Beranda / Semua / Gadis Cacat Pilihan CEO / Tewas Pasca Indehoi

Share

Tewas Pasca Indehoi

Penulis: agneslovely2014
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-16 12:53:47

Musik hingar bingar di ruangan remang-remang dengan cahaya lampu sorot warna-warni mengiringi detak jantung kehidupan muda-mudi metropolitan. Sekumpulan pria muda bertampang menarik dan wanita-wanita berpenampilan sexy sedang larut dalam kemeriahan malam pesta di sebuah diskotek elite.

"Noni joged dong! Digoyang patah-patah kayak kalau lagi syuting tuh. Wuidih dijamin mantap jiwa!" seru Stanley Irawan yang bersemangat pasca menghidu serbuk putih narkoba.

Sedangkan, Andre dan rekan-rekan aktor panas lainnya duduk bersandar santai di sofa sambil menenggak minuman keras mahal yang ditraktir oleh sutradara mereka, Amir Funky.

Perempuan sexy bernama Noni itu tak mau kalau dirinya sendirian yang dijadikan obyek kemesuman rekan-rekan lawan mainnya dalam film panas. Dia menggeleng dan berseru mengalahkan suara musik DJ yang rancak berdentum-dentum, "Noni ogah kalau sendirian, yang lain ajalah, mangga sok atuh!"

"Sisca, Velli, Sandra, Tita, Mona, yuk yuk jangan sok alim deh! Biasanya kalian l
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ami Lee
gak elit bgt mati nya si andre ya...abis nananina langsung koit
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Gadis Cacat Pilihan CEO   Hilang Akal Tanpa Harapan Hidup

    Sekitar pukul 06.30 WIB Nyonya Astrid mulai beraktivitas di luar kamar tidurnya usai mandi pagi dan berdandan rapi. Dia membuat sarapan sederhana untuk dirinya dan juga putera semata wayangnya. Setelah menu nasi goreng telor mata sapi itu siap, dia melangkahkan kakinya menuju ke kamar Andre."TOK TOK TOK." Ketokan di daun pintu bercat putih itu cukup kencang, tetapi tak ada suara sahutan Andre seperti biasanya. Maka Nyonya Astrid pun membuka pintu untuk memeriksa apa semalam puteranya pulang atau tidak ke apartment.Ketika dia melihat puteranya dalam kondisi telanjang tidur dalam posisi janggal tertelungkup di atas ranjang, Nyonya Astrid bergegas menghampiri Andre. Dia memanggilnya, "Ndre ... Andre! Kamu nggak kenapa-kenapa 'kan?"Telapak tangan mama Andre menyentuh tubuh puteranya yang dingin dan kaku seperti mayat. Dan dia pun berteriak histeris, "AAAAAARRRGGHHH!" Disusul tangisnya pecah tak terkendali menangisi kepergian putera tungga kesayangannya itu di usia yang begitu belia."A

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-16
  • Gadis Cacat Pilihan CEO   Serpihan Fragmen Kehidupan

    "Mass ... aarrhh!" Maya memejamkan matanya, tubuh polosnya bergetar hebat dengan punggung melengkung dalam dekapan Ananda di atas sofa. Ananda melumat dan memainkan puncak buah dada yang mengeras karena gairah di dalam mulutnya. Dia membantu istrinya yang bersimbah peluh bergerak naik turun di atas pangkuannya. Sesaat kemudian dia tak mampu lagi memperpanjang permainan cinta mereka dan ia pun menyembur deras ke dalam rahim Maya. Dahulu bercinta bersama Maya dengan berbagai gaya mungkin hanya sekadar bunga tidur saja bagi Ananda. Kelumpuhan kaki istrinya membuatnya harus mengalah menerima wujud kemesraan apa pun yang bisa dinikmati berdua. Namun, kini istrinya telah seutuhnya sehat walafiat dan tak keberatan mencoba berbagai posisi bercinta yang lebih menantang dan intens."Ini Mas Nanda rajin menyebar benih, kalau aku hamil lagi gimana dong? Sepertinya saat ini lagi subur-suburnya lho, Mas!" ujar Maya sambil membiarkan suaminya yang tak henti-hentinya mencumbunya. Dia tenggelam dala

