Home / Romansa / GREET'S WILDEST DREAM / Dare To Take Risk

Share

Dare To Take Risk

Author: Karen Sanjaya
last update Last Updated: 2022-05-01 08:59:44
Aku menghela napas, mataku melirik ke arah pintu kamarnya, terkejut melihat pria itu tengah berdiri sambil menatapku. Entah berapa lama dia sudah berdiri disana. Aku mengangkat kedua gelas dan berjalan.

"Aku bikin kopi." sahutku tanpa menatapnya lagi lalu duduk di sofa tv-nya.

Dia mengeringkan rambutnya yang basah sambil duduk di sampingku. Kami terdiam menatap tv yang tidak menyala. Aku meremas cangkir yang terasa panas itu, lalu satu tangan Tristian meraih tangan kiriku, mengaitkan jemari kami membuat aku menoleh padanya.

"Aku ... khawatir banget semalam. Kamu menghilang begitu aja. Greet ..." Tristian mengambil cangkirku dan meletakannya di meja. Dia meraih tanganku satu lagi, menariknya mendekati pipinya. Aku bergeser miring menghadapnya.

"Jordan ... Udah cerita soal apa yang kalian obrolin semalam." sambungnya.

"Maaf Bee ..." dia menggeleng, "Aku ga tau kalau ... Aku udah bikin salah paham dan nyakitin kamu."

Aku menggigit bibirku, padahal aku yang salah karena berkesimpulan sendi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • GREET'S WILDEST DREAM   Sweet Tristian

    Aku menjatuhkan kedua tanganku yang tadinya bersiap memukul dia lagi. Aku merasa lemas, aku tahu kejadian itu lima puluh persen juga karena kemauanku. Tapi tetap saja mendengar dia punya rencana seolah ... aku di jebak. Aku terduduk lemas di lantai, menaruh wajahku ke pangkuan dan menunduk."Bee ... please maafin aku. Aku pasti tanggung jawab." Dia menarik tanganku sambil jongkok disebelahku.Aku terisak, bukan itu maksudku. Aku hanya kesal pada diriku sendiri karena membiarkan rasa ego dan gairah menguasai pikiranku saat itu."Itu pertama kalinya buat aku, Ian ..." Aku menyentak tangannya. Aku merasa malu, entah apa pikiran pria itu saat aku dengan mudahnya .... Aku kembali menutup wajahku dengan tangan."Bee ... hei, Bee ..." dia menariknya hingga aku menatapnya. Tristian menangkup wajahku."Itu juga pertama kalinya aku bercinta dengan ... seorang perempuan"Aku menarik cairan di hidungku. "Bohong!" ketusku.Dia tersenyum sambil menghapus airmataku dengan jarinya. "I swear to God ..

    Last Updated : 2022-05-01
  • GREET'S WILDEST DREAM   Sarcasm Mouth

    Sudah hampir satu bulan berlalu sejak aku menyandang status sebagai pacar rahasia Tristian. Kami seperti bocah SMA yang sembunyi-sembunyi menjalin hubungan dibelakang para orangtua, tapi ini bedanya aku menyembunyikan hubungan kami dari mba Luna dan orang-orang kantor.Pergi keluar kota saat kerja seperti kesempatan kami untuk berkencan, itupun tetap kucing-kucingan dari rekan kerja lainnya.Kenapa Tristian belum memutuskan untuk bilang pada mba Luna? Aku yang melarangnya, toh aku selalu tahu kok kalau Tristian sedang bertemu mba Luna, mereka tidak pernah berduaan dan selalu bertemu di tempat ramai, lagipula Tristian lebih banyak menghabiskan waktu denganku, apalagi saat weekend, kami pasti seharian ada di apartemennya.Kali ini kota tujuan kami ke pantai Pelabuhan Ratu yang terletak di kabupaten Sukabumi. Kami akan menginap selama tiga malam. Kebetulan team satu lagi akan bergabung dengan kami setelah dari Bogor, Tristian bilang sekalian mini gathering, khusus dua hari satu malam unt

    Last Updated : 2022-05-01
  • GREET'S WILDEST DREAM   Pregnant?

