Beranda / Semua / Gadis Cacat Pilihan CEO / Hari Bahagia yang Dinanti

Share

Hari Bahagia yang Dinanti

Penulis: agneslovely2014
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-19 12:48:56

Acara pernikahan terheboh tahun ini diselenggarakan di Infinity Ballroom Hotel Cakrawala Indonesia. Semua persiapan pernikahan Ananda dan Maya dipersiapkan oleh Wedding Organizer Kencana Dewi yang terkenal paling bagus di kalangan selebritis dan konglomerat ibu kota.

Dekorasi bunga-bunga dan buah segar tersebar menghiasi ballroom dengan tiang penyangga vas setinggi 1,5 meter. Karpet merah juga menutupi seluruh lantai ruangan dengan kain warna putih, pink, ungu terbentang di langit-langit ruangan dimana lampu chandelier tergantung dengan elegan di berbagai titik.

Spot dekorasi yang terbuat dari pahatan es, hiasan pohon bambu Jepang, dan juga boneka-boneka lucu ditata di beberapa sudut ruangan pesta agar para tamu bisa berselfie dengan leluasa. Tentunya ada background foto kedua pengantin dalam bingkai besar dan inisial nama mereka berdua, A&M. Segalanya tampak sempurna di hari bahagia kedua mempelai.

Ananda menemani istri sahnya yaitu Maya di pelaminan, diapit oleh kedua orang tua mer
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Cyya Yaya
Alhamdulillah akhirnya sah juga , selamat ya Nanda dan Maya semoga pernikahan kalian selalu bahagia
goodnovel comment avatar
Endah Spy
selamat nanda dan maya .. akhirnya di persatukan di ikatan suci ini .. bahagia selalu ya kalian ..
goodnovel comment avatar
yesi rahmawati
Alhamdulillah, kalian udah sah jadi suami istri.. Semoga aja papa mama nya Nanda segera bisa menerima maya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Gadis Cacat Pilihan CEO   Malam Pertama Mendebarkan

    Ananda sengaja tidak membawa Maya pulang ke rumah keluarga Kusuma Mulia. Kamar pengantin yang ia pilih ada di lantai 24 Hotel Cakrawala Indonesia, sebuah presidential suite room sudah dihias oleh pihak wedding organizer untuk menyambut malam pertama bagi pasangan pengantin baru itu."TING." Pintu lift pun terbuka saat mereka sampai di lantai 24 yang dituju. Kursi roda Maya didorong oleh Ananda hingga ke depan pintu kamar nomor 8 yang ada di ujung lorong sebelah barat. Dia membukanya dengan kartu akses kamar. "Selamat datang ke kamar kita, Pengantin Cantikku!" seru Ananda sambil tersenyum lebar kepada Maya. "Wow ... ini indah sekali, Mas Nanda! Kamarnya wanginya ... seperti lautan bunga ini mah," ujar Maya berdecak kagum. Suaminya mulai menyalakan lilin-lilin aroma terapi yang tersebar di sekeliling kamar luas berinterior mewah itu. Model presidential suite room hotel ini memang dibuat tanpa sekat kecuali shower box di pojok ruangan agar air mandi tidak membasahi lantai kamar. Namu

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-19
  • Gadis Cacat Pilihan CEO   Hari-hari Menggairahkan Bagi Pengantin Baru

    Tubuh Maya rasanya seperti mau rontok saja, suaminya menghajarnya entah berapa kali semalaman hingga yang terakhir 4 jam yang lalu. Wajar saja bila Ananda masih tertidur pulas hingga pukul 08.00 WIB. Namun, Maya benar-benar kelaparan saat ini. Dia tak sanggup menahan lagi karena asam lambungnya mulai kumat. Akhirnya dia mencoba membangunkan suaminya."Mas ... Mas Nanda, bangun sebentar dong!" Maya menepuk-nepuk bahu telanjang Ananda yang nampak kokoh saat tidur tertelungkup memeluk bantal dengan wajah menghadap Maya di sebelahnya.Perlahan sepasang mata berbulu lentik itu membuka sekalipun nampak begitu berat. "Hmm ... ada apa, Sayang?" gumam Ananda, telapak tangan lebarnya menangkup wajah Maya."Aku lapar banget, Mas dan ini sudah agak siang lho, jam 8!" jawab Maya mencebik.Dengan segera Ananda bangun terduduk di atas ranjang yang berantakan seperti habis terkena gempa bumi. "Aku pesankan sarapan via room service deh sekarang. Tunggu ya, May!" ucap Ananda lalu bergegas berjalan menu

