Share

Gadis Penjual Bunga dan Pembunuh Bayaran
Gadis Penjual Bunga dan Pembunuh Bayaran
Author: Summer Rain

BAB 1 Kelahiran Kembali

Author: Summer Rain
last update Last Updated: 2023-09-13 21:27:17

"Jianli! Tidak!"

Suara teriakan dan raut wajah ketakutan temannya adalah hal terakhir yang Li Jianli ingat. Setelah itu, merasakan tubuhnya melayang dan terbentur dengan sangat keras. Untuk sesaat, dia merasakan kesakitan yang amat sangat di sekujur tubuhnya. Seluruh tulangnya terasa remuk. Namun setelah beberapa saat, Li Jianli merasa tubuhnya melayang-layang di kegelapan yang tidak berujung.

Kegelapan hampir menguasai Li Jianli sepenuhnya ketika dia tiba-tiba merasakan secercah cahaya yang menariknya masuk. 

Li Jianli membuka matanya perlahan. Itu sangat berat. Kepalanya berdenyut sakit, dan pandangannya buram. Dia tidak bisa merasakan kekuatan sedikitpun dari tubuhnya.

Hal pertama yang Li Jianli lihat adalah atap jerami yang terlihat hampir rubuh di atasnya. Ada banyak lubang terbuka di antara jerami-jerami itu. Li Jianli tidak bisa tidak tertegun.

"Dimana ini?" desis Li Jianli pelan. Dia menggerakkan kepalanya pelan dan melihat ke sekililingnya dengan linglung.

Apa dia tidak mati setelah terjatuh ke dalam jurang? 

Tidak! Dia seharusnya mati karena terjatuh dari tempat setinggi itu ketika dia mendaki gunung bersama teman-temannya. Tidak mungkin dia masih hidup, kan?

Beberapa saat kemudian, dia kembali terkejut ketika melihat tumpukan kayu di sekitarnya.

"Gudang kayu? Kenapa aku berbaring di atas tikar lusuh?" bisik Li Jianli pada dirinya sendiri.

Seperti belum cukup dengan keterkejutannya, Li Jianli tertegun sekali lagi ketika melihat tangan putih yang sangat kurus di depan matanya.

Ada apa ini? Kenapa tangannya begitu kurus? Dia merasa seakan-akan tangannya akan hancur berkeping-keping bila dia terbentur sesuatu. 

Di tengah kebingungannya yang semakin hebat, Li Jianli tiba-tiba merasa kepalanya seperti dihantam sebongkah batu besar. 

Itu sangat sakit!

Kenangan-kenangan yang bukan miliknya tiba-tiba berlomba memasuki pikirannya. Li Jianli benar-benar berjuang keras untuk tetap mempertahankan kesadarannya.

Setelah beberapa saat, sakit di kepalanya akhirnya mulai berkurang. Matanya kembali terbuka, ada sorot kemarahan di sana.

Pemilik tubuh aslinya memiliki nama yang sama dengannya, Li Jianli. Namun, bila umurnya di kehidupan sebelumnya adalah 25 tahun, Li Jianli di era kuno ini baru berusia 15 tahun.

Dia hidup di Dinasti bernama Dinasti Gong. Li Jianli membaca banyak buku, dia yakin kalau Dinasti Gong tidak ada di dalam buku sejarah manapun. 

Li Jianli adalah seorang gadis yang berasal dari rumah keluarga Li di Desa Weida.

Ibunya, Xia Yuan meninggal ketika melahirkannya. Sedangkan ayahnya, Li Dabao yang sangat menyayanginya, juga sudah mati karena sakit  dua tahun yang lalu.

Li Dabao adalah anak kedua di keluarga Li. Ibu Li Dabao, Chu Ning, bahkan terlalu pelit mengeluarkan koinnya untuk mengobati penyakit anak keduanya. Dia lebih memilih untuk membiarkannya mati setelah sakit keras selama tiga bulan.

Ketika itu Li Jianli baru berusia 13 tahun. Bahkan hidupnya sudah sangat berat saat ayahnya masih hidup, apalagi ketika dia meninggal. Hidupnya semakin sengsara. 

