Share

Kenapa?

last update Last Updated: 2023-02-24 00:04:30

Suasana seketika berubah menjadi panik. Mira tergolek di lantai dengan tangan yang berlumuran darah. Gadis itu melakukan apa yang tak seharusnya dilakukannya.

Pak Yuda segera mengecek keadaan Mira. Sedangkan aku hanya bisa termangu melihat kondisi gadis itu. Rasa takut menyelimuti diri. Sandra tak henti-hentinya menangis. Dia merutuki diri karena telah meninggalkannya.

“Kita harus segera membawanya ke rumah sakit.” Tanpa pikir panjang Mas Doni dan Pak Yuda menggendong tubuh Mira keluar.

Aku segera mendahului mereka untuk menyiapkan mobil.

“San, kamu duduk di belakang. Biar aku yang mengemudikan mobil.”

Aku memenuhi permintaan Mas Doni. Aku naik di jok belakang, setelahnya Mas Doni dan Pak Yuda memasukkan Mira. Aku meletakan kepala gadis itu dalam pangkuan.

“Aku ikut,” pinta Sandra.

Pak Yuda lantas meminta istrinya untuk masuk ke mobil mereka. Mereka berdua mengikuti di belakang kami.

Aku memandang wajah Mira. Pucat. Rasanya ngilu ketika melihat darah di tangannya. Entah apa ya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Zaka

    “San, kami jangan khawatir. Aku akan mengurus segalanya." Mendengar Mas Doni akan mengurus masalah Zaka, aku merasa tenang. Tentunya, dia akan mengurus pria yang mengancam Mira itu bersama Pak Yuda. Aku kembali melakukan aktivitas walau pikiran masih tak tenang. Mengingat stok bahan makanan di dalam kulkas menipis, aku keluar untuk berbelanja di warung yang berada tak jauh dari rumah. Shakira juga kebetulan sedang tidur. Jadi, tak masalah bila aku meninggalkannya sebentar. “Bu Santi katanya, Mira anu, ya?” Ketika keluar rumah banyak pertanyaan yang aku dapatkan dari para tetangga. Hal itu membuatku jengah. Beberapa dari mereka menyalahkan Mira. Mereka menganggap gadis itu terlalu liar. Beberapa juga menyalahkan orang tuanya yang kurang menjaga. “Bu Santi, katanya Mira coba bunuh diri, ya?” Perkataan Bu Devi membuatku terkejut. Entah dari mana wanita itu tahu. Dengan tatapan mata masih tertuju pada sayuran yang sudah mulai layu, aku menjawab pertanyaan wanita itu. “Tahu dari mana

    Last Updated : 2023-02-24
  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Pertemuan dengan Angga

    Suasana seketika berubah hening. Sandra yang baru saja mendapat panggilan telepon justru kembali pada posisinya. Aku yang penasaran, menghampiri wanita itu dan bertanya, “San, apa yang terjadi?” Wanita itu menghela napas berat. “Mereka sudah mendapatkan Zaka. Pria itu mengakui apa yang sudah dilakukannya.” “Terus bagaimana keadaan Mas Doni? Aku tadi tak sengaja mendengar kamu menyebut namanya?’ Aku berbicara pelan, takut Mira akan mendengar. “Doni dan suamiku sedang mengurus segalanya. Kamu istirahat saja.” Sandra memejamkan matanya. Aku masih belum bisa tenang, bila belum melihat Mas Doni pulang dengan selamat. Aku lantas duduk di kursi yang ada di samping ranjang Mira. Karena memang aku belum bisa memejamkan mata. Pandanganku tertuju pada Mira. Gadis malang yang terjerumus dalam tak keberdayaan. Sesekali aku melihat ponsel. Menanti kabar Mas Doni. Aku sempat menghubungi, tapi ponsel pria itu mati. Bisa jadi kehabisan baterai. Malam itu, aku merasa begitu panjang. Beberapa ka

