Home / Romansa / Gadis Kesayangan Sang Mafia / 76. Waktu Tenang Berdua

Share

76. Waktu Tenang Berdua

Author: rainaxdays
last update Last Updated: 2024-02-23 14:25:02
Damian kembali ke mansion menjelang pukul empat pagi.

Bella yang terjaga langsung menghambur ke pelukan kekasihnya. Tubuh Damian lembab karena keringat, tetapi Bella tidak peduli dan membenamkan wajahnya ke leher Damian.

"Kau pasti sangat lelah. Bagaimana dengan penobatanmu?"

"Semuanya berjalan lancar," jawab Damian, mengecup ringan puncak kepala Bella. "Aku hanya harus mengurus beberapa dokumen dan baru bisa pulang sekarang. Aku merindukanmu."

"Aku juga merindukanmu," balas Bella cepat. Pipinya memerah ketika ia berjinjit dan mencium bibir pria itu.

Damian menyambutnya dengan bahagia, dalam beberapa detik mendominasi ciuman mereka. Tangannya dengan lembut menekan tengkuk Bella, sementara tangannya yang lain menarik pinggang si gadis untuk merapat ke tubuhnya.

Mata Bella melebar ketika merasakan sesuatu yang keras menekan perutnya. Ia menatap Damian dan pria itu tersenyum kecil.

"Apa kita bisa melakukannya...? Tapi jika kau lelah..."

"Tidak." Bella menggeleng pelan. "Ayo lakukan sekara
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   77. Waspada

    Pagi itu ketika Bella masih tidur, Damian bergegas menemui ayahnya.Ymar kabur.Berita itu begitu mengejutkan sampai Damian kira ayahnya hanya bercanda.Damian memang sengaja mengerahkan orang lain—yang bukan anggota organisasi—untuk menjadi pengawal agar tidak ada kecurigaan apa pun, tetapi siapa sangka Ymar masih memiliki kesempatan untuk kabur.Satu orang yang berhasil menyelamatkan diri mengatakan bahwa Ymar dibawa oleh anggota organisasi lain, atau kelompok liar. Dari cara menembak mereka yang jitu dan tepat sasaran, tidak salah lagi mereka adalah orang terlatih.Tetapi siapa?Mereka jelas mengenal Ymar dengan sangat baik sampai mau mengambil resiko dan menyelamatkannya, bahkan membiarkan satu orang tetap hidup.Mereka sengaja melakukannya.Bukan anggota kelompok atau organisasi biasa, pikirnya. Jika mereka adalah kelompok liar yang terkenal brutal, Damian masih bisa mencari jejaknya. Tetapi jika mereka adalah anggota organisasi, maka akan sulit untuk mencari identitas mereka.Set

    Last Updated : 2024-02-27
  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   78. Gagal

    "Ayah, di mana Ibu Bella berada? Apakah mereka tidak menipu kita?"Martinez mengerutkan kening. "Ayah juga heran. Tapi, Gregon sudah berjanji pada Ayah. Tidak mungkin dia mengingkari janjinya dan lebih memilih mati."Pria yang disebut sebagai Gregon itu tampak menatap cemas di seberang jalan. Dia masih muda, dengan rambut berwarna jahe. Begitu pula dengan kedua rekannya yang berdiri di belakangnya seperti penjaga. Mereka sama sekali tidak memakai masker dan sesekali mengernyit mencium bau busuk yang angin bawa.Martinez mengisyaratkan Damian untuk berjalan menyeberangi jalan. Gregon terlihat semakin cemas, dia malah mengalihkan pandang ke arah lain saat Damian menatapnya."Gregon." Martinez memanggil dengan suara penuh intimidasi, tatapannya tak lepas dari wajah Gregon. Sebuah teknik yang ia lakukan untuk membuat lawannya mempelihatkan dengan jelas apa yang tengah mereka sembunyikan. "Di mana apa yang kau janjikan?"Mereka berhadapan dan kedua rekan Gregon tampak waspada di tempat. Tet

    Last Updated : 2024-02-28
  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   79. Kedatangan Deborah

