Home / CEO / Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan / 26. Arsen khawatir meninggalkan Kinan sendirian

Share

26. Arsen khawatir meninggalkan Kinan sendirian

Author: Aprilia Sakura
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Sayang ternyata kamu ada disini juga!”

“Beberapa hari ini aku mencarimu di rumah tapi tidak ada. Ternyata, kamu berada disini,” ucap seorang wanita.

Arsen dan Kinan menoleh ke arah suara wanita tersebut. Ternyata Jesika yang berada di belakang mereka. Arsen merasa geram melihat Jesika yang berada di tempat yang sama dengannya.

“Ternyata kau mengikutiku sampai disini! Sampai segitunya ya kamu tertarik padaku. Kemanapun aku pergi kau selalu mengikutiku,” Arsen menatap Jesika dengan raut wajah dingin.

“Ah kau salah sayang, aku kesini karena sedang ada pemotretan di pantai ini. Lihatlah disana banyak teman-teman seprofesi denganku,” ucap Jesika yang menunjuk teman-temannya yang berada di tempat yang sama.

“Ayo sayang kita pulang saja,” ajak Arsen pada Kinan.

“Wah ada wanita hamil di luar nikah ternyata ha ha ha! Nggak malu tuh sama tetangga belum menikah tapi sudah hamil duluan,” ucap Jesika yang menyudutkan Kinan.

“Berhenti kamu berbicara seperti itu! Secepatnya aku akan menikahi Kinan.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   27. Arsen kembali lagi ke Jakarta

    Pagi hari pun tiba, Arsen sudah bersiap dan Bodyguard yang dia pesan sudah tiba di rumah nenek. Arsen berpesan pada mereka berdua untuk menjaga Kinan dengan baik. Selesai berpamitan dengan Kinan dan nenek.“Sayang jaga diri dengan baik ya,” ucap Arsen pada Kinan.“Iya abang juga hati-hati di jalan,” jawab Kinan pada Arsen.Arsen menuju ke arah mobilnya. Dia menghidupkan mesin mobil dan melambaikan tangan pada Kinan dan Nenek. Setelah itu mobil melaju dengan kecepatan rata-rata. “Selamat pagi bu. Jika ibu Kinan memerlukan sesuatu jangan sungkan untuk mengatakan pada kami,” ucap salah satu bodyguard tersebut.“Terima kasih ya pak. Oh iya nama Bapak siapa?” Tanya Kinan.“Nama saya Robi dan ini teman saya namanya Niko,” ucap pengawal yang bernama Robi.Kinan mempersilahkan mereka duduk di kursi teras rumah. Nenek tidak lupa menjamu pengawal Kinan dengan baik. Nenek mempersilahkan mereka untuk makan.“Silahkan di makan ya Bapak-bapak,” ucap Nenek.“Terima kasih nek,” jawab mereka.“Pak sil

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   28. Bella mengunjungi Arsen di apartemen

    “Mau apa lagi kamu kesini! Hah,” teriak Arsen yang berdiri di depan pintu.“Sayang aku datang ingin bertemu denganmu,” ucapnya pada Arsen.“Sudah berapa kali ku katakan padamu, jangan ganggu aku lagi! Apa pendengaranmu sudah tidak berfungsi dengan baik!” Teriak Arsen pada Jesika.“Sekarang juga kamu pergi dari sini!” Usir Arsen.“Pak tolong seret dia dari hadapanku!” Ucapnya dengan tatapan mata dingin.“Baik Pak. Akan saya laksanakan!” Jawab Security dengan tegas.“Ayo mbak jalan.”“Jangan pegang-pegang aku bisa jalan sendiri,” ucap Jesika yang tidak mau di tarik paksa.Arsen langsung menutup pintu apartemen. Sedangkan, Jesika pulang dengan wajah yang kesal. Sepanjang jalan dia menggerutu pada Arsen yang sudah mengusirnya. Jesika pun pergi meninggalkan apartemen Arsen.***Di lain tempat saat ini Bella berada di Butiknya bersama dengan Andriana.Si kembar ikut Maminya ke butik. Dia setiap hari selalu membantu sang Mami di butik. Beda dengan Indriana adik kembarnya yang berprofesi sebag

