Share

Bab 6. Menolak Bertemu

Author: Diyahlubis
last update Last Updated: 2024-03-28 22:53:59

Bulir air mata jatuh dengan sendirinya akibat mendapatkan kabar buruk di tengah cuaca yang sama buruknya dengan nasib pagi ini. Petir menggelegar tak lagi mengejutkan Djuwira karena kabar pemecatannya mengalahkan ketakutan halilintar.

Jemarinya menyeka sudut mata, berusaha menghentikan air mata yang terus jatuh. Namun, semakin ingin berhenti semakin deras pula ia jatuh. Sayangnya, tangisan dalam diam itu terasa sangat menyakitkan. Sakit sekali seperti disayat-sayat.

Djuwira tidak mau ayah dan adiknya tahu kalau dia sudah tidak bekerja. Mereka bisa sedih dan ikut frustasi. Biar ia saja yang menanggung sedih serta berusaha mencari jalan keluar atas permasalahannya ini.

Sekitar satu jam berlalu. Djuwira keluar kamar setelah memastikan bahwa muka serta matanya bebas dari jejak tangisan. Senyuman ditarik paksa, mengubah ekspresi sedihnya menjadi gembira. Ia membawa tas selempang berbahan denim dari kamarnya, lalu berpamitan.

"Ayah, aku keluar dulu," katanya.

Rinaldi yang sedang sarapan langsung menoleh. "Kau tidak makan dulu, Nak?"

Djuwira menggeleng sambil tersenyum. "Sudah, Yah. Waktu aku masak tadi, perutku merasa lapar, jadi sambil masak sambil makan," jawabnya berbohong.

"Ya, udah. Kalau begitu kau hati-hati. Di luar hujan, terus bagaimana caramu pergi?" Ayahnya sangat khawatir.

"Tidak sulit, Yah ... Nanti aku pinjam payung pak Dodo," jawabnya, lalu melihat ke jendela. Tampaknya hujan sudah mulai reda dan ia pun menunjukkan jarinya ke sana.

Rinaldi mengikuti arah telunjuk putrinya kemudian tersenyum. "Syukurlah kalau hujannya udah berhenti. Pakai jaket, Djuwira," sahutnya senang.

Djuwira menuruti permintaan ayahnya, lalu menyambar jaket di gantungan. Ben baru saja keluar kamar saat kakaknya hendak pergi.

"Kak!" jeritnya.

"Ada apa, Ben?" tanya Djuwira, menghentikan langkah.

"Bagi uang. Aku mau beli buku tulis." Ben menadahkan telapak tangannya pada sang kakak.

Djuwira menghela napas, lalu merogoh tas. Mengeluarkan uang 20 ribu untuk adiknya. Ben mengucapkan terima kasih dan terlihat bahagia.

"Berhemat ya, Ben," bisiknya pada sang adik.

"Iya, Kak!" Ben mengangguk, lalu melihat kakaknya pergi.

Rinaldi melirik putranya yang tampak senang sambil memegang uang tersebut. "Memangnya bukumu habis kau pakai untuk belajar, Ben?"

"Eh," sahutnya melihat Rinaldi. "Tentu aku pakai belajar, Ayah. Buktinya udah habis," sambung Ben.

"Belajar yang bagus, kasihan kakakmu kerja banting tulang untuk membiayai sekolahmu dan menghidupi kita." Rinaldi terkadang sedih mengingat tanggung jawab Djuwira.

"Harusnya aku yang memberi nafkah mereka," batinnya lagi, matanya berkaca-kaca kemudian memejamkan mata sejenak.

Sementara itu di luar rumah, Djuwira masih merasakan rintik hujan mengenai wajahnya. Tujuan pertama di pagi hari ini adalah toko roti Diamond. Dia harus segera mengambil barang-barangnya sebelum semua karyawan masuk.

Djuwira juga berniat memperbaiki tuduhan yang tak seharusnya dia dapatkan. Ia merasa tidak melakukan apa-apa saat menemui Key kemarin malam. Mendadak fitnah menimpanya sampai merenggut karir yang sudah susah payah didapatkan.

Beruntung pemilik toko ada di sana ketika Djuwira datang. Mereka bicara serius dalam ruangan hingga akhirnya usaha Djuwira untuk tetap bekerja di sana menjadi sia-sia. Dia begitu penasaran pada kalimat yang sudah sampai ke telinga bosnya hingga membuat pendirian pria itu teguh.

