Share

BAB 35 [PART B]

Penulis: Pena_Receh01
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-03 15:37:40

Napas Xavier tercekat, seperti tertahan karena perkataan sang Ibu, Silvana yang jarinya masih mengacung menunjuk menantunya. Terkejut akibat reaksi putra kedua Li Jian-Long memegangi tangan dia dan menurunkan ke bawah. Cengkeraman itu sangat kuat, seperti hendak meremukkan tulang hingga menjadi bubuk.

"Sudah, Mah, sudah!" seru Xavier dengan nada gemetar akibat menahan amarah.

"Kamu ingin menghancurkan rumah tanggaku, ha!" lanjutnya.

Silvana berusaha melepaskan tangan dari cengkeraman sang putra, ia merasakan nyeri teramat sakit. Ia segera memalingkan wajah, bukan karena malu diperhatikan orang lain tetapi lebih ke amarah yang bergejolak dan merasakan tatapan Xavier penuh akan kesal dan kecewa teramat dalam. Terasa bagai pukulan yang membekas, namun dia tetap pada pendiriannya, tidak menerima Gaia sebagai menantu.

"Ya! aku ingin menghancurkan rumah tanggamu."

Suara Silvana meninggi, nada penuh kebencian dan keegoisan terpancar jelas. "Dia tidak pantas untukmu, Vier! Dia hanya menginc
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 36 [PART A]

    Mendengar ucapan sang istri, Xavier langsung memandang paras wanita tersebut. Tatapannya yang semula tajam penuh amarah kini berubah melembut. Terdengar lelaki ini menghela napas panjang, suami perempuan tersebut segera meraih jemari Gaia dan menggenggam dengan lembut."Sayang."Kata itu meluncur dengan lancar di bibir Xavier, suaranya terdengar dalam dan berat namun ada kehangatan dari nada tersebut."Aku sudah bilang, aku gak akan pernah menceraikanmu. Kenapa kamu bisa bertanya begitu," balas Xavier.Gaia menggelengkan kepala lalu kembali memandang suaminya lagi. Ia berusaha mempercayai sang kekasih tetapi keraguan menghampiri apalagi Xavier membicarakan pengacara membuat ketakutan itu semakin nyata. "Sayang ...." Xavier kembali memanggil sang istri, ia sedikit mengguncang tubuh perempuan tersebut membuat Gaia segera tersadar. Wanita ini langsung mendongak memandang manik mata suaminya, mencari ketulusan dan kesetiaan dari sana. "Percaya sama aku, ya. Aku gak akan menceraikanmu,"

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 36 [PART B]

    Arka dan Xavier saling bergantian mengemudi kendaraan, mereka bekerja sama melakukan hal tersebut. Baru beberapa jam berinteraksi keduanya sudah sangat akrab. Setelah mengantarkan sang mertua, menantu keluarganya ini pamit, apalagi melihat istri kecil terlelap begitu nyenyak."Semoga kita memilih pilihan tepat untuk memberikan kesempatan sama Xavier, aku melihat tatapan anak itu begitu mencintai putri kita," tutur Mona pelan.Dua manusia itu masih memperhatikan kendaraan roda empat milik Xavier yang perlahan sudah menghilang dari penglihatan. Arka mengangguk lalu tangannya lekas melingkar ke pinggang sang istri, membuat Ibu Gaia ini menoleh memandangnya."Tapi Leonard juga sama, Sayang. Dia mencintai putri kita sudah begitu lama, dari kesetiaan sudah sangat terlihat," balas Arka."Tapi putri kita sudah memilih Xavier, kita lihat aja nanti. Kalau putri kita masih tak bahagia, kita harus merebutnya." Arka hanya diam, ia dalam hati berdoa untuk kebahagiaan putri pertamanya. Walau dia se

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06
  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 37 [PART A]

    Mendengar perkataan tajam wanita yang berstatus istri Xavier ini, Bai Lisha merasa darahnya mendidih. Dia mengepalkan tangan dan tatapan perempuan tersebut penuh kebencian. Dengan gerakkan spontan tangan terulur mencengkeram leher Gaia, membuat tubuh kekasih putra Silvana tubuh tersentak. Gaia begitu terkejut, jemari lentik wanita yang datang bersama anak kedua Li Jian-Long reflek menahan lengan Bai Lisha yang menekan begitu penuh kekuatan. "Le-lepas! Kau gila," teriak Gaia. Bai Lisha hanya menyeringai mendengar teriakan Gaia, pandangannya pada istri Xavier penuh kebencian. Senyuman penuh dengan kekejaman, dengan santai dia mengangkat satu tangan lalu menepuk-nepuk pipi Gaia dengan keras. "Sadarlah! Jangan terlalu banyak berkhayal," ejek Lisha dengan nada penuh penghinaan. "Xavier gak pantas jadi suamimu, dia terlalu sempurna buat orang kaya kamu. Bahkan orang tuamu aja gak peduli, mereka membuangmu ke sini, tanpa sedikitpun menjengukmu bukan." "Malang banget hidupmu, mendingan ak

