Beranda / Fantasi / GOLOK SETAN (恶魔砍刀) / BAGIAN : 5 TEWASNYA RAJA IBLIS

Share

BAGIAN : 5 TEWASNYA RAJA IBLIS

Kali ini Antaboga yg sudah berada di dalam pusaka golok Setan tentu sangat terkejut bila yg dihadapi bukan lawan biasa, akan tetapi Naga Lodra, penguasa lautan Utara. Karena itulah beliau langsung keluar dari tempatnya menghadapi Naga Lodra.

"Zjjlegg!!"

Wiro Sabrang yg sudah tiba didepan setinggil dihadang oleh manusia berkepala ular naga dengan pedang ditangan. Tetapi Banaspati yg berdiri tak jauh dari posisi Wiro Sabrang mulai panik melihat kehadiran ular naga raksasa yg tiba- tiba telah berada di alun- alun dengan kepala masuk ke setinggil.

"Hmm Antaboga." gumam Banaspati didalam hati.

Ternyata ular naga Penguasa lautan selatan itu tidak tega melepas muridnya bertarung sendirian. Pikir Banaspati. Begitu juga Naga Lodra juga ikut panik dengan kehadiran Antaboga yg tidak menjelma manusia saja untuk melawannya. Mungkin ia sudah percaya jika Wiro Sabrang mampu mengalahkan musuh- musuhnya.

"Hiaaaaaatttt."

"Bluuaaaarrr.'"

Naga Lodra sudah tidak bisa mengendalikan emosi hingga menyemburkan api dari mulutnya membakar Wiro Sabrang.Sebaliknya Wiro Sabrang tidak bergeming dengan serangan mendadak dari lawannya. Iapun langsung ayunkan golok di tangan menahan semburan api yg berkobar- sangat panas.

"Wuuuuusssss!!!"

Kobaran api yg menjilat- jilat dan membakar benda apa saja yg tersambar menjadi padam terkena semburan badai angin es yang muncul dari golok di tangan Wiro Sabrang.

"Wedan!! hiaaacch!!"

Naga Lodra yang kehilangan keseimbangan terlempar ke belakang kena tendangan Wiro Sabrang. Dalam pada itu Banaspati yang panik karena ular naga raksasa di alun- alun sudah mengobrak- abrik prajurit dan pengawalnya hingga mundur ke dalam setinggil. Wiro Sabrang terus mendesak masuk ke dalam istana menyerang Banaspati.

"Hiiiiiaaaaatttt."

"Heit Heit!!"

"Wwuuuuuzzzzzx!!!"

Sinar kemilau kuning keemasan meluncur deras dari golok setan ditangan Wiro Sabrang saat pedang Banaspati menyerang ke punggungnya. Sedang hati Banaspati sudah mulai kawatir karena naga raksasa itu telah mengacak- acak istana hingga berantakan.

"Naga Lodra, hadapi Antaboga!" seru Banaspati sambil menahan serangan Wiro Sabrang.

Naga Lodra sudah merasakan dahsyatnya serangan Wiro Sabrang kini berangsek ke alun- alun bertarung melawan Antaboga. Ada sedikit keraguan bagi Naga Lodra untuk menahan serangan sesama ular naga itu. Karena Antaboga sudah percayakan Wiro Sabrang yg ternyata sangat kuat dengan pusaka golok setan ditangannya.

Ular naga raksasa Antaboga sudah melahap seluruh pasukan lelembut di Singosari ketika berhadapan dengan ular naga raksasa Naga Lodra.

"Awas kau Antaboga." gumam Naga Lodra lirih.

Naga Lodra yg sudah menjelma menjadi seekor ular yang sangat besar itu langsung menyambar tubuh lawannya dan terbang ke angkasa. Suasana makin mencekam ketika kedua ular naga raksasa itu menunjukkan kesaktiannya dengan mendatangkan badai dahsyat hingga memporak - porandakan istana. Suara ledakan petir yang saling menyambar disusul oleh angin yang menderu- deru di atas langit membuat bumi menjadi gelap.

"Hiiiiaaaaatttt!!!"

Wiro Sabrang sudah tidak bisa menahan ilmunya bumi saketi yang ia simpan untuk mengakhiri serangan karena desakan Banaspati yg menguras seluruh ilmunya. Wiro Sabrang yang sangat kuat menghadapi pendekar lima benua terdesak oleh serangan Banaspati.

"Ha ha ha ha..kini saatnya engkau mati ditanganku Wiro." kata Banaspati yang sudah mulai merasa diatas angin ketika lawannya jatuh. Jatuhnya Wiro Sabrang sambil bersalto dan berdiri tepat di hadapan Banaspati.

Banaspati sudah bergegas menyerang dengan pedang pusakanya di tangan.

"Hiiiiiaaaaattt!!!"

"Bluuuuaaaaarrrr!!"

"Aaaaaaaaccchhh!!"

Ledakan yang sangat dahsyat itu adalah ketika sinar kuning api dari telapak tangan Wiro Sabrang menghajar kepala Banaspati hingga hancur luluh. Ajian bumi saketi yang meluncur dan meledak melenyapkan tubuh serta roh Banaspati hingga tak mungkin lagi setan itu hidup diatas bumi. Banaspati lenyap bagai ditelan bumi hingga tak terlihat bayang- bayangnya.

"Baiklah Wiro, aku mengaku kalah hari ini. Tapi aku tidak sendirian di atas bumi." suara Banaspati yang menggema dilangit terdengar oleh Wiro.

Bersamaan dengan lenyapnya Banaspati, terdengar suara ledakan yg sangat dahsyat diatas langit dimana kedua ular naga raksasa sedang bertarung. Ledakan dahsyat itu ternyata pertanda pertarungan usai karena Naga Lodra cepat melarikan diri setelah melihat Banaspati mati. Banaspati tidak mati, tetapi tidak bisa kembali hidup diatas bumi sebelum 500 tahun lagi bila ada perintah dari sang hyang Wenang penguasa alam semesta.

"Belum selesai Wiro, aku masih ada" kata sosok manusia tinggi besar dengan kepala berbentuk buaya. Itulah Wonopati dan Bajulputih. Masih ada puluhan setan atau siluman yg bercokol di dalam istana Singosari. Wiro menarik nafas dan membuangnya keras- keras.

"Kurang ajar!!"

Wonopati yang pernah bertemu dan bertarung dengan Wiro Sabrang tentu agak sedikit panik karena golok di tangan pendekar purba itu sangat berbahaya bagi makhluk halus. Wiro Sabrang memandang ke wajah Wonopati yg terlihat mulai geram. Kedua tangan siluman buaya itu gemeretuk tulangnya saat meremas jari- jarinya pertanda menguatkan ajian andalannya. Begitu pula Wiro Sabrang yang sudah tak bisa menahan amarah bergegas mengayunkan golok menebas pukulan Wonopati yang berujud sinar biru angin dahsyat.

"Hiiiiiaaaaatttt."

"Gluuaaaaarrr."

Ledakan sangat dahsyat terjadi bila golok setan ditangan Wiro Sabrang memakan korban. Wiro Sabrang mengayunkan golok sambil membaca ajian bumi saketi yang sangat manjur membunuh dan mengusir setan hingga tidak lagi hidup diatas bumi selamanya. Wonopati menjerit sangat pilu karena kematiannya yg abadi kembali tinggal di dalam api neraka.

"Aaaaaaaacchh."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status