Beranda / Romansa / Gadis Nakal Milik CEO / Bab 106. Kapan Boleh Pulang?

Share

Bab 106. Kapan Boleh Pulang?

Penulis: Bluemoongirl
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Jones keluar dari rumah sakit bersama dengan Franklin.

"Jadi, bisa dikatakan Gio dulu adalah adik kelasku saat masih sekolah? Dia satu kelas denganmu, tapi kau tidak dekat dengannya?" tanya Jones saat dia berderap ke area parkir rumah sakit menuju mobilnya.

Franklin mengangguk membenarkan. "Iya. Mungkin, kau tidak menyadarinya. Karena dia bukan siswa yang populer saat itu. Hanya saja dia sudah memiliki sifat liciknya sejak dulu. Aku ingat dia pernah membuat temanku yang lain dihukum karena terkena fitnah dari Gio. Padahal Giolah yang melakukannya."

Jones mengangguk paham. Dia terdiam sebentar, membuka pintu mobil saat sudah sampai di samping mobilnya, lalu masuk ke dalamnya.

Setelah berada di dalam mobil dan Franklin juga sudah duduk di sisinya, Jones kembali berucap. "Gio benar-benar licik. Tapi, dia tidak tahu kalau aku juga licik," tandasnya dengan sebuah senyuman di bibirnya.

Franklin mengangguk setuju. "Ya. Kau juga licik, Jones."

"Setelah ini kau akan pergi ke mana?" tanya Frank
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gadis Nakal Milik CEO   Bab 107. Wanita Pertama Jones

    Dengan sedikit canggung Jasmine mendekatkan wajahnya dan menunggu Jones menciumnya. Jones melirik ke samping. Tepat sekali pria bernama Gio itu sedang berada di cafe yang sama dengannya. Dia memang belum pernah bertemu dengan Gio secara langsung, tapi dia tahu wajahnya karena Franklin pernah memperlihatkan album kenangan sekolah milik adiknya itu padanya. Gio cukup berubah banyak. Style pakaian, dan rambutnya berubah, dan lebih cenderung meniru Jones. Entahlah, pria itu benar-benar meniru Jones atau hanya kebetulan mirip. Tapi, Franklin pernah bercerita kalau perempuan yang Gio sukai justru menyukai Jones. Ya, Jones jadi bisa sedikit menyimpulkan tentang Gio lewat cerita yang Franklin sampaikan padanya.Jones mengulas senyum tipis. Dia bisa menangkap lewat sudut matanya kalau Gio sedang melihat ke arahnya.Dengan gerakan pelan Jones mendekati Jasmine. Dia meletakkan sebelah tangannya ke leher wanita itu, lalu mencium bibir Jasmine panjang. Dia lalu melumatnya dan memperdalam ciumanny

  • Gadis Nakal Milik CEO   Bab 108. Edgar Keluar dari Rumah Sakit

    Edgar tak berhenti tersenyum saat dia sudah diperbolehkan pulang oleh Dokter yang baru saja memeriksa keadaannya. Kini hanya ada dirinya dan Lolita di kamar rawat.Dia dibantu Lolita membereskan semua barang-barangnya. Sebelum semuanya dia bawa pulang."Roy tadi bilang kalau kau akan pulang denganku naik taksi, Lolita," tukas Edgar pada Lolita.Lolita mengangguk. "Iya, Om."Edgar belum diperbolehkan menyetir sendiri, mobilnya juga ada di parkiran apartemennya. Jadi, dia memilih untuk naik taksi saat pulang nanti. Namun, tak dia duga Jones tiba-tiba muncul dari ambang pintu mengejutkannya."Kau membuatku kaget saja, Jones Sialan!" Edgar memberikan tatapan tajamnya ke arah Jones.Jones terkekeh. "Maafkan aku, Edgar. Aku terlalu bersemangat karena kau sudah dibolehkan pulang hari ini."Edgar mengerutkan dahinya. "Dari mana kau tahu kalau aku sudah boleh pulang sekarang?"Jones mengangkat satu tangannya, dan mengarahkan telapak tangannya itu kepada Edgar. "Aku membacanya lewat tanganku."

