Bajul Segara tidak main- main berkata demikian. Ia telah berjanji akan memperistrikan wanita cantik itu sebelum bertahta di Benua Utara menggantikan orang tuanya. Nama Putri Domas sudah dikenal di wilayah kekaisaran benua Utara. Putri Domas adalah calon ibu dari anak- anak keturunan kaisar Raja Naga legenda yang menjadi panutan semua kaisar di tanah Permadani Naga. Sedang pendekar Raja Naga adalah masih satu silsilah dengan Bajul Segara tetapi tidak percaya bahwa wanita di dunia itu cuma ada di Benua Selatan dimana Putri Domas berada. Ia hanya mendengar dari ramalan seorang spiritual Xian yang paling ditakuti di tanah Utara. Bahwa ada seorang putri raja yang legend sebagai ibu dari para kaisar di Gunung Utara lahir di tanah Pasundan.
Bajul Segara punya ilmu tingkat 20 yang diturunkan oleh kakek moyangnya yang seorang pendekar legenda di Gunung Utara. Sehingga ia mampu terbang ke udara terbawa oleh hembusan angin ke arah yang dituju, istana Salaka Negara.Wiro Sabrang sudah melihat bagaimana istrinya yang sesungguhnya adalah Batari Durga itu melawan sendiri menghadapi Bajul Segara. Wiro Sabrang memang sangar memanjakan istri tercinta Batari Durga yang kini menjelma menjadi manusia cantik Putri Domas. Hanya Wiro Sabrang yang tahu rahasia dibalik kesaktian Putri Domas. Bahkan orang tuanya yang raja Pejajaran saja tidak pernah tahu jika putrinya adalah jelmaan dari pendekar langit Batari Durga. "Hiiiiaaaattt Hiaaatt!!" "Crass Crass craass!!'" "Ouww Domas..kenapa ini kau lakukan padaku?" Putri Domas tidak membuka mulut sama sekali saat pedang ditangannya membabat leher dari pendekar Bajul Segara hingga kepala tergeletak jatuh di tanah. "Biarlah aku yang selesaikan Diajeng!" kata Wiro Sabrang. Namun apa yang terjadi ketika kepala Bajul Segara sudah tergelinding ke tanah? Pendekar tanpa kepala itu mbungkukkan badan dan memungut kepalanya, lalu meny
Wiro Sabrang yang berdiri di depan setinggil sudah dipagari para pengawal istana Salaka Negara saat berhadapan dengan para musuh dari Pakuaji. Zui Shen yang melihat sendiri betapa gagah pendekar dari benua Utara yang sangat sakti itu akhirnya tumbang oleh serangan Wiro Sabrang. Bajul Segara bukan sembarang pendekar di mata Zui Shen yang sama-sama punya kampung halaman di Benua Utara. Bajul Segara terlihat sebagai turunan dari kaisar ke 3 dinasti Xian. Keluarganya bukan cuma turunan bangsawan besar akan tetapi juga pendekar abadi dalam dunia persilatan. Seperti khayalan saja bila pendekar sehebat Bajul Segara bisa tumbang di tangan Wiro Sabrang. Gumam Zui Shen dalam hati. Walau begitu tetap saja Zui Shen dan para pengawal istana sudah bersiaga untuk menghadang Kedatangan pasukan Pakuaji. Ia dengan jurus- jurus maut dewa mabok sudah menghalangi prajurit dari Pagar Nyawa dari Pantura. Pakuaji tidak bisa meremehkan kekuatan dari Zui Shen beserta muridnya yang rata- rata punya skill de
Ular naga raksasa itu bertarung sangat dahsyat di angkasa sehingga membuat suasana tegang diwarnai suara ledakan petir yang saling menyambar. Tentu saja langit bagai terkoyak oleh Sambaran petir dan deru angin yang ditimbulkan oleh hembusan badai dari mulut kedua naga dewa jelmaan para pendekar langit yang telah mati. Antaboga tentu tidak mau dikalahkan oleh pendekar Raja Naga yang dianggap seumur cicitnya. Karena Pendekar Raja Naga adalah turunan dari bangsawan kaisar besar di jaman dinasti Kaisar Xian. Sedang Antaboga adalah dewa penguasa lautan Selatan yang punya istana di kahyangan sekelas dengan Dewa Laut. Hanya pendekar langit seperti Wiro Sabrang yang pantas dilindungi karena memiliki jiwa ksatria. Pendekar Raja Naga tak pernah menyangka bila Wiro Sabrang adalah murid dari Antaboga si dewa laut Selatan yang sangat legend di lautan benua Utara. Karena itulah dalam pertarungan itu Pendekar Raja Naga tak mampu bergerak dan harus menerima kekalahan yang menyakitkan.