Li Jianli melakukan pekerjaan ladang, memasak, mencuci baju seluruh anggota keluarga Li, dan juga membersihkan rumah. Namun dia hanya mendapat jatah makan satu kali sehari. Untuk mengganjal perutnya yang lapar, Li Jianli sering mencuri waktu untuk mencari buah-buahan liar di kaki gunung. Dia benar-benar hidup seperti budak.

Tidak heran mengapa dirinya sangat kurus!

Hari ini, Li Jianli baru mengetahui kalau dirinya akan dinikahkan dengan seorang pria tua bangka yang berusia 50 tahun bernama Mo Heng.

Mo Heng adalah seorang pria yang terkenal sangat kejam. Dia sudah pernah menikah sebanyak tiga kali, dan semua istrinya meninggal karena tidak tahan dengan pukulannya. Setelah itu, tidak ada seorangpun yang bersedia menjadi istrinya. Dia lalu mengatakan akan memberikan mahar sebesar dua puluh tael perak kepada siapa saja yang bersedia menjual anak gadisnya kepadanya untuk dijadikan istri.

Dua puluh tael perak! Itu adalah harga yang sangat besar untuk keluarga petani. Butuh waktu sekitar 5 tahun bagi mereka hidup hemat agar bisa menabung uang sebesar dua puluh tael perak.

Namun, siapa yang mau menjual anak gadis mereka kepada seseorang yang kejam seperti Mo Heng? Itu sama saja seperti mengantarkan kematian untuk anak gadis mereka!

Oh tidak. Tentu saja masih ada satu keluarga yang bersedia. Siapa lagi kalau bukan keluarga Li?

Mereka akan menikahkan Li Jianli dengan Mo Heng, apa bedanya dengan mempersiapkan diri untuk mati? Oleh karena itu, Li Jianli memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan menceburkan dirinya ke sungai. Dia lebih memilih mati dan menjadi hantu perawan penghuni sungai daripada harus menikah dengan Mo Heng.

Tidak lama setelah itulah Li Jianli memasuki tubuh pemilik aslinya.

Li Jianli mengeratkan kepalan tangannya, keluarga Li sungguh sangat keterlaluan! Sekarang dialah yang menempati tubuh ini dan dia tidak akan mudah ditindas. Kalau mereka berani menyentuhnya, itu artinya mereka mencari mati!

"Ah!" Li Jianli memekik kecil ketika dia tiba-tiba merasakan perih yang sangat menusuk di jari tengah tangan kanannya. Dia melihat untuk memeriksanya. Sebuah tanda merah tipis mulai terlihat melingkari jari tengahnya. Tanda merah itu tiba-tiba terlihat semakin tebal, begitu pula dengan rasa perihnya. Saat terasa sengatan terakhir, sebuah cincin berwarna perak dengan ukiran tanaman merambat melingkar di sana.

Li Jianli tertegun sesaat, menatap cincin di jarinya dengan tatapan tidak percaya.

Ini adalah Cincin Dimensinya! Cincin ini bahkan mengikutinya hingga ke sini!

"Bagus! Ini sangat bagus! Benar-benar sebuah berkah!" kata Li Jianli hampir tidak bisa mengendalikan dirinya.

Dia memegang tembok papan dan berusaha duduk dengan susah payah. Beberapa saat kemudian dia melambaikan tangannya. Sebuah ruangan tiba-tiba terlihat di depannya dan menghilang begitu dia memasukinya. Itu adalah ruangan yang ada di dalam Cincin Dimensinya.

Terlihat sebuah ladang yang sangat luas dan juga sebuah rumah kayu berlantai dua. Ladang itu dipenuhi berbagai jenis tanaman dan ada sebuah sungai jernih yang mengalir di dekatnya.

Dia adalah seorang jenius yang mempelajari tanaman di abad ke-25. Dia mempelajari dan mengembangkan berbagai macam bibit tanaman. Dia juga menyimpan banyak bibit tanaman buah, bunga, obat-obatan dan makanan di Cincin Dimensi miliknya.

"Luar biasa! Tidak ada satupun yang hilang!" Li Jianli tidak bisa merasa lebih bahagia lagi. 

LI Jianli segera berjalan memasuki rumah kayu. Lantai pertama kayu itu memiliki tiga ruangan yang luas. Ruang pertama digunakan sebagai gudang untuk menyimpan hasil panennya. 

Ruang kedua berisi bahan-bahan makanan seperti daging, sayur dan buah. Sedangkan di ruang ketiga berisi berbagai macam tanaman obat dan juga obat-obatan yang berasal dari masa depan. 