    Sepulang dari Pelabuhan Ratu aku seperti masuk angin, memang sih malam terakhir itu kami bergadang sampai pukul dua malam, kebetulan angin bertiup kencang. Aku meriang, Mama menyiapkan jahe hangat saat aku hendak tidur."Besok ga bisa libur?" tanya Mama.Aku menggeleng. "Aku ada kerjaan Ma ... tapi nanti aku ijin kalau emang makin ga enak badan." sahutku lesu. Mama keluar kamar, dan aku mengambil ponsel di meja nakas.📨Pak HeadteamIstirahat bee.. besok ga usah masuk kalau masih meriang.Aku tersenyum menatap pesan yang Tristian kirim, tadi aku hanya diam di sepanjang perjalanan pulang saat pria itu mengantarku.Aku membalas dan menutup mataku, berharap bermimpi indah tentang Tristian dan aku akan segar kembali saat esok bangun. Itu harapanku.Nyatanya, pagi ini aku malah semakin meriang, ditambah mual. Tapi aku menahan ekpresiku agar Mama tidak semakin khawatir.Aku melangkah sedikit lesu ke arah garasi rumah saat mendengar suara klakson dari luar. Aku tersenyum dan berjalan pelan,

    Last Updated : 2022-05-05
  • GREET'S WILDEST DREAM   Panick Attack

    Aku terkejut melihat wanita cantik yang berdiri di depanku."Em ... Emma?"Wanita bertubuh kecil itu langsung memelukku. "Greet!"Aku seperti bermimpi saat mencium bau khas yang sudah lama tidak tercium di hidungku, wangi lavender dan cemara segar."How are you?"Dia melonjak menarik tanganku masuk ke dalam. Aku seperti berasa di tempat lain, tidak lama kemudian pria yang aku harapkan muncul keluar dari kamar."Hei, Hon ..." Rick mencium pipiku."Rick, kok ga bilang Emma ada disini?" Aku memekik menatap wajah Rick yang terkekeh."Surprise honey!" Emma kembali memelukku.Aku tertawa lepas sambil membalas pelukan wanita itu. Rasanya senang setelah sekian lama tidak bertemu dan wanita cantik kekasih Rick ini."Oh my God, Em ... how could you!!" Aku berpura-pura menatap sengit pada mereka berdua.Emma Dupont, seorang penari balet, berasal dari Prancis yang sudah tiga tahun ini menjadi kekasih Rick, mereka bertemu saat Emma menjadi model untuk pakaian ballet yang bekerja sama dengan agensi

    Last Updated : 2022-05-05
  • GREET'S WILDEST DREAM   Accidentaly Proposed

    Aku menggigit bibirku mengenyahkan pikiran burukku sendiri. Kami naik ke apartemennya, masih dalam diam. Setelah aku masuk Tristian malah keluar lagi, membuat aku terpaku. Aku duduk diam dan menghubunginya tapi ponselnya ada dimeja biasa dia meletakkan kunci mobil. Aku menghela napas dan mandi supaya pikiranku sedikit membaik.Saat aku keluar kamar mandi, pria itu sedang di dapur memindahkan makanan dari paper box ke piring. Dia menatapku dan aku mengerti, aku mengambil sendok dan mulai makan. Aku merasa lapar, nasi capcay udang itu meluncur begitu saja ke dalam perutku, tidak ada penolakan seperti mual yang mengganggu. Aneh.Aku hendak membereskan piring bekas makan tapi Tristian menyuruhku duduk. Aku terdiam melihatnya mondar-mandir didapur kecil itu. Lalu dia membuat es lemon madu untuk kami berdua.Dia duduk di sampingku, menyalakan lagu slow dengan suara kecil namun terdengar menenangkan. Aku menggeser tubuhku duduk mendekat dan langsung menghadapnya."Maaf ..." itu kata yang ter