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-08
  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 37 [PART B]

    Udara di ruang tengah terasa membeku, dipenuhi ketegangan yang mencekam. Setiap tarikan napas terasa berat, membuat suasana semakin sesak dan mengancam. Gaia yang hendak mengambil minuman ditahan suaminya, menciptakan keheningan yang penuh tekanan di antara mereka dan para tamu. Bai Lisha mendelik, matanya menyiratkan kilatan kecemburuan yang tajam, sebelum ia memalingkan wajah dan duduk di sofa, bibirnya terkatup rapat menahan amarah."Kamu duduk aja, karena mereka mau menginap biar mereka mengambil sendiri kalau haus atau lapar. Lagian kita juga masih capek baru pulang jalan-jalan," seru Xavier.Gaia mendengar perkataan sang suami memandang pria itu sebentar lalu menganggukkan kepala, ia menuruti perintah lelaki tersebut dan memilih duduk di sofa. Tangan wanita ini masih mengusap leher membuat Xavier yang melihat mengepalkan tangan."Ini pasti ulah salah satu dari mereka, aku harus mencari tau dan membalasnya, Mama, Papa pasti marah kalau tau anaknya terluka lagi, baru juga beberapa

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-08
  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 38 [PART A]

    Silvana dengan gerakkan cepat dan penuh perhitungan segera menyentuh lengan sang suami. Sentuhan wanita itu membuat Li Jian-Long menoleh dengan dahi berkerut. Tatapan mereka bertemu, Silvana segera mendekatkan bibir dengan telinga lelaki berstatus kekasihnya ini. "Sayang, jangan sampai buat Lisha tersinggung. Informasi tentang putri Tuan arka ada padanya," bisiknya pelan. Jian Long paham akan maksud istrinya, ia juga baru teringat akan hal tersebut. Dengan pandangan dingin dia menatap perdebatan dua manusia di depan matanya ini, terdengar tarikan napas dari bibir kepala keluarga Li. "Gaia," panggil lelaki itu membuat sang empu menoleh. "Kamu serius mau memperlakukan Ayah begini? gak mau ambilkan Ayah sesuatu buat diminum," tegur Jian-Long. Suaranya terdengar seperti kecewa, namun tetap tegas. Ia berusaha tetap tenang walaupun hati masih penuh ganjalan karena putranya yang hendak mengalihkan harta pada Gaia. Paham akan perkataan Li Jian-Long wanita itu lekas mengangguk, sedangkan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 38 [PART B]

    Gaia memandang adik iparnya dengan wajah datar, ejekkan yang keluar dari bibir Xinxin sama sekali tidak membuatnya terpengaruh. Wanita itu memilih memasukkan benda pipih ke saku lalu meraih nampan yang berisi minuman dan cemilan dan berjalan menuju ruang tengah. "Siapa lagi yang mengaku," balas Gaia sinis. "Lagian kamu ini apa gak ada kerjaan sampai sibuk mengurusi hidupku," cibirnya. Mata Xinxin membulat sempurna mendengar ucapan kakak iparnya, ia langsung berlari lalu berdiri di depan Gaia membuat perempuan itu mengembuskan napas kasar. "Aku cuma gak habis pikir sama jalan otakmu itu, kenapa masih betah. Padahal kami segala cara menyiksamu, lagian sudah jelas kamu gak pernah kami anggap, apalagi sekarang Ayahku membencimu juga karena kamu terlalu serakah," sembur Xinxin. "Kamu itu cuma orang kelas bawah, bahkan kamu yang udah menikah ke keluarga kami kamu gak pernah dianggap oleh keluarga lain. Lihat! Keluarga kaya di negeri ini aja gak mau mengundangmu, lebih tepatnya mengunda

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 39 [PART A]

