"Elora Amanda Yugev. Ini namaku, dan aku sudah mati."Elora duduk di kursi dekat jendela, memegang surat kematian atas namanya. Hatinya berat dan pikirannya kacau. Surat itu menjadi bukti nyata bahwa semua orang, termasuk Jonas, telah menerima kenyataan bahwa dirinya sudah tidak ada lagi.Namun, kenyataan ini semakin melukai hatinya. Dia hidup, namun di mata dunia, ia sudah mati. Matheo Zein. Nama itu terus bergema di pikirannya. Ia adalah akar dari semua masalah ini. Ancaman, pengintai, dan kini, pernikahan Jonas—semuanya terasa seperti bagian dari rencana besar pria itu untuk menghancurkan dirinya dan keluarga Yugev.Elora meremas surat kematian itu, amarah mulai membakar dadanya. “Aku tidak bisa membiarkan ini terus berlanjut,” gumamnya.Hari itu tiba. Hari pernikahan Jonas, pewaris keluarga Zein, dengan wanita pilihan ibunya. Pernikahan ini dirancang untuk menguatkan hubungan bisnis antar keluarga dan mengukuhkan kekuasaan keluarga Zein. Jonas berdiri di altar, mengenakan setel
"Elora, kau harus istirahat, Nak.""Iya, Pa."Elora menatap layar laptopnya dengan tatapan tajam, namun senyuman miring menghiasi bibirnya. Di layar, terpampang artikel berita yang membahas bagaimana EL Company kini sepenuhnya berada di bawah naungan Zein Company."Rencana mereka berhasil," gumam Elora, suaranya terdengar datar namun penuh dengan tekad.Setiap kata dalam artikel itu terasa seperti pisau yang menusuk hatinya. Perusahaan yang ia bangun dengan kerja keras, tempat di mana ia mencurahkan semua usaha dan dedikasinya, kini menjadi bagian dari keluarga Zein. Lebih menyakitkan lagi, perusahaan itu berada di tangan Jonas, pria yang dulu menjadi suaminya sekaligus menjadi bagian dari skenario balas dendam keluarganya.Elora tahu persis bagaimana Matheo dan Rini merancang rencana ini. Mereka tidak hanya memanfaatkan situasi setelah "kematiannya," tetapi juga memastikan bahwa Jonas, yang rapuh setelah kepergiannya, tunduk pada kehendak mereka."Aku harus akui, mereka memainkan per
Elora duduk di dalam mobil mewahnya, memandangi gedung EL Company yang megah di seberang jalan. Satu batang rokok terselip di antara jarinya, perlahan membara, mengeluarkan asap tipis yang mengambang di udara. Senyum miring menghiasi wajahnya.“Puas sekali mereka,” gumam Elora sambil menghembuskan asap rokok. Tatapannya tajam, seperti elang yang mengincar mangsa.Pintu utama EL Company terbuka. Dari dalam, keluar sosok Rini Zein, mantan ibu mertuanya, dengan langkah percaya diri. Dia bertemu seorang wanita muda berambut panjang, wajahnya cantik dan penuh senyum.“Elora, itu dia Bianca, ya?” Damian yang duduk di kursi pengemudi memecah kesunyian.Elora hanya mendesah. "Iya, istri baru Jonas."Damian melirik sekilas lewat kaca spion. “Apa yang kau pikirkan sekarang?”Elora membuang rokoknya melalui jendela mobil. “Aku hanya memikirkan bagaimana cara membuat mereka membayar semuanya.”Sementara itu, di depan gedung EL Company...“Bianca, kau benar-benar luar biasa!” Rini memuji wanita m
