"HAH?! APA?!" seru Nyonya Astrid Wijaya seakan tak percaya apa yang ia dengar dengan wajah pucat pasi dan keringat dingin di sekujur tubuhnya."Maaf, Bu. Dari pusat infonya memang demikian, uang nasabah tidak bisa ditarik karena peraturan pemerintah tidak melegalkan robot trading lagi sejak minggu lalu. Semua dana yang ada di rekening perusahaan investasi kami tidak bisa ditarik maupun dicairkan—" Manager investasi itu berusaha memberikan penjelasan sekenanya melalui telepon.Mama Andre pun jatuh terduduk di sofa dengan tubuh lemas, dia mencicit panik, "Uang saya banyak sekali yang diinvest setoran terakhir, Pak Sofyan. Apa itu semua juga tidak bisa ditarik kembali?""Maaf, Bu—semua nasabah lain juga sama," tukas Pak Sofyan bernada datar."Saya akan adukan ke polisi, Pak. Ini penipuan berkedok investasi namanya!" ancam Nyonya Astrid dicekam rasa panik sambil memijit pelipisnya yang pening.Namun, sambungan telepon buru-buru diputus oleh Pak Sofyan. "Tuutt ... tuuutt ... tuuutt ...""A
Malam itu Andre seolah melampiaskan segala kesuntukannya dengan berhubungan seks dengan dua wanita penghibur sekaligus. Kepuasan tiada tara dirasakannya karena dia memang oleh managemen artis yang menaunginya dilarang untuk menikah dahulu. Padahal hasrat lelakinya sudah begitu mendesak untuk dilepaskan. Dulu saat dengan Maya, gadis itu selalu menolak bila dia mengajak untuk berhubungan seks di luar nikah. Namun, Andre saat itu mengalah dan mau menunggunya hingga terjadilah kecelakaan tabrakan mobil yang membuat kaki Maya lumpuh. Berbeda dengan Sherrin yang lebih bucin dan merelakan tubuhnya untuk dinikmati sebelum ada ikatan pernikahan yang sah."Tuan Andre apa ingin kami pergi sekarang atau menginap bersama di hotel sampai pagi?" tanya Sonya karena jam sewanya sudah habis bersama kliennya. Namun, tidak sopan bila dia langsung pergi tanpa mengetahui keinginan kliennya.Andre masih sibuk menciumi buah dada Ciara yang berada di bawah kungkungan tubuhnya. Dia melirik ke arah Sonya yang
Usai membaca pesan dari managernya, Andre langsung bangun dari ranjang lalu bergegas untuk mandi. Rupanya karena ponselnya dinonaktifkan sejak semalam, managernya langsung terbang dari Jakarta ke Singapura pagi ini dan sudah menunggu di apartment sewaannya.Rasa panik menguasai diri Andre, dia tak tahu kalau aktivitas panasnya di nightclub and bar Herodias terekam oleh kamera sialan. Dia bertekad akan menuntut pihak yang telah mencemarkan nama baiknya. Reputasi yang telah terjaga sekian tahun lamanya hancur hanya karena keteledoran semalam.Taksi yang mengantarkan Andre dari hotel ke apartment sewaannya berhenti di depan pintu masuk lobi. Usai membayar ongkos sesuai argo, dia pun turun dari taksi dan bergegas naik dengan lift ke lantai 15 apartment Merlion Front View itu.Ketika Andre membuka pintu unit apartment, mamanya dan Reyvan bangkit berdiri dari sofa untuk menyambutnya. Reyvan memeluk Andre lalu menyuruhnya duduk di sofa untuk membicarakan skandal video panas dirinya yang tela
Sudah 2 botol brendi mahal ditenggak oleh Andre sepanjang siang hingga malam di Excelcius Bar. Dia menolak ditemani hostes cantik yang sempat ditawarkan kepadanya. Masalah yang dia buat kemarin malam sudah cukup dan tak perlu ditambah lagi. "Berapa total tagihanku, Sir?" tanya Andre kepada bartender yang melayaninya mabuk-mabukan sedari tadi."850 dolar, Sir," jawab bartender itu yang meminta pembayarannya dalam dolar Singapura. Dengan tubuh lemas dan tak stabil bergoyang-goyang akibat pengaruh alkohol bercampur darah yang mengaliri pembuluh darahnya, Andre mencabut kartu debit platinum miliknya dari dompet dan menyerahkannya ke bartender laki-laki muda ras Kaukasoid itu. "Bayar pakai kartu saja!" ucapnya dengan pandangan mata kabur.Seusai membereskan transaksi pembayaran minumannya di bar, Andre pun berjalan sempoyongan menuju ke pintu keluar berlawanan arah dengan para pengunjung bar yang sepertinya baru datang dan ingin menikmati malam di sana. Sebagian besar berpakaian setelan