    Gaia hanya menyambut dengan senyum tipis, senyum yang penuh sindiran. Tatapannya dingin, seolah Xinxin tidak lebih dari sekadar anak kecil yang terus menerus mencari perhatian dengan cara yang menyebalkan.Gaia menyambut dengan senyuman tipis, bentuk sebuah sindiran. Tatapannya begitu dingin, seolah Xinxin hanya sekadar anak kecil yang terus mencari perhatian. Tanpa mereka sadari, Xavier, Lisha, dan Silvana telah berdiri menyaksikan semuanya dalam diam.Gaia menatap Xinxin dengan sorot mata penuh ejekan. "Meminta?" ucapnya pelan, suaranya sarat akan sarkasme.Ia melangkah sedikit mendekat, memperjelas posisinya. "Dengar baik-baik, Xinxin.aku gak akan mengulangi ucapanku lagi." "Xavier itu pria dewasa, dia punya pemikiran sendiri. Bahkan jika aku memohon sekalipun, kalau sesuatu itu tidak masuk logika, dia tidak akan melakukannya. Apalagi ini soal harta. Aku memang istrinya, tapi aku tidak pernah—dan tidak akan pernah—meminta dia memberikan hartanya kepadaku hanya karena aku..."Ia

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 39 [PART B]

    Suasana ruangan ini semakin dipenuhi ketegangan, mata Li Jian-Long memerah akibat murka. Tangannya masih tertahan di udara sebelum ia menarik kembali dan mengepal begitu kuat. "Kurang aja!" geram lelaki tersebut. Jika di kartun mungkin mata Jian-Long mengeluarkan sebuah laser menuju Gaia. Sedangkan istri Xavier ini menutup wajahnya karena terkejut, tatapan lelaki itu seperti hendak menguliti hidup-hidup menantunya. "Jadi kamu menyebarkan kebohongan di luar! Berani banget kamu mempermalukan keluargaku dengan omong kosongmu yang membawa bencana untuk kami," sentak Li Jian-Long. Gaia segera menoleh mendengar ucapan sang mertua, dia menatap dengan tatapan sedikit kesal. Melihat hal ini Li Jian-Long semakin tersulut emosi, Lisha segera menyentak apa yang dilakukan istri Xavier. "Berani kamu melihat begitu sama mertuamu! Gak sopan banget," omel Lisha. Xinxin dan Silvana saling bertukar pandangan, senyuman sinis terukir di wajah mereka. Istri Jian-Long, yang sedari tadi diam, kini meny

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13

Bab terbaru

  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 49 [PART B]

    Xavier segera mengantarkan Gaia dan mertuanya ke kediaman, sesampai di sana lelaki tersebut membantu Arka masuk ke dalam rumah. Kini semua telah berada di ruang tengah, pria ini memandang sang istri, paham akan tatapan kekasihnya ia lekas pamit dan mengajak putra arka ke kamar."Aku menunggu penjelasanmu, aku gak akan menuduh kamu langsung," lontar Xavier kala memasuki kamar.Gaia mendengar hal ini hanya tersenyum, ia mengunci pintu dan meraih lengan sang suami agar ikut duduk di ranjang. "Dia membantu Papaku, dia yang membawa Papaku ke rumah sakit," terang Gaia."Gak perlu memikirkan hal gak perlu, dia punya tunangan dan sebentar lagi menikah. Gak mungkin aku menjadi perusak hubungan orang laian, apalagi aku pernah merasakan hal tersebut, aku sangat paham sak ...."Ucapannya terhenti kala sang suami langsung menariknya dalam dekapan, membuat ia sangat terkejut sampai melotot. "Udah jangan dijelaskan, aku paham. Aku minta maaf karena belum bisa melindungimu sepenuhnya, tapi aku bers

  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 49 [PART A]

    Xavier yang ada dibelakang Bai Lisha langsung mengerutkan dahi, ia menatap ke depan dan menangkap sang istri tengah memandangnya. "Menduakan?" Lelaki ini mengulangi perkataan Lisha dengan nada santai, wanita itu langsung mengangguk sebagai jawaban. "Kamu ini, masih saja berusaha mencari keributan," gerutu Gaia. Dia mendengkus pelan lalu menatap malas Bai Lisha dan kembali memandang sang suami. Tangannya melipat dada dan memiringkan kepala, tanpa pandangan lepas dari Xavier. "Jangan mengelak kamu! Bukti sudah jelas di depan mata," sungut Lisha dengan nada tinggi. Mendengar suara Lisha, beberapa orang di rumah sakit menoleh. Perawat yang ada di sini mendekat dan menegur wanita bermarga Bai tersebut. Sedangkan Xavier melangkah mendekat dan meraih pinggang istrinya membuat jarak di antara mereka terkikis. “Bagaimana bisa istriku mendua, sementara dia selalu jatuh ke pelukanku setiap malam?” bisiknya dengan nada menggoda.Pipi Gaia langsung memerah. Ia mencoba melepaskan diri, tapi

