Kali ini Antaboga yg sudah berada di dalam pusaka golok Setan tentu sangat terkejut bila yg dihadapi bukan lawan biasa, akan tetapi Naga Lodra, penguasa lautan Utara. Karena itulah beliau langsung keluar dari tempatnya menghadapi Naga Lodra.
"Zjjlegg!!"
Wiro Sabrang yg sudah tiba didepan setinggil dihadang oleh manusia berkepala ular naga dengan pedang ditangan. Tetapi Banaspati yg berdiri tak jauh dari posisi Wiro Sabrang mulai panik melihat kehadiran ular naga raksasa yg tiba- tiba telah berada di alun- alun dengan kepala masuk ke setinggil.
"Hmm Antaboga." gumam Banaspati didalam hati.
Ternyata ular naga Penguasa lautan selatan itu tidak tega melepas muridnya bertarung sendirian. Pikir Banaspati. Begitu juga Naga Lodra juga ikut panik dengan kehadiran Antaboga yg tidak menjelma manusia saja untuk melawannya. Mungkin ia sudah percaya jika Wiro Sabrang mampu mengalahkan musuh- musuhnya.
"Hiaaaaaatttt."
"Bluuaaaarrr.'"
Naga Lodra sudah tidak bisa mengendalikan emosi hingga menyemburkan api dari mulutnya membakar Wiro Sabrang.Sebaliknya Wiro Sabrang tidak bergeming dengan serangan mendadak dari lawannya. Iapun langsung ayunkan golok di tangan menahan semburan api yg berkobar- sangat panas.
"Wuuuuusssss!!!"
Kobaran api yg menjilat- jilat dan membakar benda apa saja yg tersambar menjadi padam terkena semburan badai angin es yang muncul dari golok di tangan Wiro Sabrang.
"Wedan!! hiaaacch!!"
Naga Lodra yang kehilangan keseimbangan terlempar ke belakang kena tendangan Wiro Sabrang. Dalam pada itu Banaspati yang panik karena ular naga raksasa di alun- alun sudah mengobrak- abrik prajurit dan pengawalnya hingga mundur ke dalam setinggil. Wiro Sabrang terus mendesak masuk ke dalam istana menyerang Banaspati.
"Hiiiiiaaaaatttt."
"Heit Heit!!""Wwuuuuuzzzzzx!!!"Sinar kemilau kuning keemasan meluncur deras dari golok setan ditangan Wiro Sabrang saat pedang Banaspati menyerang ke punggungnya. Sedang hati Banaspati sudah mulai kawatir karena naga raksasa itu telah mengacak- acak istana hingga berantakan.
"Naga Lodra, hadapi Antaboga!" seru Banaspati sambil menahan serangan Wiro Sabrang.
Naga Lodra sudah merasakan dahsyatnya serangan Wiro Sabrang kini berangsek ke alun- alun bertarung melawan Antaboga. Ada sedikit keraguan bagi Naga Lodra untuk menahan serangan sesama ular naga itu. Karena Antaboga sudah percayakan Wiro Sabrang yg ternyata sangat kuat dengan pusaka golok setan ditangannya.
Ular naga raksasa Antaboga sudah melahap seluruh pasukan lelembut di Singosari ketika berhadapan dengan ular naga raksasa Naga Lodra.
"Awas kau Antaboga." gumam Naga Lodra lirih.
Naga Lodra yg sudah menjelma menjadi seekor ular yang sangat besar itu langsung menyambar tubuh lawannya dan terbang ke angkasa. Suasana makin mencekam ketika kedua ular naga raksasa itu menunjukkan kesaktiannya dengan mendatangkan badai dahsyat hingga memporak - porandakan istana. Suara ledakan petir yang saling menyambar disusul oleh angin yang menderu- deru di atas langit membuat bumi menjadi gelap.
"Hiiiiaaaaatttt!!!"
Wiro Sabrang sudah tidak bisa menahan ilmunya bumi saketi yang ia simpan untuk mengakhiri serangan karena desakan Banaspati yg menguras seluruh ilmunya. Wiro Sabrang yang sangat kuat menghadapi pendekar lima benua terdesak oleh serangan Banaspati.
