Beranda / CEO / Gadis Lugu Tawanan sang Mafia / 39. Pria yang Kendrick Telepon

Share

39. Pria yang Kendrick Telepon

Penulis: Gabrilia Viola
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-20 22:53:16

“Oh, Danielle? Kau di sini?”

Langkah pria itu mendekat. Dia bersalaman dengan Danielle. Duduk di kursi kosong yang berada di samping Lily.

“Di mana Kendrick? Katanya dia berada di sini?”

“Dia sepertinya ke toilet. Tadi dia menelepon seseorang. Apa dia meneleponmu?” tanya Danielle

Alvin menatap pada layar ponsel, ternyata Kendrick telah menutup teleponnya. Sepertinya dia mendengar percakapannya dengan Danielle.

“Eh, iya. Aku meneleponnya tadi, makanya aku kaget karena Kendrick tak ada di sini.”

Sementara itu Lily tak menyadari keberadaan pria berambut merah di belakangnya. Dia tetap merenung sambil menikmati pemandangan itu.

Saat menatap rambut gadis di sampingan yang berwarna merah jahe bergelombang, Alvin teringat pada adiknya, Lizy. Rambut gadis itu persis dengan rambut adiknya.

“Danielle. Ini siapa?” tanya Alvin dengan kode menggerakkan wajah.

“Oh, itu Lily,” jawab Danielle santai dengan wajah yang tertuju pada hal lain.

Mata Alvin sedikit membelalak. Dia merasa dirinya s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   40. Kotak Hitam Pemberian Kendrick

    “Maksudnya?”Alvin kaget dengan apa yang Kendrick katakan, dia pikir Kendrick itu sudah gila. Dia menatap pada Lily dengan heran. Sebenarnya dia mengerti apa yang di maksud Kendrick, namun dia tak bisa percaya akan hal itu.“Bagaimana, sih? Kau bisa mengatakannya dengan jelas, tidak?” ucap Alvin karena sangat ragu dengan pemikirannya sendiri. Dia masih yakin jika dirinya tak memahami.Kendrick melipat kedua tangannya sambil memerhatikan bahasa tubuh pria berambut merah itu. Dia sangat paham jika Alvin masih ragu akan hal itu.“Tenanglah, jangan ragu. Apa yang sekarang kau pikirkan itu tak salah, Alvin.”“Aku telah mengatakannya dengan jelas dan kau sudah mengerti akan hal itu. Tapi kau masih ragu. Benarkan?”Alvin menundukkan kepala, dia merenungkan apa yang Kendrick ucapkan itu. Dia bisa mengakui jika temannya itu tak salah. Tapi Alvin bingung. Bagaimana cara dia mengetahui isi pikirannya?“Eh ... iya. Kau benar, Kendrick.”“Bagaimana kau bisa tahu?”Sudut bibir Kendrick t

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-21
  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   41. Kopi Susu

    Merasa letih setelah mengantarkan ayahnya ke bandara. Melemparkan kotak hitam pemberian Kendrick itu ke ranjang, Alvin merebahkan tubuhnya. Sorot matanya memandang langit-langit atap. Ada banyak sekali hal aneh yang terjadi hari ini.Mulai dari adik perempuan kecilnya yang meminta diambilkan bintang di langit sampai dengan pernyataan Kendrick jika sebenarnya Lily memiliki saudara pisah.Semua itu benar-benar aneh, tapi Alvin masih penasaran dengan apa yang Kendrick bicarakan. Dia ingin tahu kebenaran di balik siapa Lily sebenarnya.Alvin bangun, dia menoleh ke kotak hitam misterius itu. Dia mengambil kotak itu. Alvin penasaran, dia belum membukanya sama sekali hari ini.Penutupnya dia buka dengan perlahan. Isinya itu sangatlah aneh, Alvin meletakkan penutupnya dengan mata yang tak terpejam dari isi kotak itu. Isinya seperti kertas yang berisi tulisan dan juga sebuah kotak berwarna merah. Alvin mengambil kertas tersebut. Membuka gulungannya perlahan. Ternyata isinya membuat dia l

