Sekitar pukul 19.30 waktu Singapura, usai makan malam di rumah Ananda dan Maya. Mereka sengaja tidak memberikan pekerjaan tambahan untuk Aji dan Marcella karena hari ini adalah hari istimewa pernikahan pasangan unik itu."Cella Cantik, yuk kita belah duren!" goda Aji sembari menggendong tubuh ramping pengantin barunya itu dari koridor ruang makan ke kamarnya. Istrinya terkikik dengan wajah merona sembari bergelanyut di leher Aji. "Durennya sudah lama kebuka, nggak ingat ya kamu, Sayangku yang ganteng?" balas Marcella."Hmm ... ya sudah kita aseekk aseekk ajalah apa pun istilahnya. Ohh iya, berarti aku yang malam ini hilang perjaka dong. Apa tuh istilahnya—itulah pokoknya, Yang!" sahut Aji tak sabar. Dia lalu menendang pintu kamarnya hingga menutup dan bergegas ke arah ranjang. Perlahan dia menurunkan tubuh Marcella Wrigley lalu melepaskan pakaiannya sendiri yang berupa kaos dan celana pendek kolor warna hitam. Sedangkan, istrinya yang terbaring terlentang di bawahnya cekikikan melih
Desahan pria dan dua wanita bersahutan saling berbagi sentuhan intim terekam jelas oleh lensa kamera video. Adegan panas dua wanita tanpa busana melayani sang aktor bintang video khusus dewasa yang sedang naik daun memang terlihat meyakinkan.Andre Cornelius Wijaya selain berparas tampan dengan tubuh kekar berotot memiliki stamina bak kuda pacu jantan, dia melayani dua wanita berambut panjang lurus dicat berwarna pirang dan cokelat. Wanita yang dipanggil Carissa berambut pirang sedang menservis Andre dengan mulutnya melumat batang berurat pria itu di bawah sana. Andre bersandar di sofa dengan posisi paha terentang lebar. Sementara Yuki yang berambut cokelat menyodorkan sepasang bulatan padat seukuran melon Honey Dew ke wajah Andre untuk dinikmati. Wanita itu mendesah-desah dengan mata terpejam dan kepala tengadah ke langit-langit kamar berpencahayaan remang-remang. Bibir dan lidah Andre membuatnya terangsang dan jemari tangannya menggodai 'gadis kecil' Yuki yang basah."Mass ... arrh
Pesawat Singapore Airlines yang membawa Ananda dan Maya bersama Bayu yang telah berusia satu setengah tahun ditemani sepasang asisten mereka mendarat di Bandara Soekarno-Hatta."Selamat siang, Penumpang Pesawat Singapore Airlines SPA-790 tujuan Jakarta. Di sini Kapten Yogi Effendi ingin mengabarkan bahwa sebentar lagi pesawat akan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta. Tolong kembali ke tempat duduk Anda dan pasang sabuk pengaman. Diperkirakan pesawat akan mendarat pada pukul 12.30 waktu Jakarta, Indonesia," ucap pilot pesawat yang ditumpangi rombongan Ananda dan Maya dari loud speaker.Sesuai yang dikatakan oleh pilot pesawat tadi mereka mendarat tepat waktu. Kemudian mereka mengambil koper sebelum keluar menuju pintu lobi bandara dimana sopir pribadi keluarga Kusuma Mulia telah menunggu kedatangan mereka. Kemudian koper-koper mereka dimuat di bagian bagasi belakang mobil oleh sopir itu dibantu Aji."Selamat datang, Pak Nanda, Bu Maya! Kemana tujuan kita sekarang?" sapa Pak Nurdin yang
Musik hingar bingar di ruangan remang-remang dengan cahaya lampu sorot warna-warni mengiringi detak jantung kehidupan muda-mudi metropolitan. Sekumpulan pria muda bertampang menarik dan wanita-wanita berpenampilan sexy sedang larut dalam kemeriahan malam pesta di sebuah diskotek elite."Noni joged dong! Digoyang patah-patah kayak kalau lagi syuting tuh. Wuidih dijamin mantap jiwa!" seru Stanley Irawan yang bersemangat pasca menghidu serbuk putih narkoba.Sedangkan, Andre dan rekan-rekan aktor panas lainnya duduk bersandar santai di sofa sambil menenggak minuman keras mahal yang ditraktir oleh sutradara mereka, Amir Funky. Perempuan sexy bernama Noni itu tak mau kalau dirinya sendirian yang dijadikan obyek kemesuman rekan-rekan lawan mainnya dalam film panas. Dia menggeleng dan berseru mengalahkan suara musik DJ yang rancak berdentum-dentum, "Noni ogah kalau sendirian, yang lain ajalah, mangga sok atuh!""Sisca, Velli, Sandra, Tita, Mona, yuk yuk jangan sok alim deh! Biasanya kalian l
