawahnya dengan kuat. Secara tidak langsung itu benar. Dia memang terpaksa melakukannya.

“Setelah semua yang terjadi, apa kau akan benar-benar bersedia kembali pada Zack dan melanjutkan hubungan kalian seolah tidak terjadi apa-apa?” Emily menatap Benedict yang sedang menggoyang-goyangkan cairan alkohol   yang ada di gelasnya dengan santai. Pria ini benar-benar ‘mengerikan’. Dia mengatakan rasa takut Emily yang dengan keras berusaha ia tiadakan demi pamannya dan perusahaan.

“Aku bisa membantumu memutuskan hubungan toxicmu itu dengan Zack dan membantu  perusahaan pamanmu tetap beroperasi seperti biasa. Tapi, dengan satu syarat.”

Emily tahu tidak ada yang gratis di dunia ini. Buang air kecil saja bayar. “Syarat apa?” Dia bertanya.

 

Benedict menyesap minuman yang ada di tangannya, mata gelap pria itu terlihat berbahaya, “Syarat ini tidaklah terlalu sulit.” Benedict meletakkan gelasnya ke atas meja samping. “Kau harus menjadi wanitaku.”

Bab terkait

  • Gairah Berbahaya Pewaris Arogan   Kenapa Kau Tidak Mau?

    “Apa maksudmu!?”Permintaan gila dari pria di hadapannya seketika membuat Emily tercengang. Emily tidak menyangka kalau dia akan mengalami hal yang pernah ia baca di novel-novel picisan.Yang lebih membuatnya kesal, adalah betapa santainya pria itu berbicara terkait kepemilikan. Dia merasa dibeli!"Apa kau gila? Aku tidak akan segila itu menjual diriku kepadamu!” ucap Emily, menatap tajam ke arah Benedict. Tak menunggu balasan dari sang pria, Emily pun bergegas untuk pergi. Namun, sebelum itu, Emily menyempatkan diri untuk mengacungkan tinjunya ke arah Benedict sembari mengucapkan kata ‘bangsat’ dengan tanpa suara. Zack saja seperti itu, apalagi rekannya yang jelas-jelas telah 'melahapnya' ini. Emily tidak mau lepas dari mulut setan tapi justru masuk ke dalam pelukan iblis berambut perak ini.Emily lantas meminta pakaiannya pada Agnes dan berganti pakaian. Dia kemudian meninggalkan kediaman Benedict yang mengawasi Emily pergi dengan tawa kecil dan gelas alkohol di tangan.“Cih, kamu

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-19
  • Gairah Berbahaya Pewaris Arogan   Dalam Gerimis Gairah

    Hujan turun dengan derasnya, Emily buru-buru membuka payung yang ada di tangannya. Namun, meskipun begitu, payung kecil itu tak mampu melindungi dirinya dari percikan air hujan.Hari bahkan sudah menjadi gelap dan hampir tidak ada orang di jalan ini apalagi hujan turun dengan begitu derasnya sehingga tidak akan ada orang yang begitu bodohnya berada di luar ruangan. Tidak seperti dirinya. Dia pasti sudah sangat putus asa sampai mau berhujan-hujanan ria seperti ini.Kemarin telepon dari iblis berambut perak itu menyebutkan kalau mereka akan bertemu di tempat ini. Tapi, Emily tak menyangka kalau cuaca hari ini akan seburuk ini, untung saja dia sempat membawa payung tadi karena memang ketika berangkat dari rumah langit telah mendung. Lihat, bahkan langit saja tidak menyetujui pertemuan ini. Ini sepertinya adalah langkah yang buruk. Tapi, mau bagaimana lagi, hanya ini cara satu-satunya yang bisa ia lakukan.Sebuah mobil melaju kencang melewati genangan air yang berada tak jauh dari tempat

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-02
  • Gairah Berbahaya Pewaris Arogan   Anjing Pemburu