  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 48 [PART B]

    Mata Mona melebar mendengar perkataan Jiang Lie, wanita itu langsung memotong perkataan bawahan sang suami. "Rumah sakit mana? Cepat katakan!" pekik wanita itu. Gaia yang mendengar ucapan sang Ibu langsung memandang wanita tersebut, Jiang Lie yang terkejut dengan teriakan istri atasannya sampai lupa hendak mengatakan apa tadi. Dia lekas menjawab pertanyaan Mona dan setelah itu secara sepihak perempuan ini mematikan sambungan telepon. "Ayo ke rumah sakit! Papamu masuk rumah sakit," ajak Mona. "Apa yang dilakukan lelaki itu, kenapa bisa sampai ke rumah sakit!" ucapnya dengan nada frustasi dan khawatir. Dengan gerakkan cepat wanita itu langsung meraih lengan sang putri dan menariknya. Kedua perempuan tersebut terlihat begitu terkejut tambah panik. "Ayo cepat ke rumah sakit ...." perintah Mona saat memasuki kendaraan. Sepanjang perjalanan, Mona terus-menerus menggigit bibir, ekspresinya menunjukkan kegelisahan yang dalam. Tangan mengepal kuat dipangkuan. sementara mata dia seseka

  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 48 [PART A]

    Waktu berputar begitu cepat, Xavier masih sibuk di perusahaan. Membaca dan menandatangani lalu bertemu beberapa orang membuat kesepakatan. "Apa sudah dapat?" tanya lelaki itu tidak sabaran. Ia memandang asistennya penuh harapan, membuat sang empu menunduk lalu menghembuskan napas. "Mereka menginginkan saham sebagai gantinya, Tuan," balas lelaki tersebut. Mata Xavier membelalak, ia mengepalkan tangan dan membuang wajah. "Lupakan saja, Tuan. Jangan cuma karena keegoisan Nyonya, Tuan memberikan beberapa persen saham pada mereka," tutur sang bawahan.Xavier memejamkan mata, ia bersandar di kursi dan mengibaskan tangan memerintah sang asisten untuk pergi. Suara notifikasi chat masuk, dia segera meraih benda pipihnya. [Sayang, aku lagi perawatan. Biar terlihat cantik dan segar,] [Sand photo] [Lihat, istrimu sangat mempesona bukan. 😁] Senyuman terlukis di bibir Xavier kala melihat pesan dari kekasihnya. Ia memandangi photo Gaia yang sedang menikmati pijatan sambil memejamkan mata.

  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 47 [PART B]

    Senyuman masih melekat di bibir Gaia, ia langsung melingkarkan tangan di leher sang suami. Mata mereka saling memandang dan menyelami, lalu berjinjit agar bisa berbisik di telinga Xavier. "Aku tidak akan pernah meninggalkanmu, bodoh. Kamu gak perlu takut, kecuali kamu memang mempunyai kesalahan," lontarnya pelan di dekat telinga Xavier. Xavier menghela napas, menatap wajah istrinya yang begitu tenang seakan tak terjadi apa-apa. Ia memeluk erat pinggang sang istri, membuat keduanya tak ada jarak sedikitpun. Mengecup puncak kepala Gaia dengan penuh rasa sayang.“Aku tidak suka, kalau kamu mengambil risiko seperti itu,” gumamnya pelan.Gaia mengangguk dalam pelukannya. “Aku mengerti. Aku janji, aku tidak akan mengatakannya lagi.”Xavier sedikit tenang mendengar janji istrinya, tapi ada hal lain yang mengganggunya. “Sekarang soal acara Tuan Arka… maaf aku gak bisa mengajakmu pergi,” tutur lelaki itu dengan nada lemah. Gaia melepaskan pelukan dan menatap Xavier dengan mata penuh tekad.