"Ha ha ha ha..kini saatnya engkau mati ditanganku Wiro." kata Banaspati yang sudah mulai merasa diatas angin ketika lawannya jatuh. Jatuhnya Wiro Sabrang sambil bersalto dan berdiri tepat di hadapan Banaspati.
Banaspati sudah bergegas menyerang dengan pedang pusakanya di tangan."Hiiiiiaaaaattt!!!"
"Bluuuuaaaaarrrr!!"
"Aaaaaaaaccchhh!!"
Ledakan yang sangat dahsyat itu adalah ketika sinar kuning api dari telapak tangan Wiro Sabrang menghajar kepala Banaspati hingga hancur luluh. Ajian bumi saketi yang meluncur dan meledak melenyapkan tubuh serta roh Banaspati hingga tak mungkin lagi setan itu hidup diatas bumi. Banaspati lenyap bagai ditelan bumi hingga tak terlihat bayang- bayangnya.
"Baiklah Wiro, aku mengaku kalah hari ini. Tapi aku tidak sendirian di atas bumi." suara Banaspati yang menggema dilangit terdengar oleh Wiro.
Bersamaan dengan lenyapnya Banaspati, terdengar suara ledakan yg sangat dahsyat diatas langit dimana kedua ular naga raksasa sedang bertarung. Ledakan dahsyat itu ternyata pertanda pertarungan usai karena Naga Lodra cepat melarikan diri setelah melihat Banaspati mati. Banaspati tidak mati, tetapi tidak bisa kembali hidup diatas bumi sebelum 500 tahun lagi bila ada perintah dari sang hyang Wenang penguasa alam semesta.
"Belum selesai Wiro, aku masih ada" kata sosok manusia tinggi besar dengan kepala berbentuk buaya. Itulah Wonopati dan Bajulputih. Masih ada puluhan setan atau siluman yg bercokol di dalam istana Singosari. Wiro menarik nafas dan membuangnya keras- keras.
"Kurang ajar!!"
Wonopati yang pernah bertemu dan bertarung dengan Wiro Sabrang tentu agak sedikit panik karena golok di tangan pendekar purba itu sangat berbahaya bagi makhluk halus. Wiro Sabrang memandang ke wajah Wonopati yg terlihat mulai geram. Kedua tangan siluman buaya itu gemeretuk tulangnya saat meremas jari- jarinya pertanda menguatkan ajian andalannya. Begitu pula Wiro Sabrang yang sudah tak bisa menahan amarah bergegas mengayunkan golok menebas pukulan Wonopati yang berujud sinar biru angin dahsyat.
"Hiiiiiaaaaatttt."
"Gluuaaaaarrr."
Ledakan sangat dahsyat terjadi bila golok setan ditangan Wiro Sabrang memakan korban. Wiro Sabrang mengayunkan golok sambil membaca ajian bumi saketi yang sangat manjur membunuh dan mengusir setan hingga tidak lagi hidup diatas bumi selamanya. Wonopati menjerit sangat pilu karena kematiannya yg abadi kembali tinggal di dalam api neraka.
"Aaaaaaaacchh."