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-22
  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   42. Hal Tak Terduga

    Di ruang tengah, Kendrick melihat Danielle sedang yang sibuk dengan komputer dan juga berkas-berkasnya. Dia mengerjakan pekerjaan yang Kendrick berikan untuk mempersiapkan materi meeting di kantor nanti.Selain menjadi salah satu anggota gangster, Danielle juga bekerja sebagai sekretaris pribadi Kendrick. Yang membantu hampir semua pekerjaan KendrickKendrick melihat pada kopinya. Itu adalah kebetulan yang menguntungkan. Kendrick pun menghampiri Danielle“Danielle. Aku punya kopi untukmu.”Kendrick meletakkannya di samping Danielle. Saat melihat kopi itu, perasaan Danielle sedikit tak enak. Selama 5 tahun bekerja di sini, Kendrick tak pernah memberinya kopi seperti ini. Danielle sangat bingung.“Tumben kau—“Kendrick memberi isyarat diam padanya, matanya memutar ke arah dapur.“Jangan keraskan suaramu. Nanti Lily mendengarnya,” ucap Kendrick dengan nada berbisik. Danielle mengerti sekarang, itu adalah kopi buatan Lily. Mungkin rasanya mengerikan, oleh karena itu Kendrick memb

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-23
  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   43. Penjelasan

    Melangkah dengan tatapan kosong, gadis yang sebelumnya ceria itu sekarang menjadi tak bersemangat. Dia meletakkan roti buatannya itu di meja ruang tamu. Sekarang Lily tak punya mood untuk memberikan roti itu pada Kendrick.Lily bernafas berat. Tubuhnya sangat melemas seperti bunga yang layu. Dia menoleh ke belakang, Kendrick yang sedang berbincang dengan pesuruhnya itu bisa terlihat dari kaca. “Sepertinya dia tak sebaik yang kupikirkan.”Wajah Lily memerah, dengan alis yang berkerut kesal. Namun saat dia pikir-pikir, itu semua adalah kesalahannya.“Seharusnya saat itu aku memberitahu Kendrick jika kakek Bretton yang telah menyelamatkanku dari penculik itu dan mengantarkanmu ke rumahnya,” gumam Lily menyesal. Dia melihat ke arah Kendrick kembali. Pandangannya sangat sinis. “Tapi aku akan mengatakannya sekarang.”Melangkah dengan secepat kilat. Lily menghampiri pria itu tepat di hadapannya. Tatapannya yang tajam tampak sangat sinis dengan wajah yang memerah.Kendrick tak bisa

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-24
  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   44. Drama Menuruni Tangga

    “Bawa aku ke sel tahananmu, Tuan.”Pupil mata Kendrick mengecil dan matanya sedikit membelalak. Dia bingung dengan maksud gadis itu.“Maksudmu bagaimana? Aku tak bisa membawamu ke sel itu.”“Kenapa tidak bisa, Tuan? Kau tak ingin aku mengunjungi kakek Bretton karena tak mau aku melihat dia disiksa di sana?” balas Lily kesal. Dia bisa melihat kepanikan di wajah pria itu. Membuatnya semakin yakin jika Kendrick sedang menutupi sesuatu.Pria itu menggelengkan kepala dengan panik. “Tidak, Lily. Bukan begitu maksudnya.”“Tadi aku hanya berpikir kau ingin pindah ke sel tahananku. Sel tahananku itu tidak aman untukmu.”“Jika iya memangnya kenapa, Tuan?” balas Lily bernada tinggi.“Aku lebih baik tinggal bersama kakek Bretton di ruang penyiksaan daripada tinggal bersama seseorang yang tak tahu berterima kasih pada pengasuhnya.”“Apa kau lupa, Tuan? Kakek Bretton pernah mengasuhmu selama lima tahun di dalam rumahnya saat kedua orang tuamu pergi ke luar negeri. Aku baru ingat jika anak l

