Share

POV MIRA 2

Penulis: Ayra N Farzana
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-23 13:00:00

“Mira.” Akhirnya langkah polisi itu terhenti tepat di depan sebuah pintu kamar kelas satu.

Aku tersenyum memandang pria itu. Tak lupa aku juga mengucapkan terima kasih padanya.

Tanpa ragu, aku membuka pintu kamar tempat Ibu dirawat. Aku melihat wanita itu berbaring dengan wajah meringis. Pasti dia sedang kesakitan saat ini. 

“Mira.” Mimik wajah wanita itu seketika berubah melihat kehadiranku.

Aku mendekat. “Bu.”

“Syukurlah kamu dalam keadaan baik-baik saja.” 

Harusnya aku yang menanyakan hal itu, bukan sebaliknya. Erat aku menggenggam tangan wanita itu. “Bu maaf.” Seketika tangisku pecah. Aku mencium tangan yang terluka karena aku. “Karena Mira, Ibu jadi begini.”

Aku juga memikirkan keadaan adikku itu. Pasti saat ini dia sedang bersedih karena Ibu tak berada di sampingnya.

Lembut Ibu membelai puncak kepalaku dan berkata, “ibu tidak apa-apa Mira. Ini hanya l
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   POV MIRA 3

    Sebelum belanja kami makan bersama di tempat makan yang menyediakan masakan padang. Entah mengapa aku ingin sekali makanan itu. Mungkin, ini yang dinamakan mengidam.Bukan hal baru lagi ketika ada orang yang memandang kehamilanku lalu saling berbisik. Aku sudah tak memedulikan hal itu lagi. Yang terpenting saat ini aku berusaha memperbaiki diri agar lebih baik lagi.Usai makan kami lantas menuju ke swalayan yang cukup besar di kota kami. Ibu membawaku baik ke lantai dua. Ibu hendak membelikanku beberapa baju karena memang kebanyakan baju yang aku miliki mulai tidak muat. Terutama pada bagian perut.Ketika melewati deretan gamis, aku berhenti. Ada perasaan ingin merubah diri.“Mir, ada apa? Kamu mau?” Ibu bertanya padaku.Perlahan aku mengangguk.Ibu memintaku untung mengambil sebuah gamis berwarna merah muda dan mencobanya.“Masha Allah, kamu cantik sekali, Mir.” Aku memandang diri pada cermin. Memang kelihatan s

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-23
  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Bukan Keinginanku

    “Mbak ini siapa, ya?” Aku memandang wanita yang tak pernah sekali pun kutemui itu. Wanita cantik dengan wajah dan badan yang tampak terawat.“Saya, Sandra. Ibunya Mira.” Entah dari mana wanita itu tahu alamat kami.Aku juga tak bisa memercayainya begitu saja. Mas Doni tak pernah membicarakannya. Dia hanya mengatakan tak tahu di mana keberadaan ibunya Mira.“Mbak, bolehkan saya bertemu Mira?” Wanita itu kembali bertanya.Belum sempat aku menjawab, Mira sudah menghampiri kami. Sandra jalan begitu saja melewatiku dan memeluk Mira.Gadis itu tampak bingung. Dia memandangku, dengan mengangkat kedua alisnya, aku tahu maksud gadis itu. Aku menjawab dengan menggeleng.Mira melepaskan pelukan wanita yang mengaku bernama Sandra. Dia lantas memandang wanita di hadapannya. “Maaf, Ibu siapa, ya?”Sebelum mendengar jawaban wanita itu, aku terlebih dahulu memintanya untuk duduk di ruang tamu. Rasanya tid

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-23
  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Hal tak Terduga

    Setibanya di dapur, gegas aku menghapus air mata. Tak tahan melihat mereka. Sungguh menyedihkan. Hanya karena keadaan keduanya terpisah. Setelah sedikit lega, aku membuatkan teh hangat untuk wanita itu lalu kembali ke depan. “Silakan diminum, Mbak.” Aku meletakan cangkir ke atas meja lantas duduk di sofa yang berbeda dengan Mira. Sengaja aku melakukannya agar mereka memiliki sedikit ruang untuk melepas rindu. “Ibu tahu Mira ada di sini dari mana?” Sandra memandangku dan Mira bergantian. “Suami Ibu.” Sandra menjelaskan kalau suaminya ikut menangani kasus Mira. “Dari suami ibu pula, ibu tahu keadaanmu, Mir.” Aku terbelalak mendengar penjelasan wanita itu. Berarti selama ini keluarga Sandra dekat dengan kami. “Maaf, Mbak. Kalau boleh tahu, nama suami Mbak siapa?” Aku coba memberanikan diri untuk bertanya daripada penasaran. “Yuda.” Deg! Lagi-lagi wanita itu mengejutkanku. Ternyata suami wanita itu tak lain adalah teman Mas Doni sendiri. Harusnya dia tahu keberadaan ibunya Mira. En