Li Jianli menaiki lantai dua. Itu adalah ruang kerjanya dan juga perpustakaan yang berisi ribuan buku. Setelah memeriksa semuanya tetap sama, Li Jianli kembali turun dan memasuki ruangan obat.

Li Jianli mengambil beberapa vitamin dan meminumnya. Obat dan vitamin dari abad ke-25 langsung memberikan efek. Tubuh lemahnya terasa lebih bertenaga. Ketika hendak berbalik, dia kembali lagi untuk mengambil salep dan pelembab kulit.

Tubuhnya ini berkulit putih, tapi pucat dan penuh dengan memar. Selain itu kulitnya terasa kasar, terutama kedua telapak tangannya. Li Jianli melihat ke arah cermin yang menempel di dinding dan memekik. Wajahnya cantik, namun sedikit kekuningan. Rambutnya hitam, namun kasar.

Tapi, Li Jianli di kehidupan modern sangat menjaga penampilan wajah dan tubuhnya. Meskipun pemilik tubuh ini cantik, Li Jianli bertekad untuk membuatnya semakin cantik. 

Setelah itu, barulah Li Jianli pergi ke ruang penyimpanan makanan dan mulai makan Dia melihat sekelilingnya dengan sangat puas. Semua barang yang ada di dalam Cincin Dimensinya tidak akan pernah rusak.

Ketika tubuhnya sudah terasa lebih baik, dia kembali melambaikan tangannya dan keluar dari ruangan dimensinya.

"Sialan! Kembalikan uangku! Apa kamu ingin menipuku dan menikahkan gadis yang sudah mati itu denganku? Cuih!" suara amukan seorang pria tiba-tiba terdengar dari arah halaman.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Tesa Anjani Tesa
Cerita ya bagus
goodnovel comment avatar
Kadek Ariawan
saya suka,cerita bagu bagus
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Gadis Penjual Bunga dan Pembunuh Bayaran   BAB 2 Kamu Tua dan Miskin

    Li Jianli mendekati jendela dan mengintip ke arah halaman rumah keluarga Li. Tampak seorang pria tua bertubuh kekar dan berwajah bengis sedang membentak sekelompok orang. Di belakangnya terlihat 5 orang pria yang membawa beberapa tongkat di tangannya. Penduduk desa berdatangan satu persatu untuk melihat pertunjukan seakan-akan mereka sedang menonton hiburan.Berdasarkan ingatan milik Li Jianli, wanita tua yang berdiri paling depan di sekelompok orang itu adalah Chu Ning, neneknya. Sedangkan seorang laki-laki yang ada di sebelahnya adalah Li Labao, anak pertama keluarga Li. Di belakangnya berdiri seorang wanita bernama Dong Kaili, istri Li Labao dan juga seorang remaja laki-laki berusia tiga belas tahun. Li Jianli ingat, itu adalah sepupunya, Li Guo.Li Guo adalah cucu kesayangan Chu Ning. Dia pergi ke sekolah dan keluarga Li selalu memanjaknnya. Mereka membanggakannya sebagai calon sarjana. Dia sangat sombong dan angkuh. Dia selalu memperlakukan Li Jianli sebagai pelayannya.Tidak jau

    Last Updated : 2023-09-13
  • Gadis Penjual Bunga dan Pembunuh Bayaran   BAB 3 Hantu!

    Seorang pria berusia sekitar 50 tahunan menyeruak keluar dari kerumunan. Penduduk desa segera menyingkir untuk memberinya jalan.Chu Ning melihat kedatangan pria ini dan segera menangis lebih keras, "Kepala Desa Wu, kamu di sini. Berilah keadilan untuk wanita tua ini!"Wu Dashan mengerutkan keningnya, dia menatap Chu Ning dengan tidak senang. Selain Li Dabao dan Tuan Tua Li yang keduanya sudah meninggal, Wu Dashan memang tidak menyukai keluarga Li lainnya. Mereka sombong, licik dan suka mencari keuntungan yang tidak masuk akal. Namun sebagai seorang kepala desa, dia tentu harus berusaha bersikap adil terhadap warga desanya."Katakan apa yang terjadi?" tanya Wu Dashan dengan nada datar.Chu Ning masih terduduk di tanah, dia ingin memperlihatkan kesan lebih jelas kepada Wu Dashan kalau dia telah dianiaya, "Mo Heng datang ke sini bersama keluarganya dan menyalahkanku atas kematian Li Jianli. Dia menuduhku sebagai seorang penipu dan mengamuk dengan tidak masuk akal. Mereka sedang berasal

