Share

BAB 4 Pemisahan Keluarga

Penulis: Summer Rain
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-13 21:29:23

"Kepala Desa Wu, aku ingin memisahkan keluarga dari keluarga Li," kata Li Jianli berterus terang.

Semua orang tercengang ketika mendengarnya. Memisahkan keluarga? Apa yang bisa dilakukan seorang gadis berusia 15 tahun apabila dia memisahkan diri dari keluarganya? Bagaimana dia bisa mencari suami di masa depan?

"Li'er … ini … bukankah ini akan sulit?" kata Wu Dashan ragu-ragu. Dia memang tidak tega dengan kehidupan Li Jianli di keluarga Li. Tapi, bagaimana bisa seorang gadis berkeliaran tanpa rumah?

"Tidak. Aku sudah bertekad. Aku ingin membuat surat pemisahan keluarga," kata Li Jianli tegas.

"Tidak, tidak, tidak! Tidak bisa!" Chu Ning kembali tersadar dan segera menolak ide Li Jianli. Bagaimana mereka bisa melepaskan Li Jianli? Kalau mereka melepaskannya, siapa yang akan mengerjakan pekerjaan rumah? Siapa yang akan mengerjakan ladang?

"Kenapa tidak? Apakah kamu takut kehilangan orang yang melakukan semua pekerjaan untukmu?" sindir Li Jianli.

Chu Ning langsung terdiam. Kenapa Li Jianli harus membuatnya terlihat jelas di hadapan semua orang? Apa dia ingin merusak wajahnya?

"Aku takut, aku hanya akan merepotkanmu bila terus berada di keluarga Li," kata Li Jianli. Dia lalu kembali menoleh ke arah tabib desa, "Paman Gu, bagaimana kondisi tubuhku?"

"Sangat disayangkan, sangat lemah," jawab Tabib Gu seraya menggelengkan kepalanya pelan.

"Tidak!" Chu Ning meraung ketika mendengarnya. Meskipun Li Jianli lemah, dia tetap bisa melakukan pekerjaan di keluarga Li.

"Nenek, aku sangat tidak bertenaga. Tubuhku sangat lemah. Jangankan menggarap ladang, aku bahkan merasa sangat kesusahan untuk melangkahkan kaki," desah Li Jianli. "Paman Gu, apakah ada cara untukku agar bisa sehat?"

"Tentu saja," jawab Tabib Gu cepat. "Kamu harus meminum obat dan tonik untuk memulihkan tubuhmu," jawab Tabib Gu.

"Apakah mahal?" tanya Li Jianli lagi.

"Untuk ramuan obat dan tonik, paling murah, kamu memerlukan 2 tael perak perbulan. Kamu mungkin akan kembali sehat setelah 3 bulan. Selain itu kamu harus lebih banyak makan daging untuk menutrisi tubuhmu," jawab Tabib Gu.

Sudut bibir Li Jianli terangkat, namun hanya sekilas. Dia kembali memasang raut wajah sedih saat menatap Chu Ning yang tercengang, "Nenek, akankah kamu memberikannya untukku?"

Semua orang merasa semakin iba kepada Li Jianli. Apa yang bisa dia harapkan dari neneknya yang kikir itu? Dia jelas akan membiarkannya mati seperti ayahnya.

Chu Ning tercengang saat mendengarnya. Dia? Membelikan obat dan daging untuk Li Jianli? Mimpi!

"Apa yang kamu katakan? Kita tidak punya uang sebanyak itu. Kita bahkan hanya bisa menikmati sedikit daging saat Tahun Baru!" kata Chu Ning cepat.

Li Jianli tidak terkejut ketika mendengarnya. Ketika Chu Ning mengatakan sedikit daging, itu benar-benar hanya sedikit. Hanya beberapa iris tipis daging di dalam masakan dan dia hampir menghabiskan untuk dirinya sendiri.

"Kalau begitu, lebih baik Nenek memberiku akta pemisahan keluarga, agar aku bisa pergi ke gunung dan mati dengan tenang di sana. Saat itu tiba, kamu tidak perlu bertanggungjawab dengan tubuhku," kata Li Jianli pelan. Wajahnya sangat kuyu dan terlihat menyedihkan. Dia akan berusaha terlihat sangat lemah di depan semua orang. Banyak penduduk desa yang langsung melemparkan pandangan jijik ke arah keluarga Li.