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-20
  • Gadis Cacat Pilihan CEO   Menantu Tak Berguna

    Setelah 3 hari pasca menikah, Ananda pun membawa istri barunya ke rumah keluarga Kusuma Mulia. Memang ada sedikit kekuatiran dalam hatinya kalau-kalau papa mamanya masih sulit menerima Maya sebagai wanita pendamping hidupnya. Namun, Ananda menepis perasaan itu, dia percaya orang tuanya bisa menghormati keputusannya memilih Maya.Saat Ananda dan Maya sampai di teras depan rumah megah itu, keponakan kesayangannya berlari-lari menyambut mereka. "Om Nanda, Tante Maya! Horeee ... akhirnya penulis dongeng favoritku sekarang jadi bibiku!" sorak Edward penuh kegembiraan memberi pelukan kepada paman dan bibi barunya dengan hangat.Maya dan Ananda tertawa berderai menanggapi kegembiraan bocah 8 tahun itu. Ananda lalu berkata kepada Edward, "Kamu jangan bikin Tante Maya kecapekan ya? Nanti kamu minta dibacain dongeng melulu lagi! Om Nanda 'kan juga butuh perhatian Tante Maya.""Ahh, Om ini 'kan udah gede ... diperhatiin apa lagi coba?!" bantah Edward menjulurkan lidahnya dengan menggemaskan hing

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-21
  • Gadis Cacat Pilihan CEO   Saat Suami Bekerja Di Kantor

    Seusai sarapan pagi, Maya melepas kepergian suaminya berangkat ke kantor dari teras depan rumah. Dia duduk di kursi rodanya dan Ananda mengecup keningnya sambil berpesan, "Sayang , aku berangkat ke kantor dulu ya. Nanti kalau kamu ada sesuatu yang penting jangan ragu untuk menghubungiku. Ponselku selalu stand by buat kamu, oke?""Iya, Mas Nanda. Sudah jangan terlalu mikirin aku, yang penting kerjaan kamu di kantor lancar, Mas," jawab Maya lalu mentabik tangan suaminya sebelum Ananda naik ke mobil Ferarri merah kesayangannya.Ananda membuka kaca jendela mobil lalu melambaikan tangan kanannya kepada Maya yang juga dibalas dengan lambaian tangan oleh istrinya. "Bye bye, Maya Sayang! Mas berangkat sekarang!" serunya seraya melempar senyum gantengnya. Kemudian ia pun melajukan mobilnya meninggalkan depan teras rumahnya.Untungnya rumah megah keluarga Kusuma Mulia memiliki fasilitas lift untuk kelima lantainya ditambah satu lantai basement, jadi Maya bisa kembali ke kamarnya di lantai 2 den

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-22
  • Gadis Cacat Pilihan CEO   Kecurigaan Ananda

    Sekitar pukul 19.00 WIB, Ananda sampai juga ke rumahnya. Dia begitu merindukan istrinya karena seharian tak bertemu dengannya. Segera usai memarkir mobilnya di garasi, pria itu bergegas naik tangga ke lantai 2 dimana kamar mereka berada. "Maya—" panggilnya sembari menutup pintu kamar kembali. Namun, alisnya langsung berkerut karena istrinya terbaring di atas ranjang memunggunginya.Ananda segera menghampiri di sisi ranjang Maya berbaring miring untuk memeriksa keadaannya. Ternyata memang istrinya itu sudah tidur, sebuah hal yang sedikit janggal. Dia lalu menggoyang-goyang bahu Maya pelan untuk membangunkannya."Sayang ... Sayangku ... ada apa? Kamu apa lagi nggak enak badan?" tanya Ananda sembari membelai kepala Maya dengan lembut.Mata Maya seperti diolesi lem super hingga berat sekali untuk membuka sekalipun dia mendengar suara Ananda menanyakan kondisinya. Badannya juga terasa letih sekali, tadi sore pelayan rumah mengantarkan secangkir teh manis hangat lalu ia merasa sangat menga