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-24
  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   45. Sebuah Panggilan Yang Kembali

    Kendrick merasa aneh dengan gadis itu. Sejak beberapa menit yang lalu dia berdiam, tak bergerak sedikit pun.Akhirnya dia telah sampai di lantai yang dituju. Sekarang Kendrick berani melihat ke gadis itu.“Oh, Pantesan.” Ternyata gadis itu tertidur di pelukannya. Rasanya Kendrick tak kuasa membangunkan gadis itu. Dia kasihan pada gadis itu, dia pasti sangat kelelahan.Tapi gadis itu sedikit menyulitkannya membuka pintu. Dia menurunkan tubuhnya dengan hati-hati, menguatkan lengannya untuk menahan gadis itu agar tak bergerak. Pintu itu pun terbuka.Kendrick masuk ke dalamnya, tanpa menutupnya kembali.Gadis itu mengeluarkan suara. Kendrick menghentikan langkahnya. Lily membuka matanya, menoleh ke sana ke mari dengan bingung. Gadis itu menguap dan menutupnya dengan telapak tangan.“Kita sudah sampai?” tanya Lily masih melemah.Kendrick tersenyum tipis. “Iya, sayang. Turunlah.”Kendrick menurunkannya. Gadis itu celingak-celinguk ke sana ke mari, memerhatikan semua ruangan aneh

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-25
  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   46. Rahasia Kakek Bretton

    “Tidak, Kendrick.”“Jangan meminta maaf. Kau tidak salah.”“Jika Kakek berada di posisimu. Kakek pasti juga akan melakukan hal yang sama sepertimu.”Kendrick menoleh pada piring makanan yang masih utuh itu. Para pelayan biasanya diberi makan tahanan setiap jam 12 siang. Kendrick menoleh pada jam tangannya, ternyata sudah jam 1 siang.“Kenapa Kakek tidak memakan makanannya? Apa Kakek tidak lapar?”“Tolong makanlah. Ini demi kesehatanmu.”Kendrick mengambilkan piring makanan di sampingnya itu. Dia menyendok beberapa lauk dan nasinya.“Makanlah. Aku yang menyuapimu, Kek. Seperti kau menyuapiku saat kecil.”Kakek Bretton menggelengkan kepala. “Maaf, Nak. Aku tidak mau makan.”Kendrick seakan melemas mendengarnya. Dia meletakkan kembali piring makanannya itu.“Kenapa, Kek? Itu kan demi kesehatan Kakek.”Bretton menggeleng dengan senyum tipis. “Maaf, Kendrick.”“Kau benar-benar tidak tahu apa yang sedang terjadi.”Pupil mata Kendrick mengecil. “Apa yang sebenarnya terjadi, Kek?

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-25
  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   47. Langkah Nekad Kendrick

    “Sekarang aku mengerti, Kek,” ucap Kendrick tanpa sadar melanggar peraturannya.Bretton langsung memberi isyarat diam, menatap sinis pada pria itu. Kendrick menundukkan wajahnya dengan menyesal. “Maaf, Kek.”“Jadi sekarang mengapa kau tidak ingin makan?” tanya kembali Kendrick penasaran.Kakek Bretton menghela nafas berat dengan memejamkan mata.“Tadi sudah kubilang. Aku adalah ancaman untukmu, Ken.”Wajah Kendrick tampak bingung. Dia baru menyadari maksud dari kata-kata itu. Jantung pria itu tiba-tiba berdetak kencang. Air mata Kendrick menetes begitu saja menatap Kakek Bretton. “Jadi apa hubungannya dengan makanan, Kek?”“Tolong makanlah, Kek. Kau dan kakek Robin adalah satu-satunya harapanku. Aku tidak punya orang tua lagi selain kalian.”“Mereka sudah memisahkanku dari kedua orang tuaku dan sekarang kau juga ingin berpisah denganku? Tolong jangan lakukan itu.”Lily tersadar dengan maksud Kendrick. Matanya pun berkaca-kaca. Nafas gadis itu mulai memberat.Sementara itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-26

Bab terbaru

  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   62. Apa Yang Terjadi?