    Last Updated : 2022-05-05
  • GREET'S WILDEST DREAM   Bad News

    "Hahahahaha ..." Mba Silvy tertawa sedangkan aku menunduk dalam karena malu. Sejak kemarin dia terlihat cemas melihatku dan aku menjadi tidak enak, akhirnya aku cerita kalau aku terlalu parno dan sudah mendapat tamu bulananku kemarin malam."Astaga! Ngakak ..." Dia menyeka butiran airmatanya. "Gitu deh Greet, kita jadi perempuan emang paling was-was soal beginian. Tapi yah ..." Dia mendekat dan berbisik. "Aku ga sangka Pak Tian bisa berbuat sejauh itu ...."Aku akhirnya sedikit banyak cerita tentang masa lalu kami, mba Silvy tidak terkejut saat kubilang kalau Tristian melamarku, dia bilang pria itu tidak akan berani melakukan hal sejauh itu kalau dia tidak ada rasa cinta. Kami menjadi dekat dan sering mengobrol. Aku merasa lega ada yang mendukung hubungan kami dikantor. Aku bukan takut dengan orang lain yang memojokkanku, hanya saja mereka tidak tahu apa-apa tentang hubunganku dan Tristian, aku juga tidak ingin kehidupan kami jadi konsumsi umum, aku juga ingin menjaga nama baik Tristi

    Last Updated : 2022-05-05
  • GREET'S WILDEST DREAM   She's My Everything

    Tristian POVAku meregangkan tubuhku, sudah menjelang pagi, aku masih di rumah sakit mendampingi Luna. Papa sudah pulang sejak tengah malam tadi, aku tidak enak jika harus pergi karena orangtuaku meminta agar aku tetap disini menemani Luna dan Mamanya.Operasi Om Yose berjalan lancar, beliau masih ada di ruang ICU untuk di observasi selama beberapa hari. Luna dan Mamanya beristirahat di ruang VVIP dan sepertinya aku bisa pulang. Aku mendekat ke arah Luna yang tidur meringkuk di sofa."Lun ..."Wanita itu mengerjap pelan, aku tahu dia pasti kelelahan. Dia menatapku dan bergeser."Sorry, Tian, aku ketiduran." sahutnya pelan."It's oke ... aku balik dulu ya." Aku menepuk bahunya."Kamu ... nanti kesini lagi kan?" Dia bertanya dengan ragu.Aku menghela napas dan mengangguk. "Kalau perlu sesuatu kasih tau aja ...""Thanks. Ah, tolong kasih tau Greet. Aku ga enak semalem ga anter dia keluar. Makasih udah anter aku kesini." Dia tersenyum kecil.Aku mengangguk dan berjalan ke arah pintu."Tia

    Last Updated : 2022-05-05
  • GREET'S WILDEST DREAM   Mom's Blessing

    Tristian POVAku menghembuskan napas kesal lalu masuk ke dalam toilet wanita, melihat Greet sedang terpaku dengan mata memerah. Aku meraih tangannya dan menariknya keluar. Sebelum berjalan menjauh aku menoleh ke arah bu Amanda, menatapnya sinis. Aku menghela napas, bagaimanapun beliau lebih tua dariku dan aku tidak ingin berkata kasar."Saya harap, ini terakhir kali anda berkata kasar seperti itu pada kekasih saya."Aku tidak menanti jawaban dan langsung menarik Greet keluar, melewati rombongan orang kantor yang terbingung melihat kami."Mba Silvy, tolong talangin dulu. Nanti saya ganti." Wanita itu terlihat bingung tapi mengangguk cepat lalu aku melanjutkan membawa Greet langsung pergi dari sana. Aku tidak peduli dengan pikiran mereka yang terbelalak melihat tanganku menggandeng Greet.Greet hanya diam, aku tahu dia menahan amarah, tidak ingin memperlihatkan kekesalannya padaku. Dia menghapus airmatanya dengan cepat tapi aku melihatnya. Semakin bulat keinginanku untuk memberi tahu sem