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-17
  • Gadis Cacat Pilihan CEO   Histeria Keputusasaan

    "ANDREEE ... ANDREEE ... MANA ANDREEE?!" Teriakan wanita dari dalam ruang perawatan itu membuat para suster jaga di luar pintu saling bertukar pandang dengan prihatin. Suster Mawar berkata kepada kedua rekannya, "Kondisi gangguan mental Nyonya Astrid semakin parah saja semenjak datang. Sebaiknya segera dipindahkan ke rumah sakit jiwa!""Memang sebenarnya mengganggu pasien lainnya, Sus. Hanya saja belum ada keluarga yang bertanggung jawab. Kemarin tuh pihak kepolisian meminta Nyonya Astrid dirawat sementara di sini, enaknya gimana ya?" tanya Suster Susana bimbang menghadapi situasi dilematis ini.Kemudian Suster Diana menyarankan, "Coba hubungi dokter spesialis kejiwaan mungkin bisa diberikan suntikan obat penenang untuk sementara atau bagaimana, Sus?""Saran yang bagus, Suster Diana. Saya akan tanyakan ke Dokter Setiawan Trisnadi untuk persetujuan beliau. Kalau iya akan saya ambilkan obatnya di bagian farmasi sesuai resep beliau," jawab Suster Mawar yang menjabat kepala perawat rawat

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-18
  • Gadis Cacat Pilihan CEO   Hidup Mati Hanya Tuhan yang Tahu

    Bunyi sirine ambulans yang meraung-raung sepanjang jalan dari Rumah Sakit Citra Medika menuju ke RSJ Dr. Soeharto Heerdijan membukakan perjalanan menembus kemacetan lalu lintas sore itu di jalanan ibu kota."May, aku mau pesan ke kamu sesuatu," ujar Ananda yang duduk bersebelahan dengan Maya di bangku penumpang mobil sedan AUDI A6 hitam itu."Apa Mas Nanda? Maya dengerin," sahut istrinya dengan penuh perhatian menoleh ke arah Ananda.Selama mengurus biaya administrasi Nyonya Astrid di Rumah Sakit Citra Medika tadi memang Ananda sudah memikirkan segalanya terkait urusan wasiat mendiang Andre. Dia lalu melanjutkan perkataannya, "Jadi aku mau kamu untuk hanya memantau saja mamanya Andre melalui dokter yang merawatnya. Jangan pernah temui dia lagi secara langsung. Ini demi kebaikan kamu—kebaikan kita juga. Wanita yang gila itu berbahaya dan bisa menyerang kamu karena mentalnya terganggu."Maya terdiam dan berpikir, dia pun mengerti maksud baik suaminya. Memang tadi pun Ananda sempat ceder

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-18
  • Gadis Cacat Pilihan CEO   Di Hadapan Gundukan Tanah Basah

    Pagi dengan gerimis rintik-rintik sisa hujan besar semalam masih mengguyur kota Jakarta. Wanita cantik dengan gaun hitam selutut itu menguatkan tekadnya untuk mengunjungi TPU Tanah Kusir, tempat dimana mendiang Andre dimakamkan. Mungkin sedikit terlambat, tetapi dia memang baru mengetahui berita duka cita itu belakangan.Payung hitam yang dia bawa untuk menaungi tubuhnya meneteskan air di ujung-ujung rusuk benda itu. Angin dingin yang menerpanya serasa menusuk tulang, pipinya basah oleh air mata yang mengalir di balik kaca mata hitam yang menutupi sebagian wajahnya.Selangkah demi selangkah Maya menuju ke sebuah gundukan tanah merah yang masih baru dibuat. Ada sebentuk nisan yang tertancap bertuliskan nama familiar seorang pemuda yang pernah begitu berarti dalam hidupnya.Keranjang bunga mawar tabur terayun pelan di tangan kanannya. Semakin dekat ia melangkah, dadanya terasa semakin sesak. Maya mungkin telah memiliki cinta baru yang indah bersama Ananda. Namun, kenangan manis masa pac