Lenyapnya Wonopati membuat Bajulputih kalang kabut ketakutan menghadapi Wiro Sabrang sehingga memilih diam saat golok setan membabat tubuhnya hingga menyisakan sinar gemerlap dan ledakan yang sangat dahsyat yang menggema hingga menembus langit. "Blaammm!!" "Aaaaaaaacchh!!" Wiro Sabrang sangat lega bila tugasnya mengusir setan Banaspati dan pasukannya telah selesai. Antaboga berbisik kepada pendekar sakti itu saat merebahkan tubuhnya yang lelah bertarung dengan pasukan dedemit Singosari. "Saatnya kamu pergi meninggalkan Singosari dan melanjutkan ke bukit Barat Wiro Sabrang." bisik Antaboga. Entah kemana perginya pasukan dedemit yg mengikuti Banaspati, hingga Kraton menjadi sepi dan hening setelah raja iblis itu diusir Wiro Sabrang. Pendekar itu tidak peduli lagi kepada siapa istana itu akan dirawat. Toh yang paling penting baginya adalah menuntaskan tugas melenyapkan kekuatan. setan yg menguasai bumi. Angin semilir kembali berhembus membuat suasana sang
Raksasa itu adalah ujud dari penunggu Jenggala yang juga menjadi pasukan dari raja iblis Banaspati. Kolosrenggi tidak hanya menguasai Singosari, melainkan seluruh lembah dari lima gunung di bagian selatan tanah Jawa. Wiro Sabrang yang telah menghitung target serangannya kepada raja iblis yang hidup di benua Timur tentu sudah bersiap untuk membantai mereka."Kamu pikir Banaspati adalah satu- satunya pendekar yang kau hadapi Wiro. Itu salah besar. Masih ada ribuan dedemit yang hidup di daratan benua Timur. Ha ha ha ha." kata Kolosrenggi sambil tepuk dadanya yg penuh dengan bulu."Kolosrenggi" gumam Wiro Sabrang dalam hati. Ia tidak mengira jika ada raksasa sebesar bukit Wilis menghadangnya. Wiro harus berhati- hati dengan Godam yg berada dalam genggaman raksasa itu. Kalau tidak salah Godam itu pernah ia kenal sejak masih jaman kaisar Ming. Godam yang sangat sakti dan berbahaya. Tapi Wiro Sabrang tidak takut karena ia memiliki golok setan yang adalah penjelmaan dari raja naga penguasa la
Ledakan dahsyat itu kembali terdengar menggelegar hingga membuat sekalian isi istana terkejut dan ketalutan karena selama ini hanya mendengar jeritan dan tangisan rakyat dalam tendasan raja iblis.Akhirnya Wiro Sabrang ikut mengawasi suasana diluar alun- alun yang sudah ramai dikunjungi orang lewat. Sosok bayangan makhluk hitam sangat besar dan tinggi hingga menopang awan putih di langit tampak di depan mata Wiro Sabrang. "Ha ha ha..Wiro Sabrang, akgirnya aku melihatmu di tanah ini." kata makhluk itu yang hanya dilihat oleh Wiro Sabrang. Sementara Kertajaya yang masih duduk di atas di ggasana ikut berfiri panik mengawasi apa yang sedang terjadi di alun- alun "Seperti Kolomarico" batin Wiro Sabrang setelah mendengar suara serak dan besar itu. Namun bayangan itu hanya sekejab muncul di atas langit, kudian lenyap. Wiro Sabrang berpikir pasti iblis laknat itu benar akan datang menghadapi dirinya serta pasukannya yang sangat banyak. Karena itulah Wiro Sabrang kembali m
Benar, bila 1000 tahun lalu Kolo Marico yang menjadi pimpinan pasukan Iblis Merah dari Barat pernah dihadapi Wiro Sabrang dan berhasil mengejar hingga terdampar di dasar laut es. Kala itu Wiro Sabrang belum bertemu dengan Antaboga yang kemudian mengangkatnya sebagai murid hingga ratusan tahun dan Antaboga meninggal. Kini Penguasa lautan Selatan itu telah menjelma menjadi benda pusaka yang sangat bertuah Golok setan. Antaboga rela menjadi benda keramat yang sangat sakti dibawa oleh seorang ksatria pilihan Wiro Sabrang. "Glegerrrrrkkk!!" "Bluaaaarrrr!!!" Ledakan dahsyat kembali terdengar dengan sinar yang sangat terang terpancar di langit ketika telapak tangan Wiro Sabrang beradu dengan telapak tangan Kolo Marico. Makhluk raksasa itu mulai merasakan betapa Wiro Sabrang telah berubah drastis sejak pertemuannya di masa silam. Mungkin karena ia sudah mati dan bertemu dengan para dewa di alam kahyangan, atau karena Wiro Sabrang sudah memiliki pusaka keramat golok setan. Ko