Chu Ning menyadari arti pandangan para penduduk desa kepadanya, namun dia hanya bisa menggertakkan giginya dan menelan kebenciannya. Tetapi dia tetap menolak untuk melepaskan Li Jianli. Biarlah dia bekerja sampai mati di keluarga Li, atau kalau tidak, dia bisa tetap menjualnya kepada Mo Heng dan membiarkannya mati di sana. Chu Ning seperti mendapatkan pencerahan di dalam pikirannya.

"Aku akan menjualmu kembali kepada Mo Heng," celetuk Chu Ning tanpa rasa malu sedikitpun. Dia tidak peduli dengan tatapan marah penduduk desa kepadanya. Dia hanya menginginkan uangnya kembali.

"Tapi, Nenek …." Li Jianli hendak menjawab tapi perkataannya dihentikan oleh Chu Ning.

Chu Ning mengambil tongkat kayu yang tergeletak tidak jauh darinya. Dia akan memukul Li Jianli agar dia menurut kepadanya. Lagipula dia ingin melampiaskan amarahnya sedari tadi.

"Gadis Bau yang tidak berbakti! Bagaimana bisa kamu menjawab Nenekmu?"

Li Jianli tanpa sadar menangkap tongkat yang diayunkan Chu Ning dan mendorongnya hingga terjatuh.

"Apa yang kamu lakukan?" Li Labao meraung marah dan menyerang Li Jianli. Dia akan memukulnya sampai mati. Tapi yang Li Labao tidak tahu adalah, dia adalah satu-satunya orang yang malah dipukul hingga babak belur oleh Li Jianli.

Li Jianli mendengus ketika melihat Li Labao yang tergeletak di tanah dan melihatnya dengan tatapan tidak percaya. Wajah sudah sebengkak babi. Ternyata tidak ada salahnya dia berlatih k****u di kehidupan sebelumnya. Meskipun bukanlah seorang master, itu masih berguna untuk memukuli orang yang tidak memiliki dasar k****u seperti Li Labao.

Ketika Li Jianli berbalik, dia tertegun ketika melihat wajah semua orang yang tercengang.

Gawat! Bukankah dia sudah memutuskan untuk terlihat lemah?

Li Jianli memegangi dadanya dengan satu tangan dan menutupi mulutnya dengan tangan lainnya. Dia lalu terbatuk pelan.

Semua orang terdiam ketika melihat tindakannya. Dimana gadis yang katanya lemah tadi?

Chu Ning kembali ke kesadarannya dan berteriak, "kamu memukuli Paman Pertamamu! Bagaimana kamu bisa lemah?"

"Nenek, itu adalah kekuatan terakhirku. Tubuhku sudah semakin lemah sekarang," kata Li Jianli. Ketika dia melihat Chu Ning hendak berteriak kembali, dia segera mendekatinya.

Chu Ning menatap Li Jianli yang berjongkok di depannya dengan tatapan ngeri.

"Nenek, aku mungkin akan melukai semua orang setiap waktu bila aku terus di sini," bisik Li Jianli pelan. Dia tersenyum, namun senyuman itu terlihat sangat menakutkan di mata Chu Ning. Chu Ning yakin, dia bukan Li Jianli. Dia pasti Hantu yang merasuki Li Jianli!

Li Jianli kembali berdiri dan berjalan ke arah Wu Dashan lalu berkata dengan lemah, "Kepala Desa Wu, tolong."

Wilu Dashan menoleh ke arah Chu Ning yang masih berwajah pucat. Setelah beberapa saat, Chu Ning menggertakkan giginya, "baiklah! Tapi kamu tidak akan mendapatkan apapun dari pemisahan keluarga ini. Entah itu tanah ladang dan lainnya. Kamu hanya bisa membawa baju yang kamu gunakan saat ini." 

Ketika mendengar perkataan Chu Ning, penduduk desa kembali merasa merah. Mereka langsung melupakan adegan dimana Li Jianli memukuli Li Labao. 

Chu Ning ini terlalu kejam! Bahkan meskipun Li Jianli akan mati, dia tetap cucunya. Meskipun tidak diberikan tanah ladang, setidaknya keluarga Li harus memberinya sedikit barang dan uang agar dia bisa bertahan hidup. Sekarang siapa diantara mereka yang ingin mengirim anak-anak mereka untuk menikahi keluarga Li?

Namun Li Jianli sama sekali tidak peduli. Dia hanya mengangguk pelan atas persetujuannya kepada Chu Ning.

"Baiklah. Kepala Desa Wu, aku harus merepotkanmu kalau begitu," kata Chu Ning.

Li Jianli merasa sangat senang di hatinya, namun di wajahnya, dia tetap memasang ekspresi sedih.