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   29. Andre merencanakan penculikan pada Kinanti

    Setelah Arsen pulang kembali ke Jakarta. Kinan di Kota Kembang pun sibuk dengan pekerjaannya. Sepulangnya dari toko Bunganya dia selalu menyempatkan diri untuk berkomunikasi dengan arsen. Seperti malam ini mereka sedang video call.[Hallo, assalamualaikum Bang.][Waalaikumsalam Dek. Kamu lag ngapain?][Aku lagi telponan sama Abang][Kangen dek sama kamu][Sama aku juga kangen sama Abang][Masa sih?][Iya ih]Percakapan mereka berdua pun terputus karena, hari sudah larut malam. Arsen ingin Kinan istirahat lebih awal. Kasian pasti dia capek seharian di Toko Bunga mana perutnya sudah besar pasti sulit untuk bergerak bebas.“Sudah video call nya Neng?” Tanya nenek.“Sudah nek. Tadi bang Arsen suruh aku istirahat,” ucap kinan yang mau duduk di kursi saja sulit.“Sini nenek bantu kamu untuk duduk,” ucap Nenek yang membantu Kinan duduk.“Nek, kehamilan aku kok besar sekali ya? Apa aku hamil anak kembar nek?” Tanya Kinan pada Nenek.“Sini biar nenek pegang dan periksa. Sepertinya kamu hamil a

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   30. Andre gagal menculik Kinan

    “Hey kalian cepat turun!” Teriak Niko pada orang di dalam mobil.“Ayo cepat keluar! Kalian sudah menabrak mobil kami!” Niko berteriak kembali pada pengendara mobil yang menabrak mobilnya.Mereka yang di dalam mobil keluar dari dalam mobil, dan langsung menodongkan senjata api pada Niko dan Robi. Jumlah mereka sekitar 10 orang dengan mengenakan jas hitam. “Angkat tangan!” Ujar salah satu dari mereka.“Siapa kalian! Apa tujuan kalian menghadang mobil kami!” Ucap Robi dengan nada suara tinggi.“Kami diperintahkan oleh Bos untuk membawa Nona Kinanti,” salah satu di antara mereka mengatakan jika mereka akan membawa Kinan.“Jangan harap kalian bisa membawa pergi Nona Kinan! Aku dan Robi tidak akan membiarkan kalian menyentuh Nona Kinan. Walaupun hanya seujung kuku. Tidak akan aku izinkan kalian menyentuhnya!” Teriak Robi.“Ha ha ha kalian cuma berdua mau melawan kami yang berjumlah lebih dari kalian! Gue pastikan kalian berdua akan habis di tangan anak buah gue,” ucapnya dengan lantang da

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   31. Kinan dan nenek pindah ke Jakarta

    “Bodoh kalian semua! Percuma saya bayar kalian mahal, tapi tidak ada hasilnya!” Teriak Andre yang marah pada anak buahnya.“Kau pastikan sebelum anak buahmu membuka mulut pada Arsenio, sebaiknya habisi mereka!” Ujarnya yang meminta anak buah yang tertangkap di habisi sebelum mereka membuka mulut.“Baik Bos, saya pastikan mereka tidak akan membuka mulut,” ucap pimpinan orang suruhan Andre.“Bagus, saya mau mereka tutup mulut!” Tegas Andre.Dia segera pergi dari hadapan anak buahnya tersebut. Menuju ke dalam kamar dan berbicara sendiri dengan bingkai foto. Selama ini dia melakukan hal seperti itu jika dia mengalami kegagalan, dia akan berbicara pada foto sang Mami.“Maafkan aku mi, belum bisa membalaskan dendam Mami pada Keluarga Ryan,” ucapnya lirih dengan tangan memegang bingkai foto.“Aku janji Mi, sebentar lagi keluarga Ryan akan aku hancurkan! Aku berjanji akan membalaskan sakit hati Mami pada Ryan,” ujar Andre yang sedang memeluk bingkai foto dengan air mata yang berderai.Sedangk

