Melya yang kebingungan kembali memakai bathrobenya dengan patuh.
“Kamu kenapa sih, kok galak sekali?” ucap Melya dengan merengut.
“Ennnggg… Saya sedang sakit kepala memikirkan proyek..”
“Kamu…, kamu tidur dengan Andrew saja hari ini. Saya butuh istirahat !! “ lanjut Luca sambil tetap memalingkan wajahnya tidak berniat melihat Melya sama sekali.
“Tapi kamu sudah janji tadi,” jawab Melya dengan raut kecewa.
“Dasar binatang si Wisnu, Dia menodai kehormatanku dengan tidur bersama jalang ini,” geram Luca dalam hatinya.
“Iy-Iya.., tapi saat ini Saya sedang tidak mampu, pergilah… pergilah terlebih dahulu,” lanjut Luca dengan kikuk.
“Tapi-”
“Tidak ada tapi–tapi. PERGI !!!” teriak Luca dengan marah dan memalingkan wajahnya melihat Melya dengan marah.
Melya pun ketakutan karena wajah yang dilihatnya bukan waja
Luca tidak menyahut, melainkan terus melangkah pergi kemudian masuk ke dalam mobil.Kakek membanting peralatan makannya,” Ada apa lagi dengan anak itu !!!” Kakek melihat ke arah Melya bergantian dengan Andrew yang gemetaran.Mereka hanya terdiam karena memang tidak tahu kenapa perubahan Luca menjadi begitu dingin. Kakek lalu menghubungi seseorang melalu ponselnya.“Selidiki Luca bertemu siapa semalam,” ucap Kakek di ponselnya kemudian ia bangkit berdiri,“Kakek tidak mau sarapan lagi?” tanya Melya yang sudah mengoleskan srikaya ke roti.“Tidak, hilang seleraku, Kakek berangkat ke kantor dulu!”Kakek tidak menoleh lagi, hanya buru – buru masuk ke dalam mobilnya.Luca bekerja dengan keras sepanjang hari ini, Memberesi pekerjaan yang ditinggalkan Wisnu.Dia tidak sarapan tadi pagi bahkan melewatkan waktu makan siangnya. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul lima sore.
“Apa niatnya?”“Tidak ada niatnya, hanya penasaran karena wanita itu cantik sekali.”“Ya, dia memang cantik. Kita ke Korea Selatan sekarang.”“Baik…”“Singkirkan dia langsung bila dia mempunyai niat,” ujar Luca ketus sambil melangkah.“Iya-Iya, basmi saja semua pria yang menikmati kecantikan Sarah,” gumamnya dengan kesal.Tanpa menyiapkan koper atau apapun, mereka langsung menuju bandara, naik pesawat pribadi. Ke Korea.***Sarah menatap layar monitornya dengan wajah aneh, dibukanya email yang dikirim Luca kepadanya.Luca meminta waktu untuk bertemu, untuk membicarakan tentang acara fashion Show yang akan diselenggarakan olehnya di Perancis.Sarah menghubungi asistennya, “Erika, perusahaan yang ingin bekerjasama dengan PIC sebelum kita menang proyek itu siapa saja?”“Sebentar Bu,…”Erik
“Apakah kamu akan patuh?” tanya Bram kepada Wisnu melalui sambungan jarak jauh.“Ya. Tuan,” jawab Wisnu dengan patuh.“Apa tugasmu?” tanya Bram memancing.“Menggantikan Tuan Luca dalam acara makan malam di Perancis. Tidak membahas dan menyetujui apapun.”“Pastikan chip yang berada di kantongmu dapat bekerja dengan baik. Saya tidak mau ada kesalahan sama sekali.”“Baik Tuan”“Sudah tahu resiko apa yang akan kamu ambil bila kali ini masih juga berani membangkang,” ucap Bram.“Ya, saya tidak akan membangkang lagi. Jangan sentuh adikku.”“Pengawal akan ditempatkan di sisimu 24 jam,” ucap Bram.“Apakah Adikku akan dilepaskan setelah acara di Perancis selesai?” tanya Wisnu dengan takut.“Tidak, adikmu hanya akan dilepas saat Luca sudah tidak memerlukanmu. Kamu akan diantarkan pengawal kesan
“Ayo berangkat, Kita tidak ingin terlambat. Waktu perjalanan hampir satu jam,” kata Sarah. Mereka pun masuk ke dalam mobil yang sudah disediakan untuk menjemput. Wisnu juga sedang bersiap untuk berangkat, ia merapikan dasi dan kemeja, tidak lupa ia mengaitkan kamera kecil di kantong jasnya sesuai perintah dari Bram untuk selalu membawanya. Kemudian meletakkan alat bantu di telinganya untuk dapat mendengar arahan Luca atau Bram untuk hal yang perlu dilakukannya ataupun di jawabnya. Sesekali ia melirik ke pengawal yang berdiri di sampingnya, kemudian menggerutu dengan kesal. “Saya mau ke kamar mandi,” ucapnya sambil menuju ke toilet pria, pengawal berbadan besar itu tetap mengikutinya sampai masuk ke dalam kamar mandi. “Seperti tawanan saja, kalian bahkan melihatku mandi dan buang air besar,” ujar Wisnu dengan kesal sambil menuntaskan hajatnya. “Kami tidak tertarik kepada barangmu, hanya tertarik pada keselamatan kita masing
