Share

Bab 44

Penulis: Shine The Angel
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Robin mulai menceritakan pertengkaran Dyra dengan ayahnya. Selama pertengkaran Dyra harus bekerja untuk menghidupi dirinya sendiri begitu juga pertemuaan Dyra dengan Aoran mulai masuk ke dalam cerita. Semua tentang Aoran yang diketahui oleh Robin diceritakan pada Raka, namun satu hal yang tidak diketahui Robin yaitu sejauh mana hubungan Dyra dan Aoran.

"Dimana sekarang Aoran laki-laki baj**gan itu,” ucap cap Raka penuh kemarahan.

"Tidak tahu kak, kami hanya tahu Aoran seorang turis tapi untuk selengkapnya aku juga tidak tahu kak,” ucap Robin.

"Aneh kenapa Dyra tidak mengucapkan nama Aoran sedikitpun, apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka. Dyra bahkan tidak menyebut nama Aoran." Raka bingung.

"Atau mungkin ada sesuatu yang tidak saya ketahui antara Aoran dan Dyra," ucapnya balik menyahut perkataan Raka dan ikut berpikir.

"Sudahlah mas nggak usah dipikirkan, sebaiknya sekarang kita berusaha untuk membuat Dyra melupakan kesedihannya." Lisa memegang pundak suaminya.

"Kamu benar Lis
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gadis Desa Milik CEO Arogan   Bab 45

    Perkataan warga terus terngiang di pikiran Dyra hingga membuatnya sulit untuk tidur.***Waktu berjalan cepat tak terasa Dyra sudah sekitar 2 bulan tinggal dengan kakaknya."Mas aku mau ajak Dyra jalan-jalan ke mall bersama Robin" Melihat kearah Raka."Perlu ku temani? " tanya Raka."Tidak usah mas, kami tidak lama kok,” saut Lisa kembali pada suaminya."Kalian hati-hati dijalan,” ucap Raka ketika melihat mereka beranjak pergi.Lisa mengajak Dyra dan Robin ke mall.Pemandangan desa dan kota sangat berbeda bagi mereka berdua, berada di mall membuat Dyra gugup, ketika pertama kali naik lift jalan. Dyra dan Robin yang sama-sama bingung dan takut melangkahkan kakinya.Lisa yang melihat Dyra yang kaku ketika menaiki lift langsung meraih tangan Dyra."Berpegangan padaku Dek." Menggandeng tangan Dyra dan diikuti Robin dari belakang.Lift mulai berjalan pemandangan yang belum pernah dilihat Robin dan Dyra selama di desa."Tempatnya bagus ya kak,” ucap Dyra."Kamu suka?" tanya Lisa tersenyum

  • Gadis Desa Milik CEO Arogan   Bab 46

    Menjelang pagi Dyra bangun dari tidurnya, dia mengingat ajakan kakaknya untuk pergi ketaman, Dyra bersiap-siap lebih awal karena tak ingin kakaknya menunggu lama.Di cermin Dyra berdiri dan melihat dirinya sudah rapi dengan mengenakan jaket berwarna tosca rambutnya terikat rapi. Walau wajahnya tak terlalu ceria tapi Dyra berusaha untuk terlihat baik-baik."Sudah siap dek?" tanya Raka baru datang dari arah ruang tengah.“Sudah kak,” saut Dyra dari dalam kamar.Raka membuka pintu kamar Dyra, pakaiannya terlihat rapi mengenakan kemeja bercorak garis biru dan diikuti dengan Lisa dari belakang membawa tas."Dek Robin, tolong jaga rumah ya," ucap Lisa meminta tolong pada Robin."Ok kak, Rumah aman denganku." Senyum Robin memberikan isyarat ok pada kedua jari nya.Mereka berangkat menaiki mobil berwarna hitam yang telah parkir didepan rumah, tujuan mereka sebenarnya kerumah sakit, namun sebelum ke rumah sakit mereka membawa Dyra ketaman agar suasana hati Dyra lebih baik. Dyra yang di dalam