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-24
  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Perjodohan

    Bukan Sandra yang keluar dari mobil, tapi Pak Yuda. Pria itu keluar lalu membuka pintu di sebelah kemudi. Aku begitu terkejut ketika dia membantu Mas Doni turun. Entah apa yang terjadi pada suamiku itu. Aku segera berlari mendekat. Melihat dari ujung kaki hingga ujung kepala. Celana yang dikenakan Mas Doni robek. Ada noda darah di sana. “Bu Santi, biar saya jelaskan di dalam,” kata Pal Yuda. Pria itu memapah Mas Doni masuk. Ketika hendak menyusul, mobil lain memasuki halaman. Mobil Mas Doni. “San.” Ternyata Sandra yang mengemudikan mobil Mas Doni. Aku langsung mempersilakannya untuk masuk. “Terima kasih, San, tapi kami mau langsung pulang. Sudah malam, Doni juga butuh istirahat.” Bersamaan itu, Pak Yuda juga keluar. Mereka langsung pamit pulang. Tak lupa, aku mengucapkan terima kasih pada mereka. Usai mengantar kepergian mereka, bergegas aku masuk untuk melihat kondisi Mas Doni. Pria itu sudah ada di kamar dengan Mira berada di kamarnya. “Papa kenapa?” tanya gadis itu. “Papa

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-24
  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Kenapa?

    Suasana seketika berubah menjadi panik. Mira tergolek di lantai dengan tangan yang berlumuran darah. Gadis itu melakukan apa yang tak seharusnya dilakukannya. Pak Yuda segera mengecek keadaan Mira. Sedangkan aku hanya bisa termangu melihat kondisi gadis itu. Rasa takut menyelimuti diri. Sandra tak henti-hentinya menangis. Dia merutuki diri karena telah meninggalkannya. “Kita harus segera membawanya ke rumah sakit.” Tanpa pikir panjang Mas Doni dan Pak Yuda menggendong tubuh Mira keluar. Aku segera mendahului mereka untuk menyiapkan mobil. “San, kamu duduk di belakang. Biar aku yang mengemudikan mobil.” Aku memenuhi permintaan Mas Doni. Aku naik di jok belakang, setelahnya Mas Doni dan Pak Yuda memasukkan Mira. Aku meletakan kepala gadis itu dalam pangkuan. “Aku ikut,” pinta Sandra. Pak Yuda lantas meminta istrinya untuk masuk ke mobil mereka. Mereka berdua mengikuti di belakang kami. Aku memandang wajah Mira. Pucat. Rasanya ngilu ketika melihat darah di tangannya. Entah apa ya

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-24
  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Zaka

    “San, kami jangan khawatir. Aku akan mengurus segalanya." Mendengar Mas Doni akan mengurus masalah Zaka, aku merasa tenang. Tentunya, dia akan mengurus pria yang mengancam Mira itu bersama Pak Yuda. Aku kembali melakukan aktivitas walau pikiran masih tak tenang. Mengingat stok bahan makanan di dalam kulkas menipis, aku keluar untuk berbelanja di warung yang berada tak jauh dari rumah. Shakira juga kebetulan sedang tidur. Jadi, tak masalah bila aku meninggalkannya sebentar. “Bu Santi katanya, Mira anu, ya?” Ketika keluar rumah banyak pertanyaan yang aku dapatkan dari para tetangga. Hal itu membuatku jengah. Beberapa dari mereka menyalahkan Mira. Mereka menganggap gadis itu terlalu liar. Beberapa juga menyalahkan orang tuanya yang kurang menjaga. “Bu Santi, katanya Mira coba bunuh diri, ya?” Perkataan Bu Devi membuatku terkejut. Entah dari mana wanita itu tahu. Dengan tatapan mata masih tertuju pada sayuran yang sudah mulai layu, aku menjawab pertanyaan wanita itu. “Tahu dari mana

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-24
  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Pertemuan dengan Angga