Bar kecil di sudut kota itu ramai malam ini, namun atmosfernya tetap redup dan intim. Musik jazz mengalun lembut, sementara Elora duduk di kursi bar dengan gelas minuman di tangannya.“Apa kau yakin masih mau minum lagi?” tanya bartender, seorang pria bertubuh kekar dengan rambut cepak.Elora tersenyum tipis. “Tenang saja, aku tidak akan mabuk. Lagi pula, aku membayar mahal untuk malam ini, kan?”Bartender mengangkat bahu. “Ini sudah gelas keempatmu. Kau kelihatan baik-baik saja, tapi aku tidak ingin bertanggung jawab kalau kau tiba-tiba ambruk.”Elora terkekeh pelan, namun tawa itu tidak sampai ke matanya. “Aku tahu batasanku. Jangan khawatir.”Bartender tidak menjawab, hanya mengambil gelas kosongnya dan membersihkannya. Sementara itu, pikiran Elora terus dipenuhi bayangan Jonas dan Bianca. Wajah Bianca dengan senyum manisnya, selalu muncul di setiap pikirannya seperti tamparan keras.“Apa aku cemburu?” gumam Elora pelan. Dia menyesap minumannya lagi, mencoba menepis rasa sesak di d
Jonas pulang larut malam dengan tubuh sempoyongan. Pintu rumahnya terbuka perlahan, menimbulkan bunyi berderit kecil. Bianca, yang sedang duduk di kamarnya dengan wajah penuh amarah, segera berdiri saat melihat suaminya masuk dengan langkah tidak stabil.“Kau mabuk lagi?” sergah Bianca tajam.Jonas tidak menjawab. Dia hanya melepas jasnya dengan sembarangan, menjatuhkannya di sofa, lalu berjalan menuju tangga.“Jonas, aku bicara denganmu!” Bianca memekik, menghampirinya. “Apa kau tidak tahu malu pulang ke rumah dalam keadaan seperti ini?!”Jonas menghentikan langkahnya, memutar tubuh dengan tatapan lelah dan tidak peduli. “Aku lelah, Bianca. Jangan ganggu aku.”Bianca mendekat, menahan lengannya. “Lelah? Kau bilang lelah? Kau punya istri di rumah ini, Jonas! Tapi kau selalu bersikap seperti aku tidak ada!”Jonas menatap Bianca dengan mata yang setengah terpejam. “Kau tidak perlu menunggu. Aku tidak pernah memintanya.”Bianca tersentak, tangannya yang mencengkeram lengan Jonas perlaha
Tap! Tap!Langkah berat Jonas terdengar menuruni tangga. Wajahnya kusut, rambutnya berantakan. Ia baru saja bangun dan hendak ke dapur untuk mencari kopi. Namun, belum sempat ia sampai di lantai bawah, suara langkah cepat Rini terdengar mendekat.PLAK!Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Jonas. Pria itu terhuyung sejenak, memegangi wajahnya yang memerah. Ia mendongak, menatap ibunya dengan tatapan bingung.“Apa-apaan ini, Mami?” tanyanya, mencoba menahan emosinya.“APA-APAAN KAU, JONAS?!” teriak Rini, wajahnya merah karena marah. “Bianca meninggalkan rumah ini tadi pagi! Kau membuat menantu ku pergi!”Jonas menghela nafas panjang. “Dia pergi karena dia ingin pergi, Mami. Aku tidak pernah memintanya bertahan.”“KAU GILA?!” Rini mendekat, menunjuk wajah Jonas. “Kau tahu apa artinya ini? Kalau dia pergi dan cerita tentang rumah tangga kalian ke keluarganya, bisnis kita bisa hancur!”Jonas menyilangkan tangan di dada. “Aku tidak peduli.”Rini melotot. “Apa maksudmu tidak peduli? Pernik
Pagi itu, suasana di kantor EL Company tampak seperti biasa. Para karyawan sibuk dengan pekerjaan mereka, sementara Jonas berada di ruangannya, mencoba fokus meski pikirannya sedang kacau. Namun, semua ketenangan itu berubah menjadi kekacauan ketika seorang wanita memasuki lobi dengan langkah tegas.“Elora Amanda Yugev?” gumam seorang resepsionis yang mengenali wajah wanita itu dari potret lama di koridor kantor.Semua mata langsung tertuju padanya. Elora mengenakan setelan hitam elegan, membawa map berwarna merah di tangannya. Wajahnya tenang tetapi tegas, tatapannya tajam seperti pisau. Tanpa sepatah kata pun, ia berjalan menuju lift dengan Damian yang mengikutinya di belakang.“Permisi, Nona! Anda tidak bisa masuk tanpa izin!” seorang petugas keamanan mencoba menghentikannya.Elora berhenti sejenak, menoleh. “Beritahu Jonas Zein, pemilik sah EL Company telah kembali.”Keheningan menyelimuti lobi. Para staf saling pandang, tidak yakin apa yang harus dilakukan. Elora melanjutkan lan