"Ibu! Bagaimana bisa seperti itu? Siapa yang akan mengerjakan pekerjaan rumah dan ladang?" tanya Dong Kaili tersentak.

"Diam! Apa gunanya kamu dan suamimu? Kalian berdua bisa berbagi tugas untuk mengerjakannya!" bentak Chu Ning. "Untuk apa memelihara gadis yang tidak bisa bekerja? Dia hanya akan menghabiskan biji-bijianku!"

Perkataan keluarga Li terlalu kejam. Penduduk desa benar-benar merasa sangat geram kepada mereka. Namun, mereka juga hidup dalam kesusahan dan tidak bisa membantu Li Jianli.

"Kalau begitu, aku mohon bantuan Kepala Desa Wu," kata Li Jianli.

Wu Dashan menatap Li Jianli dengan tatapan sedih. Dia lalu bertanya sekali lagi untuk menanyakan keteguhan Li Jianli, "apa kamu yakin?"

"Ya," jawab Li Jianli tegas.

Wu Dashan menatapnya sejenak, setelah beberapa saat, dia akhirnya menghela nafas panjang. Dia segera memerintahkan anaknya untuk pulang menulis Akta Pemisahan.

Setelah beberapa saat kemudian, anaknya kembali dengan apa yang dibutuhkan. Dia segera menyerahkannya kepada Li Jianli.

Li Jianli membaca tulisan yang ada di atas kertas. Itu pas dan tidak ada cela yang bisa digunakan oleh keluarga Li untuk menekannya di masa depan.

"Baiklah, aku membutuhkan sidik jari kalian," kata Wu Dashan setelah dia menyerahkan kertas kepada kedua belah pihak.

Li Jianli segera maju dan menekan sidik jarinya. Dia menoleh dan menatap Chu Ning, "Nenek, apakah Nenek berubah pikiran dan ingin merawatku?"

Chu Ning kembali tersentak, "tentu saja tidak!"

Chu Ning segera bergegas maju dan menekan sidik jarinya. Dia tidak bisa membaca, jadi dia tidak memiliki apa-apa untuk dikatakan. Li Labao dan Li Yiran juga maju dan menekan sidik jarinya. Setelah semuanya selesai, Chu Ning segera meraih kertas miliknya dan memeluknya dengan hati-hati. Dia menatap Li Jianli dengan mata penuh kebencian, "pergilah sekarang!"

Li Jianli melipat dan menyimpan kertas miliknya dengan perlahan. Dia lalu berbalik dan menatap Wu Dashan serta penduduk desa di belakangnya, "Kepala Desa Wu, Paman, Bibi, terima kasih karena telah menjadi saksi hari ini. Mulai sekarang, hidup dan matiku bukan menjadi tanggungjawab keluarga Li lagi. Aku mohon pamit dulu."

Setelah berkata seperti itu, dia berjalan dengan gontai dan raut wajah sedih di bawah tatapan iba penduduk desa. Setelah beberapa saat mereka akhirnya membubarkan diri dan membicarakan apa yang baru saja terjadi di sepanjang jalan.

Setelah cukup jauh, Li Jianli melihat sekelilingnya. Ketika dia akhirnya tidak melihat seorangpun, Li Jianli akhirnya bisa tersenyum cerah. Dia melihat kertas di tangannya dengan puas.

Setelah ini, dia akan menjadi kaya. Tentu saja dia tidak akan membiarkan keluarga itu menyedotnya seperti lintah!

Bab terkait

  • Gadis Penjual Bunga dan Pembunuh Bayaran   BAB 5 Mencari Tempat Tinggal

    "Aih, berjalan ke sini saja sudah sangat melelahkan," celetuk Li Jianli seraya menatap gunung yang menjulang tinggi di hadapannya.Desa Weida berada tepat di kaki Gunung Tian. Meskipun Gunung Tian terkenal sangat berbahaya karena dipenuhi dengan binatang buas, namun itu tidak menyurutkan niat Li Jianli untuk tinggal di sana. Bagaimanapun, dia tidak memiliki uang dan harus mencari tempat tinggal untuk sementara waktu. "Li'er?" Suara lembut seorang wanita menyadarkan lamunan Li Jianli.Li Jianli menoleh, dan melihat seorang wanita lusuh berusia sekitar 20 tahunan berdiri tidak jauh dari tempatnya. Dia menggendong sebuah keranjang berisi kayu bakar. Pakaiannya lusuh dan penuh tambalan, tidak berbeda jauh dengan pakaian yang dikenakan Li Jianli.Li Jianli mengerutkan keningnya dan berusaha mengingat siapa wanita di hadapannya. Setelah beberapa saat, dia akhirnya bisa mengingatnya Wanita itu adalah Xue Nuan. Dia seorang janda yang berasal dari Desa Xueda. Desa Weida dan Desa Xueda hanya