    Last Updated : 2023-09-13
  • Gadis Penjual Bunga dan Pembunuh Bayaran   BAB 4 Pemisahan Keluarga

    "Kepala Desa Wu, aku ingin memisahkan keluarga dari keluarga Li," kata Li Jianli berterus terang.Semua orang tercengang ketika mendengarnya. Memisahkan keluarga? Apa yang bisa dilakukan seorang gadis berusia 15 tahun apabila dia memisahkan diri dari keluarganya? Bagaimana dia bisa mencari suami di masa depan?"Li'er … ini … bukankah ini akan sulit?" kata Wu Dashan ragu-ragu. Dia memang tidak tega dengan kehidupan Li Jianli di keluarga Li. Tapi, bagaimana bisa seorang gadis berkeliaran tanpa rumah?"Tidak. Aku sudah bertekad. Aku ingin membuat surat pemisahan keluarga," kata Li Jianli tegas."Tidak, tidak, tidak! Tidak bisa!" Chu Ning kembali tersadar dan segera menolak ide Li Jianli. Bagaimana mereka bisa melepaskan Li Jianli? Kalau mereka melepaskannya, siapa yang akan mengerjakan pekerjaan rumah? Siapa yang akan mengerjakan ladang?"Kenapa tidak? Apakah kamu takut kehilangan orang yang melakukan semua pekerjaan untukmu?" sindir Li Jianli.Chu Ning langsung terdiam. Kenapa Li Jianli

    Last Updated : 2023-09-13
  • Gadis Penjual Bunga dan Pembunuh Bayaran   BAB 5 Mencari Tempat Tinggal

    "Aih, berjalan ke sini saja sudah sangat melelahkan," celetuk Li Jianli seraya menatap gunung yang menjulang tinggi di hadapannya.Desa Weida berada tepat di kaki Gunung Tian. Meskipun Gunung Tian terkenal sangat berbahaya karena dipenuhi dengan binatang buas, namun itu tidak menyurutkan niat Li Jianli untuk tinggal di sana. Bagaimanapun, dia tidak memiliki uang dan harus mencari tempat tinggal untuk sementara waktu. "Li'er?" Suara lembut seorang wanita menyadarkan lamunan Li Jianli.Li Jianli menoleh, dan melihat seorang wanita lusuh berusia sekitar 20 tahunan berdiri tidak jauh dari tempatnya. Dia menggendong sebuah keranjang berisi kayu bakar. Pakaiannya lusuh dan penuh tambalan, tidak berbeda jauh dengan pakaian yang dikenakan Li Jianli.Li Jianli mengerutkan keningnya dan berusaha mengingat siapa wanita di hadapannya. Setelah beberapa saat, dia akhirnya bisa mengingatnya Wanita itu adalah Xue Nuan. Dia seorang janda yang berasal dari Desa Xueda. Desa Weida dan Desa Xueda hanya

    Last Updated : 2023-09-13
  • Gadis Penjual Bunga dan Pembunuh Bayaran   BAB 6 Nak, Kamu Terlalu Banyak Berpikir

    Setelah berjalan beberapa saat, Li Jianli dan Xue Nuan akhirnya tiba di depan Gerbang Desa Xueda. Meskipun desa mereka bersebelahan, ini adalah kali pertama Li Jianli datang ke desa ini. Dia bahkan harus mencuri-curi waktu untuk mencari buah-buahan liar demi sekedar mengisi perutnya. Bagaimana dia bisa memiliki waktu untuk berjalan-jalan?Desa Xueda terlihat lebih miskin daripada Desa Weida. Meskipun sama-sama membuat rumah dari tanah Lumpur, namun rumah-rumah di Desa kondisinya jauh lebih memprihatinkan dan bobrok.Keduanya berjalan hingga mereka tiba di depan sebuah rumah. Rumah Xue Nuan berada di sisi paling timur desa. Rumah itu hanya memiliki 1 bangunan dan juga sepetak kecil ladang sayur."Li'er, aku harap kamu tidak keberatan," kata Xue Nuan terlihat tidak enak."Kakak, apa maksudmu? Ini jauh lebih baik daripada tidur di dalam hutan!" hibur Li Jianli. "Ibu, kamu sudah kembali!" Sesosok anak kecil berlari keluar dari dalam rumah. Dia terlihat berumur sekitar 2 tahun. Anak kecil

