Share

Bab 43

Indira menyeduh secangkir kopi, kemudian berjalan menuju halaman belakang. Memandang kolam renang yang airnya terlihat tenang, permukaannya sedikit berkilau saat terkena lampu taman.

Angin berembus, menerbangkan helaian-helaian rambut Indira.

Gadis itu duduk di atas rerumputan, lalu menyesap kopinya yang masih sedikit panas. Ketika menengadah, yang dijumpai adalah bulan sabit. Cantik sekali saat tak tertutupi awan.

Tenggelam di dalam lamunan, memikirkan peristiwa-peristiwa menyakitkan yang pernah terjadi dalam hidupnya. Momen-momen bahagia bisa dihitung dengan jari, sisanya merupakan pil pahit yang harus Indira telan bulat-bulat.

“Kenapa duduk di sini sendirian?”

Suara Edgar seketika membuyarkan lamunan Indira.

Indira menoleh, menjumpai Edgar yang sudah berdiri di belakangnya sambil memegang secangkir teh hijau yang masih mengepul.

“Mas Edgar? Belum tidur?” tanya Indira.

Edgar terkekeh pelan, kemudian duduk di samping Indira.

“Baru jam sepuluh,” gumam Edgar, tatapannya tertuju
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Uhkti Qosidatul
semoga menikahkan mereka adalah langkah yg tepat papa Danu....
goodnovel comment avatar
Larchorchid
Aaaaahh. Aku sedih nih. Indira belum pengin nikah. 🥹
goodnovel comment avatar
Meti
Semoga yg terbaik buat Indira dan Edgar...tresno jalaran seko kulino
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status