  • Gadis Nakal Milik CEO   Bab 109. Merangkai Nama

    Lolita tersenyum saat melihat Edgar duduk bersebrangan dengan dirinya dan tampak begitu lahap memakan sandwich buatannya."Ini terasa lebih enak, Lolita," puji Edgar menghabiskan sandwich dalam waktu singkat.Lolita terkekeh pelan. "Tentu, akan terasa lebih enak. Karena selama ini lidah Om terus dihantam bubur."Edgar balas tersenyum lembut. "Oh ya, Lolita. Apa kau sudah punya rencana untuk membuat nama anak kita?"Lolita mengerutkan dahinya. "Aku ada rencana sih. Tapi, kan kita belum tahu bayi kita perempuan atau laki-laki, Om."Edgar mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan ke arah Lolita. "Bagaimana kalau kita membuatnya sekarang? Dua nama. Satu untuk bayi perempuan. Satunya untuk bayi laki-laki. Ini untuk berjaga-jaga."Lolita mengangguk mengiyakan. "Baiklah. Jadi, Om ingin menyumbang nama apa?"Edgar berpikir sejenak. "Kalau dihitung dari waktunya. Delapan bulan ke depan. Kau sepertinya akan melahirkan di musim dingin, Lolita. Jadi, aku akan menyumbangkan dua nama. Winter untuk pe

  • Gadis Nakal Milik CEO   Bab 110. Menganggapnya Sangat Remeh

    Gio terus menatap ke arah Jones sambil menyesap minumannya. Dia tadi pergi ke club karena orang suruhannya memberitahu kalau Jones akan pergi ke club bersama wanitanya. Gio mengamati setiap gerak-gerik Jones, untuk mencari tahu kelemahan pria itu yang bisa dia serang.Gio mengulas senyum tipis. Selain pemabuk, playboy, dan suka bermain wanita, Jones tak memiliki kelebihan yang lain. Bahkan mata-mata milik Gio yang bekerja di perusahaan Jones mengatakan kalau atasannya itu begitu santai saat di perusahaan. Jones sering meninggalkan perusahaannya hanya untuk hal yang sepele seperti bertemu dengan temannya atau wanitanya."Ternyata Jones pria rendahan, tapi kenapa Valen bisa jatuh cinta pada pria berengsek seperti Jones, huh?" desis Gio mencengkeram gelasnya sangat keras sampai otot di punggung tangannya timbul.Jones mencondongkan tubuhnya ke arah Jasmine. Dia tersenyum melihat wanita itu."Pipimu selalu merah saat di dekatku. Itu sangat menggemaskan."Jasmine semakin tersipu malu. Jant

  • Gadis Nakal Milik CEO   Bab 111. Tidak Akan Bisa Menirunya

    "Jadi, bagaimana hasilnya?" tanya Edgar duduk santai di sofa. Dia langsung memberikan pertanyaan begitu Jones memasuki apartemennya.Jones mendudukkan tubuhnya di sofa terlebih dahulu, baru dia berucap menjawab pertanyaan yang Edgar lontarkan padanya."Sesuai yang diharapkan, Edgar. Gio mengikutiku ke mana pun aku pergi. Dia tak menyadari kalau aku sudah mempersiapkan jebakan untuknya tanpa sepengetahuannya."Edgar tersenyum puas. "Selicik-liciknya Gio, kau lebih licik, Jones."Jones mengangguk bangga. Meski, kata-kata licik kadang menjurus ke hal yang negatif, tapi dia tetap bangga pada dirinya. Di dalam dunia bisnis memang harus dituntut untuk memiliki kecerdikan, dan kadang kelicikan juga dibutuhkan. Dunia bisnis bisa saja kejam, dan tak berbelas kasihan pada siapa pun.Lolita yang melihat Edgar dan Jones begitu seru berbincang, memilih pergi ke dapur untuk mengambilkan minuman dan camilan. Dia kembali pada Edgar sambil membawa dua kaleng minuman soda, dan camilan gurih yang dia si