    'Nyonya Deborah datang'.Bella terdiam di bukaan aula utama dan terus mengulang tiga kata itu dalam kepalanya.Tangannnya saling meremat, sementara perasaannya berkecamuk. Ia kira, ia akan baik-baik saja, tetapi kenyataannya berbeda.Bella merasa akan mengalami serangan panik karena ketakutan.Bayangan ketika ia masih berada di Delkins dan disiksa oleh majikannya terus terngiang-ngiang di kepalanya. Ketakutan yang sama kembali menggerogoti tubuhnya, seolah-olah ia masih menjadi budak di rumah Hugo dan Deborah.Mata Bella bergerak memperhatikan aula utama yang dipenuhi dengan orang-orang berjas dan bergaun. Bella hanya mengenali beberapa dari mereka—tak lain adalah keluarga mertuanya. Sisanya mungkin adalah anggota organisasi.Mereka semua datang untuk merayakan penobatan Damian.Bella mencari-cari keberadaan Deborah, tetapi wanita itu telah menghilang di depan meja makan. Dalam sekejap, ia terlihat berbicara dengan Martinez dan Mirabesy."Bella? Kenapa kau hanya berdiri di sini?"Bella

    Last Updated : 2024-02-29
  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   80. Selamat tinggal, Hinton

    "Itu berarti ada orang yang sengaja memata-mataimu. Dia berada di pesta kemarin," ucap Martinez. Ia mengetukkan jarinya ke meja dengan tatapan menerawang. "Hanya satu yang Ayah curigai sekarang. Tidak ada yang berani untuk mengganggu Serpenquila dengan trik-trik kotor seperti itu kecuali organisasi Italisa itu. Ayah yakin organisasi Italisa itu sudah bangkit lagi dan berniat membalas dendam. Kalau bukan aku, sekarang targetnya adalah kau. Dia akan mengacaukan apa pun yang bersangkutan denganmu."Damian terdiam mendengar penjelasan ayahnya, kepalanya sakit memikirkan semuanya. Untuk kedepannya, ia tidak bisa membayangkan ancaman yang akan datang dari organisasi itu.Lebih dari apa pun, Damian mengkhawatirkan Ibunya dan Bella.Mereka berdua rentan terkena bahaya karena apa yang Damian dan Martinez tekuni. Tetapi dunia mafia adalah bagian dari kehidupan keduanya. Mereka tidak bisa memisahkan diri selayaknya pakaian yang harus mereka kenakan seumur hidup.Damian mengusap wajahnya dan hany

    Last Updated : 2024-03-04
  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   81. Menjelajahi Hutan

    "Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu."Bella menoleh mendengar ucapan Damian. Setelah menata pakaian di kamar baru mereka, Damian mengajaknya ke sebuah restoran untuk makan siang. Mereka menghabiskan waktu cukup lama di sana sembari menikmati pemandangan pantai yang tersaji.Bella tidak ingat lagi kapan terakhir kali ia melihat pantai. Mungkin sekali saat ia masih kecil. Selanjutnya, ia hanya bisa melihat gambar pantai di rumah mantan majikannya.Jika Bella larut dalam pikirannya dan memikirkan kembali kehidupan budaknya yang terkungkung, perasaan cemas itu kembali datang menghampiri.Bisa hidup bebas dan pergi ke mana pun tanpa ada rasa takut... ia tidak pernah membayangkan semua ini akan terjadi.Bahkan lebih bebas dari apa yang ia perkirakan.Harapan ibunya telah terkabul.Bella menghela napas panjang dan menggeleng. Ia tidak bisa terus memikirkan hal itu dan membuat dirinya kembali tenggelam dalam kubangan kesedihan."Ingin menunjukkan apa?" tanyanya saat Damian hanya terus menat

    Last Updated : 2024-04-02
  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   82. Penembakan dan Serangan

    Sudah seminggu berlalu sejak Bella menempati rumah barunya bersama Damian.Ia menghabiskan waktunya dengan belajar berkuda, boxing, dan juga mengasah kemampuan menembaknya. Bella masih sering meleset dari papan target, tetapi Damian mengatakan bahwa ada peningkatan dari teknik yang telah pria itu ajarkan."Apakah Nona Bella suka pakaian dengan kain yang berkilau?" Dhruv menunjuk sebuah butik dengan gaun mewah yang terpajang di etalase depan."Kurasa ini sudah cukup, Dhruv." Bella mengangkat kantong kertas yang memenuhi tangannya. Pagi ini, Dhruv menemaninya berkeliling di pusat kota Alderson. Damian sedang pergi ke kota seberang untuk melakukan transaksi obat-obatan, jadi Dhruv yang menemaninya.Bella sebenarnya bisa bertahan di rumah dengan membaca buku, tetapi Damian ingin ia berjalan-jalan. Sekadar membeli makanan atau mungkin satu-dua pakaian khas kota Alderson."Sebaiknya kita pulang sekarang, Dhruv," ucap Bella. Kakinya sudah pegal berkeliling di beberapa butik yang mereka singg

    Last Updated : 2024-04-14
  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   83. Bahaya Organisasi Baru