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   32. Arsen terkena pukulan dari musuhnya

    “Kurang ajar! Siapa lagi yang cari masalah denganku!” Teriak Arsen.“Kinan dan nenek tunggu di dalam saja. Aku dan Toni akan turun sebentar,” ucap Arsen pada Kinan.“Hati-hati bang,” jawab Kinan.Arsen tersenyum melihat Kinan yang khawatir padanya. Dia langsung turun bersama dengan Toni. Di depan sana sudah ada lima orang yang sedang berdiri menghadang mobilnya.“Mau apa kalian menghadang kami!” Teriak Arsen.“Kami mau melenyapkan nyawamu!” Tunjuk salah satu dari mereka.Arsen yang mendengar mereka ingin menghabisi dirinya hanya tersenyum. Dia melirik pada Toni. Seakan Toni tau apa yang dimaksud oleh Bos nya.“Apa kamu sudah siap Toni?” Tanya Arsen.“Saya sudah siap Bos,” jawab Toni.Mereka langsung berjalan ke depan. Dari pihak musuh langsung menyerang mereka. Perkelahian pun terjadi. Arsen bertarung melawan tiga orang. Sedangkan, Toni bertarung dengan dua orang lawannya. Pertarungan pun tak terelakkan lagi.“Nek, apa yang harus aku lakukan?” Tanya Kinan.“Coba kamu telepon kantor Po

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   33. Arsen dan Kinan masih di kejar oleh Andre

    Andre menuju ke Rumah sakit, dia ingin memastikan sendiri jika Arsen saat ini sedang sekarat di Rumah sakit. Dengan mudah dia akan membawa Kinan pergi jauh dari sisi Arsen. Terlihat bahagia di raut wajahnya, dia senang bisa membuat Arsen tak berdaya.“Ayo cepat turun,” ujar Andre pada Rio. “Siap Bos,” jawab Rio.Mereka masuk ke dalam Rumah sakit yang dimana Arsen di larikan. Dengan angkuhnya dia masuk dan bertanya pada Suster jaga. Namun, dia marah ketika dia tau jika Arsen telah keluar dari Rumah sakit.“Kurang ajar ternyata dia sudah keluar dari Rumah sakit ini,” Andre kesal karena dia tidak menemukan Arsen di Rumah sakit.“Cepat kejar mobil mereka! Habisi mereka semua!” Teriak Andre pada Rio.“Baik Bos, saya akan pastikan mereka tidak akan sampai di Jakarta sana,” jawab Rio.“Bagus, cepat laksanakan!” Ujarnya dengan nada suara tinggi.Andre dan Rio pergi dari Rumah sakit dan menuju ke markas. Sedangkan anak buah Rio mengejar mobil Arsen. Kini mobil yang Arsen tumpangi tengah melaj

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   34. Damar dan Olivia masuk kamar hotel

    Pagi pun tiba Kinan, Arsen dan Nenek udah siap. Hari ini mereka akan pulang ke Jakarta dengan menggunakan mobil rental. Sedangkan mobil Arsen di bawa oleh anak buah Ricky. Mereka melakukan ini agar musuh tidak bisa menyelidiki keberadaan mereka.“Apakah semuanya sudah siap Toni?” Tanya Arsen.“Semua sudah beres Bos. Tinggal jalan saja,” ujarnya pada Arsen.“Kalau semuanya sudah siap, sebaiknya kita melanjutkan perjalanan. Kalau bisa sebelum malam kita sudah sampai di Jakarta,” ucap Arsen.“Baik Bos.”Mereka sudah berada di dalam mobil. Tidak lama Supir rental melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Sedangkan Toni duduk.di samping sopir rental yang sedang mengendarai mobil.Sedangkan di rumah Pak Rudi saat ini Bu Susi sedang berkelahi dengan suaminya. Pak Rudi kesal pada Bu Susi terlalu boros. Pak Rudi juga kesal lihat Olivia yang seperti Ratu saja di rumah. “Apakah kalian berdua nggak bisa membersihkan rumah! Apakah pekerjaan kalian itu hanya bisa berfoya-foya saja?” Pak Rudi