    Last Updated : 2023-02-24
  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Bersatunya Dua Keluarga

    Pagi menjelang siang, aku duduk di ruang tamu, karena semua pekerjaanku telah beres, belum waktunya juga untuk menjemput Shakira. Jadi tak ada salahnya untuk duduk leha-leha sebentar. Suasana rumah sangat sepi waktu itu, Mira juga sedang izin sebentar untuk membeli sesuatu di mini market yang berada tak jauh dari rumah. Akhirnya untuk melepas sepi, aku memilih menyalakan televisi. Mencari acara reality show. Lama-lama, aku merasa bosan. Hingga aku memutuskan untuk keluar.Aku memandang bunga-bunga yang ada di halaman. Semua masih terlihat rapi dan cantik. Tidak ingin tinggal diam, aku mengambil pot-pot kosong yang berada tak jauh dariku. “Bu.” Baru saja hendak memasukkan tanah ke dalam pot, Mira memanggil. Gadis itu berdiri tak jauh dariku dengan tangan kanan memegang kantong berwarna putih dengan logo mini market tempat dia berbelanja.“Mir, kamu sudah pulang?”Mira menjawab pertanyaanku dengan anggukan.“Bu, ada yang ingin Mira Biracakan.”“Bicaralah,” jawabku seraya memasukkan t

    Last Updated : 2023-02-24
  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Video Viral Istriku

    “Mas, nanti malam kamu mau aku masakin apa?” “Terserah kamu aja.” Aku meraih tas yang dipegang wanita yang disebut istri itu. Dia memang istriku, tapi tidak dengan hati ini. Tak ada tempat untuknya. Pernikahan kami sudah menginjak usia satu tahun, tapi tetap saja tak ada rasa di hati. Dulu, aku sempat menolak ketika Mama Sandra, ibu angkatku, meminta untuk menikahi putrinya. Wanita bernama Mira saat itu sedang mengandung, dengan status masih gadis. Wanita yang sudah merawat hingga aku dewasa itu mengiba, memintaku untuk menolongnya sebagai ganti atas apa yang selama ini dia lakukan padaku. Wanita itu juga mengatakan, seiring berjalanya waktu rasa cinta akan datang dengan sendirinya. Nyatanya tidak. Akhirnya aku menyetujui permintaan mama angkatku. Kami menikah ketika janin dalam kandungannya sudah tumbuh menjadi bocah kecil berusia satu tahun. “Papa.” Bocah dalam gendongan Mira merentangkan tangan padaku. Aku meraihnya. Sejenak aku menggendong bocah yang bernasib sepertiku tak me

    Last Updated : 2023-02-24
  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Pembantu

    Bab 2“Aku pernah melihatnya di dekat rumah Angga.” Mati. Jangan sampai mereka tahu kalau itu adalah istriku. Mau ditaruh di mana mukaku ini. Argh! Wanita itu sungguh memalukan. “Kamu salah kali.” Aldo memandang Heri. “Bener. Aku lihat dia waktu mau ke rumah Angga.” Mendengar hal itu aku panik. “Dia tetanggamu ya, Ngga?” tanya Aldo “Kamu kenal enggak, Ngga?” tambah Soni. Lekas aku menggelengkan kepala. Tak ingin mereka tahu yang sebenarnya, akhirnya aku berkata, “dia pembantuku.” Hah! Gila! Itu yang dikatakan teman-temanku. Mereka juga menanyakan, bagaimana bisa aku kenal dengan Mira dan memperkerjakannya. Aku berdalih pada mereka, karena pria-pria itu tak mau bertanggung jawab, Mira bekerja sebagai asisten rumah tangga untuk menafkahi putranya. “Mau dong kapan-kapan aku berkenalan dengan gadis itu.” Hah! Entah apa yang hendak dilakukan Soni. Pria itu benar-benar gila. “Mau apa, Lo?” Heri tertawa mendengar pertanyaan Soni. “Mau gua nikahin.” Dua orang lain tertawa mende