  • Gadis Nakal Milik CEO   Bab 112. Wanita Kedua Jones

    Nola menatap Valen. "Jadi dia memang seburuk itu?" tanyanya pada Valen setelah mendengar cerita tentang Gio dari Valen. "Iya. Maka dari itu, aku langsung menerima tawaran darimu. Yah, meski alasan lainnya aku juga suka dengan Jones," balas Valen mengedikkan kedua bahunya samar. Nola mengangguk paham. *** Jones menatap ponselnya sekilas sebelum dia masuk ke dalam mobil untuk bertemu dengan Tinna di depan gedung bioskop. Wanita itu memilih untuk mengendarai mobilnya sendiri daripada dijemput oleh Jones. Mereka berjanji akan bertemu lima menit lagi. Jones mempercepat laju mobilnya agar segera sampai di gedung bioskop, dia harus tiba lebih dulu daripada Tinna, agar dia bisa memastikan kondisi sekitarnya sebelum dia dan Tinna melakukan akting mereka. Dia menghela napas lega saat tiba di gedung bioskop. Dia belum mendapati Tinna di sana. Tapi, Gio sudah berada di gedung bioskop sambil memakai masker agar menyamarkan identitasnya. Jones mengulas senyumnya samar. Percuma Gio menggunakan

  • Gadis Nakal Milik CEO   Bab 113. Wanita Ketiga Jones

    Setelah selesai menonton film, Jones dan Tinna keluar dari gedung bioskop dengan bergandengan tangan mesra. Gio yang awalnya bersantai di bangku mobilnya, segera menegakkan punggungnya dan terus mengamati Jones dan Tinna yang berpelukan, lalu berpisah ke mobil mereka masing-masing.Jones mendesah pelan. Ternyata Tinna tidak bisa makan malam bersamanya. Wanita itu baru saja menerima telepon dari keluarganya, dan dia diminta pergi ke rumah sakit untuk menjenguk saudaranya yang baru saja melahirkan. Sedang, tidak ada satu pun keluarganya yang bisa datang ke rumah sakit. Jadi, Tinnalah yang disuruh pergi.Jones tersenyum tipis. Dua wanita yang sudah dia kencani, ternyata tak seburuk pikirannya. Jasmine dan Tinna memiliki kepribadian yang berbeda, tapi kedua wanita itu sama baiknya. Jones, jadi penasaran dengan wanita bernama Valen. Seperti apa dia, sampai Gio cinta mati pada wanita itu.Dia kemudian masuk ke dalam mobil. Dan kembali pulang ke apartemen.Jones mengulas senyum saat Gio berh

  • Gadis Nakal Milik CEO   Bab 114. Akhir Dari Rencana

    "Kau mau pesan apa, Valen?" tanya Jones sambil tersenyum ramah.Valen menyisipkan rambut coklat gelombangnya ke telinga, lalu menjawab dengan suara lembut. "Aku ingin ice matcha dan cake matcha, Jones."Jones mengangguk. Dia menatap seorang pelayan yang berdiri di sampingnya. "Aku pesan dua ice matcha, dan dua cake matcha. Thanks."Si pelayan membungkuk. "Baik, Tuan," jawabnya segera menyiapkan pesanan Jones.Jones melihat kepergian si pelayan, dia kembali mengarahkan pandangannya kepada Valen. "Jadi apa kesibukanmu akhir-akhir ini, Valen? Kau sedang mengikuti fashion week?"Valen bergeleng pelan. "Untuk sementara ini aku mengambil waktu istirahat selama satu bulan, lalu aku baru kembali mengikuti fashion week. Aku sedang merasa bosan sekarang. Tidak ada yang benar-benar ingin aku lakukan. Apa kau juga pernah mengalami masa jenuh itu, Jones?"Jones mengedikkan kedua bahunya samar. "Ya. Aku pernah. Dan semua orang pernah mengalami masa jenuh seperti yang kau rasakan, Valen.""Lalu, apa