Jonas masih duduk di ruang kerjanya, memandangi dokumen-dokumen yang baru saja ditinggalkan Elora. Semua terasa seperti mimpi buruk. Namun di balik semua itu, ada satu perasaan yang tidak bisa ia hindari, kebahagiaan.Elora masih hidup. Wanita yang pernah menjadi bagian penting dari hidupnya itu ternyata tidak pernah benar-benar pergi. Tapi kenyataan ini datang dengan harga yang sangat tinggi—Elora kembali dengan membawa badai yang menghancurkan keluarganya. Sebenarnya dia tidak peduli.Jonas keluar dari ruangannya dengan langkah gontai, dan langsung disambut oleh ibunya, Rini, yang wajahnya masih penuh amarah.“Jonas! Kau diam saja melihat wanita itu menghancurkan kita?!” Rini berteriak, suaranya menggema di lorong kantor.Jonas mengangkat tangan, meminta ibunya tenang. “Mi, tolong jangan berteriak. Ini kantor.”“Tutup mulutmu! Kau seharusnya tidak membiarkan dia mengambil alih perusahaan ini! Apa kau tidak punya harga diri?”Jonas menatap ibunya dengan wajah datar. “Dia hanya menga
Jonas tak pernah menyerah untuk mendekati Elora. Setelah membantunya melawan Raymond, ia sadar bahwa cintanya pada Elora tak pernah padam. Namun, ia tahu bahwa memperbaiki kepercayaan yang telah hancur tidaklah mudah.Setiap minggu, Jonas menyempatkan diri mengunjungi EL Company, tidak dengan niat mengganggu, tetapi untuk menunjukkan dukungannya. Ia datang dengan membawa ide-ide baru untuk bisnis, atau sekadar menawarkan bantuan jika Elora membutuhkan.“Aku tidak meminta kau untuk langsung menerimaku kembali, Elora,” kata Jonas suatu hari saat mereka sedang berdiskusi di ruang rapat. “Aku hanya ingin kau tahu bahwa aku ada disini, siap membuktikan bahwa aku bukan seperti Papi.”Elora menatapnya, matanya penuh keraguan namun juga kehangatan yang ia coba sembunyikan. “Aku tidak tahu, Jonas. Luka ini terlalu dalam. Butuh waktu untuk menyembuhkannya.”“Aku punya seumur hidup untuk menunggu,” balas Jonas dengan senyum kecil.Hubungan mereka mulai membaik, meski perlahan. Elora tidak lagi m
Elora menatap Jonas yang berdiri di depannya. Wajah pria itu penuh tekad, meskipun garis-garis kelelahan terlihat jelas. Jonas masih pria yang sama, penuh semangat melindungi orang-orang yang ia sayangi.“Aku tahu kau mungkin membenciku sekarang, Elora,” ujar Jonas perlahan, suaranya bergetar. “Tapi aku tidak bisa hanya diam melihat kau dihancurkan seperti ini.”Elora menghela nafas panjang. Ia ingin menolak, ingin mengatakan bahwa ia cukup kuat untuk mengatasi semuanya sendiri. Namun, ia tahu kenyataannya berbeda. Ia tidak mengenal Raymond sedalam Jonas, dan ancaman dari lelaki itu semakin nyata.“Aku tidak membencimu, Jonas,” akhirnya Elora menjawab. “Aku hanya tidak tahu apakah aku bisa mempercayaimu lagi.”Jonas tersenyum tipis. “Aku tidak meminta kepercayaanmu. Aku hanya ingin membantumu. Kau tahu aku bisa.”Setelah beberapa detik hening, Elora mengangguk pelan. “Baiklah. Tapi ini tidak berarti aku melupakan masa lalu.”Jonas segera mengambil langkah. Ia menggunakan jaringan lama