    Last Updated : 2022-05-09

Latest chapter

  • GREET'S WILDEST DREAM   Xtrapart 6 - The Twins

    Greet POVAku mendorong pintu tanpa peduli, meringsek masuk kedalam. Respon terkejut Laura saja membuatku semakin berpikir macam-macam."Kak Greet!!!" Perempuan muda itu menahan lenganku tapi tenagaku lebih kuat, ditambah emosiku yang meledak membuat dia oleng saat aku menyentak tanganku. Aku melangkah dan terbelalak saat melihat Tristian sedang berdiri tidak kalah terkejutnya dengan Laura saat melihatku. Dia berdiri didepan sebuah meja bundar dengan....Jordan???Sedang apa Jordan ada di sini juga??KENAPA DIA ADA DISINI???Sontak aku menutup mulut, mataku membulat, ingatanku terlempar ke kejadian dulu saat......Astaga!!!! Astaga!!!!!Aku langsung berbalik."Bee!!!"Aku berlari tidak menghiraukan suara Tristian yang memanggil namaku, mengabaikan situasi menegangkan yang entah apakah nanti akan ku sesali tapi jelas aku yakin, aku kembali masuk kedalam situasi kesalahpahaman seperti dulu.Pandanganku kabur saat mencari nomor kamar yang tadi kupesan, hanya itu tempat yang kupikirkan ag

  • GREET'S WILDEST DREAM   Xtrapart 5 - Got Caught

    Tristian POV"Gimana La? Udah ada hasilnya?". Tanyaku penuh harap."Belum ada Tian, aku udah ngarep banget padahal, tapi belum jelas keliatannya." Keluh Laura.Aku menghela napas "Ya udah sabar La.."Aku tidak ingin Laura merasa terbeban dengan permasalahanku, dia sudah bersedia membantu saja aku sudah merasa berterima kasih.Laura, teman dan juga salah satu arsitek dikantorku, perempuan baik tapi super bawel nan kepo. Sedikit banyak dia tahu mengenai rencanaku dan menawarkan diri untuk membantu. Kebetulan juga aku merasa kalau dia orang yang tepat untuk mewujudkan rencanaku. Rencana yang sudah lama terus mengiang di mimpiku, berniat untuk kujadikan nyata."Jangan nyerah La, aku percaya kalau udah rejekinya pasti dimudahkan. Aku sabar kok, tapi kita ga boleh berhenti berusaha ya..." Aku terkekeh pelan berusaha mencairkan suasana hati perempuan itu."Ya kesel aja, aku ga mau ngecewain kamu. Udah ngarep banget dari kemarin-kemarin dapet kabar baiknya. Dia mendengus."Hehe.. gitu aja nga

  • GREET'S WILDEST DREAM   Xtrapart 4 - Trying So Hard

    Aku tengah memasak, sebenarnya hanya menghangatkan masakan saja sih, kedua orangtua kami datang hari ini, kami berencana makan malam di apartemen kami. Tadi Tristian memesan masakan dari restoran milik Pierce, pria itu khusus memesan aneka menu istimewa. Tristian ingin merayakan keberhasilan program IVF kami, dengan kedua Mama dan Papa.Aku sedikit kewalahan saat kedua Mama datang dan langsung berebut memelukku. Mereka menangis terharu, begitu juga dengan kedua Papa yang saling berpelukan. Kami semua larut dalam kebahagiaan."Aku ambilin buah dulu di kulkas." Tristian menepuk bahuku kemudian bangkit berdiri. Aku tersenyum mengambil puding coklat saat ponsel Tristian bergetar dan menyala diatas meja.Pop-up message terlihat.📩 LauraTian!!!! Astaga Tiaaaan!!! Aku punya berita baik!!! Segera telp aku, aku udah ga sabar pengen kasih tau kamu. Please cepet hubungi aku!!! Aku udah ga sabar mau kasih tau soal rencana kita!"Aku tertegun membaca isi pesan itu. Dadaku kembali berdebar tidak