    "Kami telah menemukan sedikit informasi menarik mengenai apa yang terjadi padamu, Tuan Damian." Sore itu, setelah penyerangan yang terjadi pada Damian, ia mengumpulkan seluruh anggota senior untuk membahas apa yang terjadi.Andrius telah mencari tahu informasi lebih lanjut dan menemukan hal penting yang berkaitan dengan orang-orang yang menyerang Damian."Mereka bukan kelompok liar, tapi organisasi baru yang dibentuk," ucap Andrius dan mata semua orang melebar terkejut.'Sudah aku duga', batin Damian. Cara menembak mereka yang khas adalah salah satu keahlian yang tidak dimiliki oleh kelompok liar."Organisasi yang baru dibentuk?" Bogdan mengernyit tidak suka. "Berani sekali mereka pada Serpenquila.""Bukan organisasi baru biasa," kata Andrius sambil menatap semua orang dengan serius. "Tapi kalian tahu apa yang lebih mengejutkan? Ketuanya adalah Fabrizio Alessio, anak dari Matteo Alessio, tak lain pendiri organisasi Italisa yang telah dibubarkan oleh Tuan Martinez."Semua anggota lagi

    Last Updated : 2024-04-23
  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   84. Van Dominguez dan Obsesinya

    "Bagaimana, Van? Kau puas?"Pria dengan setelan tuxedo mahal itu menyeringai tipis. Mata abu-abunya bergerak meneliti senapan laras panjang yang berada dalam genggamannya. Ia menyisir rambut hitamnya, kemudian seringainya melebar."Ini benar-benar sesuai dengan seleraku," ucapnya dengan suara bariton yang dalam. Van Dominguez meletakkan senapan itu kembali ke kotak kayu dan menatap rekannya. "Fabrizio, sekarang kau sudah ahli dalam memilih senapan. Itu peningkatan yang bagus."Fabrizio menyeringai bahagia. Pria berusia 20 tahun itu terlihat bangga dengan dirinya sendiri. Setelah sekian lama, akhirnya ia bisa membuat Van memujinya. "Terima kasih, aku mendapatkannya dengan susah payah di pasar gelap."Sejak kerja sama keduanya, Fabrizio telah belajar banyak hal dari seorang Van Dominguez. Ia mengagumi pria itu dan sekarang mengajaknya untuk meruntuhkan Serpenquila. Suatu kebetulan tak terduga karena Van juga memiliki dendam pada Martinez Linford.Setelah kematian ayahnya, Fabrizio telah

    Last Updated : 2024-04-23

Latest chapter

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   131. ‘Ibumu ada di sini’

    “Hei Putri Tidur, sampai kapan kau akan terus menutup matamu?”Sebuah guncangan terasa di pundak Bella, disusul suara yang tidak asing. Aroma alkohol menerpa penciumannya dan membuat hidung Bella berkerut.“Putri Tidur? Apa aku perlu menciummu agar kau mau bangun? Atau kau ingin berhibernasi seperti seekor beruang bodoh?”Suara kasar itu kembali menyerbu pendengarannya. Bella berusaha membuka kelopak matanya yang terasa berat, rasanya seolah ada lem yang menempel di sana.“Akhirnya Putri Tidur kita bangun juga,” kata Lester dengan seringai tipis. Ia duduk di tepi ranjang dan menatap Bella dengan saksama.Bella terperanjat dari tempatnya dan hendak bangun, tetapi seluruh tubuhnya terasa lemas. Ia membuka mulut untuk bicara, tetapi hanya suara serak yang keluar.Ke mana suaranya pergi?Bella kira kondisinya telah membaik, tetapi mendadak saja ia merasa begitu lemas. Setelah pertemuan mengejutkannya dengan Van, ia sepertinya mengalami serangan panik dan pingsan.Ketika ia bangun, Lester

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   130. Hasil Tes DNA

    “Kau yakin ini hasilnya?”Van menatap hasil tes DNA dengan mata melebar tidak percaya. Ditatapnya Joseph yang mengangguk dengan ekspresi meyakinkan, sama sekali tidak ada keraguan di sana.Van tidak akan pernah meragukan Joseph, tetapi hasil di kertas ini...Bagaimana mungkin ini nyata?Van terduduk lemas di kursi dan menyentuh kepalanya yang terasa sakit. Dari semua hal yang telah ia usahakan setengah mati selama bertahun-tahum, bagaimana mungkin ia bisa melewatkan informasi sepenting ini?Bella adalah anaknya.Arabella Charlotte.Kekasih Damian, musuhnya. Bella yang telah ia siksa. Bella yang ia kira hanyalah bagian dari musuhnya. Bella yang ia jadikan sandera...Bagaimana mungkin dia adalah Bella yang selama ini ia cari? Malaikat kecilnya. Anaknya dengan Helena. Putrinya yang ia tinggalkan bertahun-tahun yang lalu...Bagaimana mungkin mereka adalah satu orang yang sama?Van memijat kepalanya dan terdiam untuk waktu yang lama. Fakta itu hanya membuatnya terguncang dengan perasaan ka