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-23
  • Gadis Cacat Pilihan CEO   Diagnosa Dokter Bernard

    Seusai menyuapi istrinya makan malam, Ananda pun makan malam ditemani oleh Maya di sebelahnya. Dia bertanya mengenai aktivitas Maya seharian ini karena sedari tadi dia curiga ada yang tidak beres dengan kondisi tubuh istrinya.Sekalipun Maya lumpuh kedua kakinya, tetapi Ananda tidak pernah mendapati wanita itu lemas seperti malam ini. Masa iya sih memegangi piring saja bisa tidak kuat dan lepas seperti tadi. Selain itu untuk pindah dari tempat tidur ke kursi roda juga Maya tidak sanggup, sungguh janggal 'kan? Namun, dia menahan diri untuk tidak mendesak Maya, lebih baik tunggu Dokter Bernard Santosa yang memeriksa istrinya ini."TOK TOK TOK." Suara ketokan dari luar pintu kamar terdengar. Dan Ananda yakin itu tamu yang telah dia tunggu-tunggu. Maka ia pun bangkit berdiri dan berjalan untuk membukakan pintu. "Selamat malam, Pak Nanda. Apa kabar? Sudah lama nggak visit ke rumah, siapa nih yang sakit?" sapa pria berjas putih khas dokter dengan rambut diselingi banyak uban dan berkaca ma

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-24
  • Gadis Cacat Pilihan CEO   Tunangan Tukang PHP

    Sudah dua minggu Sherrin dirawat di rumah sakit, dia memang tidak bisa melihat jadi tidak tahu apakah hari telah berganti pagi atau petang. Segalanya gelap, sepi, dan mulai membuatnya tak sabar."MAMA! PAPA! PANGGIL DOKTER SEKARANG—POKOKNYA SHERRIN MAU BUKA PERBAN SECEPATNYA!" Gadis itu berteriak-teriak tengah malam di dalam kamarnya membuat papa mamanya yang sedang menjaganya di sofa kamar perawatan itu terkejut dan bangun.Papa mama Sherrin saling bertukar pandang dengan hati galau, bukan tentang kain kasa perban yang menutupi kedua mata puteri mereka melainkan memang Sherrin telah divonis oleh dokter bahwa ia akan buta seumur hidup. Serpihan kaca mobil yang masuk ke bola matanya menancap dan merusak struktur di dalam indera penglihatannya.Pak Anthony Arthasena meremas telapak tangan istrinya yang berdiri di sampingnya sembari merangkul bahunya berusaha menenangkan wanita yang telah mendampinginya berpuluh-puluh tahun lamanya dalam suka dan duka. Dia pun berkata, "Sher, ini tengah

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-26
  • Gadis Cacat Pilihan CEO   Keanehan Usai Ditinggal Suami Ke Manila

    Koper berisi pakaian Ananda selama bepergian ke Filipina sudah siap di dekat pintu kamarnya. Dia sebenarnya tidak tenang meninggalkan istrinya sendirian di rumah. Namun, Maya meyakinkan bahwa dia akan baik-baik saja selama ditinggal pergi beberapa hari saja."Sini kasih Mas kiss dulu dong, May!" ujar Ananda yang sudah berdandan rapi dalam setelan jas Emperio Armani warna hitam tanpa dasi. Dia melangkahkan kakinya mendekati Maya yang duduk di atas kursi rodanya di depan meja rias bercermin.Sebuah kecupan sayang mendarat di kening Maya disusul sebuah pagutan dalam di bibirnya oleh suaminya. Kemudian Ananda berkata, "Kalau cium bibir kamu tuh berjuta rasanya, May. Bikin aku betah di rumah. Hehehe.""Makanya jangan lama-lama perginya, Mas. Nanti aku kangen juga!" sahut Maya sambil didorong kursi rodanya oleh Ananda keluar dari kamar mereka.Pesawat tujuan ke Manila akan berangkat 3 jam lagi, Ananda tidak boleh sampai terlambat sampai di bandara karena ia naik pesawat komersil. Mereka ber