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-13
  • Gadis Penjual Bunga dan Pembunuh Bayaran   BAB 6 Nak, Kamu Terlalu Banyak Berpikir

    Setelah berjalan beberapa saat, Li Jianli dan Xue Nuan akhirnya tiba di depan Gerbang Desa Xueda. Meskipun desa mereka bersebelahan, ini adalah kali pertama Li Jianli datang ke desa ini. Dia bahkan harus mencuri-curi waktu untuk mencari buah-buahan liar demi sekedar mengisi perutnya. Bagaimana dia bisa memiliki waktu untuk berjalan-jalan?Desa Xueda terlihat lebih miskin daripada Desa Weida. Meskipun sama-sama membuat rumah dari tanah Lumpur, namun rumah-rumah di Desa kondisinya jauh lebih memprihatinkan dan bobrok.Keduanya berjalan hingga mereka tiba di depan sebuah rumah. Rumah Xue Nuan berada di sisi paling timur desa. Rumah itu hanya memiliki 1 bangunan dan juga sepetak kecil ladang sayur."Li'er, aku harap kamu tidak keberatan," kata Xue Nuan terlihat tidak enak."Kakak, apa maksudmu? Ini jauh lebih baik daripada tidur di dalam hutan!" hibur Li Jianli. "Ibu, kamu sudah kembali!" Sesosok anak kecil berlari keluar dari dalam rumah. Dia terlihat berumur sekitar 2 tahun. Anak kecil

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-04
  • Gadis Penjual Bunga dan Pembunuh Bayaran   BAB 7 Keong Sungai

    "Wuah!" Baobao melihat bubur nasi hambar, juga sayur liar yang ditumis tanpa minyak dan bumbu yang ada di depannya dengan mata berbinar. Dia terlihat sangat bahagia. Sedangkan Xue Nuan dan Jing Yue hanya bisa merasa sakit hati di dalam hati mereka. Kehidupan mereka sangat sulit. Bahkan Baobao akan merasa sangat bahagia hanya karena melihat bubur nasi hambar yang sedikit kental. Baobao menoleh ke arah Xue Nuan dan berkata dengan polos, "Ibu, makanan hari ini sangat mewah!"Xue Nuan tersenyum lembut dan membelai pelan kepala Xue Bao, "makanlah kalau kamu suka.""Baik! Ayo Ibu, Nenek, Bibi, kita makan!" kata Xue Bao tidak lupa mengingatkan semua orang untuk makan.Li Jianli menyantap hidangan di atas meja dengan sangat tenang. Di kehidupan sebelumnya, dia memiliki orang tua yang sangat kaya dan keluarga yang harmonis. Sayangnya, itu hanya di permukaan.Kedua orang tuanya hanya memiliki Li Jianli dan kakak kembar laki-lakinya, Li Feng. Kedua orang tua Li Jianli sibuk bekerja. Selain itu

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-04
  • Gadis Penjual Bunga dan Pembunuh Bayaran   BAB 8 Pohon Lemon

    "Baiklah! Aku tidak bisa melakukan apapun selain mencoba!" kata Li Jianli pada akhirnya. Dia bergegas menggiring beberapa ekor ikan gemuk ke sisi sungai. Tanpa di duga, 3 di antaranya melompat ke atas dan menggelepar di atas tanah.Li Jianli tertegun. Bisakah keberuntungannya sebaik ini?Setelah beberapa detik, Li Jianli kembali pulih dari keterkejutannya dan bergegas menangkap 3 ekor ikan gemuk itu. Dia memasukan semuanya ke dalam tembikar. Kini, tembikar ya sangat penuh dan berat!Li Jianli mengangkat tembikar itu. Untung saja dia pernah belajar ilmu bela diri, setidaknya dia sedikit lebih kuat. Li Jianli kembali melayangkan pandangan ke sekelilingnya. Dia berharap bisa menemukan rempah-rempah liar untuk memasak. Lebih bagus lagi kalau dia bisa menemukan pohon Lemon. Tanpa diduga, matanya jatuh di sebuah pohon dengan banyak buah berwarna kuning yang bergelantung. Matanya terbelalak lebar.Lemon! Dia benar-benar bisa menemukan pohon Lemon! Betapa beruntungnya dia!Namun dia tidak bi