Bab terbaru

  • Gadis Nakal Milik CEO   Bab 123. Bonus

    "Winter!""Ya, Mom," balas Winter berlari ke arah Lolita yang duduk di sofa ruang tamu.Winter sekarang sudah remaja. Tingginya bahkan sudah melebihi tinggi Lolita. Senyumnya teramat manis, dan memiliki mata biru yang indah yang dia turunkan dari Edgar."Ada apa, Mom?" tanya Winter saat sudah berdiri di hadapan ibunya.Lolita saat ini sedang hamil tua. Dan dia sedang ingin makan sesuatu. "Felix ingin makan kue coklat. Bisakah kau membelikannya, Winter?"Winter memutar matanya malas. Dia lalu menatap perut ibunya yang sudah besar. "Bukan Felix yang ingin, tapi Mommy kan?"Lolita terkekeh pelan. "Kau tahu saja. Anggap saja yang ingin Felix. Kau harus membelikannya sekarang. Adikmu ini akan menendang-nendang kalau tidak segera dituruti permintaannya.""Baiklah. Aku pergi dulu, Mom." Winter berpamitan keluar pada Lolita setelah menerima uang dari Lolita. Karena Edgar masih belum pulang kerja, jadi dirinya yang bertugas menjaga ibunya yang hamil.Winter naik ke mobilnya yang menjadi hadiah

  • Gadis Nakal Milik CEO   Bab 122. The End

    Edgar dan Lolita kini sudah sampai di New York. Mereka akan meninggalkan bandara dan pergi menuju apartemen Jones untuk menjemput Winter."Tidak terasa satu minggu sudah berlalu. Aku sangat merindukan Winterku. Dia juga pasti akan merindukan Daddynya ini," tukas Edgar menghela napas lega sambil menggiring kopernya.Lolita mengangguk pelan. "Aku sudah tak sabar memeluk Winter lagi. Semoga dia tidak marah pada kita karena sudah meninggalkannya cukup lama."Edgar mengedikkan kedua bahunya samar. "Dia tidak akan marah. Aku sudah menyiapkan banyak mainan untuknya. Dan lagi pula Winter kan suka pria tampan. Sudah pasti dia tidak marah, dan justru senang karena tinggal bersama Jones dan Franklin."Lolita mengerucutkan bibirnya. "Tetap saja. Bagaimana kalau dia justru bertanya kita pergi ke mana? Dan kita melakukan apa selama kita pergi? Apa yang harus aku jawab, My Husband?"Edgar mengulas senyum. "Bilang saja kalau kita sedang ada urusan pekerjaan. Kita mencari uang untuk membelikan mainan

  • Gadis Nakal Milik CEO   Bab 121. Menyukai Papa Kuda

    Sudah lima hari Winter dan Boy tinggal di apartemen Jones. Kedua anak kecil ini selalu saja berbuat ulah, membuat Jones serta Franklin jadi kehabisan stok kesabarannya. Tapi, Jones dan Franklin berusaha untuk tetap menekan amarahnya setiap kali menghadapi dua bocah ajaib itu.Untung saja Winter dan Boy sudah menjadi lebih akrab. Jones dan Franklin jadi tidak perlu harus menemani mereka bermain. Yah, walau kadang kali Winter masih suka usil sampai membuat Boy menangis. Jones mendesah pelan. Dia dipusingkan oleh urusan perusahaan, ditambah dia juga harus mengurus Winter dan Boy. Kurang dua hari lagi, orang tua kedua bocah itu akan kembali. Dan di saat itu tiba, Jones akan tidur seharian untuk menukar tidurnya yang akhir-akhir ini selalu terganggu."Papa Kuda," panggil Winter berlari ke arah Jones yang baru saja mengistirahatkan tubuhnya di sofa.Jones yang awalnya membaringkan punggungnya ke sofa, segera menegakkan punggungnya kembali saat Winter sudah sampai di depannya. "Ya, Winter.