Latest chapter

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   131. Semua Keluarga Bahagia

    Pagi ini mereka sudah selesai sarapan. Mereka berniat akan ziarah ke makam sang papa. Batu nisan dengan tulisan Marbun tertera di atas makam tersebut. Mereka menabur bunga diatas makam Papa dan membacakan doa untuk Papa tercinta.“Papa, anak kita Gina sudah kembali. Saat ini dia sudah menikah dan memiliki dua orang anak kembar. Lihat lah anak pertama kita juga sudah menikah dan memiliki seorang istri yang cantik. Aku, anak- anak dan menantu datang kesini ingin ziarah sama kamu Pa. Maafkan Mama yang sudah lama tidak datang kesini, tapi mulai hari ini kita akan sering bertemu Pa. Karena, Mama sudah memutuskan untuk tinggal di kampung. Mama ingin selalu dekat dengan Papa,” ujar Mama Ratih yang menjelaskan pada suaminya yang sudah tiada.Kinan dan yang lainnya merasa sangat sedih mendengar curahan hati Mama pada suaminya yang telah tiada. Kinan mengelus sang Mama dengan penuh kasih sayang.“Mama jangan nangis lagi ya, aku dan Bang Andre akan selalu menjaga dan melindungi Mama,” ucap Kina

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   130. Mama Ratih Pindah Ke Kampung

    Pagi ini Arsen, Kinan, Andre dan Ira sudah siap. Mereka akan mengantar mama Ratih ke kampung halaman. Mengendarai mobil masing-masing. Sepanjang perjalanan mereka asyik mengobrol dan si kembar asyik bernyanyi.“Lihat bang, anak-anak terlihat sangat senang diajak ke kampung halaman,” ujar Kinan yang memperhatikan anak-anaknya.“Iya mereka begitu senang diajak ke kampung.”“Sayang kalian senang ya diajak pulang ke rumah Oma?” tanya Kinan pada kedua anaknya.“Iya Mommy, aku dan adik senang di ajak ke rumah Oma,” ucap Frederick pada sang Mommy.“Kalau adik Nicholas gimana, apakah senang juga kita ke rumah Oma?” tanya Kinan pada Nicholas.“Aku juga senang Mommy, dan sampai disana aku bisa bermain,” katanya yang sudah ingin cepat- cepat sampai di kampung.Kinan tersenyum mendengar celoteh kedua anak kembarnya. Dia merasa bersyukur memiliki kedua anak yang pintar dan Soleh. Selain itu, dia juga memiliki suami yang sangat perhatian padanya dan pada anak-anak juga.“Sebentar lagi anggota kelua

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   129. Rencana Mama Ratih tinggal di Kampung

    Mereka tiba di rumah Mama Ratih. Kinan, Baby twins dan juga Suster langsung disambut Mama Ratih dan Ira.“Selamat datang cucu Oma tersayang! Sudah lama sekali kita tidak bertemu ya,” kata Mama Ratih pada anak dan kedua cucunya.“Oma! Aku mau makan kue,” rengek Baby Nicolas.“Ayo kita masuk! Oma sudah buat kue untuk cucu-cucu nenek yang ganteng ini,” ucap Mama Ratih yang langsung menemani si kembar masuk.“Bagaimana kabar kak Ira? Apakah semuanya sehat?” tanya Kinan pada kakak iparnya.“Alhamdulillah kabar saya baik, bagaimana kabarmu Bu?” Tanya Ira.“Jangan panggil Ibu dong! Masa Kakak Ipar manggil aku ibu sih! Panggil adik atau panggil nama saja.” Kinan meminta Ira untuk memanggil dirinya dengan sebutan nama saja.“Baiklah aku akan memanggilmu dengan sebutan nama saja,” ujar Ira pada Kinan.“Nah gitu dong, kalau panggil pakai nama kan terlihat lebih akrab,” kata Kinan pada Ira.“Ya sudah kita masuk yuk, aku sudah lapar,” ucap Kinan yang sedikit pelan.“Kebetulan tadi Mama sudah masak

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   128. Kinan menuju ke rumah Mama Ratih