    Suasana seketika berubah hening. Sandra yang baru saja mendapat panggilan telepon justru kembali pada posisinya. Aku yang penasaran, menghampiri wanita itu dan bertanya, “San, apa yang terjadi?” Wanita itu menghela napas berat. “Mereka sudah mendapatkan Zaka. Pria itu mengakui apa yang sudah dilakukannya.” “Terus bagaimana keadaan Mas Doni? Aku tadi tak sengaja mendengar kamu menyebut namanya?’ Aku berbicara pelan, takut Mira akan mendengar. “Doni dan suamiku sedang mengurus segalanya. Kamu istirahat saja.” Sandra memejamkan matanya. Aku masih belum bisa tenang, bila belum melihat Mas Doni pulang dengan selamat. Aku lantas duduk di kursi yang ada di samping ranjang Mira. Karena memang aku belum bisa memejamkan mata. Pandanganku tertuju pada Mira. Gadis malang yang terjerumus dalam tak keberdayaan. Sesekali aku melihat ponsel. Menanti kabar Mas Doni. Aku sempat menghubungi, tapi ponsel pria itu mati. Bisa jadi kehabisan baterai. Malam itu, aku merasa begitu panjang. Beberapa ka

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-24
  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Bersatunya Dua Keluarga

    Pagi menjelang siang, aku duduk di ruang tamu, karena semua pekerjaanku telah beres, belum waktunya juga untuk menjemput Shakira. Jadi tak ada salahnya untuk duduk leha-leha sebentar. Suasana rumah sangat sepi waktu itu, Mira juga sedang izin sebentar untuk membeli sesuatu di mini market yang berada tak jauh dari rumah. Akhirnya untuk melepas sepi, aku memilih menyalakan televisi. Mencari acara reality show. Lama-lama, aku merasa bosan. Hingga aku memutuskan untuk keluar.Aku memandang bunga-bunga yang ada di halaman. Semua masih terlihat rapi dan cantik. Tidak ingin tinggal diam, aku mengambil pot-pot kosong yang berada tak jauh dariku. “Bu.” Baru saja hendak memasukkan tanah ke dalam pot, Mira memanggil. Gadis itu berdiri tak jauh dariku dengan tangan kanan memegang kantong berwarna putih dengan logo mini market tempat dia berbelanja.“Mir, kamu sudah pulang?”Mira menjawab pertanyaanku dengan anggukan.“Bu, ada yang ingin Mira Biracakan.”“Bicaralah,” jawabku seraya memasukkan t

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-24

Bab terbaru

  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Yang Terbaik untuk Semua

    Di halaman, Zahir tampak begitu bahagia bermain dengan Mas Angga. Mereka berdua bergantian menendang bola plastik. Zahir tertawa lepas, ketika dia berhasil menendang bola yang dioper Mas Angga. Hah! Mungkin keputusanku memang yang terbaik. Aku menolak permintaannya untuk kembali. Bukan karena tak setia. Mungkin ini adalah jalan yang terbaik untuk kami agar tak ada yang tersakiti. “Hubungan suami-istri memang bisa terputus, tapi hubungan kakak-adik tak akan pernah terputus.” Itu yang aku katakan pada Mas Angga. Boleh saja, pria itu tak menganggapku sebagai seorang istri. Paling tidak dia mau menerimaku sebagai seorang adik. Kembali meniti rumah tangga dengannya rasanya tak mungkin. Sudah cukup aku menyakitinya. Aku juga tak ingin masalah baru terjadi. Iya, semua yang dekat denganku akan menderita. “Kamu itu bodoh atau dungu?” Nenek menunjuk mukaku. Walaupun hati rasanya sakit mendengar perkataannya, aku coba bersabar. Apalagi beliau ibu dari Papa. “Harusnya kamu bersyukur masih

  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Kembali 2

    “Pa, boleh berhenti sebentar,” pintaku ketika mobil yang kami tumpangi melewati toko mainan.“Ada apa?” tanya Papa.Aku mengutarakan keinginanku untuk membelikan mainan Zahir. Namun, Papa melarangku turun. “Biar Papa saja yang beli.”Tanpa menunggu persetujuan dariku, Papa keluar. Pria itu berlari memasuki toko. Tak berselang lama, beliau kembali dengan dua boneka yang sedang viral di tangan. Boneka boba berwarna merah muda dan biru. Papa sengaja membeli dua, satu untuk Zahir, satunya lagi untuk Shakira.Kali ini hanya Papa yang bersamaku. Pagi tadi, usai tahu aku diperbolehkan pulang, Mama Santi pulang lebih dulu. Hendak membereskan kamarku katanya. Mobil kembali melaju. Aku memejamkan mata. Menyiapkan diri untuk bertemu orang yang aku benci. Nenek. Orang yang kuanggap sebagai orang yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada diri ini. Selama berada di rumah sakit, wanita itu tak menjengukku.“Mama.” Baru saja mobil memasuki halaman, Zahir berlari mendekat, disusul Mama San