  • Gadis Desa Milik CEO Arogan   Bab 47

    Dua minggu kemudian.Masa penyembuhan Dyra dilakukan secara perlahan, dokter Andre mulai melakukan pendekatan dengan Dyra, menjadi teman untuk Dyra mungkin akan lebih mudah untuk mengetahui isi hati Dyra. Tidak sampai disitu, Dokter Andre juga mencari Informasi tentang kehidupan Dyra selama didesa, Robin adalah informan bagi dokter Andre."Aku main-main kerumah ya Lis,” ucap dokter Andre lewat seberang telepon."Ok Ndre,” saut Lisa senang dengan kunjungan Andre.Ketika mendengar Andre kerumahnya, Lisa memberitahukan kepada suaminya atas kedatangan Andre kerumahnya. Lisa, Raka dan Robin menunggu kedatangan dokter Andre.Tinnn,,,.Suara bunyi klakson dari Luar rumah,  dokter Andre turun dari mobil, pakaiannya sangat kasual dan santai, dia mengenakan kaos abu-abu dan mengenakan sandal, aura dokter Andre berbeda ketika berada dirumah sakit."Akhirnya yang ditunggu datang juga,” ucap Lisa setelah

  • Gadis Desa Milik CEO Arogan   Bab 48

    "Dyra bangun!" Batara menangis menghentikan darah di leher adiknya."Kita bawa kerumah sakit sekarang mas." Lisa mengambil kain untuk membalut leher Dyra, sambil menekannya untuk menghentikan pendarahan.Dyra kemudian dilarikan kerumah sakit, sesampainya dirumah sakit Dyra langsung ditangani oleh dokter. Robekan di leher cukup besar karena itu perlu melakukan operasi.Selama operasi berlangsung mereka berdoa agar Dyra baik-baik saja, menunggu dokter keluar dari ruang operasi membuat Batara cemas, langkahnya yang dari tadi mondar-mandir didepan pintu."Mudahan-mudahan Dyra baik-baik saja mas,” ucap Lisa"Kenapa Dyra sampai seperti ini." Robin menahan air matanya yang hampir terjatuh."Bagaimana keadaan Dyra?" Dokter Andre yang baru tiba setelah mendapat kabar dari Lisa bahwa Dyra masuk rumah sakit."Dokternya belum keluar Ndre." Kata Lisa dengan pelan.Krek,,, Dokter keluar dari ruang operasi, masih mengenakan masker dan pakaian operasi, perlahan dibukanya maskernya dan berusaha un

  • Gadis Desa Milik CEO Arogan   Bab 49

    Dor, dor, dorAoran sedang berlatih menembak, setiap pagi dia akan meluangkan waktunya untuk melatih kemampuan menembaknya.Botol-botol yang menjadi targetnya pecah semua.“Hebat! Hebat sekali bos.” Suara langkah kaki menghampiri. “Sayang, ini minumannya.” Rupanya gadis itu Ayu. Aoran meletakkan pistolnya, kemudian meneguk teh yang dibawa Ayu, setelahnya berbalik dan berjalan ke arah rumah.Ayu menghela panjang. “Kapan kita menikah?”Aoran berhenti. “Setelah kami selesai kuliah,” sautnya.“Kenapa harus menunggu selama itu, kita bisa menikah sekarang, kamu sudah janji padaku.” Ayu ingin segera menjadi istri sah Aoran.Aoran diam, lalu melangkah menjauh dari Ayu.Tiba-tiba seorang gadis berlari ke arah Aoran, lalu memeluknya dengan erat.“Lepaskan, kamu bukan anak kecil lagi.”“Ayolah kak, aku sudah terbiasa dengan hal ini.”Gadis itu bernama Anasya, adik Aoran. Orang ceria dan cerewet.“Apa yang membuat senang?” tanyanya datar “Oh ya, aku hampir lupa mengatakannya, tujuan aku kesin