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-27

Bab terbaru

  • Gadis Cacat Pilihan CEO   Perhiasan Abadi Bagi Seorang Wanita (The End)

    Beberapa bulan kemudian sesuai janji Maya kepada Dokter Joyo Baskara, usai kelahiran anak kembar laki-laki dan perempuannya berselang masa nifasnya. Dia mengunjungi TPU Tanah Kusir bersama suaminya kali ini. Mereka hanya berdua saja dan ketiga anak mereka dititipkan di rumah kakek neneknya.Langit pagi itu biru cerah dengan gumpalan awan putih di angkasa. Musim kemarau baru berjalan tak lama di Indonesia waktu itu. Angin di taman pemakaman yang asri dan tenang itu bertiup sepoi-sepoi menerbangkan rambut panjang Maya yang tergerai. Suara serangga tongeret terdengar nyaring mengisi kesunyian tempat dimana ratusan jasad terkubur di bawah tanah berlapis rumput hijau yang terpangkas rapi.Ananda berjalan sembari menggenggam tangan kanan Maya dengan tangan satunya membawakan keranjang bunga mawar tabur untuk makam mendiang Andre dan mamanya.Dari kejauhan mereka dapat mengenali nisan putih bertuliskan nama sepasang ibu dan anak yang telah tiada tak lama berselang itu. Mereka berdua melangka

  • Gadis Cacat Pilihan CEO   Kata Maaf yang Tak Sempat Terucap

    "Maafkan kami, Bu Maya. Kondisi fisik Nyonya Astrid semakin hari semakin melemah. Secara kejiwaan dan juga pikiran memang terapi psikologisnya berhasil membawa akal sehatnya kembali normal. Hanya saja—semangat hidupnya telah sirna, di situlah letak kesulitannya," terang Dokter Joyo Baskara yang merawat mama Andre selama berbulan-bulan terakhir ini.Maya pun menanggapi perkataan Dokter Joyo melalui sambungan telepon antar negara itu, "Baik, Dok. Kalau boleh saya tahu apakah Tante Astrid masih mau makan teratur setiap hari?""Masih, hanya terlalu sedikit. Dia juga lebih banyak tidur dibanding beraktivitas. Jarang berkomunikasi dengan orang lain yang ada di sekitarnya. Saya yang paling sering berbicara dengan beliau untuk menjalani konseling kejiwaan," ujar Dokter Joyo berusaha menjelaskan situasi sulit yang dihadapinya terkait pasien yang ditanganinya.Setelah berpikir sejenak, Maya pun bertanya, "Seandainya saya datang ke sana, apa beliau mau berbicara dengan tenang?""Nyonya Astrid me

  • Gadis Cacat Pilihan CEO   Dua Kabar Bahagia

    Ketika Ananda sarapan pagi bersama Maya dan Bayu, di sekeliling meja makan juga ada Aji dan Marcella yang sudah dianggap seperti anggota keluarga kecil mereka."Ji, bikinin janji ke rumah sakit sepulang kerja nanti buat Maya ya. Kami mau periksa kehamilan," ujar Ananda santai sambil menikmati menu sarapan paginya.Mendengar perintah bosnya, Aji dan Marcella saling bertukar pandang kikuk. Mereka lalu diam-diam tersenyum satu sama lain. Aji pun menjawab, "Siap, Pak Nanda. Nanti saya buatkan janji ke dokter Obsgyn. Oya, kalau nanti kami nebeng berangkat ke rumah sakit apa boleh, Pak?"Kali ini Maya dan Ananda yang heran lalu Maya yang bereaksi terlebih dahulu, "Siapa yang sakit nih?""Cella juga mau periksa kehamilan sore ini, Bu Maya!" jawab Aji yang membuat seisi meja makan tertawa.Ananda pun menanggapi, "Kok bisa barengan nih jadinya. Padahal bikinnya nggak janjian 'kan?" Mendengar candaan suaminya, Maya mencubit pinggang pria itu hingga mengaduh-aduh. "Mas Nanda ini bisa-bisanya—"