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   129. Pengkhianat Harus Dibungkam

    Damian menegakkan tubuhnya dan menoleh ke luar jendela. Matanya dengan awas meneliti sekitar.Ada sesuatu yang tidak beres.Intuisinya mengatakan bahwa ada seseorang yang tengah mengawasinya. Ia hanya berhenti untuk menerima telepon dari Andrius, tetapi rasanya seolah ada yang sedang mengintainya sekarang.Angin dingin berembus dari arah timur, menerbangkan rambutnya hingga jatuh ke dahi. Damian hanya terus menatap kaca spion mobil selama beberapa detik, kemudian kembali mengawasi sekitar dengan saksama.Pohon dan bangunan tua terbengkalai. Rainelle terlihat sepi tanpa penghuni, tetapi Damian yakin ada sesuatu yang tengah menunggunya jika ia melajukan mobilnya sekarang.Ia baru saja mengambil senjata di markas, dan berniat kembali ke mansion. Ia harus memberitahu ayahnya terlebih dahulu sebelum menyerang ke tempat Van. Waktunya semakin menipis, tetapi pergi tanpa persiapan apa pun sama saja dengan membunuh dirinya sendiri dan Bella.Damian tidak ingin membiarkan semuanya berakhir sia-

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   128. Kesepakatan

    “Anda tahu saya tidak akan memberikan informasi apa pun, bukan?” Valeriy bersandar di mobil rongsokannya dan menatap Damian. “Informasi yang kuberikan waktu itu sudah cukup. Sekalipun Anda memberikan senjata rakitan lagi, saya tetap tidak bisa.”Damian tahu bahwa Valeriy memegang teguh peraturan dalam organisasinya, tetapi ini tentang hidup dan matinya. Damian akan melakukan apa pun, meskipun itu berarti ia harus melanggar kode etik yang sepatutnya ia taati. Ia tidak peduli apa pun lagi selain menyelamatkan gadisnya.“Baiklah, saya harus pergi.” Valeriy sudah hendak berbalik ketika Damian melontarkan seutas kalimat yang membuatnya membeku di tempat.“Adikmu berada di penjara Alcatraz, bukan?”Valeriy berbalik dengan mata menyipit. Mulutnya terbuka, uap berembus keluar, tetapi dia seolah kehilangan kata-kata.“Aku bisa mengeluarkannya dari sana,” lanjut Damian.Valeriy terlihat goyah dan matanya menatap Damian dengan saksama. Ekspresi Damian keras dan tatapannya yang tajam menunjukkan

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   127. Pencarian Damian

    Damian terus mondar-mandir dengan gusar. Ia merasa akan meledak saat ini juga. Khawatir, tegang, takut, cemas, ngeri, marah, kesal, sedih, semuanya bercampur menjadi satu. Ia tidak bisa duduk diam, sementara gadisnya entah berada di mana dan dalam keadaan apa.Damian menggeram. “Apa komputer sialan itu sudah terhubung dengan pelacaknya?!”“Diam brengsek! Aku sedang berusaha!” Bogdan balas berteriak. Wajah memerah murka dan Martinez akhirnya bangkit berdiri.“Duduk, Damian.”Damian berdecak dan melemparkan tubuhnya ke kursi. Ia memijat sisi kepalanya yang berdenyut sakit dan menghela napas keras.Stres berat. Itulah yang ia rasakan. Ia tegang dan cemas sepanjang waktu. Ia tidak bisa berhenti memikirkan hilangnya Bella dan bagaimana ia bisa menemukan gadisnya. Sudah tiga hari berlalu, tetapi mereka belum mendapatkan lokasi pasti tempat di mana Bella berada.Tiap detik yang berlalu terasa membunuhnya. Tiap detik yang terbuang dan Damian merasa akan menggila. Bella masih berada di sana, d