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-18
  • Gadis Cacat Pilihan CEO   Penculikan Bayu

    Sore itu kediaman Keluarga Kusuma Mulia ramai dikunjungi oleh serombongan nyonya-nyonya sosialita. Ada arisan elite bulanan yang digelar di sana. Tempat acara bergengsi itu berpindah-pindah sesuai giliran dan kebetulan kali ini jatuh di rumah mama Ananda.Maya pun diundang bersama putera tunggalnya untuk diperkenalkan ke teman-teman arisan Nyonya Belina. Sekalipun Maya sebenarnya tidak terbiasa mengikuti acara semacam itu, mau tak mau demi menghormati mama suaminya dia pun hadir."Jeng-jeng, kenalkan ini Maya Angelita, menantu saya. Mungkin sebagian sudah kenal ya karena dia ini penulis dongeng anak terkenal lho, nggak cuma di Indonesia ... sampai luar negeri juga bukunya dijual. Dan yang ini cucu saya, namanya Bayu. Lucu ya?!" tutur Nyonya Belina berdiri bersama Maya dan Bayu yang digendong mamanya di hadapan teman-teman arisan yang tajir melintir itu.Apa pun yang bisa disombongkan harus ditonjolkan, itulah prinsip anggota arisan elite yang diikuti Nyonya Belina. Para wanita itu pun

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-19
  • Gadis Cacat Pilihan CEO   Ibu dan Anak yang Buron

    Suara tangisan dan rengekan bayi terdengar memenuhi mobil Alphard putih yang tengah melaju di jalanan ibu kota yang padat oleh kendaraan bermotor petang itu. Sang sopir melirik curiga melalui spion tengah mobil yang dia kemudikan. 'Perasaan tadi nyonya besar dan nyonya muda berangkat nggak bawa bocah. Lha ini ... lantas anak siapa? Jangan-jangan mereka nyulik anak orang!' batin Pak Suryo gelisah sembari berjibaku dengan lalu lintas yang begitu ramai."Rewel banget sih nih bocah!" keluh Deana yang memangku putera Maya. Dia memang tidak suka anak kecil. "Sabar, Dea. Sebentar lagi juga sampai di apartment," bujuk Nyonya Shinta melirik puterinya dan Bayu yang menangis tak henti-hentinya. Memang mereka berdua tidak mengerti kalau bocah laki-laki itu kelaparan, tadi Suster Sisca pergi ke dapur untuk membuatkan susu untuk Bayu dan Nyonya Shinta membawa pergi bocah itu diam-diam.Mobil Alphard putih itu membelok ke apartment Royal Heir Dharmawangsa yang mewah. Pasca hotel milik keluarga Ha

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-19
  • Gadis Cacat Pilihan CEO   Jutek Tingkat Dewa

    Selang 24 jam pasca menghilangnya Bayu dari kediaman Kusuma Mulia. Pihak kepolisian dan juga Ananda Kusuma ditemani oleh sekretarisnya mendatangi Royal Heir Dharmawangsa apartment."TING TONG." Bunyi bel apartment milik Nyonya Shinta terdengar mengejutkan dia dan puterinya yang memang sengaja tidak keluar kemana pun dari apartment itu sejak kemarin malam."Ehh—siapa tuh, Ma?" tanya Deana cemas bertukar pandang dengan mamanya di sofa.Kemudian Nyonya Shinta berjalan ke pintu keluar unit apartmentnya dan mengintip siapa tamunya dari lubang intip. Ketika dia melihat petugas polisi berseragam, makin paniklah dia. "Dea ... Dea, ada polisi di depan!" serunya berlari menuju ke sofa.Namun, gedoran di pintu terdengar bersama suara amarah Ananda. "Buka pintunya atau perlu didobrak?!" teriaknya mengancam dari balik pintu. "Waduh Ma, gimana nih? Kok Mas Nanda tahu kita ada di sini?" Deana mencicit panik.Sementara Bayu yang tadinya diam mulai menjerit-jerit, "PAAPAA ... PAAAPAAA ...."Setelah m