Djuwira resmi menganggur. Perpisahan dengan rekan kerja yang sudah menerimanya sangatlah berat, tapi Ia pun tak boleh cengeng di depan mereka. Djuwira meninggalkan toko dengan satu bungkusan di tangan berisi barang miliknya.

"Ah, bagaimana ini?" keluhnya sendiri ketika sudah berada di taman, duduk menyendiri memikirkan masa depan.

Langit pagi usai hujan terlihat jauh lebih indah, tapi pikirannya tak seindah langit. Djuwira merasa tidak bisa terima akan tuduhan memalukan yang membuatnya kehilangan air muka.

"Aku harus menemui pria itu," ucapnya begitu yakin kemudian mencari kartu nama yang sudah diberikan Key padanya.

Perusahaan Matsu Jaga Raya adalah tujuan Djuwira selanjutnya. Meski jarak tempuh tidak dekat, Ia tetap melanjutkan perjalanan menggunakan bus sekitar 40 menit.

Djuwira turun di terminal yang lokasinya tidak jauh dari perusahaan megah tersebut. Dia pun segera berjalan menuju pintu masuk yang berada di sisi Utara. Menaiki 17 anak tangga yang landai membuatnya tak merasa lelah.

"Luar biasa perusahaan ini. Mewah dan besar, tapi sayang mereka punya bos tukang fitnah. Awas aja kalau sampai aku bertemu dengannya. Aku akan marah besar," ujarnya sebelum masuk, berdiri sambil melihat keindahan gedung di depannya.

Djuwira melangkah melalui pintu kaca putar bersama beberapa karyawan lain hingga membawanya ke dalam. Dia melirik ke segala arah sambil berpikir, "Siapa ya, yang bisa aku tanyain tentang Key?"

Butuh waktu sekitar tiga menit untuk memutuskan bertanya pada seorang wanita di balik meja resepsionis. "Selamat pagi, permisi! saya Djuwira, mau tanya—Pak Keane Matsumoto-nya ada tidak, ya?"

"Selamat pagi juga, Bu! Maaf ... Anda dari mana?"

Djuwira berpikir keras menjawabnya, ingin mengatakan dari toko Diamond, tapi baru saja dipecat. Namun, hanya itu jawaban agar Key tahu dia adalah orang yang sudah pernah ditemuinya saat malam pertunangan.

"Saya dari toko roti Diamond," jawabnya sambil memberikan kartu nama yang dikasih oleh Key.

Wanita tersebut langsung sungkan pada Djuwira, sebab dia tahu kalau kartu nama yang diberikan atasannya pasti berkaitan dengan bisnis. "Baik, tunggu sebentar, saya akan menghubungi asisten Pak Keane," sahutnya.

Djuwira menanti beberapa saat kemudian menerima arahan untuk naik ke lantai 15. Walau harus meraba-raba arah, Ia tetap menelusuri perusahaan tersebut dan masuk ke dalam lift berisi banyak karyawan.

Maskernya hampir lepas. Secepat kilat, Djuwira menaikkan lagi agar orang-orang tidak sempat melihat wajahnya.

Ting!

Lantai 15 sudah di depan mata. Djuwira keluar dari lift, lalu melihat ke beberapa tempat. Dia langsung berhadapan dengan meja-meja kerja yang jumlahnya tidak sedikit. Ia juga disambut oleh puluhan pasang mata yang menatapnya penasaran.

Djuwira menggigit kedua bibirnya, lalu bertanya lagi pada seseorang di sana. "Permisi, Pak!"

Pria yang terlihat sibuk itu masih berbaik hati melayani pertanyaannya. "Ya, ada apa?"

"Saya mau ke ruangan Pak Keane Matsumoto. Kalau saya boleh tahu, ruangannya di mana, ya?" tanya Djuwira.

Pria itu menunjukkan ke ujung lorong di sisi kiri. "Di sana ada pintu berwarna chestnut. Ada juga bacaannya 'Ruangan CEO'. Nah, kau bisa masuk setelah dapat persetujuan asistennya yang duduk di dekat ruangan itu," jawabnya dengan jelas.