Sekitar pukul 06.30 WIB Nyonya Astrid mulai beraktivitas di luar kamar tidurnya usai mandi pagi dan berdandan rapi. Dia membuat sarapan sederhana untuk dirinya dan juga putera semata wayangnya. Setelah menu nasi goreng telor mata sapi itu siap, dia melangkahkan kakinya menuju ke kamar Andre."TOK TOK TOK." Ketokan di daun pintu bercat putih itu cukup kencang, tetapi tak ada suara sahutan Andre seperti biasanya. Maka Nyonya Astrid pun membuka pintu untuk memeriksa apa semalam puteranya pulang atau tidak ke apartment.Ketika dia melihat puteranya dalam kondisi telanjang tidur dalam posisi janggal tertelungkup di atas ranjang, Nyonya Astrid bergegas menghampiri Andre. Dia memanggilnya, "Ndre ... Andre! Kamu nggak kenapa-kenapa 'kan?"Telapak tangan mama Andre menyentuh tubuh puteranya yang dingin dan kaku seperti mayat. Dan dia pun berteriak histeris, "AAAAAARRRGGHHH!" Disusul tangisnya pecah tak terkendali menangisi kepergian putera tungga kesayangannya itu di usia yang begitu belia."A
"Mass ... aarrhh!" Maya memejamkan matanya, tubuh polosnya bergetar hebat dengan punggung melengkung dalam dekapan Ananda di atas sofa. Ananda melumat dan memainkan puncak buah dada yang mengeras karena gairah di dalam mulutnya. Dia membantu istrinya yang bersimbah peluh bergerak naik turun di atas pangkuannya. Sesaat kemudian dia tak mampu lagi memperpanjang permainan cinta mereka dan ia pun menyembur deras ke dalam rahim Maya. Dahulu bercinta bersama Maya dengan berbagai gaya mungkin hanya sekadar bunga tidur saja bagi Ananda. Kelumpuhan kaki istrinya membuatnya harus mengalah menerima wujud kemesraan apa pun yang bisa dinikmati berdua. Namun, kini istrinya telah seutuhnya sehat walafiat dan tak keberatan mencoba berbagai posisi bercinta yang lebih menantang dan intens."Ini Mas Nanda rajin menyebar benih, kalau aku hamil lagi gimana dong? Sepertinya saat ini lagi subur-suburnya lho, Mas!" ujar Maya sambil membiarkan suaminya yang tak henti-hentinya mencumbunya. Dia tenggelam dala
"ANDREEE ... ANDREEE ... MANA ANDREEE?!" Teriakan wanita dari dalam ruang perawatan itu membuat para suster jaga di luar pintu saling bertukar pandang dengan prihatin. Suster Mawar berkata kepada kedua rekannya, "Kondisi gangguan mental Nyonya Astrid semakin parah saja semenjak datang. Sebaiknya segera dipindahkan ke rumah sakit jiwa!""Memang sebenarnya mengganggu pasien lainnya, Sus. Hanya saja belum ada keluarga yang bertanggung jawab. Kemarin tuh pihak kepolisian meminta Nyonya Astrid dirawat sementara di sini, enaknya gimana ya?" tanya Suster Susana bimbang menghadapi situasi dilematis ini.Kemudian Suster Diana menyarankan, "Coba hubungi dokter spesialis kejiwaan mungkin bisa diberikan suntikan obat penenang untuk sementara atau bagaimana, Sus?""Saran yang bagus, Suster Diana. Saya akan tanyakan ke Dokter Setiawan Trisnadi untuk persetujuan beliau. Kalau iya akan saya ambilkan obatnya di bagian farmasi sesuai resep beliau," jawab Suster Mawar yang menjabat kepala perawat rawat
Bunyi sirine ambulans yang meraung-raung sepanjang jalan dari Rumah Sakit Citra Medika menuju ke RSJ Dr. Soeharto Heerdijan membukakan perjalanan menembus kemacetan lalu lintas sore itu di jalanan ibu kota."May, aku mau pesan ke kamu sesuatu," ujar Ananda yang duduk bersebelahan dengan Maya di bangku penumpang mobil sedan AUDI A6 hitam itu."Apa Mas Nanda? Maya dengerin," sahut istrinya dengan penuh perhatian menoleh ke arah Ananda.Selama mengurus biaya administrasi Nyonya Astrid di Rumah Sakit Citra Medika tadi memang Ananda sudah memikirkan segalanya terkait urusan wasiat mendiang Andre. Dia lalu melanjutkan perkataannya, "Jadi aku mau kamu untuk hanya memantau saja mamanya Andre melalui dokter yang merawatnya. Jangan pernah temui dia lagi secara langsung. Ini demi kebaikan kamu—kebaikan kita juga. Wanita yang gila itu berbahaya dan bisa menyerang kamu karena mentalnya terganggu."Maya terdiam dan berpikir, dia pun mengerti maksud baik suaminya. Memang tadi pun Ananda sempat ceder