“Tanyakan apakah keputusannya masih bisa dirubah dengan cara dan syarat yang dia kehendaki,” seru Luca yang kemudian diteruskan Bram kepada Wisnu melalui earphone yang terpasang di telinga Wisnu.Wisnu pun mengatakan sesuai arahan.“Ohh, mohon maaf sekali lagi, Sungguh saya sangat berharap dapat bekerjasama dengan Anda kembali, akan tetapi saya juga sudah telanjur menandatangani kontrak kerjasama dengan Miss Aurel. Ohh iya… mari kuperkenalkan Anda dengan Miss Aurel kita yang cantik,” ucap PIC sambil menggandeng Wisnu menuju ke dalam pesta sambil mencari keberadaan Miss Aurel.Bram menegakkan posisi duduknya karena sangat penasaran dengan kecantikkan Miss Aurel yang digaung–gaungkan. Bram menfokuskan kedua matanya melihat ke kamera yang terpasang di kantong Wisnu.Luca yang melihat tingkah Bram hanya menggeleng–gelengkan kepalanya sedikit.Berhubung karena kameranya kecil dan kondisi Wisnu sedang berj
“Miss Aurel, jangan takut, saya tidak akan mencelakai kamu, malah saya akan mengobati Anda,” ucap Wisnu sambil mengendong Sarah menuju ke mobil yang sudah mengikuti mereka dari tadi.Sarah merangkul tangannya ke bahu Wisnu, dalam hati penuh perasaan yang tidak jelas.Dengan perlahan Wisnu memasukkan Sarah ke dalam mobil.“Ke rumah sakit,” ucapnya ke Supir.“Eh, tidak usah, kakiku hanya sedikit luka, nanti bisa kuobati sedikit. Mungkin hanya terkilir,” seru Sarah.“Tidak, Kamu harus diperiksa, kalau wanita secantik kamu menjadi pincang, maka Saya tidak akan memaafkan diri saya,” Wisnu berkata sambil tersenum.Sarah melirik ke arah Pengawal yang duduk di samping Supir dan sebuah mobil di belakangnya yang mungkin juga pengawal.“Mengapa banyak sekali pengawal yang mengikutimu?” tanya Sarah dengan heran.“Ya, mereka menjagaku dari musuh. Pria setampan diriku me
Awalnya koki tidak setuju, tapi Wisnu yang lihai menjelaskan dan menarik simpati sang koki dengan menceritakan bahwa hubungan mereka dilarang oleh orang tua mereka, sehingga ia melancarkan aksi membius pengawal yang menjaganya supaya bisa berpacaran dan menikmati malam bersama kekasihnya.Sang koki yang pernah mengalami kisah cinta yang hampir sama pun menyetujui untuk membantu Wisnu.Wisnu mengacungkan jempol dan mengedipkan matanya kepada sang koki saat balik kembali ke tempat duduknya.Luca dan Bram tidak dapat melihat ataupun mendengar apapun melalui media earphone dan kameranya, karena sedang berada di dalam pesawat yang melakukan perjalanan udara ke Perancis saat itu.Dengan lahap semua orang menikmati makan malamnya, masakan sang koki memang sangat handal.Wisnu menunggu dengan gelisah karena mereka belum tidur juga, Sebentar–sebentar melirik ke arah sang koki yang mungkin belum bertindak.“Apakah dia tidak bersedia memban
“Kamu ingin pergi kemana?” tanya Wisnu kembali dengan tersenyum namun mata hanya menatap ke jalan.“Pulang sajalah, Sarah sudah capek dan Pengasuh pasti menunggu cukup lama.”“Bukanlah masih jam 10, belum terlalu malam untuk usia Sarah keluar mencari angin dan pasangan,” jawab Wisnu masih tetap melihat ke jalan.Sarah tidak tahu pikiran Wisnu ingin menyembunyikan dirinya. Hanya merasa tidak ingin menyingung Luca.“Bukankah besok – besok kita masih bisa bertemu kembali?” tanya Sarah.“Memang benar, tapi malam ini Saya masih ingin bersamamu. Bagaimana bila Kamu menemaniku mengunjungi kerabatku yang tinggal tidak jauh dari sini?” tanya Wisnu kemudian.Sarah terdiam, memikirkan jawabannya.“Kerabatku itu adalah seorang Ibu yang sudah tua, mendiang anaknya adalah teman baikku. Luca sempat berjanji untuk bertemu dengannya bila mempunyai kesempatan berkunjung