    Last Updated : 2023-02-25
  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Kain Lap

    Sudah pukul empat sore, Mas Angga belum juga pulang. Beberapa kali aku menghubunginya pun tak ada jawaban. Harap-harap cemas, aku menunggu kepulangannya. Beberapa kali aku berpikir, bila Mas Angga akan pulang sebentar lagi. Iya, sebentar lagi yang ke sekian kali aku menunggu.Lelah, akhirnya aku memilih duduk di ruang keluarga. Dengan harapan pria itu akan segera pulang dan kami bisa bersama ke rumah Mama Sandra untuk makan malam di sana.“Zahir, kalau main hati-hati.” Aku menatap putraku yang sedang bermain mobil-mobilan tak jauh dariku. Sesekali bocah itu berdiri menyentuh barang-barang yang ada. Hal itu membuatku takut barang-barang itu jatuh menimpanya.Drrt! Drrt!Ponselku tiba-tiba bergetar. Tanda sebuah panggilan masuk. Segera aku meraih ponsel yang ada di atas meja kaca. Berharap panggilan tersebut dari Mas Angga. “Ya, Ma.” Ternyata Mama Sandra yang menanyakan aku sudah sampai mana. Di situ aku merasa bingung harus menjawab apa. Beberapa kali kami sudah tak datang memenuh

    Last Updated : 2023-02-25
  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Pura-pura

    “Mas, kamu sudah pulang?”Aku tak menjawab pertanyaan istri jalangku itu. Pertanyaan yang tidak penting. “Kamu sudah makan, Mas?” Aku mengangguk lalu bergegas menuju kamar. Rasanya muak melihat wajah wanita itu. Badanku terasa lelah usai keluar bersenang-senang dengan teman-temanku. Kami berkaraoke untuk melepas penat. Mereka bertiga sungguh luar biasa. Mempunyai semangat yang membara. Hingga larut malam, kami baru pulang.Setibanya di kamar, aku bergegas mandi. Selain badan sudah terasa lengket, rasa kantuk, sudah tak tertahankan lagi.Keluar kamar mandi, aku mencium aroma segar jahe. Benar saja, di atas mejaku ada secangkir susu hangat. Aku memilih mengabaikannya. Aku tidak ingin wanita besar kepala kalau aku meminumnya. Apalagi setelah mengingat kejadian pagi tadi. Sungguh memalukan.Gegas aku mengambil sebuah kaos dan celana panjang berwarna hitam. Setelah memakainya kurebahkan diri, bersiap untuk tidur. Namun, baru saja hendak memejamkan mata, ponselku bergetar.Aku bangun unt

    Last Updated : 2023-02-25
  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Aku bukan Jalang

    Pov Mira Aku menikmati udara segar di halaman bersama Zahir. Bocah kecil itu, asyik mengayuh sepeda roda tiga pemberian Mama Santi, sebagai kado ulang tahun kedua. Jagoan kecil itu, tertawa ketika aku berlari dan berhenti di hadapannya untuk menghadang. Ketika berhasil menangkapnya, kuhujani bocah kecil itu ciuman. Kami tak hanya berdua, pagi itu. Ada Mama Sandra dan Mas Angga yang duduk di teras. Mama, datang pagi tadi. Rindu dan khawatir mendengar Zahir sakit, menjadi alasan utama. Sedangkan Mas Angga, tidak berangkat kerja karena tak enak badan. Sejenak, aku menatap mereka. Entah apa yang sedang dibicarakan. Tak berselang lama, Mama Sandra berdiri dan berjalan menghampiri kami. Sedangkan Mas Angga, tergesa masuk dengan pandangan fokus pada ponselnya. Sepertinya ada hal penting atau, karena Naura. “Zahir.” Mama mendekati putraku itu. Melihatnya, aku pamit untuk menyusul Mas Angga. Aku beralasan ingin tahu keadaan pria itu. Sebenarnya, aku hanya ingin tahu, apa yang sebenarnya