    Setelah kematian Pak Rudi, Kinan sering merasa bersalah pada dirinya sendiri. Dia merasa belum bisa jadi anak yang membahagiakan orang tuanya.“Sayang, kamu menangis?” Tanya Arsen pada Kinan.“Aku hanya ingat sama Ayah dan Bunda, aku kangen sama mereka,” ucap Kinan yang meneteskan air mata.“Sebaiknya kamu kirim doa untuk Ayah dan Bunda.” Arsen memberikan saran pada Kinan.“Iya bang, setiap sujudku selalu ku panjatkan doa untuk Ayah dan Bunda,” jelas Kinan pada Arsen.“Iya sayang, apapun yang kamu lakukan, aku akan selalu mendukungmu,” ujar Arsen pada Kinan.“Sudah jangan menangis lagi sayang,” ucapnya pada Kinan.“Iya bang.”Arsen memeluk sang Istri, Kinan yang di peluk pun merasakan kehangatan dari pelukan sang Suami. Kinan bersyukur di saat dirinya terpuruk masih ada sang suami yang memperhatikan dirinya.“Sayang, Abang mau ke kantor dulu ya. Kamu di rumah, jaga kesehatan dan jangan terlalu banyak melamun ya sayang,” pesan Arsen pada sang Istri.“Iya bang, hati-hati di jalan ya. A

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   127. Kematian Pak Rudi

    “Nggak mungkin Ayah meninggalkan aku! Ini semua bohong kan Bang! Jawab aku bang, jangan diam saja!” Teriak Kinan dengan histeris.“Sayang kamu tenang ya, kasihan baby yang ada di dalam sini kalau kamu nggak tenang sayang,” jelas Arsen pada Kinan.“Ayah,bang, dia sekarang sudah pergi meninggalkan aku, hiks hiks hiks,” ucap Kinan dengan deraian air mata.“Ikhlaskan ya sayang, ini semua sudah takdir dari yang Maha Kuasa, kita harus mengikhlaskan semua yang sudah terjadi,” Arsen menenangkan sang istri.“Ayo kita masuk sayang,” ajak Arsen pada sang istri.Mereka berdua masuk ke ruang operasi yang dimana masih tergeletak jasad Pak Rudi di atas bed pasien. Terlihat senyum di wajah Pak Rudi. Kinan baru saja akan menemui jasad Ayahnya. Namun, Dokter dan Suster meminta Kinan dan Arsen keluar dari ruang operasi.“Pak, Bu, maaf jenazah pasien akan kami pindahkan ke ruang jenazah,” ucap seorang Suster yang akan mendorong bed pasien keluar dari ruang operasi.“Baik Suster, silahkan, “ ujar Arsen ya

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   126. Pak Rudi mengalami kecelakaan lalu lintas

    Setelah acara pernikahan Olivia, semua keluarga sudah pulang ke rumah masing-masing. Begitu juga dengan Kinan dan keluarga kecilnya telah pulang ke rumah. “Capek banget Bang,” keluh Kinan pada sang suami. “Kalau kamu capek biar Abang gendong ya,” jawab Arsen yang langsung membopong Kinan, dalam pangkuannya. “Terima kasih ya bang, kamu selalu ada di saat aku membutuhkanmu,” ucap Kinan pada sang suami. “Iya sayang, apa pun akan abang lakukan asalkan, kamu dan anak-anak bahagia,” ujarnya pada Kinan. Kinan mengalungkan tangan di leher Arsen. Dia merasa bahagia karena, Arsen memanjakan dan menyayangi dirinya dengan baik. Arsen membawa Kinan masuk ke dalam kamar dan membaringkan sang istri di atas King size yang selama ini mereka pakai memadu kasih. “Sebaiknya kamu istirahat ya, sepertinya baby kita kecapean dan Mommy nya harus beristirahat,” Arsen meminta sang istri untuk beristirahat. “Iya bang, terima kasih ya sudah mau memanjakanku,” ucapnya pada Arsen. “Iya sayang,” jaw

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   125. Pernikahan Rizal dan Olivia