    Last Updated : 2023-10-04
  • Gadis Penjual Bunga dan Pembunuh Bayaran   BAB 7 Keong Sungai

    "Wuah!" Baobao melihat bubur nasi hambar, juga sayur liar yang ditumis tanpa minyak dan bumbu yang ada di depannya dengan mata berbinar. Dia terlihat sangat bahagia. Sedangkan Xue Nuan dan Jing Yue hanya bisa merasa sakit hati di dalam hati mereka. Kehidupan mereka sangat sulit. Bahkan Baobao akan merasa sangat bahagia hanya karena melihat bubur nasi hambar yang sedikit kental. Baobao menoleh ke arah Xue Nuan dan berkata dengan polos, "Ibu, makanan hari ini sangat mewah!"Xue Nuan tersenyum lembut dan membelai pelan kepala Xue Bao, "makanlah kalau kamu suka.""Baik! Ayo Ibu, Nenek, Bibi, kita makan!" kata Xue Bao tidak lupa mengingatkan semua orang untuk makan.Li Jianli menyantap hidangan di atas meja dengan sangat tenang. Di kehidupan sebelumnya, dia memiliki orang tua yang sangat kaya dan keluarga yang harmonis. Sayangnya, itu hanya di permukaan.Kedua orang tuanya hanya memiliki Li Jianli dan kakak kembar laki-lakinya, Li Feng. Kedua orang tua Li Jianli sibuk bekerja. Selain itu

    Last Updated : 2023-10-04
  • Gadis Penjual Bunga dan Pembunuh Bayaran   BAB 8 Pohon Lemon

    "Baiklah! Aku tidak bisa melakukan apapun selain mencoba!" kata Li Jianli pada akhirnya. Dia bergegas menggiring beberapa ekor ikan gemuk ke sisi sungai. Tanpa di duga, 3 di antaranya melompat ke atas dan menggelepar di atas tanah.Li Jianli tertegun. Bisakah keberuntungannya sebaik ini?Setelah beberapa detik, Li Jianli kembali pulih dari keterkejutannya dan bergegas menangkap 3 ekor ikan gemuk itu. Dia memasukan semuanya ke dalam tembikar. Kini, tembikar ya sangat penuh dan berat!Li Jianli mengangkat tembikar itu. Untung saja dia pernah belajar ilmu bela diri, setidaknya dia sedikit lebih kuat. Li Jianli kembali melayangkan pandangan ke sekelilingnya. Dia berharap bisa menemukan rempah-rempah liar untuk memasak. Lebih bagus lagi kalau dia bisa menemukan pohon Lemon. Tanpa diduga, matanya jatuh di sebuah pohon dengan banyak buah berwarna kuning yang bergelantung. Matanya terbelalak lebar.Lemon! Dia benar-benar bisa menemukan pohon Lemon! Betapa beruntungnya dia!Namun dia tidak bi

    Last Updated : 2023-10-04
  • Gadis Penjual Bunga dan Pembunuh Bayaran   BAB 9 Perasaan Diawasi

    Hanya dalam beberapa saat, seluruh dapur ditutupi dengan bau yang sangat harum. Semua orang diam-diam menelan air liur mereka."Bibi Jianli, apakah menurutmu ikannya sudah matang?" tanya Xue Bao tidak sabar."Lihatlah, berapa rakusnya anak itu!" kata Jing Yue seraya tertawa.Li Jianli tertawa, "baiklah! Sepertinya sudah waktunya." Dia segera membuka tutup kukusan dan aroma harum masakan semakin menguat. Dia mengeluarkan ikan kukus dan meletakkannya di atas meja. Anda mereka memiliki minyak, dia bisa menggoreng salah satu ikan juga."Bubur juga sudah siap. Ayo kita makan," kata Xue Nuan. Dia segera memasukkan bubur ke dalam mangkuk masing-masing orang dan meletakkannya di atas meja. Dengan segera, 4 orang sudah duduk melingkari meja."Ayo kita makan," kata Li Jianli. Selain Li Jianli, ketiga orang lainnya masih memiliki keraguan di dalam hati mereka. Namun mereka tetap memberanikan diri mereka untuk mencobanya."Enak!"Semua orang berseru kaget ketika merasakan daging ikan yang segar,

    Last Updated : 2023-10-04

Latest chapter

  • Gadis Penjual Bunga dan Pembunuh Bayaran   BAB 113 Sejak Kapan Adik Seperguruannya Menjadi Gila?