    Last Updated : 2023-02-25

Latest chapter

  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Yang Terbaik untuk Semua

    Di halaman, Zahir tampak begitu bahagia bermain dengan Mas Angga. Mereka berdua bergantian menendang bola plastik. Zahir tertawa lepas, ketika dia berhasil menendang bola yang dioper Mas Angga. Hah! Mungkin keputusanku memang yang terbaik. Aku menolak permintaannya untuk kembali. Bukan karena tak setia. Mungkin ini adalah jalan yang terbaik untuk kami agar tak ada yang tersakiti. “Hubungan suami-istri memang bisa terputus, tapi hubungan kakak-adik tak akan pernah terputus.” Itu yang aku katakan pada Mas Angga. Boleh saja, pria itu tak menganggapku sebagai seorang istri. Paling tidak dia mau menerimaku sebagai seorang adik. Kembali meniti rumah tangga dengannya rasanya tak mungkin. Sudah cukup aku menyakitinya. Aku juga tak ingin masalah baru terjadi. Iya, semua yang dekat denganku akan menderita. “Kamu itu bodoh atau dungu?” Nenek menunjuk mukaku. Walaupun hati rasanya sakit mendengar perkataannya, aku coba bersabar. Apalagi beliau ibu dari Papa. “Harusnya kamu bersyukur masih

  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Kembali 2

    “Pa, boleh berhenti sebentar,” pintaku ketika mobil yang kami tumpangi melewati toko mainan.“Ada apa?” tanya Papa.Aku mengutarakan keinginanku untuk membelikan mainan Zahir. Namun, Papa melarangku turun. “Biar Papa saja yang beli.”Tanpa menunggu persetujuan dariku, Papa keluar. Pria itu berlari memasuki toko. Tak berselang lama, beliau kembali dengan dua boneka yang sedang viral di tangan. Boneka boba berwarna merah muda dan biru. Papa sengaja membeli dua, satu untuk Zahir, satunya lagi untuk Shakira.Kali ini hanya Papa yang bersamaku. Pagi tadi, usai tahu aku diperbolehkan pulang, Mama Santi pulang lebih dulu. Hendak membereskan kamarku katanya. Mobil kembali melaju. Aku memejamkan mata. Menyiapkan diri untuk bertemu orang yang aku benci. Nenek. Orang yang kuanggap sebagai orang yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada diri ini. Selama berada di rumah sakit, wanita itu tak menjengukku.“Mama.” Baru saja mobil memasuki halaman, Zahir berlari mendekat, disusul Mama San

  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Kembali

    Bab 31“Mira.”Ketika terbangun, Mama Santi sudah berada di sampingku.Aku coba untuk bangun. Melihat hal itu, gegas Mama membantuku duduk. Beliau juga meletakan bantal di belakangku. Tak lupa aku berterima kasih pada beliau.Mata wanita yang sudah kembali duduk di kursi yang ada di samping ranjang itu tampak merah. Pasti beliau baru saja menangis. Lagi-lagi aku merutuki diri. Karena aku, semua terluka.“Mir, kenapa tak pernah cerita pada kami. Kenapa kamu tanggung sendiri semua ini.”Mama menyayangkan keputusanku menemui Pak James. Beliau pasti sudah tahu dari Ali. “Ma, jangan menangis. Mira tak apa-apa.” Aku meraih tangan Mama dan menggenggamnya. Tubuh wanita itu berguncang. Dia memang bukan Mama kandungku, tapi dia orang pertama yang merangkul ketika tak ada orang yang mau menerima hadirku. Beliau orang yang mengajarkan untuk menjadi lebih baik lagi.“Tidak apa-apa.” Mama tampak marah. “Lihat dirimu!” Beliau menunjukku. “Bagaimana kalau sesuatu terjadi padamu? Bagaimana nasib Zahi