  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 47 [PART A]

    Mendengar perkataan Jian-Long, Gaia langsung mengalihkan tatapannya pada lelaki itu. Sedangkan Xavier menggenggam jemari sang istri, seolah dari genggaman tersebut menyalurkan kekuatan. Senyuman masih terulas di bibir, suami perempuan ini bahkan terkejut dengan aksi pasangan hidup dia. "Batasan?" Gaia mengulang kata itu sambil menatap sang ayah mertua. "Sejak awal, siapa yang lebih dulu melewati batas? Aku hanya membela diri dan menuntut keadilan. Aku sudah lama terus diam, tapi mereka selalu menginjak-injak aku, gak menghargai aku. Ayah kamu tau itu,"Xinxin mendengus marah, ia masih berusaha merampas handphone Gaia. "Hapus rekaman itu sekarang juga, Gaia!"Gaia menggeleng pelan, masih dengan senyum tenang. "Tidak semudah itu. Aku hanya ingin memastikan kamu dan Mama menepati janji, itu saja apa susahnya."Silvana mengepalkan tangannya erat, napasnya memburu karena amarah yang ditahan. "Jangan macam-macam, Gaia. Aku tidak akan membiarkanmu mempermalukan keluarga ini!""Justru aku ya

  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 46 [PART B]

    Istri Xavier tersenyum tipis kala mendengar perkataan sang mertua, sedangkan Jian-Long memandang heran menantu dan kekasihnya. "Kalau terbukti palsu aku bakal berpisah dengan Xavier," ucap wanita tersebut. Mata Xavier membulat sempurna mendengar perkataan sang istri, dia langsung menarik Gaia membuat wanita itu menabrak tubuhnya. "Sayang! Apa-apaan kamu, jangan main-main! Tarik ucapanmu kembali," seru lelaki itu dengan nada tajam. Sedangkan Xinxin dan Silvana menyeringai mendengar perkataan wanita tersebut, dan Gaia ia sedikit terkejut dengan tarikan sang suami. "Kenapa kamu diam aja, tarik ucapanmu! Pernikahan kita jangan dipakai taruhan," kata Xavier sekali lagi. Tatapannya begitu menghunus memandang sang istri, sedangkan Gaia ia tersenyum kecil. Perempuan ini mengelus lembut punggung tangan lelakinya dengan penuh kasih sayang. "Kamu tenang aja, percaya sama aku," tutur Gaia tenang. Setelah berkata demikian, wanita itu kembali memandang dua perempuan yang terus mengincarnya.

  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 46 [PART A]

    Wanita itu masih terdiam tidak menlanjutkan perkataannya, ia bahkan mengigit bibir bawah, seolah ragu untuk melajukannya."Karena apa? hah!" desak sang ayah mertua dengan nada mencemooh. "Jangan bilang kamu pernah memilikinya, ah bukan, melihatnya, melihatnya dari mana coba. Dari mimpi!" sindir lelaki tersebut dengan tajam. Xinxin menyeringai mengetahui jika sang ayah terlihat agak membenci Gaia, sedangkan istri Xavier menghela napas berusaha tenang."Terserah apa yang kalian pikirkan, aku hanya menekankan kalung ini asli . Kalau tidak percaya kalian bisa ke ahlinya," seru Gaia. "Kalau gitu aku bakal menelepon untuk meminta dia datang menilai," balas Silvana. Gaia hanya mengedikkan bahu, sedangkan Xavier memandang istrinya lalu menghela napas. "Apa perlu? Kalung itu bahkan aku sempat berebutan dengan Tuan Atha, dia juga bilang kalau ini asli," tutur Xavier. Mendengar nama Atha dengan kedua kalinya, Jian-Long mengerutkan dahi ia memandang putranya dengan heran. "Tuan Atha, siapa?

  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 45 [PART B]

    Suara Jian-Long begitu nyaring membuat Gaia langsung menghentikan langkahnya, ia menoleh memandang mereka mereka. Sedangkan Xinxin berdecak kesal dan memalingkan wajah."Kenapa kamu membeli barang sampah ini! kenapa gak mendapatkan barang yang kita inginkan, kamu sangat bodoh!" maki lelaki itu."Ini pasti permintaan istrimu kan, kamu gak mungkin melanggar janjimu untuk mendapatkan barang untuk hadiah putri Tuan Arka," seru Silvana."Ya, pasti ini suruhan dia, kamu sangat bodoh Kak!" omel Xinxin.Mendengar ia dimaki sang adik, lelaki itu langsung menatap tajam perempuan yang umur dibawahnya. "Kalian gak perlu khawatir, kalung ini asli," jelas Gaia.Semua langsung memandang Gaia, mereka mendelik mendengar perkataan istri Xavier."Kenapa kamu membuat ulah, sudah Ayah bilang jangan membuat masalah! sekarang gimana kita memberikan hadiah buat putri Tuan Arka," geram Li Jian-Long."Kamu begitu mengecewakanku, Gaia!" tekan pria tersebut, ia masih menatap tajam Gaia membuat wanita ini menghe

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status