Kehidupan Elora yang semula berjalan stabil kembali diusik oleh kejahatan tak terduga. Setelah penolakan tegasnya terhadap Raymond, sebuah video tak senonoh tiba-tiba muncul di media sosial. Video itu diklaim sebagai bukti bahwa Elora pernah bekerja sebagai gadis malam, sesuai rumor yang selama ini mengintainya. Elora mendapati video itu saat sedang berada di kantor. Damian, yang mengetahui berita tersebut lebih dulu, langsung bergegas ke kantornya. "Elora, kau harus melihat ini," ujar Damian dengan wajah serius, menunjukkan ponselnya. Elora menatap layar ponsel itu dengan alis berkerut. Ia melihat video seorang wanita yang wajahnya sengaja disamarkan, tetapi dengan narasi dan bukti palsu yang membuatnya terlihat seperti dirinya. “Itu bukan aku!” tegas Elora, suaranya bergetar. Damian menggenggam bahu Elora. “Aku tahu itu bukan kau. Tapi kita harus bertindak cepat. Ini fitnah yang serius.” Video itu menyebar seperti api. Media-media gosip segera mengambilnya sebagai bahan berita
Kerjasama antara Elora Yugev dan Mr. Donovan membawa EL Company ke tingkat yang lebih tinggi. Dengan investasi besar dan pengalaman Donovan di dunia bisnis, Elora berhasil mengimplementasikan strategi-strategi inovatif yang membuat perusahaannya menjadi sorotan di pasar. EL Company kini tidak hanya dikenal di dalam negeri tetapi juga mulai menarik perhatian internasional."Kerja kerasmu luar biasa, Elora," ujar Donovan suatu pagi di ruang rapat. "Aku jarang melihat seseorang dengan dedikasi seperti ini. Kau benar-benar mengubah arah perusahaan ini.""Terima kasih, Mr. Donovan," jawab Elora sambil tersenyum. "Namun, ini semua tidak mungkin tanpa dukungan Anda."Donovan tersenyum tipis. "Aku hanya membuka jalan, sisanya adalah hasil usahamu."Sementara itu, Damian Yugev kembali membuktikan kapasitasnya sebagai seorang pemimpin. Setelah beberapa bulan membangun kembali jaringan dan memanfaatkan nama baiknya, ia berhasil mendirikan sebuah perusahaan baru yang mulai mencuri perhatian."Sia
Kehidupan keluarga Yugev perlahan kembali berjalan normal setelah badai panjang yang mereka hadapi. Damian Yugev memulai kembali dari nol. Meskipun pernah menjadi salah satu pebisnis terbesar di masanya, ia kini harus menata ulang segalanya sebagai pebisnis pemula. Tidak mudah, tetapi Damian adalah sosok yang pantang menyerah."Papa, Papa pernah di atas," kata Elora saat makan malam bersama Damian dan Anita di rumah mereka yang sederhana namun nyaman. "Aku yakin Papa bisa kembali ke sana."Damian tersenyum, menatap putrinya dengan penuh haru. "Papa sudah pernah merasakan kehilangan segalanya, Nak. Kalau sekarang harus memulai dari nol, itu tidak masalah. Yang penting, kita masih punya keluarga."Anita Yugev, meskipun masih trauma dengan apa yang mereka alami, perlahan mulai menemukan ketenangan. Ia tidak lagi hidup dalam bayang-bayang ketakutan akan keluarga Zein. Kehancuran Matheo dan keluarganya menjadi akhir dari mimpi buruk yang selama ini menghantui mereka.Elora kini menjadi sor
Dunia bisnis kembali digemparkan. Setelah bertahun-tahun penuh dengan intrik dan manipulasi, akhirnya kejahatan yang dilakukan Matheo Zein terhadap keluarga Yugev terungkap ke publik. Penyidikan panjang, didukung oleh bukti-bukti yang Elora bawa, mengungkapkan bahwa kebangkrutan dan kecelakaan yang menimpa Damian Yugev bukanlah kecelakaan biasa. Semua itu adalah hasil dari rencana kejam Matheo untuk merebut kekayaan keluarga Yugev dan menghapus jejak mereka dari dunia bisnis.Damian Yugev, yang dulu dihancurkan namanya, kini mendapatkan keadilan. Pengadilan memutuskan Matheo bersalah atas serangkaian kejahatan, termasuk penggelapan, pemalsuan dokumen, dan percobaan pembunuhan. Hukuman berat dijatuhkan, dan reputasi keluarga Zein yang selama ini dijaga dengan penuh manipulasi hancur dalam sekejap.Keputusan pengadilan memicu reaksi berantai. Para investor yang sebelumnya percaya pada keluarga Zein mulai menarik diri dari perusahaan mereka, tak ingin terlibat dalam skandal besar ini. S