  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Sekali Hina, Tetap Hina

    POV MIRASekali Hina, Selamanya Hina“Zahir bukan putramu!”Aku memandang pria itu nyalang. Tak terima kalau dirinya mengaku sebagai ayah Zahir. Aku tidak mau, putraku itu memiliki ayah seperti dia. Memang diriku juga hina, tapi tak seluruhnya kesalahan diri ini. Semua terjadi karena Jodi.“Apa katamu?” Jodi kembali mengungkit kejadian masa lalu.“Belum pasti kalau dia putramu. Bilamana itu benar, aku tak akan membiarkan kamu membawanya,” tantangku.Ya, tak akan kubiarkan putraku itu jatuh ke tangan Jodi. Aku tidak ingin bocah imut itu mendapat didikan yang salah. Bila pun benar Jodi adalah ayah biologis Zahir, segala cara akan aku lakukan agar Zahir tak jatuh ke tangannya. Aku yang mengandung, dan membesarkannya seorang diri walau menahan malu dan hinaan dari para tetangga.“Ok. Fine. Aku tak akan mengusik kehidupanmu, tapi puaskan aku malam ini!” Pria itu berjalan mendekat. Seketika aku berlari ke arah pintu. Tak kubiarkan Jodi kembali membawaku ke lubang dosa yang sama.“Cek! Suda

  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Dia Putraku

    POV MIRADia PutrakuAku mematut diri di cermin. Penampilanku begitu beda dengan riasan sedikit tebal. Sejenak, aku memandang tas kertas yang berisi gaun pemberian Pak James. Gaun itu tak hanya terlalu pendek. Bagian dadanya juga terbuka. Aku membeli pakaian yang lebih tertutup dengan uang pemberiannya. “Sudah selesai.” Wanita berparas cantik dengan celana jeans dan kaos dengan nama salon itu memutar tubuhku menghadapnya. “Cantik sempurna. Mbak pasti hendak bertemu tunangan atau pacarnya mungkin. Wah! Beruntung sekali pasangan Mbak memiliki wanita secantik ini.”8 Aku tak menanggapi perkataan wanita itu. Tak mungkin juga aku mengatakan kalau diri ini akan menjual diri. “Terima kasih, Mbak.” Aku pergi meninggalkan wanita itu. Sebelumnya aku membayar ke kasir terlebih dahulu. Sebelum keluar salon, terlebih dulu aku memesan taksi daring Pikiranku berkecamuk. Aku kembali memandang diri melalui kaca yang ada di atas kepala sopir taksi. Ah ... apa gunanya aku menutup aurat, bila pada ak

  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Pria Bodoh

    POV AnggaAku rasanya sangat membenci Mira. Karena dia, aku mendekam di penjara. Ah ... bagaimana bisa, aku terjebak dalam pernikahan ini. Harusnya aku tegas dalam menolak perjodohan dulu. Harusnya aku pergi dari rumah itu. Ibarat jatuh tertimpa tangga. Bukan hanya kehilangan Naura, aku juga harus mendekam di penjara. Argh! Dua narapidana yang berada dalam satu sel denganku memandang ketika aku berteriak. Rasanya kepala dan dadaku tertimbun ribuan batu. Berat. Papa Yuda juga sekali tak menjengukku. Mungkin, pria itu malu dan kecewa memiliki putra sepertiku. Apalagi, beliau merupakan abdi negara. Bukan hanya memikirkan diri sendiri. Aku juga kalut ketika Mama Sandra terkulai saat polisi membawaku paksa. Dari kejadian yang menimpa diri ini, aku bisa melihat rasa cinta yang tulus dari seorang ibu untuk anaknya. “Ma, maafkan Angga.” Ada sedikit sesal, ketika mengingat diri ini pernah marah pada Mama. Terutama ketika wanita itu membicarakan Mira. Memang, wanita itu baik. Dia perhati