Djuwira berterima kasih pada pria itu kemudian berjalan ke ujung. Mendadak jantungnya berdegup kencang. Dia merasa seperti mau menemui bos sendiri yang punya aura menakutkan. Lokasi ruangan di ujung seakan membuat dirinya dan karyawan berbeda secara signifikan. Alias tidak ramah dengan pekerja.

Djuwira menemukan meja asistennya kemudian meminta izin lagi untuk bertemu dengan Key. Namun, sayangnya Key sedang keluar. Niat marah yang sudah memuncak itu pun dipaksa turun.

Gadis tersebut tak langsung pergi, tapi masih berdiri dekat meja asistennya hingga seseorang yang dinanti-nanti tiba. Sebuah keberuntungan bagi Djuwira  bisa bertemu dengan Key tanpa harus kembali di lain hari.

Key berjalan sendirian, sambil menatap gawai di tangannya. Dia belum sadar kalau Djuwira ada di sana.

"Gea, tolong masuk ke ruangan," pintarnya dengan mata yang terus menatap layar ponsel.

"Pak, ada yang ingin bertemu dengan Bapak," sahut Gea, lalu Key pun berhenti mengayunkan tungkainya. Dia membelokkan pandangan menuju sekitar kemudian bertemu dengan sosok wanita yang menggunakan pakaian santai. Celana panjang berwarna mocca, kemeja putih lengan panjang bermotif bunga-bunga sedang berdiri menatapnya.

Gea menghampiri bosnya, lalu mengatakan kalau orang yang mau bertemu dengannya berasal dari toko roti Diamond.

Reaksi tak terduga muncul di depan mata Djuwira. Pria itu menolak bertemu dengannya tanpa alasan yang jelas.

"Suruh dia pergi," perintah Key.

Djuwira pun tercekat mengetahui kalau pria itu begitu sombong! dia sudah datang jauh-jauh, tapi tidak mau ditemui. Sontak saja gadis itu mendekati Key dengan wajah emosi.

"Apa Tuan tidak bisa meluangkan waktu untukku sebentar saja?" tanyanya dengan tatapan serius menembus iris Key.

Pria itu masih tetap sama seperti terakhir kali bertemu. Dingin dan minim ekspresi. "Buat janji dulu baru bisa bertemu denganku," jawabnya singkat, lalu pergi.

Djuwira geram, tangannya mengepal kuat kemudian dengan cepat menarik lengan jas Key. "Aku ingin minta penjelasan atas fitnah yang Tuan sebar," ungkapnya tanpa basa-basi.

Related chapters

  • Gadis Tompel Kesayangan Tuan Muda   Bab 7. Ruangan Panas

    "Fitnah?" Ekspresi Key terlihat tidak senang. Lirikan tajamnya menusuk hingga membuat Djuwira mengerutkan kening.Sekretaris Key pun ikut kelimpungan dengan situasi yang sama sekali tidak dia pahami. Secara bergantian wanita itu melihat bos dan juga tamunya itu."Ya, Tuan memfitnahku dan sudah melayangkan pernyataan bohong pada pemilik toko roti Diamond dan itu semua tidak benar!" jelasnya lagi dengan nada meninggi.Suara Djuwira bisa terdengar hingga ke sisi ruangan para karyawan. Gea langsung mengawasi mereka, memastikan kalau mata-mata penasaran dari ruang karyawan yang mendengar obrolan panas itu tidak membuang waktu kerja mereka hanya demi mencari informasi.Saat dia hendak memberi solusi untuk bicara empat mata dalam ruangan, bosnya justru sudah beranjak pergi sambil mencengkram balik tangan Djuwira dan membawa paksa ke ruangan pribadinya.Djuwira dilepas paksa dari cengkraman Key hingga membuat gadis itu hampir tersungkur. Beruntung Ia menemukan credenza kemudian menahan diri ag

    Last Updated : 2024-03-30
  • Gadis Tompel Kesayangan Tuan Muda   Bab 8. Mual Muntah Karena Tompel