  • Gadis Nakal Milik CEO   Bab 120. Panggil Aku Om

    Sore harinya. Edgar dan Lolita menikmati sunset di pantai. Mereka duduk di pinggir pantai sambil menyesap minuman mereka.Edgar melingkarkan sebelah tangannya di pinggang Lolita. "Sunsetnya sangat cantik ya, My Lovely."Lolita mengangguk mengiyakan. "Iya, My Husband.""Secantik kau," balas Edgar membuat Lolita tersipu."My Husband bisa aja." Lolita mencubit lengan Edgar pelan.Edgar lalu mendekatkan wajahnya ke telinga Lolita, lalu berbisik, "Nanti malam aku mau lagi, My Lovely."Lolita mengernyit tak paham. "Mau apa?""Mau bercinta lagi denganmu," jawab Edgar mengulas senyumnya.Lolita bergeleng pelan. "My Husband, aku masih lelah. Tidak bisakah kita undur besok malam saja? Kita kan masih lama di Hawaii.""Baiklah. Aku akan menahannya, Lolita." Edgar menampakkan wajah kecewa.Lolita merasa gemas dengan Edgar yang seperti itu. Dia mencium bibir Edgar singkat dan tersenyum. "Begitu dong, sekali-sekali My Husband mau menurut."***Menjelang malam, Jones dan Franklin sibuk dengan balita

  • Gadis Nakal Milik CEO   Bab 119. Dua Papa Tampan

    "Ahh …. My Husband. Lagi. Lakukan lagi. Ini sangat nikmat." Lolita memejamkan kedua matanya saat Edgar menggenjot dirinya.Edgar semakin bersemangat. Dia sudah mencapai klimaksnya sampai dua kali, tapi dia tidak mengalami kelelahan sama sekali, dia justru semakin semangat dan semakin cepat menggerakkan miliknya pada milik Lolita. Sampai dia mencapai klimaksnya lagi bersamaan dengan Lolita."Thanks, My Lovely. Aku benar-benar senang bisa bercinta lagi denganmu." Edgar tersenyum, kemudian mencium bibir Lolita. Lolita balas tersenyum saat Edgar sudah melepaskan ciumannya. ***Nola dan Robert berjalan cepat dan tergesa-gesa karena takut terlambat jadwal penerbangannya ke Bali. Nola menggendong Boy yang sedang tertidur, sedang Robert membawa dua tas besar berisi semua keperluan Boy, termasuk mainan milik Boy. "Jones!" panggil Nola memencet bel apartemen Jones. Dia hendak memecet lagi saat Jones tak kunjung menyahut dari dalam, tapi diurungkan oleh kedatangan Franklin.Franklin mengerutk

  • Gadis Nakal Milik CEO   Bab 118. Pergi Honeymoon

    Waktu berjalan begitu cepat, dan saat yang paling ditunggu-tunggu Edgar akhirnya datang juga. Honeymoonnya dengan Lolita.Lolita yang awalnya ingin menunggu Winter berusia tiga tahun dulu, barulah dia dan Edgar akan pergi honeymoon. Memundurnya lagi satu tahun, karena dia begitu sibuk merawat Winter. Dan sekarang, tepatnya hari ini Lolita dan Edgar memutuskan akan pergi honeymoon ke Hawaii setelah sempat tertunda.Minggu lalu mereka baru saja merayakan ulang tahun Winter yang ke empat tahun. Mereka juga sudah memberitahukan rencana berlibur mereka pada Winter, tapi tidak mengatakan kalau sebenarnya yang mereka akan lakukan adalah honeymoon. Winter mengiyakannya, meski dengan syarat Edgar harus membelikan banyak mainan baru untuknya saat pulang nanti. Tentu, itu permintaan yang sangat gampang bagi Edgar. Dia langsung menyanggupi permintaan Winter dengan enteng.Kini Lolita dan Edgar pergi bersama Winter kecil ke apartemen Jones."Jones," panggil Edgar saat dia sudah sampai di depan apa