    Seolah mengerti, James memencet ikon di layar untuk membatasi area antara kursi penumpang dengan barisan sopir sehingga dapat memberi privasi bagi bosnya.Benedict menyampirkan rambut Emily, lalu melabuhkan kecupannya di bibir gadis itu. Ciuman hangat itu dalam sekejap berubah menjadi panas, hingga membuat Emily meremang. Dia tak tahu, apa ini demam ataukah panas tubuh mereka berdua yang menyebabkannya.Emily tahu, dia harus memberikan sedikit makanan pada anjing pemburu agar mau berburu untuknya. Anggap saja ciuman ini adalah makanan itu.Jadi, ketika Benedict mulai bergerilya meminta lebih dari ciuman dengan menangkup payudaranya, Emily mendorong Benedict. Lalu, memberi tamparan keras pada pria itu, membuat Benedict yang tidak mengira akan hal tersebut tertegun."Apa yang kau lakukan?" tanya pria itu.James yang ada di depan saja sampai terkejut, hingga ikut-ikutan bertanya, "Bos, kau tidak apa-apa? Apa kau membutuhkan bantuan?""Apa maksudmu dengan membutuhkan bantuan? Apa menurutmu

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-02
  • Gairah Berbahaya Pewaris Arogan   Ditampar Kenyataan

    "Halo!""Kau sudah tiba di rumah?" tanya suara dari seberang sana."Ya," sahut Emily ragu-ragu, "Ini kau?""Menurutmu siapa lagi kalau bukan aku?"Emily menarik napas, "Zack mengajakku untuk pergi bersama ke acara perjamuan. Di sana pasti akan ada pembicaraan soal pernikahan. Bagaimana caramu untuk membantuku?" Emily bercerita begitu saja pada Benedict. Toh, memang hal inilah yang menghubungkan mereka berdua."Kau pergi saja ke sana dengannya. Masalah lainnya aku yang atur," tegas Benedict. Meski tidak tahu dengan pasti apa rencana pria itu, tapi, sedikit banyak perkataan Benedict membuat Emily sedikit tenang.Tak lama setelah panggilan itu berakhir, Emily ke toilet. Begitu selesai, di lorong kamar dia bertemu dengan Layla yang menatapnya dengan sinis.Emily bermaksud untuk mengabaikannya saja saat Layla justru berkata, "Sepertinya sekarang kau menjadi sugar baby ya, Emily?" Dia terang-terangan menatap pakaian baru yang dikenakan Emily, kalau tidak dari menjadi sugar baby darimana Emil

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-03
  • Gairah Berbahaya Pewaris Arogan   Wanita Di Tengah Perjamuan

    Seorang pria tampan bertubuh tinggi tegap dengan setelan abu-abu terang melangkah masuk. Keanggunan dan kepercayaan dirinya terlihat sedemikian rupa hingga menarik perhatian semua orang yang ada di ruangan itu.Rambut peraknya membuat Emily menyadari kalau itu adalah Benedict, iblis yang melakukan perjanjian dengannya. Emily mengalami kelegaan sekaligus kebingungan karena Benjamin menyebut Benedict yang baru datang sebagai cucunya."Emily, kau pasti kaget melihat Benedict, dia adalah cucuku yang sudah lama di luar negeri mengurus bisnis keluarga, baru beberapa bulan ini dia kembali, jadi ini pasti pertama kalinya kalian bertemu," Benjamin memperkenalkan Emily pada Benedict, "Benedict, gadis ini adalah Emily, dia calon istri Zack."Benjamin baru saja menyelesaikan perkataannya ketika Benedict berjalan menghampiri Emily lalu berkata, "Tentu saja aku mengenal Emily, Kek. Tapi, bukan sebagai calon istri Zack melainkan wanita yang berkencan denganku. Emily adalah pacarku. Jika dia akan memi

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-06
  • Gairah Berbahaya Pewaris Arogan   Sayap Cinta