  • Gadis Desa Milik CEO Arogan   Bab 50

    Setibanya dirumah Ardella dan kakaknya melangkah masuk, saat Ardella masuk kedalam rumah tak ada seorangpun di dalam rumah."Kok sepi banget ya?" tanya Ardella dalam hati. Ingin dia bertanya pada kakaknya, tapi diurungkan niatnya, Ardella malah mengangkat kopernya."Kak, aku masukin koper ke kamar dulu ya." Sambil mengangkat koper kecilnya, Ardella mulai berjalan menuju kamarnya."Iya dek." Batara membiarkan adiknya itu pergi dari hadapannya.Krek,,, Pintu yang masih belum terbuka penuh. Premmmm, suara bunyi berasal dari peluit dan suara teriakan dari dalam kamar Ardella."Selamat kembali ke rumah." Lisa meniup peluit merayakan kedatangan Ardella.Deg,,, Hati Ardella gembira atas penyambutan kakak iparnya, sedari tadi Batara dan yang lainnya memang sudah mempersiapkannya, bahkan diatas meja didalam kamar tersedia cake yang bertuliskan WELCOME TO HOME."Terima kasih Kak." Memeluk Lisa. Seketika matanya juga melihat sekeliling kamar, beberapa orang di dalam kamar tak dikenal Ardella

  • Gadis Desa Milik CEO Arogan   Bab 51

    Tak,,, tak,,, tak.Suara sibuk mengetik. Aoran Fritsch yang super sibuk bekerja dengan serius di dalam ruangannya."Cepat panggilkan Bos kalian, bilang Anasya datang." Membentak para karyawan dengan ekspresi jutek.Lihat aja kalau kak Aoran tidak datang menyambutku. Aku akan terus buat keributan disini, beraninya dia mengabaikanku."Nona bisa kami tahu tujuan nona kesini." Karyawan bertanya dengan sopan tapi belum tahu identitasnya."Nona jangan buat keributan disini, kalau sampai bos Aoran mendengar nona bisa kena marah oleh Bos Aoran." Karyawan lain memperingatkan Anasya."Aku tidak takut suruh dia keluar." Penuh percaya diri.Para karyawan yang tidak dapat mengatasi keributan Anasya, menghubungi sekretaris Aoran dan mengabari bahwa seorang wanita bernama Anasya membuat keributan mencari Bos Aoran.Tok,, tok,,, tok"Mm, masuklah,” ucap Aoran."Ada apa?" Tanyanya kembali masih sibuk mengetik."Bos, ada seorang wanita bernama Anasya mencari bos, dia membuat keributan dengan para karya

  • Gadis Desa Milik CEO Arogan   Bab 52

    “Ini aku, Ayu.”Ayu naik ke atas Aoran, dan mulai mencium leher Aoran.“Ayu turunlah, aku sangat lelah hari ini.” Ayu tidak mendengarkan dan terus menggoda Aoran.“Awas!” Aoran mendorong Ayu.Ayu menyingkir, lalu berkata. “Mama memintaku agar segera hamil. Tidak peduli kita sudah menikah atau belum, yang penting aku akan hamil anak kamu.”Aoran merasa Ayu bukanlah gadis yang dia cintai, kalau bukan karena kesalahan malam itu, mungkin Aoran tidak akan terjerat oleh rasa bersalah pada Ayu.“Aku tidak akan merugikanmu, kamu masih muda dan bisa mengejar keinginanmu, jangan termakan oleh perkataan Mama.”“Berapa kali aku sudah katakan, bahwa keinginan terbesarku adalah menjadi istrimu, aku tidak butuh apapun. Kamu harus ingat, kalau kesucianku sudah kamu renggut.” Ayu menangis tersedu-sedu.Aoran tidak tega melihat Ayu menangis. Aoran menarik tangan Ayu lalu memeluknya.“Aku ingat itu, maafkan aku kalau aku bicara kasar, tapi tetap aku belum ingin punya anak, jika sudah waktunya tiba, kam