    Percakapan serius antara Key dan seseorang yang dimaksud adalah Riena, pelayan kepercayaan keluarga. Dia yang telah memberi laporan palsu pada pemilik toko roti karena marah pada Djuwira yang dianggap tidak mau membantu Key untuk berpura-pura menjadi tunangannya malam itu.Key tampak mendidih hati ketika mengetahui bahwa seorang wanita berstatus 'pelayan' sudah berani melakukan hal di luar persetujuannya. Ia menutup panggilan tersebut dengan satu ancaman."Semoga Bibi ingat pada kejadian masa lalu tentang sekretaris pribadiku yang sudah lancang menyetujui perjanjian bisnis atas namaku. Kupastikan Bibi juga akan menerima hukuman yang sama," tekannya pada wanita yang sudah gemetar mendengar setiap balasan dari Key."Key, saya minta maaf! Saya melakukan itu karena tahu betapa pentingnya pertunanganmu dengan Nona Sayuri demi memperluas bisnis keluarga Matsumoto," sahutnya mengharap ampunan."Bibi tahu hal yang aku benci, bukan? Memaafkan sesuatu yang tidak bisa kumaafkan." Key memutus pan

    Last Updated : 2024-03-31
  • Gadis Tompel Kesayangan Tuan Muda   Bab 9. Cerita Masa Lalu

    Key tidak sanggup tetap berada di ruangan bersama Djuwira yang telah membangkitkan trauma masa kecilnya. "Tolong awasi dan tunggu dokter datang, saya mau keluar dulu," katanya.Gea tercekat mendengar perintah bosnya yang di luar nalar. Key meninggalkan dua beban pada sekretarisnya. Pertama, muntah yang berceceran di lantai dan kedua, wanita asing yang pingsan di sofa.Key melangkah tergesa-gesa tanpa menoleh sedikit pun pada Djuwira. Dia ingin mencari udara segar untuk menghilangkan mual yang masih dirasanya hingga sekarang.Sisi atap perusahaan adalah tempat terbaik bagi Key menjernihkan pikiran yang membawanya mengingat momen tak terlupakan. Momen ketika lahirnya seorang adik perempuan bernama Sasha.Flashback."Papa, adiknya laki-laki atau perempuan?" tanya Key kecil pada Matsumoto, ayahnya."Adik kamu perempuan, Key. Dia sangat cantik seperti mamamu," jawab Matsumoto penuh perasaan bahagia.Mereka belum diperbolehkan masuk setelah proses lahiran karena si ibu dan bayinya sedang dib

    Last Updated : 2024-04-02
  • Gadis Tompel Kesayangan Tuan Muda   Bab 10. Lari Dari Kejaran Rentenir

    "Aku sudah sedikit lebih sehat, Tuan. Terima kasih sudah membantuku sadar," jawab Djuwira.Alis kiri Key menanjak sebentar karena memikirkan ucapan dokter di luar ruangan. "Bukan aku yang melakukannya, tapi dokter Vino," sahutnya."Ya, itu maksudku, Tuan. Hanya saja dokternya sudah pergi, jadi aku sampaikan pada Tuan," balas Djuwira bernada lemah.Key mengangguk. "Dokter menyarankan kau istirahat dan makan makanan yang bergizi karena tekanan darahmu sedang menurun," paparnya meneruskan ucapan Vino.Djuwira menganga terkejut saat mengetahui kalau dirinya kurang gizi. "Maaf, Tuan, tapi saya hanya kelelahan saja, bukan kurang gizi," tepisnya membela diri.Key tersenyum tipis kemudian menaikkan kedua alisnya. "Aku tidak peduli dengan itu. Aku hanya menyampaikan pesan dokter saja. Bayangkan kalau kau pingsan di jalanan, pasti akan merepotkan lebih banyak orang lagi," sanggahnya pula.Djuwira malu sekali karena pesan dokter yang sejujurnya ada benarnya itu. Hanya saja Djuwira takut kalau Ke

    Last Updated : 2024-04-03
  • Gadis Tompel Kesayangan Tuan Muda   Bab 11. Dapat Tawaran Kerja Baru