    "Aku perlu mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi?" jawab Zack."Apa lagi yang perlu kau cari tahu, Zack," tukas Layla, "Sudah terlihat jelas kalau Emily itu telah berselingkuh dengan sepupumu. Itu semua sudah terlihat di depan mata."Zack menggelengkan kepalanya, "Itu tidak mungkin. Aku mengenal Emily. Dia gadis baik-baik. Jadi, itu adalah hal yang tidak mungkin kalau dia berkencan dan berselingkuh dengan sepupuku. Itu sungguh tidak masuk akal. Pasti ada konspirasi di sini. Aku perlu mencari tahu.""Zack," Layla lagi-lagi menahan lengan Zack, "Aku tidak ingin mengatakan ini dan menambah luka di hatimu. Tapi, malam sebelumnya aku melihat dengan mata kepalaku sendiri Emily diantar oleh seorang pria yang tadi baru kuketahui kalau itu adalah pengawalnya sepupumu. Bahkan mobil yang digunakan pun sama. Itu mobil sepupumu. Emily memakai pakaian baru bermerek yang sudah dapat dipastikan tidak akan bisa dia dapatkan jika tidak berkencan dengan sepupumu itu. Dan kurasa Emily bahkan telah mel

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-11
  • Gairah Berbahaya Pewaris Arogan   Memintamu Pergi Tanpa Pakaian

    "Plak!" Satu tamparan keras melayang ke pipi Benedict."Apaan sih gigit-gigit? Kamu pikir aku ini mangsa vampire apa?"Emily menarik tali gaunnya yang nyaris robek lalu melepaskan sabuk pengaman. Namun, belum sempat dia keluar, Benedict menariknya hingga kembali ke posisi semula."Kamu mau kemana?""Tentu saja aku mau pulang.""Pulang? Apa maksudmu dengan pulang? Kamu pikir om dan tantemu akan menerimamu kembali ke rumah setelah kejadian tadi?"Emily menggigit bibirnya dengan kesal, "Ini semua gara-gara kamu. Ini salahmu. Kalau tidak karena ulahmu tadi aku tidak perlu menghadapi hal seperti ini. Sekarang, bahkan untuk pulang saja aku tidak bisa.""Apa yang sulit dengan itu? Kamu hanya perlu ikut denganku saja dan tinggal di kediamanku, Emily. The End. Masalah selesai.""Tidak semudah itu, Tuan Muda." Dia tidak mau tinggal dengan pria biadab ini dan masuk perangkap seperti ikan yang masuk ke dalam jaring.Benedict mengerutkan dahi, "Jangan katakan kalau kau bermaksud untuk mengingkari p

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-23
  • Gairah Berbahaya Pewaris Arogan   Rindu Itu Berat

    Emily menarik napas dengan kesal. Dia benar-benar diusir dari rumah oleh paman dan bibinya seolah dia pencuri saja. Emily melangkah dengan gontai, lampu-lampu jalan berpendar oranye. Dari arah yang berlawanan terlihat seorang pria berjalan sempoyongan, sepertinya pria itu agak mabuk. Tatapannya terlihat tidak fokus, namun ketika Emily melewatinya, pria itu berbelok dramatis dan mendekatinya. "Hai cantik!" Secepat bicaranya secepat itu juga tangan pria itu meremas pinggul Emily. Emily memekik karena kaget, clutch di tangannya refleks ia layangkan ke arah kepala pria itu. "Dasar pria mesum," makinya sambil menambahkan pukulan. Pria itu berteriak marah, dia hendak memukul balik Emily, tapi Emily dengan cepat melancarkan tendangan ke arah selangkangan pria itu hingga pria itu terduduk dan melolong kesakitan. "Biar tahu rasa kau, pria mesum. Dasar bajingan!" Pria itu mengaduh kesakitan, bukan hanya kepala atasnya saja yang sakit karena mabuk, tapi kepala bawahnya benar-benar menderit