  • GREET'S WILDEST DREAM   Xtrapart 3 - Don't Wanna Lose Hope

    "Kamu yakin?" Tristian menatapku, duduk di meja dengan kedua tubuhnya condong ke arahku, kedua tanganku digenggam olehnya. Aku mengangguk. "Aku mau coba. Kita ga pernah tau kalau ga coba." Sahutku lirih sambil menahan rasa cemas takut Tristian menolak usulanku. Pria itu menghela napas sambil menegakkan tubuhnya. "Bee, aku udah bilang kan? Aku ga masalah kalau memang Tuhan ga kasih anak buat kita. Buat aku yang penting ada kamu dihidup aku. Kamu segalanya buat aku." Tristian menarikku berdiri dan mendekapku. Aku menggigit bibir menahan isakan. Berkali Tristian mengatakan itu, tapi aku tahu dalam hatinya pasti ada keinginan itu. Tiga tahun, entah apakah bisa di anggap waktu yang cukup atau belum untuk usaha yang kami lakukan agar mendapat momongan. Aku tahu walau Tristian sama sekali tidak pernah menuntut untuk segera memiliki anak, tapi kerinduan itu tetap menghantuiku. Anak angkatku, Pieter yang terlihat semakin lucu dan menggemaskan, tidak sepenuhnya dapat mengisi kekosonganku ak

  • GREET'S WILDEST DREAM   Xtrapart 2 - Becoming Godparent

    "Selamat pagi, Bapak dan Ibu Tristian Delmar. Silahkan." Seorang petugas maskapai penerbangan menyambut kami saat kami sampai di lobby Bandara Ngurah Rai. Rasanya aku harus terbiasa dengan panggilan baruku itu.Aku menatap ke arah pria itu yang terkekeh melihat wajah heranku. Dia sebenarnya mau mengajakku kemana sih?Kedua orangtua kami tidak mengatakan apapun. Mereka juga bilangnya tidak tahu apa-apa tentang kemana Tristian akan membawaku. Mama bahkan menangis haru saat aku hendak pergi dan bilang harus segera mengabari kalau sudah sampai di negara tujuan.Seorang rekan bisnis Papa Tjandra memberikan kartu debit dengan limit 100jt sebagai hadiah pernikahan kami. Lalu ada hadiah mobil, lalu voucher department store, lalu voucher belanja. Belum lagi 'amplop' yang langsung di transfer ke rekeningku dan Tristian, entah darimana mereka tahu, aku belum mengecek siapa saja yang mengirimkan angpao itu.Wanita itu mengantar kami ke VIP lounge, menyediakan minuman dan makanan kecil lalu menyur

  • GREET'S WILDEST DREAM   Xtrapart 1 - Becoming Mrs. Delmar

    Aku menarik napas dan memejamkan mata saat ci Kanika, MUA professional langganan Mama Ivon sedang me'retouch wajahku. Rasanya mataku mengantuk, saat kuas ringannya menyapu bagian mata, aku serasa di usap-usap nina bobo. Sudah 5 jam sejak aku berpenampilan bak putri kerajaan. Ternyata seperti ini rasanya menjadi ratu semalam. Jadi pusat perhatian, semua mata memandang dan terpukau, seolah hanya aku satu-satunya yang bisa mereka pandang. Haha. Berlebihan sekali aku menggambarkannya.Hari ini, tepat dua minggu setelah Tristian melamarku untuk yang kesekian kalinya, kami menikah. Satu jam lalu aku dan Tristian mengikat janji seumur hidup disaksikan Pendeta dan keluarga kami. Aku menangis haru, untung makeupnya waterproof semua, aman tidak merubah wajahku seperti zombie. Hihi.Dan sekarang kami bersiap untuk pestanya. Tadi saat pemberkatan rambutku di sanggul, sekarang aku minta untuk menggerainya agar terlihat lebih santai. Ci Kanika membuatnya gelombang acak terlihat elegan tapi natural.