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-04
  • Gadis Penjual Bunga dan Pembunuh Bayaran   BAB 9 Perasaan Diawasi

    Hanya dalam beberapa saat, seluruh dapur ditutupi dengan bau yang sangat harum. Semua orang diam-diam menelan air liur mereka."Bibi Jianli, apakah menurutmu ikannya sudah matang?" tanya Xue Bao tidak sabar."Lihatlah, berapa rakusnya anak itu!" kata Jing Yue seraya tertawa.Li Jianli tertawa, "baiklah! Sepertinya sudah waktunya." Dia segera membuka tutup kukusan dan aroma harum masakan semakin menguat. Dia mengeluarkan ikan kukus dan meletakkannya di atas meja. Anda mereka memiliki minyak, dia bisa menggoreng salah satu ikan juga."Bubur juga sudah siap. Ayo kita makan," kata Xue Nuan. Dia segera memasukkan bubur ke dalam mangkuk masing-masing orang dan meletakkannya di atas meja. Dengan segera, 4 orang sudah duduk melingkari meja."Ayo kita makan," kata Li Jianli. Selain Li Jianli, ketiga orang lainnya masih memiliki keraguan di dalam hati mereka. Namun mereka tetap memberanikan diri mereka untuk mencobanya."Enak!"Semua orang berseru kaget ketika merasakan daging ikan yang segar,

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-04
  • Gadis Penjual Bunga dan Pembunuh Bayaran   BAB 10 Sekeranjang Buah Persik

    "Li'er, kamu benar-benar beruntung!" Jing Yue mau tidak mau berteriak kaget ketika melihat sekeranjang penuh buah persik berukuran besar.Li Jianli tersenyum ketika mendengar pujian Jing Yue, lalu bertanya, "Bibi, bisakah kita menukarkan buah-buahan persik ini dengan uang? Aku pikir kita bisa menyimpan beberapa dan menjual sebagian ke Kota Teratai."Jing Yue berpikir dengan serius ketika mendengar perkataan Li Jianli, "kalau buah persik yang kamu dapatkan berukuran kecil, aku akan memintamu untuk memakannya sendiri. Tapi … buah persik ini besar dan terlihat bagus. Ya, aku pikir kamu bisa menjualnya dengan harga bagus.""Bibi, cobalah," kata Li Jianli seraya menyerahkan sebuah buah persik berukuran besar kepada Jing Yue.Jing Yue tidak menolaknya. Dia bergegas mencucinya lalu menggigit buah persik itu dengan gigitan besar."Ini … ini sangat manis dan berair. Juga kulitnya tipis dan dagingnya besar. Li'er, kamu benar-benar bisa menjualnya!" kata Jing Yue penuh semangat. "Dimana kamu men

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-04
  • Gadis Penjual Bunga dan Pembunuh Bayaran   BAB 11 Menolak

    "Kamu gadis baik, jangan pedulikan keluarga Li itu. Mereka orang-orang yang tidak masuk akal," dengus Xue Dafu. Siapa yang tidak mengenali betapa tidak masuk akalnya keluarga Li? Hanya dikarenakan mereka memiliki calon sarjana di rumah mereka, mereka bertindak seolah-olah mereka adalah keluarga pejabat dan selalu berbuat masalah dengan orang lain."Kakak Dafu, tenang saja. Sekarang itu tidak menggangguku sama sekali," jawab Li Jianli. "Ya, ya, ya." Xue Dafu tidak mengatakan apapun dan hanya mengangguk setuju. Xue Dafu menghentikan keretanya ketika mereka sampai di gerbang Kota Teratai, "Nuan, Jianli, apakah kalian akan pergi ke pasar? Kalau ya, kalian sebaiknya turun di sini karena aku harus mengambil jalur lain menuju Pusat Medis Zhang.""Kami mengerti," jawab Xue Nuan. Li Jianli segera membawa keranjangnya turun dari gerobak sapi dan membantu Xue Nuan untuk turun.Xue Dafu segera menambahkan, "Aku akan menunggu di gerbang kota paling lambat pukul 4 sore. Bila kalian tidak menemuk

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-04
  • Gadis Penjual Bunga dan Pembunuh Bayaran   BAB 12 Penghasilan Pertama