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-24

Bab terbaru

  • Gairah Berbahaya Pewaris Arogan   Jangan Di Sini

    “Kalau kau mau, aku punya sebuah apartemen,” kata Jeffry sembari mengedikkan bahu. "Saat ini sedang kosong. Jika kau mau, kau bisa memakainya." Jeffry mengeluarkan pena dan kertas, lalu menuliskan alamatnya, merogoh saku lalu menyerahkan kunci apartemen pada gadis itu. "Apakah … maksudmu aku bisa tinggal di sana? Di apartemenmu?" Emily tergagap. “Aku tidak akan memaksa kalau kau tidak mau, Emily.” “Tidak. Maksudku … aku mau. Tentu saja aku mau. Aku memang membutuhkannya saat ini,” Emily mengucapkan terima kasih. “Baiklah, kalau begitu …” Jeffry mengambil sejumlah uang dari dompet lalu menyodorkannya ke tangan Emily, "Untuk membuatmu bangkit kembali, oke?" Emily mengucapkan terima kasih lagi, lalu memanggil taksinya, melambaikan tangan. “Kenapa kau tidak ikut denganku, Jeff?” Dia bertanya sambil naik ke bangku penumpang. Jeffry menggelengkan kepalanya. "Aku tidak bisa. Karena sekarang ada yang harus kulakukan. Mungkin nanti." Dia berkata dengan canggung, dan mundur saat dia

  • Gairah Berbahaya Pewaris Arogan   Sketsa Di Atas Kertas

    Emily sempat hendak mundur ketika melihat ekspresi keras di wajah pria itu. Apakah dia salah orang? Terlebih ketika pria itu melangkah maju. Tapi, langkah Emily untuk menghindar tertahan karena rengkuhan tiba-tiba dari pria itu. "Emily, kau kemana saja. Aku rindu," bisikan lembut di telinga Emily membuat Emily gemetar. Jadi, dia tidak salah mengenali. Pria ini memang Jeffry. "Emily, apakah kamu mengenal Jeffry?" Tanya Oscar, penasaran. Emily mengangguk. Lebih dari sekedar “tahu,”. Mereka tumbuh bersama di panti asuhan. Setelah kematian ayahnya, Emily hampir menangis setiap hari, terkadang dengan isak tangis yang menggelegar, terkadang dengan rintihan lemah. Saat itu, dunianya terasa runtuh. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Emily merasa sendirian tanpa tahu harus berbuat apa. Kala itu, saat tidur dia selalu bermimpi buruk, membuatnya sering menyendiri di panti. Waktu itulah dia bertemu Jeffry. Seorang anak laki-laki tinggi kurus dengan mata biru. Jeffry duduk di sampin

  • Gairah Berbahaya Pewaris Arogan   Rindu Itu Berat

    Emily menarik napas dengan kesal. Dia benar-benar diusir dari rumah oleh paman dan bibinya seolah dia pencuri saja. Emily melangkah dengan gontai, lampu-lampu jalan berpendar oranye. Dari arah yang berlawanan terlihat seorang pria berjalan sempoyongan, sepertinya pria itu agak mabuk. Tatapannya terlihat tidak fokus, namun ketika Emily melewatinya, pria itu berbelok dramatis dan mendekatinya. "Hai cantik!" Secepat bicaranya secepat itu juga tangan pria itu meremas pinggul Emily. Emily memekik karena kaget, clutch di tangannya refleks ia layangkan ke arah kepala pria itu. "Dasar pria mesum," makinya sambil menambahkan pukulan. Pria itu berteriak marah, dia hendak memukul balik Emily, tapi Emily dengan cepat melancarkan tendangan ke arah selangkangan pria itu hingga pria itu terduduk dan melolong kesakitan. "Biar tahu rasa kau, pria mesum. Dasar bajingan!" Pria itu mengaduh kesakitan, bukan hanya kepala atasnya saja yang sakit karena mabuk, tapi kepala bawahnya benar-benar menderit