    Lily menoleh pada jam dinding, tak terasa sudah pukul 17.54. Gadis itu menunggu selama berjam-jam hingga senja telah larut. Wajahnya menunduk dengan penuh rasa khawatir. Ibu Alexandria tidak datang-datang, sedangkan Kendrick masih belum pulang. Lily sangat bingung dengan apa yang terjadi.Bahkan dia telah menelepon Kendrick berulang kali, namun tak diangkat. Itu membuatnya semakin khawatir dan gelisah dengan keadaan pria itu. Lily takut dia adalah masalah di jalan atau yang lebih parahnya lagi kecelakaan.“Sebenarnya ini ada apaan, sih? Kok aneh banget?”“Apa jangan-jangan Ibu Alexandria menipuku, ya? Kenapa coba dia dia gak datang, padahal dia sudah berjanji dengan Kendrick.”Lily menghirup nafas panjang, lalu menghembuskannya perlahan. Itu membuat dirinya menjadi lebih tenang. Dia masih tak bisa percaya ibu Alexandria melakukan hal ini padanya, tanpa memberikan alasan yang jelas mengapa dia tak datang.“Sepertinya aku tidak boleh mempercayai siapa pun.”Gadis itu beranjak dari

  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   61. Akhirnya Alvin memberikannya

    “Eh ... sebenarnya memang benar jika Danielle adalah temanku, tapi itu dulu sekarang tidak. Itu karena terjadi sebuah pertengkaran antara aku dengannya, sehingga aku menghapus nomornya begitu saja. Maaf, saat itu aku terbawa emosi.”Lizy bahkan tak memejamkan matanya menatap mata laki-laki itu. Tatapan tajam gadis itu membuat Alvin takut untuk menoleh padanya. Lizy bisa melihat kebohongan pria itu dengan melalui ketidak tenangan rautnya.“Jangan berbohong! Apakah kau tidak lihat kau sedang berhadapan dengan siapa?” “Aku bisa membaca bahasa tubuh maupun pikiranmu dengan sekali lihat. Jangan pernah lupa jika aku kuliah jurusan psikologis.”Alvin mengangkat wajahnya, dia menatap sinis pada gadis itu. Dia akui apa pun yang Lizy katakan memang benar, tebakannya tak pernah luput. Oleh karena itu Lizy selalu dianggap ancaman.“Terserah kau saja, meski kau menganggapku munafik pun aku tak peduli,” bantah Alvin tak terima.Pria itu membuka ponselnya. Dia menekan bagian kontak dan mulai

  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   60. Mencurigai Kebohongan

    Di dalam kamar Kendrick yang telah tertutup rapat, suara ponsel terus berdering di atas meja kerjanya. Tak seorang pun yang bisa mendengar karena luasnya kamar tersebut. Ponsel itu tertinggal karena Kendrick terburu-buru pergi demi menghindari pertanyaan Lily.Saat ini pria itu sedang duduk di sebuah kafe out door. Pandangannya begitu kosong, menatap polos pada keramaian orang-orang di jalan itu.Dia menarik nafas dengan berat, lalu menghembuskannya perlahan. Mengangkat secangkir kopi hangatnya, lalu menyeruput perlahan.“Andai saja saat itu aku tak meninggalkan ayah, semua ini mungkin tak akan terjadi.”Kendrick sangat menyesali perbuatannya saat itu. Hal paling menyakitkan dalam hidupnya adalah mengambil keputusan yang sering dianggap sepele. Kendrick tak mengerti mengapa semua hal yang dia anggap kecil selalu menjadi besar, seperti keputusannya untuk menyembunyikan Kakek Bretton dan ayahnya di ruangan yang dia anggap aman.Padahal mereka berdua masing-masing telah dia berikan