Saat menu sarapan pagi telah terhidang di meja di hadapan mereka bertiga, dua pria yang pernah menjadi sosok spesial bagi Maya itu hanya terdiam saling lirik satu sama lain sembari menikmati makanan masing-masing.Maya menyadari situasi jengah itu, maka ia pun berusaha mencairkan suasana dengan berbicara, "Setelah sarapan Kak Andre mau pergi kemana? Kami berdua akan ke rumah sakit untuk terapi akupuntur kakiku."Setelah menghela napas untuk mendinginkan hatinya, Andre pun menjawab, "Hanya jalan-jalan mengisi waktu luang. Aku memang ke Singapore hanya untuk healing dan juga menenangkan diri pasca kecelakaan kemarin.""Oya, gimana kabar Sherrin, Kak? Kalian kapan akan merid?" sambung Maya tanpa mengetahui bahwa Sherrin juga telah ditinggalkan oleh Andre pasca mengetahui gadis itu menjadi buta karena matanya cedera terkena serpihan kaca mobil."Nggak usah nanya hal yang bukan urusanmu deh, May! Lagian aku males bahas tentang Sherrin—" Andre berkata seenak perutnya sendiri dan perkataanny
Sudah beberapa bulan Aji tinggal di rumah bosnya yang ada di Singapura dan dia berinteraksi setiap hari dengan kepala pelayan rumah itu yang muda serta berpenampilan menarik. Namanya Marcella Wrigley, blasteran Melayu dan barat. Namun, genetik kaukasoid ayahnya yang berasal dari Amerika Serikat mendominasi penampilan fisik wanita itu.Marcella bertubuh tinggi semampai 173 cm dengan mata biru dan rambut cokelat kemerahan seperti boneka Barbie. Dia fasih berbahasa Melayu selain bahasa Inggris. Dan Aji sering menggodanya dengan kata-kata di kartun Upin Ipin 'betul betul betul?' yang terkadang membuat Marcella tertawa renyah dan mencubiti Aji dengan gemas.Hingga suatu hari Aji nekad mengajak gadis bukan perawan itu berkencan makan malam saat hari libur Marcella. Dia berjanji untuk menjemput wanita itu di rumah keluarga Wrigley. Dan di sanalah dia sekarang berdiri di depan pintu teras rumah bertipe sederhana bercat putih itu menekan tombol bel dan menunggu harap-harap cemas sembari menyem
"Jadi jawaban kamu gimana, Cella?" ulang Aji dengan rasa pesimis mulai menyusup ke hatinya saat melihat Marcella Wrigley seolah berpikir keras, mungkin pula wanita itu berpikir tentang cara menolak tawarannya.Kemudian Marcella tersenyum seraya bertanya, "Kurasa aku harus tahu alasanmu memintaku menjadi kekasih itu karena apa, Ji?""A—aku ... aku menyukaimu dan sepertinya kamu cocok dengan kriteria wanita ideal dalam benakku, Cella. Emm ... sedikit memalukan, tapi kurasa aku tergila-gila denganmu. Bayanganmu selalu hadir dalam setiap mimpiku," jawab Aji jujur dengan perasaannya.Marcella tertawa kecil menatap pemuda asal Indonesia itu. Dia pun menyukai sosok Aji dengan kepribadian dan juga kebiasaannya yang ia amati beberapa bulan terakhir ini. Kesannya 'rempong', tetapi Aji itu seorang pria yang sangat perhatian dan tulus. Bahkan, ketika menginginkan sesuatu Aji selalu berusaha keras untuk mendapatkannya."Oya, tiket konser Ed Sheeran yang kamu inginkan apa sudah dapat, Ji?" tanya Ma
"Selamat ultah ya, Mas Sayang!" ucap Maya saat membuka matanya di pagi hari sembari mendaratkan kecupan-kecupannya di wajah suaminya yang masih tertidur.Akhirnya Ananda pun terbangun dan perlahan membuka matanya. Dia menangkap tubuh istrinya yang berbaring miring di sebelahnya dengan sepasang lengan kekarnya. "Kasih kado apa dong, May? Bercinta di pagi hari juga boleh kok, nggak nolak. Gimana?" ujarnya sambil menyusuri leher dan dada penuh Maya dengan bibirnya. "Nggak spesial dong Mas kadonya—nanti malam deh pas perayaan ulang tahunnya Mas Nanda sepulang kerja. Maya sudah nyiapin kejutannya, jadi sabar ya?" jawab Maya lalu memejamkan matanya pasrah menikmati sentuhan intim Ananda yang menjalar dari kepala hingga ujung kaki membuatnya merinding. Kemudian Ananda mulai melebarkan sepasang paha wanita yang paling dicintainya, perlahan dia memasuki tubuh Maya dengan keperkasaannya. "Apa terasa penuh di bawah sana, Maya Sayang?" bisiknya di tepi telinga istrinya."Banget, Mas. Punya Mas