  • Gadis Cacat Pilihan CEO   Karunia untuk Pasangan Unik

    "Hai, Hubby ... apa kamu capek?" sambut Marcella Wrigley saat bayi besarnya memeluknya erat-erat di balik pintu kamar tidur mereka sepulang kerja.Dengan manja Aji menyurukkan wajahnya di lekuk leher istrinya yang menguarkan aroma parfum feminin nan lembut. Dia menyesap kulit putih terang itu, tetapi Marcella membiarkannya begitu sekalipun akan membekas tanda kepemilikan berwarna merah tua nantinya yang tentu saja bertahan cukup lama."Baby Cella, Sayangku ...," gumam Aji sembari meraup tubuh istrinya menuju ke tempat tidur mereka.Wanita berambut pirang dengan sepasang mata biru itu melingkarkan kedua lengannya di leher Aji sambil menatap wajah pemuda berondong menggemaskan yang sedang menggendongnya. "Ji ... aku punya kabar mengejutkan untukmu," ujar Marcella hati-hati saat tubuhnya dibaringkan di atas ranjang. "Apa tuh, Cella?" sahut Aji santai seolah yakin dia tak akan terkejut mendengar pemberitahuan istrinya. Mereka sudah menikah berbulan-bulan dan kipernya telalu ahli menjaga

  • Gadis Cacat Pilihan CEO   Ketika Yang Mulia Menjadi Terhina

    "Terdakwa penculikan putera dari CEO Grup Kusuma Mulia yaitu pasangan ibu dan anak Hartadinata telah menerima vonis bersalah dari pengadilan dan dijatuhi hukuman kurungan selama 5 tahun. Demikian laporan Desti Triana dan cameraman Rizky Setiadi dari depan ruang sidang. Kembali ke studio 5 Surya TV!" Berita siaran petang itu menjadi tayangan yang menyita perhatian Pak Alan dan Nyonya Belina. Mereka saling bertukar pandang prihatin. Kemudian Nyonya Belina berkata, "Kasihan sebenarnya, Pa. Sekeluarga kok bisa masuk bui semua. Mas Arifian juga masih 14 tahun penjara hukumannya."Pak Alan mendesah lelah, dia pun menanggapi, "Itu keluarga kacau balau, Ma. Kita telah salah mengenali di awal berteman dengan mereka. Tadinya konglomerat, sekarang malah sudah jatuh miskin masih harus tinggal di hotel prodeo. Malunya berlipat-lipat kalau dulu kita jadi berbesan sama mereka, tingkah mereka aneh-aneh begini!""Benar, Pa. Memang Mama dulu salah menilai, justru keluarganya Maya yang baik-baik saja m

  • Gadis Cacat Pilihan CEO   Jutek Tingkat Dewa

    Selang 24 jam pasca menghilangnya Bayu dari kediaman Kusuma Mulia. Pihak kepolisian dan juga Ananda Kusuma ditemani oleh sekretarisnya mendatangi Royal Heir Dharmawangsa apartment."TING TONG." Bunyi bel apartment milik Nyonya Shinta terdengar mengejutkan dia dan puterinya yang memang sengaja tidak keluar kemana pun dari apartment itu sejak kemarin malam."Ehh—siapa tuh, Ma?" tanya Deana cemas bertukar pandang dengan mamanya di sofa.Kemudian Nyonya Shinta berjalan ke pintu keluar unit apartmentnya dan mengintip siapa tamunya dari lubang intip. Ketika dia melihat petugas polisi berseragam, makin paniklah dia. "Dea ... Dea, ada polisi di depan!" serunya berlari menuju ke sofa.Namun, gedoran di pintu terdengar bersama suara amarah Ananda. "Buka pintunya atau perlu didobrak?!" teriaknya mengancam dari balik pintu. "Waduh Ma, gimana nih? Kok Mas Nanda tahu kita ada di sini?" Deana mencicit panik.Sementara Bayu yang tadinya diam mulai menjerit-jerit, "PAAPAA ... PAAAPAAA ...."Setelah m