  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   59. Efek Pelukan

    Bibir Lily semakin terangkat dengan sudutnya yang menurun. Sangat menyakitkan baginya untuk semua itu. Dia masih tak bisa meninggalkan Kendrick.Tanpa ragu-ragu lagi, Lily memeluk Kendrick dengan erat. Merasakan hangatnya tubuh Lily, membuat Kendrick merasa panas dingin. Kendrick meneguk salivanya sendiri saat merasakan kedua tangan kecil Lily yang melingkar ditubuhnya itu memberikan sensasi geli yang terangsang syahwatnya.Kendrick tak memedulikan apa yang sedang Lily pikirkan, dia sedang berusaha menahan dirinya untuk tak melakukan apa pun.“Tuan, kau tak mau bertemu denganku lagi bukan karena kau ingin pindah alam, kan?”Kendrick tak menyangkal apa yang dia katakan. Bisa-bisanya gadis itu berpikir seperti itu?“M-maksudnya?”Lily melepaskan pelukannya dan melihat pada Kendrick. Mata mereka saling bertemu dengan saling bertanya-tanya.“Tuan tidak paham?”Pria itu merasa malu dengan pertanyaan bodohnya itu. Mengalihkan pandangan ke hal lain sambil memikirkan cara untuk menjaw

  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   58. Pelukan Hangat Perpisahan

    “Melepasmu?”“Untuk apa aku takut melepasmu, Lily?”Kendrick tersenyum, lalu tertawa. Saat itu sebenarnya dia menertawakan dirinya sendiri yang berpikir aneh. Lily bukanlah segalanya, dia hanya gadis yang dia tawan di rumahnya dan dirinya malah menaruh perasaan pada gadis itu.Senyum pria itu memudar dengan begitu cepat. Dia menjadi tampak murung.“Selamat, Lily.”Kendrick menjulurkan tangannya pada gadis itu. Tapi Lily hanya memerhatikan tanpa menggerakkan tangannya sedikit pun.“Selamat akhirnya kau bertemu dengan orang tuamu. Hari ini adalah hari berakhir kita bertemu. Setelah ini kita akan benar-benar berpisah.”Kendrick bahkan tak menurunkan tangannya walaupun tahu Lily hanya diam saja.”Lily mulai mengerti dengan maksudnya, dia tak mengerti mengapa Kendrick tak mau menemuinya lagi setelah ini.Dengan senyum lebar dia menerima jabatan tangannya. “Terima kasih, Tuan. Terima kasih atas semuanya.”Kendrick merasa seperti berkeringat panas dingin. Dia merasa senang sekaligu

  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   57. Berat Untuk Melepasnya

    Kendrick merebahkan tubuh di sofa. Pandangan matanya kosong tertuju pada langit-langit atap. Dadanya terasa seperti panas, terkadang dia menghirup nafas dengan berat dan menghembuskannya seakan menghembuskan kesedihannya.Hari ini Lily dan Liza masih belum datang, padahal sudah jam dua siang. Entah ke mana kedua gadis itu sampai selama ini. Tapi Kendrick tak merasa khawatir karena ada Danielle yang menjaganya.Walau begitu Kendrick tetap tak bisa tenang. Di pikirannya hanya ada wajah Lily. Kendrick masih ingat saat pertama kali bertemu dengan gadis itu, Lily begitu ketakutan melihat dirinya kala itu. Bagi Kendrick gadis itu berbeda dengan gadis lainnya, yang selalu menginginkan uang, barang branded dan hidup yang mewah, sedangkan Lily yang terpenting hanya makan.Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, Kendrick masih merasa dia baru kemarin membawa Lily ke rumah ini. Sekarang Lily telah menemukan keluarganya. Sebentar lagi, Kendrick tak akan mendengarkan suaranya lagi di rumah ini.