Bab terbaru

  • Gadis Desa Milik CEO Arogan   Bab 101

    "Aoran."Aoran menyebutkan namanya sendiri. Mendengar Ardella memanggil namanya dengan langsung, Aoran sangat tidak suka.Ardella yang tengah terlentang di sofa dibawah tubuh Aoran yang kekar meronta-ronta, dia berusaha untuk terlepas dari genggaman Aoran.Ardella meronta hingga memukul dada bidang Aoran, tetap saja pukulan Ardella tidak membuat Aoran melepaskan dirinya. Semakin Ardella melawan semakin membuat Aoran bertambah agresif. Secepat kilat Aoran menggerakan mulutnya ke bibir Ardella.Dikejutkan dengan serangan Aoran, mata Ardella terbelalak lebar, mulutnya terbungkam oleh lidah Aoran. "Mum." Masih dalam keadaan berontak, Ardella mendorong Aoran.Aoran sama sekali tidak peduli dengan perlawanan Ardella, ciuman di bibir Aoran terasa kasar di mulut Ardella."Auh!" Seru Aoran menyentuh bibirnya. Ardella menggigit Aoran. Dengan tatapan acuh, Aoran kembali menyerang Ardella.Tidak hanya sampai disitu, satu persatu Aoran membuka kancing baju Ardella."Aoran! kau gila. Aku akan mel

  • Gadis Desa Milik CEO Arogan   Bab 100

    Di tengah perjalanan menuju pulang. Aoran menyetir dengan cepat. Sepanjang jalan Aoran hanya memikirkan Ardella yang dibencinya.Ckitt.Tiba dirumah Aoran langsung melangkah masuk kedalam rumah."Kak Aoran." Panggil Anasya dari bawah tangga. Kebetulan Anasya yang belum tidur melihat Aoran melangkah dengan terburu-buru naik keatas lantai dua.Mendengar panggilan Anasya Aoran berbalik. "Kenapa belum tidur jam segini?" Aoran melirik jam tangannya."Aku terbangun karena haus kak." Anasya mendekat kearah Aoran. "Kak Aoran bau alkohol." Mencium bau alkohol, Anasya menutup hidungnya."Kembali lah tidur, kakak ingin istirahat juga," ucap Aoran tanpa melanjutkan pembicaraan lagi."Iya kak,” saut Anasya dengan lembut.Aoran masih dalam suasana hati marah, dia melemparkan dirinya ke atas tempat tidur. Dengan posisi tengkurap Aoran terbaring diatas kasur. "Ardella aku lelah, aku ingin berhenti. " Sangat melelahkan untuk membenci orang yang kita pernah cintai, seandainya bisa memilih Aoran lebih

  • Gadis Desa Milik CEO Arogan   Bab 99

    Dengan memainkan gelas yang berisikan wine, Aoran melirik Ardella yang berdiri di depannya."Aku merasa bosan, berikan aku hiburan." Ucapnya meneguk minumannya."Hiburan. Siapa kamu yang mewajibkan aku menghiburmu. Sungguh menyebalkan. " Kata Ardella dalam hati."Maaf tuan, saya tidak bisa menghibur anda." Suara Ardella sungguh ramah dan manis didengar. "Kalau mau dihibur cari saja wanita seksi yang bisa menghiburmu." Gumamnya menyeret suaranya.Meski mendengar ucapan Ardella, tetap saja Aoran bersikeras mau dihibur. "Ayolah, kamu bisa menari, kalau tidak menyanyi untuk menghiburku." Saut Aoran meminta.Menari? aku tidak mau menari dihadapan cowok rese ini, sepertinya menyanyi lebih baik. Ardella membatin."Baiklah, aku akan menyanyi. Tapi kamu tidak boleh tertawa." Memastikan bahwa Aoran tidak akan tertawa. Bakat Ardella sangat terpancar jika menari, tapi menyanyi bisa dikatakan kurang memenuhi syarat."Ok." Senyum Aoran yakin.Ardella mengambil mikrofon yang ada di sudut meja, mikr