    Shao Yan mengerucutkan bibirnya, “karena kamu merahasiakan mengenai identitas Guan Lin ….” Setelah beberapa saat, dia kembali berkata, “aku pikir, aku hanya perlu bersabar sedikit. Aku hanya akan meracunimu secara perlahan. Begitu kamu mati, aku bisa menjadi Ketua Sekte Jin Jian.”Shao Yan berdiri, lalu melihat sekeliling dengan penuh semangat, “bukankah bagus? Aku sudah beberapa kali membayangkan diriku berdiri dan memerintah semua orang di Sekte Jin Jian sebagai seorang Ketua.” Senyuman cerah terbit di wajahnya, “Senior, bukankah itu bagus? Bisakah kamu membayangkannya?”Shao Yan terdiam selama beberapa detik, lalu lanjut berkata dengan wajah cemberut, “tapi siapa yang akan tahu kalau kamu ternyata menyiapkan anak kandungmu sebagai calon Ketua Sekte?!”Kening Guan Long berkerut, tiba-tiba saja dia terbatuk-batuk dengan hebatnya.Shao Yan berlari dengan panik, lalu menepuk-nepuk pelan punggung Guan Long, lalu berkata dengan wajah tertekan, “Senior, jangan terlalu bersemangat. Kemarah

  • Gadis Penjual Bunga dan Pembunuh Bayaran   BAB 112 Mengapa?

    “Ketua … maksudku ayahku kembali saat ibuku hamil. Dia ingin menyelesaikan masalah-masalah yang ada di Sekte Jin Jian sebelum kembali dan menjemput Ibuku. Hanya saja, dia tidak pernah menduga kalau itu akan memakan waktu lama,” kata Guan Lin pelan. “Dia kembali empat tahun kemudian. Saat itu, Ibuku sudah meninggal, dan aku sudah dijual oleh Paman dan Bibiku ke pasar budak.”Li Jianli terdiam. Bibirnya sedikit pucat. Dia tahu kalau masa kecil Guan Lin menyedihkan, namun, dia tidak mengetahui detailnya. Dia hanya membiarkan Guan Lin menceritakan semuanya.“Saat itu, mana mungkin aku hanya berdiam diri? Aku selalu mencari kesempatan untuk melarikan diri. Namun, aku selalu tertangkap dan mereka akan selalu memukulku untuk membuatku patuh.” Ada seringai ejekan yang terlihat di bibir Guan Lin saat mengatakannya. “Suatu ketika, aku akhirnya bisa melarikan diri dan bersembunyi di sebuah gerobak sayur. Aku bersembunyi semalam penuh, dengan hati yang berdebar. Pada akhirnya, ketika pagi tiba, k

  • Gadis Penjual Bunga dan Pembunuh Bayaran   BAB 111 Rahasia Guan Long

    “Dari mana sekelompok orang itu berasal?” tanya Guan Lin seraya mengernyitkan kedua alisnya.Hao Yu menggelengkan kepalanya pelan, “tidak tahu. Mereka semua berperang. Aku langsung melarikan diri begitu melihat peluang.” Hao Yu terdiam sejenak lalu kembali berkata, “karena semua lukaku dan ditambah racun sial itu, aku memerlukan banyak waktu untuk kembali ke sini.”Guan Lin menghela nafas berat. Dia menepuk pundak Hao Yu pelan, “yang terpenting, kamu sudah kembali dengan selamat.” Suasana kembali berat ketika Guan Lin kembali menanyakan kelompok orang yang menyelamatkan Hao Yu, “apakah kamu tidak melihat tanda apapun dari mereka?”Kening Hao Yu berkerut. Dia terlihat berpikir keras selama beberapa saat. Setelah beberapa saat, dia menjawab, dengan sedikit ragu, “sepertinya … aku melihat sebuah tato kecil di punggung tangan mereka.”“Tato kecil? Apakah kamu ingat bentuk tato itu?” tanya Guan Lin.“Itu seperti … bentuk teratai berwarna hitam,” jawab Hao Yu. “Ya, terlihat seperti teratai

  • Gadis Penjual Bunga dan Pembunuh Bayaran   BAB 110 Hao Yu, Bukankah Kamu Sudah Mati?