    Tiba-tiba, terdengar suara dari arah kerumunan, "Gadis, kenapa kamu begitu serakah? 50 koin koin tembaga untuk 1 kilo buah persik? Itu jelas sangat banyak!""Ya, ya, benar! Kenapa kamu harus menjadi begitu sulit?" celetuk lainnya."Gadis, jangan sampai begitu sulit!"Begitu suara-suara pembelaan datang, pedagang buah itu segera membusungkan dadanya dan mengangkat wajahnya dengan bangga. Dia merasa seperti di atas langit karena banyak yang membelanya.Beberapa suara kecaman membuat Li Jianli merasa sangat kesal. Xue Nuan bahkan menunduk takut dan mengeratkan genggaman tangannya di lengan Li Jianli. Belum sempat Li Jianli menjawab mereka, wanita tua yang baik tadi segera menyambar, "apa yang kalian tahu? Penjual buah ini pada awalnya tidak jujur dan menindasnya. Buah persik sebagus ini ingin dibelinya dengan harga 5 koin tembaga per kilonya. Apakah kalian pikir itu masuk akal? Bagaimana dia bisa menjadi senang? Lebih baik menjual ke Toko Buah Zhao Hong, mereka sangat baik dalam berbinis

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-04

Bab terbaru

  • Gadis Penjual Bunga dan Pembunuh Bayaran   BAB 113 Sejak Kapan Adik Seperguruannya Menjadi Gila?

    Shao Yan mengerucutkan bibirnya, “karena kamu merahasiakan mengenai identitas Guan Lin ….” Setelah beberapa saat, dia kembali berkata, “aku pikir, aku hanya perlu bersabar sedikit. Aku hanya akan meracunimu secara perlahan. Begitu kamu mati, aku bisa menjadi Ketua Sekte Jin Jian.”Shao Yan berdiri, lalu melihat sekeliling dengan penuh semangat, “bukankah bagus? Aku sudah beberapa kali membayangkan diriku berdiri dan memerintah semua orang di Sekte Jin Jian sebagai seorang Ketua.” Senyuman cerah terbit di wajahnya, “Senior, bukankah itu bagus? Bisakah kamu membayangkannya?”Shao Yan terdiam selama beberapa detik, lalu lanjut berkata dengan wajah cemberut, “tapi siapa yang akan tahu kalau kamu ternyata menyiapkan anak kandungmu sebagai calon Ketua Sekte?!”Kening Guan Long berkerut, tiba-tiba saja dia terbatuk-batuk dengan hebatnya.Shao Yan berlari dengan panik, lalu menepuk-nepuk pelan punggung Guan Long, lalu berkata dengan wajah tertekan, “Senior, jangan terlalu bersemangat. Kemarah

  • Gadis Penjual Bunga dan Pembunuh Bayaran   BAB 112 Mengapa?

    “Ketua … maksudku ayahku kembali saat ibuku hamil. Dia ingin menyelesaikan masalah-masalah yang ada di Sekte Jin Jian sebelum kembali dan menjemput Ibuku. Hanya saja, dia tidak pernah menduga kalau itu akan memakan waktu lama,” kata Guan Lin pelan. “Dia kembali empat tahun kemudian. Saat itu, Ibuku sudah meninggal, dan aku sudah dijual oleh Paman dan Bibiku ke pasar budak.”Li Jianli terdiam. Bibirnya sedikit pucat. Dia tahu kalau masa kecil Guan Lin menyedihkan, namun, dia tidak mengetahui detailnya. Dia hanya membiarkan Guan Lin menceritakan semuanya.“Saat itu, mana mungkin aku hanya berdiam diri? Aku selalu mencari kesempatan untuk melarikan diri. Namun, aku selalu tertangkap dan mereka akan selalu memukulku untuk membuatku patuh.” Ada seringai ejekan yang terlihat di bibir Guan Lin saat mengatakannya. “Suatu ketika, aku akhirnya bisa melarikan diri dan bersembunyi di sebuah gerobak sayur. Aku bersembunyi semalam penuh, dengan hati yang berdebar. Pada akhirnya, ketika pagi tiba, k