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-20

Bab terbaru

  • Gadis Cacat Pilihan CEO   Perhiasan Abadi Bagi Seorang Wanita (The End)

    Beberapa bulan kemudian sesuai janji Maya kepada Dokter Joyo Baskara, usai kelahiran anak kembar laki-laki dan perempuannya berselang masa nifasnya. Dia mengunjungi TPU Tanah Kusir bersama suaminya kali ini. Mereka hanya berdua saja dan ketiga anak mereka dititipkan di rumah kakek neneknya.Langit pagi itu biru cerah dengan gumpalan awan putih di angkasa. Musim kemarau baru berjalan tak lama di Indonesia waktu itu. Angin di taman pemakaman yang asri dan tenang itu bertiup sepoi-sepoi menerbangkan rambut panjang Maya yang tergerai. Suara serangga tongeret terdengar nyaring mengisi kesunyian tempat dimana ratusan jasad terkubur di bawah tanah berlapis rumput hijau yang terpangkas rapi.Ananda berjalan sembari menggenggam tangan kanan Maya dengan tangan satunya membawakan keranjang bunga mawar tabur untuk makam mendiang Andre dan mamanya.Dari kejauhan mereka dapat mengenali nisan putih bertuliskan nama sepasang ibu dan anak yang telah tiada tak lama berselang itu. Mereka berdua melangka

  • Gadis Cacat Pilihan CEO   Kata Maaf yang Tak Sempat Terucap

    "Maafkan kami, Bu Maya. Kondisi fisik Nyonya Astrid semakin hari semakin melemah. Secara kejiwaan dan juga pikiran memang terapi psikologisnya berhasil membawa akal sehatnya kembali normal. Hanya saja—semangat hidupnya telah sirna, di situlah letak kesulitannya," terang Dokter Joyo Baskara yang merawat mama Andre selama berbulan-bulan terakhir ini.Maya pun menanggapi perkataan Dokter Joyo melalui sambungan telepon antar negara itu, "Baik, Dok. Kalau boleh saya tahu apakah Tante Astrid masih mau makan teratur setiap hari?""Masih, hanya terlalu sedikit. Dia juga lebih banyak tidur dibanding beraktivitas. Jarang berkomunikasi dengan orang lain yang ada di sekitarnya. Saya yang paling sering berbicara dengan beliau untuk menjalani konseling kejiwaan," ujar Dokter Joyo berusaha menjelaskan situasi sulit yang dihadapinya terkait pasien yang ditanganinya.Setelah berpikir sejenak, Maya pun bertanya, "Seandainya saya datang ke sana, apa beliau mau berbicara dengan tenang?""Nyonya Astrid me

  • Gadis Cacat Pilihan CEO   Dua Kabar Bahagia

    Ketika Ananda sarapan pagi bersama Maya dan Bayu, di sekeliling meja makan juga ada Aji dan Marcella yang sudah dianggap seperti anggota keluarga kecil mereka."Ji, bikinin janji ke rumah sakit sepulang kerja nanti buat Maya ya. Kami mau periksa kehamilan," ujar Ananda santai sambil menikmati menu sarapan paginya.Mendengar perintah bosnya, Aji dan Marcella saling bertukar pandang kikuk. Mereka lalu diam-diam tersenyum satu sama lain. Aji pun menjawab, "Siap, Pak Nanda. Nanti saya buatkan janji ke dokter Obsgyn. Oya, kalau nanti kami nebeng berangkat ke rumah sakit apa boleh, Pak?"Kali ini Maya dan Ananda yang heran lalu Maya yang bereaksi terlebih dahulu, "Siapa yang sakit nih?""Cella juga mau periksa kehamilan sore ini, Bu Maya!" jawab Aji yang membuat seisi meja makan tertawa.Ananda pun menanggapi, "Kok bisa barengan nih jadinya. Padahal bikinnya nggak janjian 'kan?" Mendengar candaan suaminya, Maya mencubit pinggang pria itu hingga mengaduh-aduh. "Mas Nanda ini bisa-bisanya—"