    Tubuh Hao Yu menegang. Dia mengenali suara ini. Apakah Jun sudah mencurigainya sejak awal? Hao Yu tidak bisa berdiam diri lagi. Dia segera melompat ke udara, melarikan diri. Dia harus pergi dari tempat ini sesegera mungkin!“Kejar!” Suara Jun langsung membuat beberapa orang mengejar Hao Yu tanpa ragu. Hao Yu menoleh sekilas, dan bisa melihat delapan atau sembilan orang, termasuk Jun, mengejarnya dengan kecepatan penuh. Sedangkan penjaga lainnya harus tetap menjaga gerbang, bersikap waspada terhadap kemungkinan serangan lain. Mereka takut Hao Yu tidak datang sendiri, dan sedang melakukan taktik peralihan. Bagaimana kalau dia sedang memancing orang-orang untuk mengejarnya, memberikan kesempatan pihak lain untuk menyerang?Hao Yu mengumpat. Dia hampir saja bisa pergi tanpa kendala. Tapi pria bernama Jun ini benar-benar telah menghancurkan rencananya.Para pembunuh di belakang tidak ingin membiarkan Hao Yu berlari jauh. Mereka segera mengeluarkan senjata andalan mereka. Kebanyakan dari

  • Gadis Penjual Bunga dan Pembunuh Bayaran   BAB 109 Ketua Sekte Jin Jian

    Penjagaan di Kamar Utama Sekte Jin Jian juga terlihat ketat. Biasanya hanya ada dua penjaga yang menjaga pintu utama. Tapi kali ini, ada tambahan empat orang yang berjaga di setiap sudut ruangan. Bagaimana Hao Yu bisa masuk tanpa ketahuan?Hao Yu melihat ke arah atap. Hanya ada satu orang yang berjaga di sana. Dia melompat ke atas atap bangunan yang ada di samping Kamar Utama, mengeluarkan sebuah bambu panjang berukuran kecil, lalu meniupnya dengan kuat. Sebuah jarum melesat dengan cepat, menusuk tepat dileher pria itu. Dia menepuk pelan lehernya, mengira ada seekor serangga yang menggigitnya. Detik berikutnya, pandangannya berubah gelap.Hao Yu bergegas melompat untuk menangkap pria itu dan membaringkannya di atas atap. Obat bius yang diberikan Li’er sungguh luar biasa! Sangat ampuh!Hao Yu meletakkan jarinya di leher pria itu dan tertegun, ‘sial! Sepertinya aku mengoleskan terlalu banyak obat bius.’ Tapi setelah beberapa saat, dia menggangguk-anggukan kepalanya dengan puas, ‘tidak

  • Gadis Penjual Bunga dan Pembunuh Bayaran   BAB 108 Menyelinap

    Hao Yu tiba-tiba saja melihat seorang penjaga yang sedang berpatroli bergerak dengan gelisah. Penjaga berpakaian hitam itu sesekali memegangi perutnya. Tidak lama kemudian penjaga itu menepuk pundak seseorang yang ada di sebelahnya, lalu berkata, “Jun, aku benar-benar sudah tidak bisa menahannya lagi!”“Dasar bodoh! Aku sudah menyuruhmu untuk tidak makan terlalu banyak! Mengapa kamu tidak mendengarkanku?!” desis penjaga yang bernama Jun.“Tolonglah,” pria itu menatap mata Jun dengan tatapan memohon.“Pergilah! Tapi jangan berjongkok terlalu dekat dari sini!” jawab Jun acuh tak acuh.Pria itu mengangguk cepat, seperti ayam yang sedang mematuk nasi. Ya, selama dia bisa pergi untuk buang air besar, dia akan membawa dirinya sejauh mungkin. Dia segera berlari pergi, seperti sedang dikejar binatang buas. Dia takut Jun akan berubah pikiran.Mata Hao Yu berkilat tajam. Kesempatannya telah tiba!Matanya terus mengawasi pergerakan pria berbaju hitam yang gelisah itu. Tanpa diduga, pria itu ber