  • Gadis Desa Milik CEO Arogan   Bab 98

    Flashback.Sebelum melihat dengan mata kepala sendiri, Aoran merasa tidak tenang, dia memastikan sendiri Ardella aman bekerja di bar."Apa ini barnya?" tanya Aoran pada Parto."Iya Bos," saut Parto yakin.Pupil mata Aoran mengerut ketika melihat ke arah bar. Alis matanya terangkat tajam menandakan hatinya dalam suasana suram.Parto yang berdiri di samping Aoran merasa merinding. Mungkin sebentar lagi akan ada kejadian buruk. Mengenal sifat Aoran dengan tempramental buruk, tanpa sadar dia menggelengkan kepalanya."Parto." Panggil Aoran dengan tatapan mematikan. "Apa maksudnya kamu menggelengkan kepala," tanya Aoran dengan suara bergetar."Aku yakin Bos, sebentar lagi akan ada kekacauan disini,” sautnya tanpa menyaring perkataannya. Parto tertawa menunjukkan giginya.Raut muka Aoran berubah menjadi mengkerut. "Berhentilah bercanda denganku, sebelum kurontokkan semua gigimu." Nada datar tapi bermakna dari suara berat Aoran."Maaf Bos." Secepatnya Parto merapatkan bibirnya.Pertama kali m

  • Gadis Desa Milik CEO Arogan   Bab 97

    Pagi hari.Terdengar suara langkah ribut dari kejauhan.Srek.Edward naik ke atas kasur Ardella. Menatap tantenya masih tidur dia menggelengkan kepala."Tante bangun." Edward membangunkan Ardella, dengan tangan kecilnya di menggoyang-goyang tubuh Ardella yang masih tidur dibawah selimut.Akibat lembur dari semalaman kelopak mata Ardella masih berat, dia menarik tubuh Edward kepelukannya. "Sepuluh menit lagi. Tante masih mengantuk." Ardella masih memejamkan matanya dengan rapat.Edward membalas pelukan Ardella, dengan tenang dia menunggu tantenya untuk bangun. "Ok. Waktunya bangun." Ardella menendang selimutnya, ketika membuka matanya terbuka lebar dia melihat tatapan Edward yang sangat menggemaskan."Aduhh, keponakan tante yang satu ini." Ardella mencium pipi Edward dengan gemes. "Ayo, bangun,” ucap Ardella ketika masih melihat Edward berbaring dengan santai di atas kasurnya."Huh, beratnya. " Menggendong Edward di pangkuannya."Aku tidak suka tante pulang malam." Kata Edward menunj

  • Gadis Desa Milik CEO Arogan   Bab 96

    Malam hari.Ketika tiba dirumah Ardella disambut oleh kakak iparnya. Dengan wajah tersenyum Lisa menghampiri Ardella. "Dek, suruhan Aoran datang lagi." "Apalagi yang diinginkan cowok bre*ngsek itu." Gumamnya pelan. Ardella mengitari tubuh Lisa."Ada apa dek?" tanya Lisa ketika melihat Ardella membalikkan tubuhnya."Untung kakak ipar baik-baik saja, aku hanya takut mereka melukai kakak ipar." Suara lega terdengar dari hembusan nafas Ardella.Teringat dengan amplop yang diberikan oleh Parto. "Orang itu juga menitipkan ini." Amplop yang masih berada diatas meja diserahkan pada Ardella.Tidak lama kemudian Lisa juga membahas masalah kontrak rumah yang ditawarkan oleh Parto. Penjelasan Lisa sangat panjang dan detail."Sungguh kak." Terkejut mendengar penjelasan kakak iparnya."Iya dek, bahkan surat kontraknya sudah dibuat." Lisa menunjukkan isi kontrak pada Ardella.Membaca isi surat kontrak sepertinya tidak ada masalah, Ardella juga memikirkan betapa rumitnya mereka harus berkemas dan