    Djuwira mengatur napas normal karena sejak beberapa waktu lalu dia bahkan hampir lupa bernapas. Lirikan yang menerkamnya dari arah kanan menyadarkan Djuwira kalau dia harus mengucapkan terima kasih pada preman tersebut."Kak, aku mau ngucapin terima kasih karena udah bantu aku lolos dari mereka," katanya.Pria itu melipat kedua tangan dengan sombong. "Gua heran ngeliat Lu. Baru aja kerja di toko roti, sekarang udah dipecat. Apa Lu gak paham caranya bekerja?" sahutnya menghardik."Bukan begitu, Kak. Ada kesalahpahaman aja sama bos. Jadi, aku kena getahnya." Djuwira tersenyum meringis. "Eh, tahu dari mana aku kerja di toko roti, Kak?" tanyanya heran."Lu kira Gua gak keliling kota ini? Gua pernah lah ngeliat Lu keluar pake seragam toko roti Diamond." Preman itu melengos kesal."Oh, gitu. Ya udah, aku permisi, ya!" Djuwira menunduk sebentar saat melewati pria yang sudah menolongnya itu. Namun, saat dia sudah melangkah hampir 10 meter, pria itu mengatakan sesuatu padanya."Mereka itu anak

    Last Updated : 2024-04-04
  • Gadis Tompel Kesayangan Tuan Muda   Bab 12. Datang Ke Kediaman Tuan Muda

    "Karena aku mau mencari pengalaman lain, Ayah," jawab Djuwira sambil berjalan menuju dapur untuk membersihkan gelas juga piring kotor yang tersisa. Ia terus menutupi sebisanya agar ayahnya tidak kepikiran.Rinaldi tersenyum. Dia sangat mengagumi putrinya yang sudah memiliki banyak pengalaman, tapi tetap saja ingin mencari lagi. Di mata Rinaldi seperti itu lah Djuwira. Padahal putrinya sedang putar otak keras demi mendapatkan uang lebih."Paman Anto meninggalkan motornya untukmu, Djuwira," ujar sang ayah mengejutkan anaknya."Huh?!" Djuwira langsung menghentikan aktivitas mencuci piring, lalu menyahut ucapan ayahnya. "Paman Anto baik banget, Yah!""Ya, dia pulang kampung dan malas membawa motornya. Lagi pula pamanmu itu banyak uang. Nanti kau ucapkan terima kasih padanya," ujar Rinaldi.Djuwira bersyukur sekali karena dikasih rezeki tak terduga di tengah-tengah keputusasaannya kemarin. Kebaikan paman Anto akan selalu dikenang.Di dalam kamar sebelum tidur.Djuwira menatap kartu nama di

    Last Updated : 2024-04-05
  • Gadis Tompel Kesayangan Tuan Muda   Bab 13. Tak Kuat Menahan Diri

    "Celaka! Ternyata Paman Anto tidak mengatakan padanya kalau posisi supir ini digantikan olehku. Bagaimana Ini?" batin Djuwira ikut mengerutkan alis.Djuwira resah karena sudah tahu hal yang tidak disukai oleh Key saat dirinya meminta penjelasan atas fitnah di toko roti Diamond. Dia takut kalau pamannya terkena masalah akibat memasukkannya tanpa konfirmasi."Kenapa tidak kau jawab?!" bentak Key pada Djuwira.Gadis itu menghampiri Key dengan langkah hati-hati. Naik sampai ke anak tangga ketiga kemudian memposisikan diri di bawah Key satu tingkat."Saya mendapat amanat dari Pak Anto untuk menggantikan posisinya karena dia mau pulang kampung," jawab Djuwira formal bernada pelan meski jantungnya sudah berdegup kencang.Key menghela napas berat kemudian membuang wajah ke kanan, tepat ke pos satpam. "Ya, Allah!" serunya geram."Maaf Tuan, apa Anda keberatan saya jadi supir pengganti Pak Anto?" Djuwira mencoba bernegosiasi.Key yang sudah naik pitam itu kemudian melihat jam tangannya. Waktu t

    Last Updated : 2024-04-07
  • Gadis Tompel Kesayangan Tuan Muda   Bab 14. Curahan Hati

    "Gila! kenapa harus dia?!" cetus Key saat mengetahui kalau Djuwira adalah supir yang akan menggantikan Anto mulai hari ini.Perempuan misterius yang awalnya menyita perhatian karena tatapan Djuwira yang menawan hati, perlahan luntur ketika Key mengetahui kalau di pipi gadis tersebut ada tompel sebesar biji Ketapang.Hari itu, ketika malam pertunangan Key dan Sayuri gagal. Key tidak sengaja bertabrakan dengan Djuwira di lobby hotel. Wanita itu merusak ponselnya hingga membuat Key geram. Ekapati Djuwira Ningrat adalah nama yang dia ingat saat membaca name tag yang terpasang di bajunya.Tak pernah dia sangka kalau wanita itu bisa dia temui lagi saat Key merasa kalut melihat acara pertunangan sudah semakin dekat, tapi Sayuri masih tidak bisa dihubungi. Riena adalah sosok pertama yang punya ide menjadikan Djuwira pengganti Sayuri, tapi justru ditolak.Key merasa harga dirinya jatuh sebagai pria tampan nan kaya raya. Dia pun mengusir Djuwira dari ruangan. Namun, perempuan itu malah berniat m