  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Terpaksa Menerima

    Membaca pesan pria itu, seketika wajahku memanas. Napas naik turun. Dada terasa sesak. Rasanya aku ingin berteriak. Memang, sekali kertas ketumpahan tinta, kertas itu tak akan kembali bersih. Begitu juga denganku, yang berusaha menjadi baik, tapi bayang-bayang masa lalu selalu menghantuiku. Sebisa mungkin, aku berusaha menahan air mataku agar tak tumpah.Surat dari Pak James, lekas aku simpan ke dalam paper bag dan meletakan benda itu ke lantai samping nakas.Aku memandang Mama. Wajah yang selalu terlihat tegas itu kini terlihat pucat pasi. Rasanya seribu kali, aku meminta maaf tak akan cukup. Ya Allah, berikan kesembuhan untuk mamaku. Bila kami berkehendak, biar aku yang menanggung rasa sakitnya.Mulutku tak henti-hentinya melantunkan doa demi kesembuhan Mama Sandra. Wanita itu masih tergolek berdaya. Alat bantu pernapasan memang sudah dilepas. Namun, detak jantungnya belum kembali normal.Ya Allah, karena dosa yang hambamu ini perbuat, keluarga hamba menderita. Ternyata karmamu itu

  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Hasrat Satu Malam 2

    Gegas, aku memesan taksi daring lalu pulang.Setibanya di rumah, aku disambut Zahir yang asyik main mobil bersama Shakira di halaman.“Mama.” Bocah kecil mendekat seraya mengulurkan tangan memberi salam. Kuhujani bocah kecil itu dengan ciuman sebelum pamit untuk membersihkan diri.“Mira. Kamu tidak ke rumah sakit?” tanya Mama Santi saat kami berpapasan di depan pintu utama.Aku menjawab pertanyaan Mama dengan menggeleng.Beliau lantas menjelaskan padaku kalau Mama Sandra tadi menelepon. Beliau memberi kabar kalau Angga diperbolehkan pulang. Namun, setelahnya Mama Sandra menangis.Mendengar hal itu jantungku seakan berhenti. Mas Angga tidak akan pulang ke rumah melainkan ke penjara. Karena itu Mama Sandra menangis. “Mir, ada apa?”Mama Santi belum tahu kasus Mas Angga. Lekas aku menggeleng lalu pamit pada beliau untuk ke rumah sakit. Gegas aku berlari ke arah motor yang terparkir di halaman dengan kunci yang masih mengantung pada tempatnya. Kulajukan motor dengan kecepatan penuh. Le

  • Gadis Belia yang Pulang Bersama Suamiku   Hasrat Satu Malam

    Bab 26POV MIRAHasrat SATU MALAMCukup lama kami menunggu orang yang dimaksud oleh Naura. Bahkan, kopi yang tadinya berasap kini berubah dingin.Satu persatu orang yang tadi berada di kafe, silih berganti. Sudah lebih dari setengah jam, kami menunggu. Aku pun bertanya pada Naura, kenapa orang itu tak kunjung datang.“Dia sedang dalam perjalanan,” kata wanita yang sibuk dengan ponselnya.Sedari tadi, kami memang duduk bersama. Naura lebih banyak mengacuhkanku.“Naura, apa kamu tidak bisa berbicara sendiri dengan Pak James.”“Aku sudah coba. Dia sendiri yang meminta untuk berbicara denganmu.” Pandangan Naura tiba-tiba beralih pada pintu masuk kafe. Aku ikut memandang ke mana arah mata wanita itu. Seorang pria memakai jas hitam masuk. Pria itu melambaikan tangan pada Naura. Naura hanya menganggapi dengan senyuman.Beberapa pengunjung wanita lain juga ikut memandang ke Pak James. Sepertinya mereka terpana dengan ketampanan pria itu. Dia tak hanya tampan, dia juga kaya. Wanita mana yang t

DMCA.com Protection Status