  • GREET'S WILDEST DREAM   I'm Already Yours

    Tristian memutar tubuhku ke segala arah. "Kamu tadi nungguin aku pake baju ini?!" Tanpa ragu dia meraba dadaku, matanya semakin terbuka lebar meneliti bagian lainnya."Astaga Bee!! Sadar ga sih kamu kalau Jordan bisa lihat..."Aku kembali menarik kerah kemejanya, melumat bibirnya, tidak membiarkan dia bicara lagi. Sumpah aku tidak sabar agar dia berhenti bicara dan melakukan apa yang sudah semenjak kemarin terbayang di otakku.Tristian seolah ingin menahan bahuku, tapi aku malah menarik tengkuknya dan memiringkan kepalaku agar lidahku bisa masuk lebih dalam. Pria itu sedikit tercengang dengan apa yang aku lakukan, tapi lima detik kemudian Tristian membalas ciumanku.Napas kami terengah seiring ciuman yang tidak berhenti. Aku menariknya ke kamar, dia terus menyentuh tubuhku dimanapun. Aku melepas jas dan kemejanya sedikit tergesa, dia tidak melakukan apapun selain menangkup kepalaku agar ciuman kami tidak terputus.Tanganku mengarah ke ban pinggangnya membuat Tristian menahan napasnya.

  • GREET'S WILDEST DREAM   UnMissunderstanding

    Greet POV"Bee!!""BEE!!"Aku menghapus airmataku, hancur perasaanku. Tristian selingkuh! Aku tidak percaya dia bisa melakukan itu."Bee, buka pintunya! Ini aku! Kamu salah paham Bee.. tadi bukan aku yang... arggh!! Buka Bee, dengerin penjelasanku!!"Apa katanya? Salah paham? Dia kira aku bodoh tidak mengenali siluet tubuh pria itu? Memangnya dua bulan tidak bertemu membuat dia berubah begitu saja jadi gendut misalnya?Apa dia berusaha mengelabuiku? Aku tahu aku pernah berpikiran konyol kalau Tristian lebih baik mencari wanita sempurna lain, tapi aku tidak menyangka dengan cara seperti ini.Tapi aku harus tahu yang sebenarnya, emosi dan amarahku sudah memuncak. Aku mengusap airmataku yang turun lagi kemudian melangkah membuka pintu.Terlihatlah wajah pria itu yang terkejut, setengah senang setengah tidak percaya. Tapi bukan saatnya sekarang aku beramah tamah dengannya. Tanpa ragu tanganku melayang ke arah pipinya.PLAKK!!!Dadaku naik turun menahan amarah, begitu juga dengan pria di d

  • GREET'S WILDEST DREAM   Is She Really Here?

    Tristian POVLaura menghampiri dan mengecup pipiku. "Siap!" Lalu mata wanita itu naik turun mengamati pakaianku. "Resmi banget pake bajunya, Pak!" Sindirnya.Aku tersenyum simpul. "Kamu yang kelewat sexy, mau blind date emang?" Balasku sambil menutup pintunya.Dia tergelak saat aku duduk di kursi pengemudi. "Kali aja ada yang nyangkut." Sahutnya.Aku tertawa lalu melajukan kendaraanku ke arah hotel untuk jamuan makan malam yang pastinya membosankan."Untung aku berangkat sama kamu, jadi ga bakal bosan deh nanti.." Ucapnya membuatku tercenung sesaat. Kenapa pikirannya bisa sama?Hmmm, aku harap juga demikian deh kalau dia sepikiran denganku.***Baru dua gelas scotch yang aku nikmati, setelah makan malam, kami dipersilahkan untuk menikmati pesta yang di adakan pemilik hotel mewah itu. Benar saja, aku sudah merasa bosan padahal belum dua jam aku disini. Entah mengapa aku merasa lelah dan ingin beristirahat. Laura terlihat sedang membaur, gadis itu pintar bergaul dengan yang lebih tua da

DMCA.com Protection Status