"Aaaaaaccccckk!!"Jeritan panjang menyayat hati itu keluar dari mulut Begawan Sentanu yang meregang nyawa setelah terbakar oleh bara api dari golok pusaka milik Wiro Sabrang. Sedang Jatayu yang terpental oleh tenaganya sendiri yang berbalik arah karena Wiro Sabrang dengan cepat mengelak hingga lawannya terjungkal menghajar pilar tembok dalam istana. "Brukk!!" "Wiro!!" teriak Kertajaya panik setelah melihat maha Patihnya yang terkapar dengan tubuh yang lebam biru. Wiro Sabrang masih berdiri tanpa ekspresi wajah terkejut dengan teriakan dari Kertajaya karena seorang tamu meluncur dari atas langsung berdiri menghalangi pandangan matanya. "Zjlegggkk!!" "Brahma!!" gumam Wiro yang sangat kenal dengan sosok manusia setengah dewa itu telah datang menjemputnya. Seketika Wiro Sabrang berbalik menatap laki- laki gagah dengan mahkota bersulam emas di hadapannya. "Wiro Sabrang! Tugasmu masih panjang. Kenapa engkau masih di tanah ini?" Wiro Sabrang men
"Kobra Iblis adalah penguasa langit hitam yang bergabung dengan pasukan dedemit Wiro. Dialah lawan kamu nanti jika telah sampai ke tanah Pasundan." bisik Surogeni sambil masih memandangi gulungan awan hitam yang terus berutar- putar di angkasa seperti angin lisus yang sangat besar. "Greggggerrrrkkkzzz!! Gregerrrrrkkkkrekk" Gulungan awan hitam itu makin besar dan berubah menggerakkan bumi hingga terguncang dan membuat kaki Surogeni maupun Wiro Sabrang ikut bergoyang. Biasanya kalau orang sakti pada jaman dulu komunikasi lewat gerakan alam semesta. Semakin tinggi ilmunya semakin dahsyat pula guncangan alam yang dibuat. Kobra Iblis bukan sembarang manusia siluman, tetapi pendekar sakti setingkat dewa yang namanya sudah menjadi legenda dalam dunia persilatan."Bukan!! Bukan Kobra Iblis" kata Surogeni lagi. Tentu saja Wiro Sabrang menoleh ke arah Surogeni yang lebih hafal dengan nama pendekar legend jaman es. "Bayureksa." ucap Wiro Sabrang tiba-tiba. Surogeni meno
"Lihat pasukanku noh diatas langit dan dibelakang kalian!" Bayurekso dan Wiro Sabrang serta Surogeni tidak melirik kemanapun selain menatap tajam wajah Kobra Iblis yang bangga dengan kekuatannya. Kobra Iblis tidak hanya menguasai tanah Pasundan, akan tetapi juga sebagian tanah Merapi,Lawu hingga sungai Serayu. Yang diketahui Wiro Sabrang, Kobra Iblis berusaha meyakinkan bahwa kekuatan manusia itu dikendalikan oleh bangsa jin setan. Karena itulah para raja di tanah Jawa itu dijadikan budaknya untuk melakukan ritual mengorbankan nyawa manusia sebagai tumbal.Kobra Iblis juga memberikan kekayaan dan kesaktian kepada manusia yang patuh pada perintahnya. "Ayoooo bertarung melawan aku kalau kalian benar- benar digjaya." "Bagaimana guru?" Surogeni sudah bersiap dengan Godam di tangan bersiap melawan serangan Kobra Iblis. Sedang Wiro berbisik ke telinga Bayurekso. "Biar hamba yang atasi mereka."
Raja Jenggala itu sudah menyerah dihadapan Wiro Sabrang setelah iblis koalisinya sudah diusir dan dikalahkan oleh pendekar itu. Tapi ia sangat butuh perlindungan jika kelak musuh bebuyutannya kerajaan Singosari dan Blambangan kembali bangkit. Karena selama ini raja2 di bagian timur gunung Lawu itu selalu memusuhi dan ingin merebut kekuasaan Jenggala dan Adipati Nendang Kamulan. "Pulanglah ke negaramu Sanjaya. Urus rakyatmu dengan bijak dan adil." kata Bayurekso. "Terima kasih eyang.Tapi saya takut bila rakyat saya diserang oleh Singosari yang sudah kembali bangkit." "Diserang Singosari? Tidak mungkin Kertajaya buruk aklaknya.Bukannya kamu yang mendatangkan raja iblis itu ke tanah Jawa?" kata Wiro Sabrang marah. "Itu karena aku takut ditekan Singosari terus. Wiro." "Sudah,sudah kamu pulang dulu ke istanamu sana." kata Wiro Sabrang. Sebenarnya Sanjaya tidak memiliki kemampuan bela diri kungfu yang b