  • Gadis Penjual Bunga dan Pembunuh Bayaran   BAB 111 Rahasia Guan Long

    “Dari mana sekelompok orang itu berasal?” tanya Guan Lin seraya mengernyitkan kedua alisnya.Hao Yu menggelengkan kepalanya pelan, “tidak tahu. Mereka semua berperang. Aku langsung melarikan diri begitu melihat peluang.” Hao Yu terdiam sejenak lalu kembali berkata, “karena semua lukaku dan ditambah racun sial itu, aku memerlukan banyak waktu untuk kembali ke sini.”Guan Lin menghela nafas berat. Dia menepuk pundak Hao Yu pelan, “yang terpenting, kamu sudah kembali dengan selamat.” Suasana kembali berat ketika Guan Lin kembali menanyakan kelompok orang yang menyelamatkan Hao Yu, “apakah kamu tidak melihat tanda apapun dari mereka?”Kening Hao Yu berkerut. Dia terlihat berpikir keras selama beberapa saat. Setelah beberapa saat, dia menjawab, dengan sedikit ragu, “sepertinya … aku melihat sebuah tato kecil di punggung tangan mereka.”“Tato kecil? Apakah kamu ingat bentuk tato itu?” tanya Guan Lin.“Itu seperti … bentuk teratai berwarna hitam,” jawab Hao Yu. “Ya, terlihat seperti teratai

  • Gadis Penjual Bunga dan Pembunuh Bayaran   BAB 110 Hao Yu, Bukankah Kamu Sudah Mati?

    Tubuh Hao Yu menegang. Dia mengenali suara ini. Apakah Jun sudah mencurigainya sejak awal? Hao Yu tidak bisa berdiam diri lagi. Dia segera melompat ke udara, melarikan diri. Dia harus pergi dari tempat ini sesegera mungkin!“Kejar!” Suara Jun langsung membuat beberapa orang mengejar Hao Yu tanpa ragu. Hao Yu menoleh sekilas, dan bisa melihat delapan atau sembilan orang, termasuk Jun, mengejarnya dengan kecepatan penuh. Sedangkan penjaga lainnya harus tetap menjaga gerbang, bersikap waspada terhadap kemungkinan serangan lain. Mereka takut Hao Yu tidak datang sendiri, dan sedang melakukan taktik peralihan. Bagaimana kalau dia sedang memancing orang-orang untuk mengejarnya, memberikan kesempatan pihak lain untuk menyerang?Hao Yu mengumpat. Dia hampir saja bisa pergi tanpa kendala. Tapi pria bernama Jun ini benar-benar telah menghancurkan rencananya.Para pembunuh di belakang tidak ingin membiarkan Hao Yu berlari jauh. Mereka segera mengeluarkan senjata andalan mereka. Kebanyakan dari

  • Gadis Penjual Bunga dan Pembunuh Bayaran   BAB 109 Ketua Sekte Jin Jian

    Penjagaan di Kamar Utama Sekte Jin Jian juga terlihat ketat. Biasanya hanya ada dua penjaga yang menjaga pintu utama. Tapi kali ini, ada tambahan empat orang yang berjaga di setiap sudut ruangan. Bagaimana Hao Yu bisa masuk tanpa ketahuan?Hao Yu melihat ke arah atap. Hanya ada satu orang yang berjaga di sana. Dia melompat ke atas atap bangunan yang ada di samping Kamar Utama, mengeluarkan sebuah bambu panjang berukuran kecil, lalu meniupnya dengan kuat. Sebuah jarum melesat dengan cepat, menusuk tepat dileher pria itu. Dia menepuk pelan lehernya, mengira ada seekor serangga yang menggigitnya. Detik berikutnya, pandangannya berubah gelap.Hao Yu bergegas melompat untuk menangkap pria itu dan membaringkannya di atas atap. Obat bius yang diberikan Li’er sungguh luar biasa! Sangat ampuh!Hao Yu meletakkan jarinya di leher pria itu dan tertegun, ‘sial! Sepertinya aku mengoleskan terlalu banyak obat bius.’ Tapi setelah beberapa saat, dia menggangguk-anggukan kepalanya dengan puas, ‘tidak

  • Gadis Penjual Bunga dan Pembunuh Bayaran   BAB 108 Menyelinap

    Hao Yu tiba-tiba saja melihat seorang penjaga yang sedang berpatroli bergerak dengan gelisah. Penjaga berpakaian hitam itu sesekali memegangi perutnya. Tidak lama kemudian penjaga itu menepuk pundak seseorang yang ada di sebelahnya, lalu berkata, “Jun, aku benar-benar sudah tidak bisa menahannya lagi!”“Dasar bodoh! Aku sudah menyuruhmu untuk tidak makan terlalu banyak! Mengapa kamu tidak mendengarkanku?!” desis penjaga yang bernama Jun.“Tolonglah,” pria itu menatap mata Jun dengan tatapan memohon.“Pergilah! Tapi jangan berjongkok terlalu dekat dari sini!” jawab Jun acuh tak acuh.Pria itu mengangguk cepat, seperti ayam yang sedang mematuk nasi. Ya, selama dia bisa pergi untuk buang air besar, dia akan membawa dirinya sejauh mungkin. Dia segera berlari pergi, seperti sedang dikejar binatang buas. Dia takut Jun akan berubah pikiran.Mata Hao Yu berkilat tajam. Kesempatannya telah tiba!Matanya terus mengawasi pergerakan pria berbaju hitam yang gelisah itu. Tanpa diduga, pria itu ber