  • Gadis Cacat Pilihan CEO   Ibu dan Anak yang Buron

    Suara tangisan dan rengekan bayi terdengar memenuhi mobil Alphard putih yang tengah melaju di jalanan ibu kota yang padat oleh kendaraan bermotor petang itu. Sang sopir melirik curiga melalui spion tengah mobil yang dia kemudikan. 'Perasaan tadi nyonya besar dan nyonya muda berangkat nggak bawa bocah. Lha ini ... lantas anak siapa? Jangan-jangan mereka nyulik anak orang!' batin Pak Suryo gelisah sembari berjibaku dengan lalu lintas yang begitu ramai."Rewel banget sih nih bocah!" keluh Deana yang memangku putera Maya. Dia memang tidak suka anak kecil. "Sabar, Dea. Sebentar lagi juga sampai di apartment," bujuk Nyonya Shinta melirik puterinya dan Bayu yang menangis tak henti-hentinya. Memang mereka berdua tidak mengerti kalau bocah laki-laki itu kelaparan, tadi Suster Sisca pergi ke dapur untuk membuatkan susu untuk Bayu dan Nyonya Shinta membawa pergi bocah itu diam-diam.Mobil Alphard putih itu membelok ke apartment Royal Heir Dharmawangsa yang mewah. Pasca hotel milik keluarga Ha

  • Gadis Cacat Pilihan CEO   Penculikan Bayu

    Sore itu kediaman Keluarga Kusuma Mulia ramai dikunjungi oleh serombongan nyonya-nyonya sosialita. Ada arisan elite bulanan yang digelar di sana. Tempat acara bergengsi itu berpindah-pindah sesuai giliran dan kebetulan kali ini jatuh di rumah mama Ananda.Maya pun diundang bersama putera tunggalnya untuk diperkenalkan ke teman-teman arisan Nyonya Belina. Sekalipun Maya sebenarnya tidak terbiasa mengikuti acara semacam itu, mau tak mau demi menghormati mama suaminya dia pun hadir."Jeng-jeng, kenalkan ini Maya Angelita, menantu saya. Mungkin sebagian sudah kenal ya karena dia ini penulis dongeng anak terkenal lho, nggak cuma di Indonesia ... sampai luar negeri juga bukunya dijual. Dan yang ini cucu saya, namanya Bayu. Lucu ya?!" tutur Nyonya Belina berdiri bersama Maya dan Bayu yang digendong mamanya di hadapan teman-teman arisan yang tajir melintir itu.Apa pun yang bisa disombongkan harus ditonjolkan, itulah prinsip anggota arisan elite yang diikuti Nyonya Belina. Para wanita itu pun

  • Gadis Cacat Pilihan CEO   Di Hadapan Gundukan Tanah Basah

    Pagi dengan gerimis rintik-rintik sisa hujan besar semalam masih mengguyur kota Jakarta. Wanita cantik dengan gaun hitam selutut itu menguatkan tekadnya untuk mengunjungi TPU Tanah Kusir, tempat dimana mendiang Andre dimakamkan. Mungkin sedikit terlambat, tetapi dia memang baru mengetahui berita duka cita itu belakangan.Payung hitam yang dia bawa untuk menaungi tubuhnya meneteskan air di ujung-ujung rusuk benda itu. Angin dingin yang menerpanya serasa menusuk tulang, pipinya basah oleh air mata yang mengalir di balik kaca mata hitam yang menutupi sebagian wajahnya.Selangkah demi selangkah Maya menuju ke sebuah gundukan tanah merah yang masih baru dibuat. Ada sebentuk nisan yang tertancap bertuliskan nama familiar seorang pemuda yang pernah begitu berarti dalam hidupnya.Keranjang bunga mawar tabur terayun pelan di tangan kanannya. Semakin dekat ia melangkah, dadanya terasa semakin sesak. Maya mungkin telah memiliki cinta baru yang indah bersama Ananda. Namun, kenangan manis masa pac

DMCA.com Protection Status