Istana Mojopahit mulai menjadi besar ketika seluruh kerajaan kecil sekitar sungai Brantas dan Trenggalek bergabung menjadi satu dan dikuasai oleh seorang raja siluman bernama Calonarang dari gunung Agung. Raja siluman Calonarang dikenal sangat sakti hingga bisa menakhlukkan setan di tanah itu. Raja- raja dan para Senopati yang telah ditaklukkan dijadikan prajurit atau pengawal jika mau mematuhi perintahnya. Ternasuk Kebo Marcuet dan Maesa Danu yang sudah dikalahkan terpaksa jadi abdi raja iblis itu. Singosari sudah tinggal kenangan saja bagi rakyat di kaki gunung Bromo. Maesa Danu yang tidak lagi memiliki pekerjaan tentu tidak punya pilihan selain menjadi ponggawa Calonarang yang datang dari pulau Dewa bersama pasukannya menguasai kerajaan di tanah Jawa.Duka Kebo Marcuet yang telah dijajah oleh raja yang suka perang dan kawin tentu tidak sama dengan yang dirasakan pengawal dari Blambangan Minakjinggo yang malah ikut berpesta ria ketika diutus untuk mencari gadis desa yang
Pendekar muda yang lahir dari tanah Jawa itu sebenarnya sudah yatim piatu ketika ditemukan oleh pendekar buta dari kaki gunung Lawu. Suro Gendeng masih terlalu muda untuk berkelana menghadapi banyak tantangan dari pendekar yang berjiwa iblis. Beruntung ia memiliki bakat baik sehingga Si Mata Malaikat yang buta itu mampu mengangkatnya menjadi seorang pendekar yang sangat mumpuni. Dalam perjalanan Suro bertemu dengan ular naga raksasa penunggu goa Selarong yang menghalangi langkahnya. Ular itu bisa bicara seperti manusia sehingga meminta agar Suro membunuhnya, atau akan menjadi santapannya. Dalam pertarungan yang sangat dahsyat dan menguras semua ilmu yang didapat dari gurunya, Suro berhasil membunuh ular naga itu yang kemudian menjelma menjadi sebuah kapak yang kini dijadikan pusaka Suro Gendeng. Pusaka yang tidak lain adalah jelmaan dari Naga Api raksasa itulah yang memberi kekuatan gaib bagi Suro Gendeng untuk melawan pendekar iblis atau siluman. Beri
Desa Karang Wungu geger ketika pasukan dari Mojopahit yang dipimpin Giling Kebo melemparkan obor api ke atap rumah penduduk hingga terjadi kebakaran. Penduduk berhamburan keluar menyelamatkan diri dari kobaran api yang melalap rumah mereka. Sedang para wanitanya yang keluar ditangkapi oleh para prajurit sambil mengayunkan pedang menyerang pensuduk yang melawan. "Serbuuuuu!!!!" "Toloooong!!!" Suro Gendeng sontak bergegas melompar ke arah sumber suara jeritan penduduk. Dari jauh saja sudah terlihat kepulan asap hitam membubung tinggi hingga menembus langit. "Glegeerrrrr!!!" Ledakan yang sangat dahsyat terdengar ketika Suro Gendeng melompat dan mengacungkan kapak diatas langit. Dari kapak pusaka itu terlihat cahaya biru yang sangat terang benderang dan membelah mendung diatas langit. Hujan deras disertai badai yang sangat dahsyat memadamkan kobaran api diatas rumah penduduk. Penduduk yang sudah berlarian kelu
Wiro Sabrang baru sadar jika ia telah salah sangka kepada Suro Gendeng yang tampak seperti pemuda kampung yang culun, ternyata seorang pendekar yang sangat mumpuni. Wiro Sabrang yang berniat meligat bekas kerajaan Singosari yang telah runtuh, bertemu dengan Suro Gendeng yang telah menyelamatkan rakyat di kaki gunung Bromo. "Terima kasih kisanak, engkau telah selamatkan Singosari dari ancaman raja iblis." "Singosari?" tanya Suro Gendeng sambil memandang wajah Wiro. "Iya. Yang sekarang direbut raja iblis itu Singosari." "Bukan, Yang diduduki Calonarang adalah areal Kali Brantas, kakanda. Singosari sudah hancur lebur saat terjadi perang besar." Sejak kepergian Wiro Sabrang ke gunung Barat tanah Pasundan semua sudah berubah. Sebenarnya ia ingin melihat bekas Kraton itu, tapi Suro Gendeng sudah menjelaskan bila Singosari telah hancur. Wiro Sabrang heran kepada pendekar muda itu,kenapa mengetahui lebih banya
Singoyudo terlihat lebih liar dan gesit tidak seperti seorang pangeran yang bodoh seperti saat pertama kali bertemu Wiro Sabrang. Pastilah karena pusaka Nogososro itu yang memberinya energi kekuatan dan gairah bertarung melawan Wiro Sabrang. Tatapan mata Singoyudo telah berubah seperti tatapan mata Muninggar yang penuh dendam kepada Wiro Sabrang, bukan kepada Batari Durga, karena sejak pertemuannya di Lemah Putih itu sudah bersumpah ingin mengikuti pendekar yang telah mengalahkan wanita pendekar itu. Kalau akhirnya Wiro Sabrang malah meninggalkan keris pusaka pindah ke tangan Kertajaya, kemudian kini dipegang Singoyudo. "Hiiiiiaaaaatttt" "Hop hop Hep hep." "Heeeeaaaahhh " Wiro Sabrang merasa sedang berhadapan dengan seorang wanita cantik yang lemah gemulai sehingga tidak tega untuk menyakiti gadis itu. Sedang ia terdesak hingga berpuluh langkah mundur. Singoyudo dan dua sahabatnya yang tidak lain adalah Parikesit dan J