  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   56. Kebahagiaan di Wajah Alexandria

    “Iya. Aku sebenarnya sedih melihat Lily yang dirundung seperti itu. Sebenarnya Lizy sudah memperingatkan Lily untuk tidak curiga jika keluarga Hartberg itu keluarganya.” “Gadis itu seperti tidak ingin jika Lily itu benar-benar adik kandungnya. Dia bahkan sampai meneriaki Lily agar tidak mendekati keluarganya lagi di depan umum.” Darah Nyonya Alexandria sebenarnya memuncak sampai ubun-ubun sampai wajahnya sedikit memerah. Tangannya mengepal begitu erat. Dia menghela nafas, berusaha mengeluarkan udara panas dalam tubuh. “Maafkan dia, Kendrick. Kau pasti juga marah karena Lizy sangat jahat dengan Lily.” “Sifat Lizy memang begitu. Aku tidak tahu mengapa, aku bahkan tidak bisa mengubah sifatnya meskipun aku sendiri sering memarahi anak itu.” “Tapi mungkin setelah lama serumah dengan Lily, mungkin sifatnya akan berubah. Lily sepertinya gadis yang baik dan perhatian. Mungkin dia bisa mengubah sifat anak pertamaku itu.” Alexandria mengembangkan senyumnya, tapi dia tidak bisa

  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   55. Menjadi Ikhlas

    Pintu mobil terbuka. Pria bertubuh kekar dengan kemeja putih yang memperlihatkan tubuh indahnya keluar. Sorot pandangnya tertuju pada rumah wanita yang kerap di sapa Nyonya Alexandria. Dia bukanlah sembarang wanita, dia adalah memilik perusahaan brand pakaian terbesar di seluruh negeri.Mulai melangkahkan kaki. Hari ini Kendrick berniat mempermalukan Lizy di hadapan keluarganya langsung, gadis yang pernah menolak cintanya dan menghinanya saat masih kuliah. Mungkin berbalas dendam pada gadis seperti itu adalah tindakan pengecut yang tidak maskulin. Namun, demi memulangkan tawanan kesayangannya itu, Kendrick terpaksa melakukannya dan tak memikirkan apa yang akan terjadi padanya nanti.Kendrick tak bisa berbohong pada dirinya sendiri. Dia sudah terlanjur mencintai Lily. Terlanjur sayang dan tak ingin kehilangan gadis itu.Dia mungkin bisa saja menikahi Lily setelah gadis itu resmi menjadi anggota keluarga Hartberg. Tapi dia tak bisa, itu semua karena dia telah membuat janji dengan s

  • Gadis Lugu Tawanan sang Mafia   54. Video Rekaman

    “Maaf, Lizy. Aku tidak menyuruh ibumu untuk menemuiku. Dia sendiri yang tiba-tiba datang.”Tatapan Lizy semakin menajam sinis. “Aku tidak peduli akan itu.”“Di sini aku hanya mengingatkanmu, jika kau mengulangi kesalahan yang sama lagi, maka kau akan lihat sendiri nanti akibatnya!” Gadis tak beradap itu enyah dari hadapannya. Lily melihatnya dari bawah hingga ke atas, seringai licik menghiasi bibirnya.Liza masih bingung dengan apa yang sedang terjadi. Gadis yang tadi itu adalah salah satu pewaris kekayaan keluarga Hartberg. Permasalahan apa yang Lily hingga dia begitu marah?“Kau punya masalah apa dengan anak konglomerat itu?” tanya Liza begitu penasaran. Senyum Lily mengembang. “Masalah kecil. Lagi pula itu juga kesalah pahaman. Nanti dia akan menyadarinya sendiri, kok.”Hal yang mereka tidak ketahui. Di balik itu semua adalah pria dengan hoodie hitam, kacamata bening dan masker yang telah merekam semua kejadian itu. Dia adalah Danielle Perterson, pesuruh sekaligus mata-m

DMCA.com Protection Status