Home / Fantasi / GOLOK SETAN (恶魔砍刀) / BAGIAN : 6 SINGOSARI BANGKIT

Share

BAGIAN : 6 SINGOSARI BANGKIT

Lenyapnya Wonopati membuat Bajulputih kalang kabut ketakutan menghadapi Wiro Sabrang sehingga memilih diam saat golok setan membabat tubuhnya hingga menyisakan sinar gemerlap dan ledakan yang sangat dahsyat yang menggema hingga menembus langit.

      "Blaammm!!"

      "Aaaaaaaacchh!!"

    Wiro Sabrang sangat lega bila tugasnya mengusir setan Banaspati dan pasukannya telah selesai. Antaboga berbisik kepada pendekar sakti itu saat merebahkan tubuhnya yang lelah bertarung dengan pasukan dedemit Singosari.

      "Saatnya kamu pergi meninggalkan Singosari dan melanjutkan ke bukit Barat Wiro Sabrang." bisik Antaboga.

      Entah kemana perginya pasukan dedemit yg mengikuti Banaspati, hingga Kraton menjadi sepi dan hening setelah raja iblis itu diusir Wiro Sabrang. Pendekar itu tidak peduli lagi kepada siapa istana itu akan dirawat. Toh yang paling penting baginya adalah menuntaskan tugas melenyapkan kekuatan. setan yg menguasai bumi.

     Angin semilir kembali berhembus membuat suasana sangat segar hingga Wiro Sabrang tanpa sadar telah telah berada di sebuah taman Kraton Singasari dimana para wanita sedang berkumpul mengagumi keberadaannya.

     "Terimakasih Raden.." kata seorang putri raja yang selama ini menjadi peliharaan raja iblis Banaspati menyembah kepada Wiro Sabrang.

 Pendekar muda itu menarik nafas panjang memandang betapa menderita para wanita yang terkumpul di dalam taman sari. Pastilah mereka dikumpulkan untuk dijadikan budak atau tumbal bagi para Jim setan.

      "Sudahlah nimas, kalau engkau hendak pulang rumahmu, pulanglah. Sekarang sudah tidak ada lagi Jim setan yang hidup di dalam istana." kata Wiro Sabrang.

     "Tapi bagaimana dengan para pengawal jin yang berjaga diluar istana, Raden? Kami semua takut"

       "Istana sudah sepi..tak lagi ada Jim setan yg berkuasa. Ayoh cepat kalian keluar dari dalam istana." kata Wiro Sabrang yang sangat iba melihat banyaknya manusia yang jadi tawanan dari raja iblis Banaspati. Wiro Sabrang pun bergegas masuk ke bagian dalam istana dimana para penduduk disiksa dan dikerangkeng untuk dijadikan makanan harimau dan buaya peliharaan Banaspati. Wiro dengan sangat cepat membuka pintu kerangkeng dan menyuruh para tawanan keluar untuk kembali ke rumah masing- masing.  Wiro sangat iba melihat betapa para manusia yang selama ini dijadikan mangsa oleh iblis Banaspati menderita. 

       "Ayo keluar dan pulang ke rumah kalian. Diluar sudah tidak ada demit." kata Wiro yang telah membebaskan para tawanan  keluar dari istana. Wiro Sabrang senang melihat banyaknya orang yang telah bebas berlari keluar dari dalam penjara menuju alun - alun sambil berteriak girang.

       "Horeee kita bebas."

***

     Saat itu juga Wiro Sabrang sudah sampai di padepokan menemui Sentanu yang sudah memanggilnya lewat angin. Sentanu sangat bahagia memeluk Wiro Sabrang yang akhirnya berhasil mengusir semua pasukan iblis dari muka bumi.

      Kertajaya yang sangat terharu mendapat berita bahagia itu tentu ingin memberi hadiah besar kepada Wiro Sabrang. Pikir Sentanu.

      "Ayo kita rame- rame pulang ke istana Singosari." kata Kertajaya.

       "Bagaimana dengan Wiro Sabrang Gusti. Beliau ingin melanjutkan perjalanan ke bukit Barat." kata Sentanu yang mengusulkan agar kepergian Wiro Sabrang ditangguhkan untuk mengurusi pindahan istana Singosari yg sudah kosong.

      "Aku minta tolong kepadamu Wiro Sabrang, aku sekarang tidak lagi punya seorang panglima perang yang bisa kuandalkan selain kamu.Tolonglah Wiro." Kertajaya memohon kepada Wiro Sabrang sambil merangkul pundaknya.

     "Maafkan hamba Gusti Kertajaya, bukannya hamba menolak, tetapi hamba masih ada tugas yang lebih berat di bukit Barat." jawab Wiro Sabrang yang kini malah membuat kedua pangeran itu menangis. Singojati yang masih sakit serta pincang itu merasa sangat bersalah karena pernah berprasangka buruk kepada Wiro Sabrang.

     "Kakang Wiro, maafkan kami telah bersyak sangka buruk kepadamu." kata Singoyudo.

      "Tidak terpikir olehku.Sekarang bantulah ayahmu untuk membangun Singosari kembali."

     Singoyudo bahkan bersujud di kaki Wiro Sabrang sambil menangis. Begawan Sentanu terharu menyaksikan kedua pangeran muda itu menyesali perbuatannya. 

     Akhirnya Kertajaya dan rombongan keluarga istana pulang ke Singosari setelah sangat berat hati melepaskan kepergian Wiro Sabrang. Namun saat mereka dalam perjalanan pulang, tiba- tiba datang sosok makhluk yang sangat besar dan tinggi hingga kedua kakinya yang besar itu menginjak kereta kencana tempat putri suri dan raden Kertajaya duduk.

     "Zjleggkk!!!"

     "Ha ha ha ha ha kalian kira aku sudah mati hah?" suara gelegar itu terdengar nyaring di telinga Singoyudo yang sedang kendalikan kuda.

      Tentu saja rombongan dari raja Kertajaya sangat kaget dan kebingungan disaat mau pindah ke dalam istana,kedatangan musibah.

      Begawan Sentanu yang berada dibelakang rombongan hanya mampu memejamkan mata dan memanggil nama Wiro Sabrang lewat kekuatan telepati. Singoyudo yang awalnya berbesar hati bisa kembali pulang ke istana Singosari, kini merasa panik melihat ujud raksasa dengan wajah gelap menunduk kebawah.

      "Bopo Sentanu." teriak Singoyudo yang tak mampu berbuat banyak ketika tangan raksasa itu mengangkat kepalanya ke langit dan hendak dimasukkan tubuhnya ke dalam mulut raksasa itu.

      "Wuuuuuussss...!!"

     Tiba- tiba hembusan angin dahsyat menyambar tubuh raksasa itu hingga tumbang.Wiro Sabrang kembali datang setelah dipanggil oleh Begawan Sentanu. Raksasa itu bangkit dan menggeram sambil mengayunkan genggaman tangannya yang sebesar gajah bengkak ke arah rombongan pasukan dari Kertajaya.

     "Hayooo... heeeaaahh." Kertajaya yang sudah keluar dari kereta kencana bangkit ikut menyerang raksasa sekuat tenaga. Tapi apa artinya serangan manusia seperti Kertajaya yang sudah tua, dan lima pengawal Singosari yang berhadapan dengan siluman raksasa.  Telapak tangan yang sangat besar itu menyambar kereta dan melemparkan ke langit.

      "Eeeeeaaaaaahh!!" tendangan kaki Wiro Sabrang mendorong keras bagian dada raksasa itu.

  

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status