  • Gadis Cacat Pilihan CEO   Karunia untuk Pasangan Unik

    "Hai, Hubby ... apa kamu capek?" sambut Marcella Wrigley saat bayi besarnya memeluknya erat-erat di balik pintu kamar tidur mereka sepulang kerja.Dengan manja Aji menyurukkan wajahnya di lekuk leher istrinya yang menguarkan aroma parfum feminin nan lembut. Dia menyesap kulit putih terang itu, tetapi Marcella membiarkannya begitu sekalipun akan membekas tanda kepemilikan berwarna merah tua nantinya yang tentu saja bertahan cukup lama."Baby Cella, Sayangku ...," gumam Aji sembari meraup tubuh istrinya menuju ke tempat tidur mereka.Wanita berambut pirang dengan sepasang mata biru itu melingkarkan kedua lengannya di leher Aji sambil menatap wajah pemuda berondong menggemaskan yang sedang menggendongnya. "Ji ... aku punya kabar mengejutkan untukmu," ujar Marcella hati-hati saat tubuhnya dibaringkan di atas ranjang. "Apa tuh, Cella?" sahut Aji santai seolah yakin dia tak akan terkejut mendengar pemberitahuan istrinya. Mereka sudah menikah berbulan-bulan dan kipernya telalu ahli menjaga

  • Gadis Cacat Pilihan CEO   Ketika Yang Mulia Menjadi Terhina

    "Terdakwa penculikan putera dari CEO Grup Kusuma Mulia yaitu pasangan ibu dan anak Hartadinata telah menerima vonis bersalah dari pengadilan dan dijatuhi hukuman kurungan selama 5 tahun. Demikian laporan Desti Triana dan cameraman Rizky Setiadi dari depan ruang sidang. Kembali ke studio 5 Surya TV!" Berita siaran petang itu menjadi tayangan yang menyita perhatian Pak Alan dan Nyonya Belina. Mereka saling bertukar pandang prihatin. Kemudian Nyonya Belina berkata, "Kasihan sebenarnya, Pa. Sekeluarga kok bisa masuk bui semua. Mas Arifian juga masih 14 tahun penjara hukumannya."Pak Alan mendesah lelah, dia pun menanggapi, "Itu keluarga kacau balau, Ma. Kita telah salah mengenali di awal berteman dengan mereka. Tadinya konglomerat, sekarang malah sudah jatuh miskin masih harus tinggal di hotel prodeo. Malunya berlipat-lipat kalau dulu kita jadi berbesan sama mereka, tingkah mereka aneh-aneh begini!""Benar, Pa. Memang Mama dulu salah menilai, justru keluarganya Maya yang baik-baik saja m

  • Gadis Cacat Pilihan CEO   Jutek Tingkat Dewa

    Selang 24 jam pasca menghilangnya Bayu dari kediaman Kusuma Mulia. Pihak kepolisian dan juga Ananda Kusuma ditemani oleh sekretarisnya mendatangi Royal Heir Dharmawangsa apartment."TING TONG." Bunyi bel apartment milik Nyonya Shinta terdengar mengejutkan dia dan puterinya yang memang sengaja tidak keluar kemana pun dari apartment itu sejak kemarin malam."Ehh—siapa tuh, Ma?" tanya Deana cemas bertukar pandang dengan mamanya di sofa.Kemudian Nyonya Shinta berjalan ke pintu keluar unit apartmentnya dan mengintip siapa tamunya dari lubang intip. Ketika dia melihat petugas polisi berseragam, makin paniklah dia. "Dea ... Dea, ada polisi di depan!" serunya berlari menuju ke sofa.Namun, gedoran di pintu terdengar bersama suara amarah Ananda. "Buka pintunya atau perlu didobrak?!" teriaknya mengancam dari balik pintu. "Waduh Ma, gimana nih? Kok Mas Nanda tahu kita ada di sini?" Deana mencicit panik.Sementara Bayu yang tadinya diam mulai menjerit-jerit, "PAAPAA ... PAAAPAAA ...."Setelah m