  • Gairah Berbahaya Pewaris Arogan   Memintamu Pergi Tanpa Pakaian

    "Plak!" Satu tamparan keras melayang ke pipi Benedict."Apaan sih gigit-gigit? Kamu pikir aku ini mangsa vampire apa?"Emily menarik tali gaunnya yang nyaris robek lalu melepaskan sabuk pengaman. Namun, belum sempat dia keluar, Benedict menariknya hingga kembali ke posisi semula."Kamu mau kemana?""Tentu saja aku mau pulang.""Pulang? Apa maksudmu dengan pulang? Kamu pikir om dan tantemu akan menerimamu kembali ke rumah setelah kejadian tadi?"Emily menggigit bibirnya dengan kesal, "Ini semua gara-gara kamu. Ini salahmu. Kalau tidak karena ulahmu tadi aku tidak perlu menghadapi hal seperti ini. Sekarang, bahkan untuk pulang saja aku tidak bisa.""Apa yang sulit dengan itu? Kamu hanya perlu ikut denganku saja dan tinggal di kediamanku, Emily. The End. Masalah selesai.""Tidak semudah itu, Tuan Muda." Dia tidak mau tinggal dengan pria biadab ini dan masuk perangkap seperti ikan yang masuk ke dalam jaring.Benedict mengerutkan dahi, "Jangan katakan kalau kau bermaksud untuk mengingkari p

  • Gairah Berbahaya Pewaris Arogan   Sayap Cinta

    "Aku perlu mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi?" jawab Zack."Apa lagi yang perlu kau cari tahu, Zack," tukas Layla, "Sudah terlihat jelas kalau Emily itu telah berselingkuh dengan sepupumu. Itu semua sudah terlihat di depan mata."Zack menggelengkan kepalanya, "Itu tidak mungkin. Aku mengenal Emily. Dia gadis baik-baik. Jadi, itu adalah hal yang tidak mungkin kalau dia berkencan dan berselingkuh dengan sepupuku. Itu sungguh tidak masuk akal. Pasti ada konspirasi di sini. Aku perlu mencari tahu.""Zack," Layla lagi-lagi menahan lengan Zack, "Aku tidak ingin mengatakan ini dan menambah luka di hatimu. Tapi, malam sebelumnya aku melihat dengan mata kepalaku sendiri Emily diantar oleh seorang pria yang tadi baru kuketahui kalau itu adalah pengawalnya sepupumu. Bahkan mobil yang digunakan pun sama. Itu mobil sepupumu. Emily memakai pakaian baru bermerek yang sudah dapat dipastikan tidak akan bisa dia dapatkan jika tidak berkencan dengan sepupumu itu. Dan kurasa Emily bahkan telah mel

  • Gairah Berbahaya Pewaris Arogan   Wanita Di Tengah Perjamuan

    Seorang pria tampan bertubuh tinggi tegap dengan setelan abu-abu terang melangkah masuk. Keanggunan dan kepercayaan dirinya terlihat sedemikian rupa hingga menarik perhatian semua orang yang ada di ruangan itu.Rambut peraknya membuat Emily menyadari kalau itu adalah Benedict, iblis yang melakukan perjanjian dengannya. Emily mengalami kelegaan sekaligus kebingungan karena Benjamin menyebut Benedict yang baru datang sebagai cucunya."Emily, kau pasti kaget melihat Benedict, dia adalah cucuku yang sudah lama di luar negeri mengurus bisnis keluarga, baru beberapa bulan ini dia kembali, jadi ini pasti pertama kalinya kalian bertemu," Benjamin memperkenalkan Emily pada Benedict, "Benedict, gadis ini adalah Emily, dia calon istri Zack."Benjamin baru saja menyelesaikan perkataannya ketika Benedict berjalan menghampiri Emily lalu berkata, "Tentu saja aku mengenal Emily, Kek. Tapi, bukan sebagai calon istri Zack melainkan wanita yang berkencan denganku. Emily adalah pacarku. Jika dia akan memi