    Last Updated : 2024-04-08

Latest chapter

  • Gadis Tompel Kesayangan Tuan Muda   Bab 56. Rencana Di Hari Pertunangan

    Beberapa hari kemudian. Ketika Key selesai menjalani rapat penting dengan klien, tiba-tiba Sayuri muncul tanpa janjian. Sayuri bingung saat melihat sosok perempuan yang harusnya menjadi posisi terbawah di perusahaan calon tunangannya malah sekarang terlihat berduaan dengan Key. "Key!" panggil Sayuri. Pria yang hendak naik ke mobilnya itu pun langsung menahan salah satu kakinya demi melihat orang yang sudah memanggilnya. Djuwira ikut menoleh karena berdiri di dekat Key dengan posisi dekat pintu, baru saja membukakan pintu. Key berdeham karena melihat Sayuri semakin menjadi hantu yang mengikuti ke mana pun. Djuwira mundur selangkah dan menyaksikan Sayuri memeluk kekasihnya. "Sayang!" sapanya ramah, bersikap seolah seperti perempuan bangsawan. Melirik Djuwira sesaat dengan alis mengerut. "Kenapa kau bisa di sini?" tanya Key heran, perlahan melepas pelukan itu. "Ah, tadi aku bertemu teman lama. Kalau tahu kau mau ke sini, pasti kita bisa pergi bareng, Key ...." Sayuri mul

  • Gadis Tompel Kesayangan Tuan Muda   Bab 55. Tetap Romantis di Tengah-tengah Monster Gurun Merayu Key

    Waktu berlalu. Key berakting baik sebagai calon tunangan Sayuri. Perempuan itu semakin sering ke kantor dan merasa bahwa perusahaan tersebut sudah menjadi miliknya. Dia bahkan tidak segan menegur karyawan yang dirasanya tidak sesuai dan bermalas-malasan.Djuwira juga tersambar dengan sindiran juga makian. Sayuri tidak secantik wajah dan namanya. Djuwira hanya bisa bersabar karena mengingat tujuan Key pada Sayuri."Cleaning service kok suka banget keluar masuk ruangan bos! kau genit ke pemilik perusahaan ini, ya?" tuduhnya.Djuwira terkejut saat mendengar bentakannya. Qesya saja emosi melihat Sayuri marah-marah ketika Key sedang menjalani bisnis di luar kantor. Qesya ingin meremas rambut Sayuri, lalu membenturkannya ke meja. "Maaf, Bu. Saya hanya ingin memastikan kalau ruangan Pak Keane tetap bersih." Djuwira menjaga sikapnya walau darahnya mendidih."Awas kalau sampai Kau berniat macam-macam dengan calon tunangan saya. Saya pastikan Kau akan menyesal.""Baik, Bu."Sayuri pergi dengan

  • Gadis Tompel Kesayangan Tuan Muda   Bab 54. Tindakan Menasehati Hati

    Djuwira melihat kerusuhan itu dan segera menerobos kerumunan. "Halo, maaf! permisi!" Tak hanya Djuwira, anak buah keluarga Matsumoto yang lain ikut menertibkan. Key dan Djuwira bergegas menuju mobil dan Key pun segera naik. Djuwira menyusul dan langsung tancap gas. Embusan napas Key di balik wajah tegangnya bisa dilihat oleh Djuwira dari spion. Dia tidak berani menanyakan apa pun saat kondisi seperti ini. "Terima kasih sudah membantuku," katanya. "Oh, iya, Tuan. Sudah tugasku melakukannya. Apa Tuan terluka?" tanya Djuwira. "Tidak, hanya saja aku tidak suka bau mereka. Bau badan salah satu dari mereka tadi menusuk hidungku," sahutnya. Djuwira menahan tawa karena memang dia juga merasakan tadi. "Mereka bekerja keras demi mendapatkan informasi. Panas-panasan menunggu Tuan." "Hum, jadi kau tahu mereka di sana sejak tadi?" Key menginterogasi. "Tidak, Tuan. Kalau aku tahu, sudah aku tutupin Tuan dari dalam pakai jaket, masker dan topi," jawab Djuwira. Key langsung tersenyu