  • Gadis Penjual Bunga dan Pembunuh Bayaran   BAB 107 Mendapatkan Persetujuan

    Li Jianli tidak tahu sudah berapa lama waktu berjalan. Keduanya masih asyik duduk dengan tenang di tempat mereka semula. Guan Lin masih fokus membaca dua buku seni bela diri dan juga sebuah buku seni perang yang didapatkannya dari Li Jianli, sedangkan Li Jianli juga duduk menemaninya seraya membaca buku mengenai tanaman herbal.Setelah beberapa saat, Guan Lin menutup buku ketiganya lalu menghela nafas panjang.Gerakannya menarik perhatian Li Jianli, “bagaimana?”“Buku ini benar-benar berguna,” desah Guan Lin pelan. “Aku tidak pernah tahu kalau ada dua jurus yang sangat mematikan seperti ini.” Dia juga mengelus pelan buku di tangannya, takut kalau gerakannya akan membuat buku itu rusak. Dia lalu menoleh ke arah buku paling besar yang tergeletak di atas meja, “aku juga sudah membaca buku Seni Perang ini. Benar-benar luar biasa!”Li Jianli tertawa pelan, “bawalah bersamamu. Kamu harus lebih memahami seni perang yang ada di dalam buku itu dan juga melatih jurus-jurus baru dengan Hao Yu.”

  • Gadis Penjual Bunga dan Pembunuh Bayaran   BAB 106 Buku Seni Perang

    Pemandangan di depan Guan Lin sungguh luar biasa. Ladang yang sangat luas terbentang hingga dia tidak bisa melihat ujungnya. Berbagai macam tanaman berbentuk aneh yang tidak pernah dia lihat sebelumnya berjajar dengan rapi. Ah, tidak, tidak. Dia bisa mengenali beberapa jenis tanaman yang dijual oleh Li Jianli di tokonya. Guan Lin terkejut. Ternyata Li Jianli masih memiliki banyak tanaman aneh yang disimpan di sini. Dia yakin, tanaman-tanaman ini pasti disiapkan untuk dijual juga.Setelah beberapa saat, Guan Lin kembali menatap Li Jianli dan bertanya, “apakah ini yang kamu sebut dengan ruang dimensi?”Li Jianli mengangguk.“Kamu membawa semua tanaman-tanaman yang kamu jual dari sini? Jadi … apakah cerita mengenai orang yang memberimu bibit itu bohong?” tanya Guan Lin.Li Jianli menunduk, sedikit menghindari pandangan Guan Lin karena merasa bersalah. Dia berdehem ringan lalu menjawab dengan celetukan pelan, “kalau aku tidak berbohong, bagaimana aku menjelaskannya?”Guan Lin mengangguk.

  • Gadis Penjual Bunga dan Pembunuh Bayaran   BAB 105 Apakah Ini Ruang Dimensi?

    Guan Lin membeku, lalu bertanya dengan ragu-ragu, “apakah kamu menguasai beberapa trik sulap?”“Tidak,” jawab Li Jianli cepat. Dia lalu menjelaskan, “ini bukan trik sulap.”“Lalu?” Guan Lin sedikit bingung, juga sedikit takut. Jangan katakan kalau kekasihnya benar-benar siluman!Tunggu. Jika kekasihnya benar seekor siluman, kira-kira, siluman apakah dia? Dia cantik, dan juga kuat. Apakah dia seekor siluman ular? Atau siluman rubah? Tapi … kalau Li Jianli benar-benar siluman, mengapa dia menyembah Dewa Bumi? Bukankah siluman takut kepada para dewa?Ah! Tidak peduli dia siluman, hantu, atau manusia, dia akan tetap mencintai dan melindunginya!Li jianli tidak mengetahui pertarungan yang sedang terjadi di dalam pikiran Guan Lin, tetapi dia bisa melihat raut wajah pria itu terus berubah dari waktu ke waktu. Terkadang terlihat serius, sedikit tegang, namun di saat berikutnya, dia juga menghela nafas lega.“Lin.” Li Jianli memanggil Guan Lin untuk menyadarkannya.Guan Lin mendongakkan kepala

DMCA.com Protection Status