  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Kembali

    Bab 31“Mira.”Ketika terbangun, Mama Santi sudah berada di sampingku.Aku coba untuk bangun. Melihat hal itu, gegas Mama membantuku duduk. Beliau juga meletakan bantal di belakangku. Tak lupa aku berterima kasih pada beliau.Mata wanita yang sudah kembali duduk di kursi yang ada di samping ranjang itu tampak merah. Pasti beliau baru saja menangis. Lagi-lagi aku merutuki diri. Karena aku, semua terluka.“Mir, kenapa tak pernah cerita pada kami. Kenapa kamu tanggung sendiri semua ini.”Mama menyayangkan keputusanku menemui Pak James. Beliau pasti sudah tahu dari Ali. “Ma, jangan menangis. Mira tak apa-apa.” Aku meraih tangan Mama dan menggenggamnya. Tubuh wanita itu berguncang. Dia memang bukan Mama kandungku, tapi dia orang pertama yang merangkul ketika tak ada orang yang mau menerima hadirku. Beliau orang yang mengajarkan untuk menjadi lebih baik lagi.“Tidak apa-apa.” Mama tampak marah. “Lihat dirimu!” Beliau menunjukku. “Bagaimana kalau sesuatu terjadi padamu? Bagaimana nasib Zahi

  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Sekali Hina, Tetap Hina

    POV MIRASekali Hina, Selamanya Hina“Zahir bukan putramu!”Aku memandang pria itu nyalang. Tak terima kalau dirinya mengaku sebagai ayah Zahir. Aku tidak mau, putraku itu memiliki ayah seperti dia. Memang diriku juga hina, tapi tak seluruhnya kesalahan diri ini. Semua terjadi karena Jodi.“Apa katamu?” Jodi kembali mengungkit kejadian masa lalu.“Belum pasti kalau dia putramu. Bilamana itu benar, aku tak akan membiarkan kamu membawanya,” tantangku.Ya, tak akan kubiarkan putraku itu jatuh ke tangan Jodi. Aku tidak ingin bocah imut itu mendapat didikan yang salah. Bila pun benar Jodi adalah ayah biologis Zahir, segala cara akan aku lakukan agar Zahir tak jatuh ke tangannya. Aku yang mengandung, dan membesarkannya seorang diri walau menahan malu dan hinaan dari para tetangga.“Ok. Fine. Aku tak akan mengusik kehidupanmu, tapi puaskan aku malam ini!” Pria itu berjalan mendekat. Seketika aku berlari ke arah pintu. Tak kubiarkan Jodi kembali membawaku ke lubang dosa yang sama.“Cek! Suda

  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Dia Putraku

    POV MIRADia PutrakuAku mematut diri di cermin. Penampilanku begitu beda dengan riasan sedikit tebal. Sejenak, aku memandang tas kertas yang berisi gaun pemberian Pak James. Gaun itu tak hanya terlalu pendek. Bagian dadanya juga terbuka. Aku membeli pakaian yang lebih tertutup dengan uang pemberiannya. “Sudah selesai.” Wanita berparas cantik dengan celana jeans dan kaos dengan nama salon itu memutar tubuhku menghadapnya. “Cantik sempurna. Mbak pasti hendak bertemu tunangan atau pacarnya mungkin. Wah! Beruntung sekali pasangan Mbak memiliki wanita secantik ini.”8 Aku tak menanggapi perkataan wanita itu. Tak mungkin juga aku mengatakan kalau diri ini akan menjual diri. “Terima kasih, Mbak.” Aku pergi meninggalkan wanita itu. Sebelumnya aku membayar ke kasir terlebih dahulu. Sebelum keluar salon, terlebih dulu aku memesan taksi daring Pikiranku berkecamuk. Aku kembali memandang diri melalui kaca yang ada di atas kepala sopir taksi. Ah ... apa gunanya aku menutup aurat, bila pada ak