    Setelah mempersiapkan semuanya, Rizal dan Olivia pun melaksanakan pernikahannya. Keluarga Rizal datang ke acara pernikahan Rizal. Begitu juga dengan Pak Rudi, Kinanti “Apakah kedua mempelai sudah siap mengikrarkan ijab qabul?” Tanya Pak Penghulu.“Saya sudah siap Pak,” jawab Rizal.“Baik, kalau begitu kita mulai ya,” ucap Pak Penghulu.“Silahkan yang menjadi wali maju dan duduk di samping saya,” ujar Pak Penghulu.Seorang laki-laki paruh baya yang menuju ke depan. Dengan menggunakan kemeja batik dan celana panjang hitam. Dialah Ayah kandung dari Olivia, yang bernama Pak Sunandar.“Apakah Bapak, Ayah kandung dari calon mempelai perempuan?” Tanya Pak Penghulu.“Iya Pak, saya Ayah kandung Olivia.”Semua tamu yang ada disana melihat laki-laki yang akan menjadi wali untuk pengantin wanita. Begitu juga dengan Bu Susi, dia hanya bisa melihat mantan suaminya tersebut.“Mari silahkan duduk disini Pak,” ucap Pak Penghulu pada Pak Sunandar.“Silahkan di mulai Pak,” ucap Pak penghulu.Pak Sunand

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   124. Arsen dan Kinan masih berada di rumah orang tua

    Saat ini Indriana sudah berangkat ke luar negri. Dia menempuh pendidikan di Amsterdam. Tanpa ada yang tau jika Indriana pergi karena, ingin memulihkan hatinya yang sempat patah hati.“Semoga Indriana betah disana ya Bang,” ungkap Kinan pada Arsen.“Iya dek, semoga saja dia betah disana,” jawab Arsen pada Kinan.“Bagaimana keadaan Panti asuhan sekarang ini?” Tanya Arsen pada Kinan.“Semuanya baik Bang, tumben kok abang tanya soal panti?” Tanya Kinan.“Jadi begini dek, Abang punya teman dia seorang kontruksi bangunan. Dia menawarkan jasa pada abang untuk pembangunan, nah abang ingat kalau kamu kan kelola Panti Asuhan, apakah rumah Panti perlu di renovasi atau tidak,” jelas Arsen pada sang istri.“Oh gitu, ya memang perlu sih di renovasi bang, namanya juga rumah Panti kan rumah sudah tua peninggalan dari almarhumah Bunda. Jadi menurut aku sih perlu di renovasi panti asuhannya bang,” ujar Kinan yang menjelaskan pada Arsen.“Baiklah kalau begitu, besok abang suruh teman untuk merenovasi ru

  • Gadis Penjual Bunga Incaran CEO Tampan   123. Rencana makan malam bersama keluarga

    Saat ini Indriana sudah mempersiapkan semuanya. Keluarga hari ini sedang berkumpul di ruang keluarga Caniago. Begitu juga dengan Arsen dan Kinan datang ke rumah sang Papi dan Mami. “Kenapa kamu nggak lanjut kuliah di Jakarta aja sih dek?” tanya Arsen yang masih keberatan jika Adiknya kuliah di Belanda.“Bang, aku tuh udah lama banget mau lanjutin study di Amsterdam,” ujar Indriana pada Arsen.“Kalau menurut Papi dan Mami, gimana? Apa Papi dan Mami setuju jika Indriana melanjutkan kuliah di Amsterdam?” Tanya Arsen pada kedua orang tuanya.“Kalau Papi kurang setuju, tapi mau gimana lagi adikmu yang mau untuk kuliah disana,” ucap Papi dengan pasrah.“Ya sudah kalau memang kamu sudah tekad bulat ingin sekolah di Amsterdam ya sudah tidak apa-apa yang penting kamu disana bisa jaga diri dengan baik,” Arsen berpesan pada sang adik.“Baik bang,” jawab Indriana.“Sini nak, baby Frederick dan baby Nicolas biar bermain dengan Papi dan Mami. Kalian bisa beristirahat di kamar,” ucap sang Mami pad

DMCA.com Protection Status