  • Gadis Nakal Milik CEO   Bab 117. Ingin Honeymoon

    "Tidak!" tolak Edgar dengan satu kata yang tegas, singkat, dan tak terbantahkan saat Jones meminta izin padanya untuk membawa Winter selama satu hari.Jones mendengus kecewa. "Satu jam saja kalau begitu," ucapnya memelas.Edgar sekali lagi bergeleng. "Aku tidak akan mengizinkan kau membawa Winterku, Jones. Kau hanya boleh melihatnya di apartemenku seperti sekarang ini."Jones mendengus sekali lagi. "Baiklah. Benar kata Roy, kau lebih posesif."Edgar berkacak pinggang. "Kau baru tahu, huh?""Tidak. Aku sudah tahu dari dulu," balas Jones datar. Dia lalu mendekati Winter lagi."Winter, ini Om Jones," ucap Jones tersenyum lebar. Dia melambaikan tangan pada Winter, berharap bayi mungil itu melihat ke arahnya dan tersenyum untuknya.Edgar bergeleng pelan mendapati apa yang Jones lakukan. Dia berderap ke samping Jones. "Winter baru saja lahir, pandangannya masih kurang jelas. Jadi, kau tak perlu berharap Winter bisa membalas senyummu itu."Jones mengangguk paham. "Iya. Aku akan menunggu dia

  • Gadis Nakal Milik CEO   Bab 116. Melahirkan Bayi Yang Rupawan

    Delapan bulan berlalu. Nola dan Robert kini sedang berada di rumah sakit, menanti kelahiran bayi mereka. Jones menunggu dengan tak sabaran bersama Franklin di ruang tunggu.Semenjak berita Gio dan keluarga Brown ditangkap karena kasus penyelundupan narkoba, Jones merasa tenang karena keadaan perusahaannya menjadi lebih baik dan lebih kondusif.Jones menoleh pada Franklin yang sibuk bermain dengan ponselnya. "Bagaimana? Apa Lolita juga akan melahirkan?" Franklin menurunkan ponselnya dari pandangannya. "Lolita masih melakukan pemeriksaan di rumah sakit. Dokter memperkirakan Lolita akan melahirkan besok pagi."Jones mengangguk paham. Dia spontan menatap pintu ruangan di mana Nola ditangani, karena tiba-tiba suara bayi menangis terdengar dari arah sana."Aku akan benar-benar dipanggil Om setelah ini," tukas Jones tersenyum.Robert keluar dari ruangan dengan senyum bahagianya. Dia menutup pintu ruangan kembali dan langsung berlari ke arah Jones."Tuan Jones, Tuan Franklin. Boy sudah lahir

  • Gadis Nakal Milik CEO   Bab 115. Gio Kelabakan

    "Apa yang sudah kau lakukan selama ini, Gio? Kenapa kau lengah, huh? Apa kau tahu semua orang-orang Daddy dipecat secara tidak terhormat oleh Jones?"Gio membulatkan matanya saat mendengar ucapan ayahnya. Dia sedikit berbisik agar Jones dan Valen tidak mendengar perkataannya. "Bagaimana bisa hal itu terjadi, Dad? Setahuku Jones akhir-akhir ini lebih sering menghabiskan waktunya bersama wanita-wanitanya. Dia bahkan tidak pernah pergi ke perusahaan selama aku mengikutinya.""Kau bodoh! Jadi, pekerjaanmu hanya mengikutinya saja?!" Suara ayah Gio membalas dengan suara yang keras. "Huh … aku menyesal sudah memilihmu, Gio. Aku harusnya menyerahkan semuanya pada anak kakakku, dan bukan kau. Kau hanya beban bagi keluarga Brown."Gio menggigit bibir bawahnya keras-keras. Dia menurunkan ponselnya dari telinganya setelah ayahnya memutuskan telepon sepihak. Dia mengepalkan kedua tangannya sambil terus berpikir, bagaimana bisa Jones melakukan itu? Bagaimana pria yang tahunya hanya bersenang-senang

DMCA.com Protection Status