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   126. Tes DNA

    “Ibu, Ayah di mana? Kenapa Ayah tidak pernah pulang lagi? Apakah Ayah mencari uang di tempat yang sangat jauh?”Bella menatap ibunya dengan heran. Sudah hampir sebulan berlalu, tetapi ayahnya tidak kunjung menampakkan diri.Bella sudah bosan makan roti dari tepung biji ek, jamur tumis liar, dan jus apel. Ia ingin makan daging atau setidaknya roti gandum. Tetapi gandum cukup mahal akhir-akhir ini, jadi ibunya tidak bisa membelinya. Apalagi daging yang harganya berkali-kali lipat.Ayam mereka telah habis dimakan oleh musang dan rakun liar yang berkeliaran di sekitar hutan. Mereka tidak memiliki ternak domba atau sapi seperti warga lainnya. Bella pikir mereka juga tidak menyukai ibunya dan tidak pernah berbagi apa pun saat perayaan. Hanya keluarga Damian yang baik padanya, tetapi mereka juga bukan orang kaya.“Ayah akan pulang, Sayang. Tapi kita harus bersabar.” Helena berjongkok dan membelai wajah putrinya dengan sayang. “Kau harus bersabar sedikit lagi, ya? Ibu akan buatkan kue enak da

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   125. Pertemuan Van dan Bella

    “Apa kau sudah menyuntiknya dengan obat itu?”“Ya, Tuan. Dia sudah tidak sadarkan diri di ruangan itu.”“Bagus.” Van mengangguk dan melirik Fabrizio yang sedang sibuk bicara dengan seseorang di telepon. Van lantas mengisyaratkan Lester untuk pergi, sementara ia menghubungi asistennya agar terus mengawasi Helena.Van akan kembali menemuinya malam ini.Helena masih enggan bicara padanya, tetapi ia tidak peduli. Selama wanita itu berada dalam genggamannya, maka ia pasti bisa membalikkan keadaan suatu saat nanti. Jika ia berhasil menemukan putrinya kembali, ia yakin Helena mau berkompromi dan memaafkannya.Ini hanya masalah waktu.Van memasukkan ponselnya ke saku saat Fabrizio mendekat. Dia menyelipkan pistolnya ke saku dan mengangguk pada Van.“Ayo.”Van berjalan lebih dulu, sementaraFabrizio mengikutinya dari belakang. Mereka menyusuri lorong gedung tua terbengkalai itu dengan tenang, sampai akhirnya tiba di ruangan yang dituju.Van mendorong pintu terbuka secara perlahan. Ia melangkah

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   124. Pengakuan Lester

    Ada sesuatu yang terasa berdenyut di bagian belakang kepala Bella. Denyut itu terus membesar setiap detiknya hingga rasanya tengkoraknya akan pecah. Bella berusaha membuka matanya yang berat, tetapi pandangannya sangat buram, lebih buruk dari sekadar melihat dari kaca berembun.Ia berkedip-kedip beberapa kali sampai pandangannya sedikit lebih baik, tetapi rasa sakit lain di tubuhnya mulai muncul. Rasanya seolah ia telah dipukul habis-habisan. Yang paling nyeri adalah kedua pergelangannya. Bella tidak bisa mengangkatnya, sepertinya tangannya benar-benar telah patah.Ia meraba papan kayu di bawahnya—kotor dan berdebu. Sekelilingnya gelap, hanya sedikit cahaya yang berhasil masuk dari celah kecil di atas jendela yang ditutupi gorden. Ia tidak tahu apa sekarang sudah malam atau cuaca sedang mendung di luar. Ia bahkan tidak tahu apa ia masih berada di Norfolk atau kota lain.Damian...Wajah pria itu melintas di benaknya. Suasana pesta yang kacau terbayang-bayang. Hati Bella mencelos mengin

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   123. Pria Familier

    Ibunya selalu bilang bahwa takdir itu sulit ditebak, kau tidak tahu hal mengejutkan apa yang akan terjadi satu jam kedepan, satu menit ke depan, atau bahkan satu detik ke depan.Itu sebabnya Ibunya selalu memiliki harapan untuknya, bahwa Bella bisa terbebas dari perbudakan dan menjalani kehidupan yang lebih baik di masa depan.Setelah bertemu Damian kembali, hidupnya terasa dijungkir-balikkan. Ada lebih banyak kebahagiaan yang datang padanya dibanding kesedihan yang selama ini mengungkungnya. Tetapi, ia tahu bahwa tidak selamanya kehidupan seseorang akan penuh dengan bunga yang mekar. Ada kalanya bahaya dan kesedihan itu datang mengintai, menghempas apa pun layaknya badai.Dan Bella tahu itulah yang terjadi malam ini.Tembakan mendesing ke segala penjuru. Suasana pesta yang tadinya tenang seketika menjadi kacau. Semua orang berlarian dengan panik, jeritan ketakutan mereka memenuhi ruangan.Bella terhuyung di tempat, bahunya sakit setelah ditubruk berulang kali. Ia berusaha untuk berla

DMCA.com Protection Status