  • Gadis Desa Milik CEO Arogan   Bab 95

    Mencari pekerjaan di kota metropolitan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Berjalan kesana kemari untuk mencari kerja tapi masih saja belum mendapatkan pekerjaan. Rasa frustasi sedikit tersirat di benak Ardella yang sedang mencari pekerjaan.Sudah beberapa kali Ardella menerima penolakan dari perusahaan lain. Kakinya begitu lelah dan sulit untuk berjalan, dia menghembuskan nafas dengan pelan. "Huh. Lelah sekali." Gumamnya.Karena merasa kakinya sedikit pegal, Ardella ingin beristirahat terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanannya. Ardella yang sedang berdiri dipinggir jalan melihat ke arah sekitarnya, melihat warung kecil di depannya dengan langkah kecil Ardella beranjak ke arah warung.Setibanya di warung Ardella duduk dengan meluruskan kakinya lebih condong ke depan. Melihat pemilik warung yang sedang berjualan Ardella merasa tidak enak hati hanya menumpang duduk, dia pun membeli beberapa cemilan kecil untuk dimakan.Sambil duduk Ardella melihat kembali sekelilingnya, di

  • Gadis Desa Milik CEO Arogan   Bab 94

    Hari berikutnya.Semua kembali seperti semula. Menjalani kehidupan masing-masing. Pepatah mengatakan jika karena mengalami hal terpuruk membuat dirimu lebih kuat, maka bagi Ardella merasa semuanya tidak masalah, asalkan dia masih berada dekat dengan orang dia sayangi.Jika untuk sementara diriku kehilanganmu, maka aku akan terima dengan lapang dada. Tapi kumohon jangan pergi lebih lama lagi. Mungkin aku akan berubah lebih buruk dari ini. Aoran membiarkan Ardella bernafas untuk sejenak, dia tidak mengganggu Ardella untuk sementara waktu.***Pagi hari.Tak,, tak,,, tak. Suara langkah Aoran mengitari lapangan golf.Seperti biasa Aoran selalu melakukan olahraga kecil. Halaman taman di kediaman Aoran begitu luas, di sekitar pekarangan rumah terdapat lapangan golf seluas tiga ribu meter. Lapangan beralaskan rumput hijau dan beratapkan langit biru menjadi tempat santai bagi Aoran. Terkadang Aoran menghabiskan waktu bermain golf ketika waktunya senggang. Dipagi hari Aoran selalu memanjakan

  • Gadis Desa Milik CEO Arogan   Bab 93

    Aoran sendiri tertegun dengan ucapan Ardella. Memperhatikan Ardella yang saat ini berdiri di hadapannya, Aoran masih merasa hatinya bergetar untuk Ardella. Tetapi sekarang dia berusaha menolak hatinya untuk menerima Ardella kembali.Disisi lain, Ardella merasa dirinya bagaikan sebuah bayangan untuk Aoran. Mungkin kah bayangan wanita itu menjadikan alasan semua perbuatan Aoran terhadapnya.Keduanya berbicara didalam hati masing-masing. Di Ruangan sunyi tanpa suara, detak jantung terdengar di telinga mereka sendiri. Aoran dan Ardella kini saling menatap, sesama melihat ke arah mata masing-masing. Keduanya hanya membentuk pola pikiran rumit."Jika saja aku wanita itu, maka sekarang aku akan melihatmu dengan rasa jijik,” ucap Ardella dingin. Dirinya masih dalam keadaan tidak terima Aoran menganggapnya sebagai wanita mainan."Mungkinkah kamu sendiri yang meninggalkan wanita itu, atau sebenarnya dari awal kamu memang tidak mencintainya,” ucap Ardella sembarangan menebak. Mungkin diantara m

DMCA.com Protection Status