  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Pria Bodoh

    POV AnggaAku rasanya sangat membenci Mira. Karena dia, aku mendekam di penjara. Ah ... bagaimana bisa, aku terjebak dalam pernikahan ini. Harusnya aku tegas dalam menolak perjodohan dulu. Harusnya aku pergi dari rumah itu. Ibarat jatuh tertimpa tangga. Bukan hanya kehilangan Naura, aku juga harus mendekam di penjara. Argh! Dua narapidana yang berada dalam satu sel denganku memandang ketika aku berteriak. Rasanya kepala dan dadaku tertimbun ribuan batu. Berat. Papa Yuda juga sekali tak menjengukku. Mungkin, pria itu malu dan kecewa memiliki putra sepertiku. Apalagi, beliau merupakan abdi negara. Bukan hanya memikirkan diri sendiri. Aku juga kalut ketika Mama Sandra terkulai saat polisi membawaku paksa. Dari kejadian yang menimpa diri ini, aku bisa melihat rasa cinta yang tulus dari seorang ibu untuk anaknya. “Ma, maafkan Angga.” Ada sedikit sesal, ketika mengingat diri ini pernah marah pada Mama. Terutama ketika wanita itu membicarakan Mira. Memang, wanita itu baik. Dia perhati

  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Terpaksa Menerima

    Membaca pesan pria itu, seketika wajahku memanas. Napas naik turun. Dada terasa sesak. Rasanya aku ingin berteriak. Memang, sekali kertas ketumpahan tinta, kertas itu tak akan kembali bersih. Begitu juga denganku, yang berusaha menjadi baik, tapi bayang-bayang masa lalu selalu menghantuiku. Sebisa mungkin, aku berusaha menahan air mataku agar tak tumpah.Surat dari Pak James, lekas aku simpan ke dalam paper bag dan meletakan benda itu ke lantai samping nakas.Aku memandang Mama. Wajah yang selalu terlihat tegas itu kini terlihat pucat pasi. Rasanya seribu kali, aku meminta maaf tak akan cukup. Ya Allah, berikan kesembuhan untuk mamaku. Bila kami berkehendak, biar aku yang menanggung rasa sakitnya.Mulutku tak henti-hentinya melantunkan doa demi kesembuhan Mama Sandra. Wanita itu masih tergolek berdaya. Alat bantu pernapasan memang sudah dilepas. Namun, detak jantungnya belum kembali normal.Ya Allah, karena dosa yang hambamu ini perbuat, keluarga hamba menderita. Ternyata karmamu itu

  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Hasrat Satu Malam 2

    Gegas, aku memesan taksi daring lalu pulang.Setibanya di rumah, aku disambut Zahir yang asyik main mobil bersama Shakira di halaman.“Mama.” Bocah kecil mendekat seraya mengulurkan tangan memberi salam. Kuhujani bocah kecil itu dengan ciuman sebelum pamit untuk membersihkan diri.“Mira. Kamu tidak ke rumah sakit?” tanya Mama Santi saat kami berpapasan di depan pintu utama.Aku menjawab pertanyaan Mama dengan menggeleng.Beliau lantas menjelaskan padaku kalau Mama Sandra tadi menelepon. Beliau memberi kabar kalau Angga diperbolehkan pulang. Namun, setelahnya Mama Sandra menangis.Mendengar hal itu jantungku seakan berhenti. Mas Angga tidak akan pulang ke rumah melainkan ke penjara. Karena itu Mama Sandra menangis. “Mir, ada apa?”Mama Santi belum tahu kasus Mas Angga. Lekas aku menggeleng lalu pamit pada beliau untuk ke rumah sakit. Gegas aku berlari ke arah motor yang terparkir di halaman dengan kunci yang masih mengantung pada tempatnya. Kulajukan motor dengan kecepatan penuh. Le

  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Hasrat Satu Malam

    Bab 26POV MIRAHasrat SATU MALAMCukup lama kami menunggu orang yang dimaksud oleh Naura. Bahkan, kopi yang tadinya berasap kini berubah dingin.Satu persatu orang yang tadi berada di kafe, silih berganti. Sudah lebih dari setengah jam, kami menunggu. Aku pun bertanya pada Naura, kenapa orang itu tak kunjung datang.“Dia sedang dalam perjalanan,” kata wanita yang sibuk dengan ponselnya.Sedari tadi, kami memang duduk bersama. Naura lebih banyak mengacuhkanku.“Naura, apa kamu tidak bisa berbicara sendiri dengan Pak James.”“Aku sudah coba. Dia sendiri yang meminta untuk berbicara denganmu.” Pandangan Naura tiba-tiba beralih pada pintu masuk kafe. Aku ikut memandang ke mana arah mata wanita itu. Seorang pria memakai jas hitam masuk. Pria itu melambaikan tangan pada Naura. Naura hanya menganggapi dengan senyuman.Beberapa pengunjung wanita lain juga ikut memandang ke Pak James. Sepertinya mereka terpana dengan ketampanan pria itu. Dia tak hanya tampan, dia juga kaya. Wanita mana yang t

DMCA.com Protection Status