  • Gadis Tompel Kesayangan Tuan Muda   Bab 53. Hadiah Pagi yang Manis

    Keesokan harinya di rumah Key. Djuwira sudah bersiap menjemput bos sekaligus pria kesayangan yang semakin brutal menunjukkan rasa cintanya saat tidak ada yang melihat. Key menyambut kehadiran Djuwira dengan romantis. "Pagi, Sayang!" ucapnya mengejutkan Djuwira dan dihadiahi sebuah kecupan lembut tanpa diminta. Djuwira tersipu malu, memegang pipinya yang masih merasakan hangat sentuhan Key. "Tuan ... kenapa udah main serang aja pagi-pagi begini?" Key menatapnya dengan pipi menanjak akibat senyuman manisnya. Dia mengusap rambut Djuwira dan melihat kondisi wanita kesayangannya. "Apa kau mau lebih dari itu?" "Eh, tidak-tidak ... cukup, Tuan!" Djuwira menggeleng cepat. "Makanya jangan pernah tolak sesuatu yang kuberikan." Key mengeluarkan sesuatu dari kantongnya kemudian meminta Djuwira memejamkan mata. "A-Ada apa, Tuan? kenapa Tuan menyuruhku tutup mata?" tanyanya. Key mengusap muka Djuwira agar menuruti kemauannya kemudian meraih tangan gadis itu dan memasangkan sesuatu d

  • Gadis Tompel Kesayangan Tuan Muda   Bab 52. Penjelasan Key

    Key menggigit bibirnya saat mengejar Djuwira yang semakin menjauh. Hatinya berdebar keras, tercampur antara kekhawatiran akan keadaan Djuwira dan kemarahannya terhadap Uwais. Dia tahu bahwa ini bukan hanya tentang Djuwira, tapi juga tentang keputusannya sendiri.Saat akhirnya ia berhasil menyalip Djuwira dan menghentikan mobilnya di pinggir jalan, Key turun dengan cepat dan berlari menghampiri Djuwira yang berjalan dengan langkah cepat."Djuwira!" panggilnya, napasnya terengah-engah.Djuwira berhenti sejenak, tapi tidak menoleh. "Tuan, tolong jangan repot-repot. Aku baik-baik saja."Key mendekatinya dengan hati-hati. "Tolong dengarkan aku, Djuwira. Aku tahu ini semua terlalu cepat, tapi aku tidak bisa lagi menyembunyikan perasaanku. Aku mencintaimu, Djuwira. Harusnya aku tidak menyembunyikan masalah hatiku pada semua orang, tapi aku—"Djuwira akhirnya menoleh, matanya penuh keraguan dan ketidakpercayaan. "Tuan, bisakah kita bicara tentang ini nanti? Aku tidak ingin membuat masalah di

  • Gadis Tompel Kesayangan Tuan Muda   Bab 51. Kecemburuan Membuncah

    Dengan hati yang berat, Key memasuki mobilnya dan memulai perjalanan ke bar yang biasa didatangi oleh Key dan Uwais. Pikirannya dipenuhi dengan kegelisahan dan kekecewaan atas keputusan Djuwira. Dia merasa seperti segalanya berantakan di sekitarnya, dan dia tidak tahu bagaimana cara memperbaikinya. Di dalam mobil, Uwais berusaha menciptakan suasana yang lebih ceria. Dia bercerita tentang rencana-rencana mereka untuk malam itu, mencoba mengalihkan perhatian Djuwira dari keheningan yang tegang. Namun, Djuwira hanya menatap keluar jendela dengan ekspresi datar. "Djuwira, ada apa?" tanya Uwais. Ia pun terkejut dan menoleh. "Eh, enggak ada apa-apa, Uwais." "Apa ada masalah?" tanya Uwais lagi masih penasaran. "Gak ada, Kok! aku cuman ngerasa lelah." Uwais menghela napas. "Lelahmu akan hilang nanti saat tiba di sana. Teyamo adalah bar termewah dan juga asyik!" Djuwira tersenyum. "Apa di sana banyak laki-laki kesepian?" Uwais kaget mendengarnya. "Kenapa kau tanya itu?" "Hah