  • Gadis Cacat Pilihan CEO   Ibu dan Anak yang Buron

    Suara tangisan dan rengekan bayi terdengar memenuhi mobil Alphard putih yang tengah melaju di jalanan ibu kota yang padat oleh kendaraan bermotor petang itu. Sang sopir melirik curiga melalui spion tengah mobil yang dia kemudikan. 'Perasaan tadi nyonya besar dan nyonya muda berangkat nggak bawa bocah. Lha ini ... lantas anak siapa? Jangan-jangan mereka nyulik anak orang!' batin Pak Suryo gelisah sembari berjibaku dengan lalu lintas yang begitu ramai."Rewel banget sih nih bocah!" keluh Deana yang memangku putera Maya. Dia memang tidak suka anak kecil. "Sabar, Dea. Sebentar lagi juga sampai di apartment," bujuk Nyonya Shinta melirik puterinya dan Bayu yang menangis tak henti-hentinya. Memang mereka berdua tidak mengerti kalau bocah laki-laki itu kelaparan, tadi Suster Sisca pergi ke dapur untuk membuatkan susu untuk Bayu dan Nyonya Shinta membawa pergi bocah itu diam-diam.Mobil Alphard putih itu membelok ke apartment Royal Heir Dharmawangsa yang mewah. Pasca hotel milik keluarga Ha

  • Gadis Cacat Pilihan CEO   Penculikan Bayu

    Sore itu kediaman Keluarga Kusuma Mulia ramai dikunjungi oleh serombongan nyonya-nyonya sosialita. Ada arisan elite bulanan yang digelar di sana. Tempat acara bergengsi itu berpindah-pindah sesuai giliran dan kebetulan kali ini jatuh di rumah mama Ananda.Maya pun diundang bersama putera tunggalnya untuk diperkenalkan ke teman-teman arisan Nyonya Belina. Sekalipun Maya sebenarnya tidak terbiasa mengikuti acara semacam itu, mau tak mau demi menghormati mama suaminya dia pun hadir."Jeng-jeng, kenalkan ini Maya Angelita, menantu saya. Mungkin sebagian sudah kenal ya karena dia ini penulis dongeng anak terkenal lho, nggak cuma di Indonesia ... sampai luar negeri juga bukunya dijual. Dan yang ini cucu saya, namanya Bayu. Lucu ya?!" tutur Nyonya Belina berdiri bersama Maya dan Bayu yang digendong mamanya di hadapan teman-teman arisan yang tajir melintir itu.Apa pun yang bisa disombongkan harus ditonjolkan, itulah prinsip anggota arisan elite yang diikuti Nyonya Belina. Para wanita itu pun

  • Gadis Cacat Pilihan CEO   Di Hadapan Gundukan Tanah Basah

    Pagi dengan gerimis rintik-rintik sisa hujan besar semalam masih mengguyur kota Jakarta. Wanita cantik dengan gaun hitam selutut itu menguatkan tekadnya untuk mengunjungi TPU Tanah Kusir, tempat dimana mendiang Andre dimakamkan. Mungkin sedikit terlambat, tetapi dia memang baru mengetahui berita duka cita itu belakangan.Payung hitam yang dia bawa untuk menaungi tubuhnya meneteskan air di ujung-ujung rusuk benda itu. Angin dingin yang menerpanya serasa menusuk tulang, pipinya basah oleh air mata yang mengalir di balik kaca mata hitam yang menutupi sebagian wajahnya.Selangkah demi selangkah Maya menuju ke sebuah gundukan tanah merah yang masih baru dibuat. Ada sebentuk nisan yang tertancap bertuliskan nama familiar seorang pemuda yang pernah begitu berarti dalam hidupnya.Keranjang bunga mawar tabur terayun pelan di tangan kanannya. Semakin dekat ia melangkah, dadanya terasa semakin sesak. Maya mungkin telah memiliki cinta baru yang indah bersama Ananda. Namun, kenangan manis masa pac

DMCA.com Protection Status