  • Gairah Berbahaya Pewaris Arogan   Ditampar Kenyataan

    "Halo!""Kau sudah tiba di rumah?" tanya suara dari seberang sana."Ya," sahut Emily ragu-ragu, "Ini kau?""Menurutmu siapa lagi kalau bukan aku?"Emily menarik napas, "Zack mengajakku untuk pergi bersama ke acara perjamuan. Di sana pasti akan ada pembicaraan soal pernikahan. Bagaimana caramu untuk membantuku?" Emily bercerita begitu saja pada Benedict. Toh, memang hal inilah yang menghubungkan mereka berdua."Kau pergi saja ke sana dengannya. Masalah lainnya aku yang atur," tegas Benedict. Meski tidak tahu dengan pasti apa rencana pria itu, tapi, sedikit banyak perkataan Benedict membuat Emily sedikit tenang.Tak lama setelah panggilan itu berakhir, Emily ke toilet. Begitu selesai, di lorong kamar dia bertemu dengan Layla yang menatapnya dengan sinis.Emily bermaksud untuk mengabaikannya saja saat Layla justru berkata, "Sepertinya sekarang kau menjadi sugar baby ya, Emily?" Dia terang-terangan menatap pakaian baru yang dikenakan Emily, kalau tidak dari menjadi sugar baby darimana Emil

  • Gairah Berbahaya Pewaris Arogan   Anjing Pemburu

    Seolah mengerti, James memencet ikon di layar untuk membatasi area antara kursi penumpang dengan barisan sopir sehingga dapat memberi privasi bagi bosnya.Benedict menyampirkan rambut Emily, lalu melabuhkan kecupannya di bibir gadis itu. Ciuman hangat itu dalam sekejap berubah menjadi panas, hingga membuat Emily meremang. Dia tak tahu, apa ini demam ataukah panas tubuh mereka berdua yang menyebabkannya.Emily tahu, dia harus memberikan sedikit makanan pada anjing pemburu agar mau berburu untuknya. Anggap saja ciuman ini adalah makanan itu.Jadi, ketika Benedict mulai bergerilya meminta lebih dari ciuman dengan menangkup payudaranya, Emily mendorong Benedict. Lalu, memberi tamparan keras pada pria itu, membuat Benedict yang tidak mengira akan hal tersebut tertegun."Apa yang kau lakukan?" tanya pria itu.James yang ada di depan saja sampai terkejut, hingga ikut-ikutan bertanya, "Bos, kau tidak apa-apa? Apa kau membutuhkan bantuan?""Apa maksudmu dengan membutuhkan bantuan? Apa menurutmu

  • Gairah Berbahaya Pewaris Arogan   Dalam Gerimis Gairah

    Hujan turun dengan derasnya, Emily buru-buru membuka payung yang ada di tangannya. Namun, meskipun begitu, payung kecil itu tak mampu melindungi dirinya dari percikan air hujan.Hari bahkan sudah menjadi gelap dan hampir tidak ada orang di jalan ini apalagi hujan turun dengan begitu derasnya sehingga tidak akan ada orang yang begitu bodohnya berada di luar ruangan. Tidak seperti dirinya. Dia pasti sudah sangat putus asa sampai mau berhujan-hujanan ria seperti ini.Kemarin telepon dari iblis berambut perak itu menyebutkan kalau mereka akan bertemu di tempat ini. Tapi, Emily tak menyangka kalau cuaca hari ini akan seburuk ini, untung saja dia sempat membawa payung tadi karena memang ketika berangkat dari rumah langit telah mendung. Lihat, bahkan langit saja tidak menyetujui pertemuan ini. Ini sepertinya adalah langkah yang buruk. Tapi, mau bagaimana lagi, hanya ini cara satu-satunya yang bisa ia lakukan.Sebuah mobil melaju kencang melewati genangan air yang berada tak jauh dari tempat

DMCA.com Protection Status