  • Gadis Tompel Kesayangan Tuan Muda   Bab 50. Key Meyakinkan Djuwira

    Di rumah usai pulang kerja. Djuwira melihat Maya datang dan membawanya ke kamar untuk berbincang.Dengan perasaan bahagia, Djuwira menceritakan masalah Key yang mencintainya. Namun, reaksi Maya justru berbeda."Buaya!" pekik Maya spontan."Eh, apa maksudmu, Maya?" Djuwira bingung."Dia hanya ingin pasang dua. Kau disembunyikan sementara si Sayuri diakui dunia. Ah, kau ini terlalu polos, Dju!"Djuwira mengerucutkan bibirnya. "Masa Tuan Key cuma mau mempermainkan aku?""Hei, Djuwira! namanya juga laki-laki. Mana ada yang menolak bangkai.""Maksudmu aku bangkai?"Maya cekikikan. "Dia menerima pertunangan dengan Sayuri, terus nanti kau diundang. Kau melihat mereka bertunangan, lalu kau disuruh berpikir kalau semua itu hanya bohongan?"Djuwira menelaah setiap ucapan Maya. "Katanya dia dendam sama Sayuri," sahutnya masih membela keyakinan hati."Dendam? kau tahu siapa Sayuri? anak konglomerat! mempertahankan hubungan dengan Sayuri jauh lebih menguntungkan daripada mempertahankan kau, Dju."

  • Gadis Tompel Kesayangan Tuan Muda   Bab 49. Disembunyikan Di Bawah Meja

    Di tengah-tengah kemesraan, tiba-tiba suara alarm pintu yang dikunci otomatis oleh Key terdengar. Ada yang berusaha membukanya dari luar. Qesya adalah pelakunya yang kaget saat mengetahui pintu dikunci. Dia berniat mengecek kegiatan bosnya bersama si cleaning service.. "Lho, kenapa dikunci? apa Djuwira sedang disidang habis-habisan sampai begitu privasi?" tanyanya sendiri, lalu berdecak heran. Dari ujung koridor, Qesya melihat Sayuri datang dengan jalan gemulainya yang khas. Qesya bisa membaca arah langkahnya ke ruangan Key. "Selamat siang," sapa Sayuri setengah ramah. "Siang, Bu!" sahut Qesya tersenyum palsu. Jujur dia malas sekali melihat saingannya datang. Mana ia merasa curiga pada Djuwira yang sudah terlalu lama di dalam, sekarang malah bertambah lagi beban pikirannya. "Keane, Mana?" tanya perempuan bergaun simpel warna medah muda itu. "Pak Keane di ruangan, tapi sepertinya sedang ada tamu," jawabnya. "Tamu?" Sayuri berdecak tawa kecil. "Buka pintunya," perintahnya

  • Gadis Tompel Kesayangan Tuan Muda   Bab 48. Panggilan Romantis

    Ketika Key keluar dari ruang peralatan, matanya mengawasi sekitar. Dia berharap tidak ada yang melihat. Ketika dia merasa aman, secepat mungkin langkahnya mengarah ke ruangan sendiri. Tiba-tiba Qesya muncul dari balik lemari. "Pak," panggilnya. Key sedikit gugup, tapi berusaha dia kontrol. "Ada apa, Bu Qesya?" "Ah, saya mencari Bapak dari tadi. Ini ada proposal yang baru masuk, boleh bapak cek dulu," jawab Qesya. "Ya, saya akan mengeceknya di ruangan," sahut Key, membawa berkas tadi menuju ruangan. Qesya bingung melihat tingkah gugup Key, tapi dia berusaha menepis pikiran negatifnya kemudian kembali bekerja. Tidak lama setelah itu, Djuwira pun berniat mengembalikan kunci tadi, tapi Uwais datang membawanya pergi. "Eh, kita mau ke mana, Pak?" tanya Djuwira heran. Banyak mata memandang ke arah mereka. "Makan siang, aku telat istirahat dan akan mengajakmu," jawab Uwais seenak hati. Dia tidak mengikuti aturan jam kerja kantor. Beberapa saat kemudian, di kafe. Djuwira su

DMCA.com Protection Status