Kantor EL Company dipenuhi dengan hiruk-pikuk aktivitas. Elora duduk di kursi eksekutifnya, tampak tenang meski banyak yang tahu betapa sibuknya pikirannya. Kemenangan yang baru diraih masih menjadi perbincangan hangat di media, tetapi bagi Elora, itu hanyalah salah satu langkah dari rencana panjangnya.Tiba-tiba pintu ruangannya terbuka. Jonas muncul, wajahnya penuh dengan campuran rasa bersalah dan tekad. Ia tampak lebih tua dari terakhir kali Elora melihatnya, seolah-olah beban hidup mulai menghancurkan pria yang dulu begitu percaya diri itu.“Elora,” katanya dengan suara parau. Ia berdiri di ambang pintu, tak berani melangkah lebih jauh. “Bisakah kita bicara?”Elora memandangi Jonas dengan tatapan datar. “Kalau kau datang untuk memohon, aku rasa kau membuang waktumu. Kau sudah membuat pilihan, Jonas. Dan aku bukan pilihan itu.”Tapi Jonas tidak menyerah. Ia masuk lebih dalam ke ruangan itu, menutup pintu di belakangnya. “Aku salah, Elora. Semua yang aku lakukan adalah kesalahan.
Kehebohan yang ditimbulkan oleh kembalinya Elora ke dunia bisnis bukan hanya mengguncang dunia usaha, tetapi juga mengguncang kehidupan pribadi keluarga Zein. Dalam sekejap, kehidupan mereka berubah menjadi sorotan media. Wartawan mengepung rumah dan kantor mereka, sementara berita tentang pengembalian Elora ke EL Company membuat judul-judul utama di surat kabar.Tidak hanya itu, kenyataan bahwa Jonas telah menikah lagi dengan Bianca setelah mengumumkan kematian Elora, semakin memperburuk citra keluarga Zein.Elora, di sisi lain, tampaknya menikmati setiap momen dari kehebohan ini. Dia berdiri tegak di depan layar televisi, menyaksikan pemberitaan tentang dirinya, sambil tersenyum lebar. Di matanya, semuanya berjalan sesuai rencana. Setelah bertahun-tahun berada dalam bayang-bayang, akhirnya dia mendapatkan kembali apa yang menjadi haknya.Namun, kemenangan Elora tidak hanya terbatas pada kembali ke perusahaan yang telah dirampas darinya, melainkan juga pada sesuatu yang lebih besar
Matheo duduk di kursi kepala meja dengan wajah memerah, sementara Rini berjalan mondar-mandir sambil melontarkan makian kepada Elora.“Kita harus bertindak sekarang!” seru Rini. “Wanita itu mempermalukan kita di depan dunia!”“Kita sudah menyiapkan gugatan hukum,” jawab Matheo dengan nada datar. “Tim legal kita akan menuduhnya melakukan pencemaran nama baik dan penyelewengan dokumen perusahaan.”Rini mengangguk setuju. “Bagus. Ini akan membuatnya sadar bahwa dia tidak bisa seenaknya merampas apa yang bukan miliknya.”“Jonas, kau akan mendukung langkah ini, kan?” tanya Matheo, menatap putranya.Jonas mengangkat bahu, wajahnya tampak tanpa emosi. “Kalian lakukan saja apa yang menurut kalian benar. Aku tidak peduli.”Rini membanting tangannya ke meja. “Kau benar-benar tidak berguna, Jonas! Ini semua salahmu! Jika kau tidak menikahi wanita itu, kita tidak akan berada dalam kekacauan ini!”Jonas tidak menjawab, hanya berdiri dari kursinya dan meninggalkan ruangan.Berita tentang gugatan ya