  • Gadis Penjual Bunga dan Pembunuh Bayaran   BAB 107 Mendapatkan Persetujuan

    Li Jianli tidak tahu sudah berapa lama waktu berjalan. Keduanya masih asyik duduk dengan tenang di tempat mereka semula. Guan Lin masih fokus membaca dua buku seni bela diri dan juga sebuah buku seni perang yang didapatkannya dari Li Jianli, sedangkan Li Jianli juga duduk menemaninya seraya membaca buku mengenai tanaman herbal.Setelah beberapa saat, Guan Lin menutup buku ketiganya lalu menghela nafas panjang.Gerakannya menarik perhatian Li Jianli, “bagaimana?”“Buku ini benar-benar berguna,” desah Guan Lin pelan. “Aku tidak pernah tahu kalau ada dua jurus yang sangat mematikan seperti ini.” Dia juga mengelus pelan buku di tangannya, takut kalau gerakannya akan membuat buku itu rusak. Dia lalu menoleh ke arah buku paling besar yang tergeletak di atas meja, “aku juga sudah membaca buku Seni Perang ini. Benar-benar luar biasa!”Li Jianli tertawa pelan, “bawalah bersamamu. Kamu harus lebih memahami seni perang yang ada di dalam buku itu dan juga melatih jurus-jurus baru dengan Hao Yu.”

  • Gadis Penjual Bunga dan Pembunuh Bayaran   BAB 106 Buku Seni Perang

    Pemandangan di depan Guan Lin sungguh luar biasa. Ladang yang sangat luas terbentang hingga dia tidak bisa melihat ujungnya. Berbagai macam tanaman berbentuk aneh yang tidak pernah dia lihat sebelumnya berjajar dengan rapi. Ah, tidak, tidak. Dia bisa mengenali beberapa jenis tanaman yang dijual oleh Li Jianli di tokonya. Guan Lin terkejut. Ternyata Li Jianli masih memiliki banyak tanaman aneh yang disimpan di sini. Dia yakin, tanaman-tanaman ini pasti disiapkan untuk dijual juga.Setelah beberapa saat, Guan Lin kembali menatap Li Jianli dan bertanya, “apakah ini yang kamu sebut dengan ruang dimensi?”Li Jianli mengangguk.“Kamu membawa semua tanaman-tanaman yang kamu jual dari sini? Jadi … apakah cerita mengenai orang yang memberimu bibit itu bohong?” tanya Guan Lin.Li Jianli menunduk, sedikit menghindari pandangan Guan Lin karena merasa bersalah. Dia berdehem ringan lalu menjawab dengan celetukan pelan, “kalau aku tidak berbohong, bagaimana aku menjelaskannya?”Guan Lin mengangguk.

  • Gadis Penjual Bunga dan Pembunuh Bayaran   BAB 105 Apakah Ini Ruang Dimensi?

    Guan Lin membeku, lalu bertanya dengan ragu-ragu, “apakah kamu menguasai beberapa trik sulap?”“Tidak,” jawab Li Jianli cepat. Dia lalu menjelaskan, “ini bukan trik sulap.”“Lalu?” Guan Lin sedikit bingung, juga sedikit takut. Jangan katakan kalau kekasihnya benar-benar siluman!Tunggu. Jika kekasihnya benar seekor siluman, kira-kira, siluman apakah dia? Dia cantik, dan juga kuat. Apakah dia seekor siluman ular? Atau siluman rubah? Tapi … kalau Li Jianli benar-benar siluman, mengapa dia menyembah Dewa Bumi? Bukankah siluman takut kepada para dewa?Ah! Tidak peduli dia siluman, hantu, atau manusia, dia akan tetap mencintai dan melindunginya!Li jianli tidak mengetahui pertarungan yang sedang terjadi di dalam pikiran Guan Lin, tetapi dia bisa melihat raut wajah pria itu terus berubah dari waktu ke waktu. Terkadang terlihat serius, sedikit tegang, namun di saat berikutnya, dia juga menghela nafas lega.“Lin.” Li Jianli memanggil Guan Lin untuk menyadarkannya.Guan Lin mendongakkan kepala

DMCA.com Protection Status