Share

BAB 584

Penulis: sutan sati
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Kali ini, Alexis menggunakan salah satu jurus rahasianya. Ini merupakan salah jurus andalannya dan sangat jarang ia gunakan.

Saat Alexis mengangkat tombaknya ke udara, ratusan tombak muncuk di udara dan bergerak liar mengikuti arah gerakan Alexis. Tidak hanya jumlah, aura yang berada di sekitar Alexis juga turut berfluktuasi dengan sangat cepat dan menjadi sesak oleh ledakan energi tombak Alexis.

'Seribu tombak penghancur bumi?'

Diam-diam, Ray Elbar mulai serius memperhatikan perubahan jurus Alexis dan ia segera mengenali jurus yang diperagakan Alexis saat melihat bayangan ribuan tombak muncul seiring dengan jurus yang sedang dirapal oleh Alexis.

Meski di luar terkesan cuek dan tidak serius, Ray tidak bisa menganggap enteng kemampuan jurus tersebut. Ray Elbar tidak menyangka, jika ia akan melihat salah jurus legendaris dalam klan Sanjaya itu saat ini.

'Menarik! Dia pantas menyandang gelar dewa perang terkuat dalam klan sanjaya. Aku penasaran, seber

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (8)
goodnovel comment avatar
Ian Santoz
gak usah terlalu banyak karakter. JD ketuker2 namanya... JD kacau ceritanya
goodnovel comment avatar
Mas Pur
lanjut.....
goodnovel comment avatar
Aachim
segini doank uda...koin masih banyak nih uda, rugi ambo kl gitu reload koin lg..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 585

    Krak, krak!Boom.Ray Elbar bersama perisai kura-kura emasnya jatuh dan menghantam Alexis yang sedang berada dalam cangkang bekas Ray Elbar sebelumnya. Kondisi cangkang kura-kura emas tersebut sudah sangat rapuh akibat serangan Alexis sebelumnya, sehingga tidak mampu bertahan lama begitu mendapat tekanan besar dari serangan Ray Elbar.Di dalamnya, Alexis tidak tinggal diam dan menunggu kematiannya begitu saja. Alexis berjuang dengan mengerahkan seluruh sisa kekuatannya. Tampak petir hitam dan aura merah darah menyelimuti seluruh tubuhnya dan seisi cangkang kura-kura emas. Tampak dua kekuatan besar yang saling tumpang tindih dan menyebabkan tanah di sekitar mereka ikut berguncang hebat.Dengan kekuatan yang tersisa, Alexis Sanjaya tidak bisa bertahan lama. Segera, pijakan Alexis tampak goyah dan ia terpaksa jatuh berlutut setengah kaki. Meski begitu, Alexis tidak ingin menyerah begitu saja, ia mengerahkan segala upayanya untuk terus berjuang.Kraak.Terdengar bunyi retakan tulang yang

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 586

    "Ketua, apa anda datang seorang diri?" Tanya komandan Bintang penasaran, karena ia tidak melihat siapapun bersama Awan. Di tengah pertarungan hebat yang sedang terjadi di sana, sebagai komandan Bintang, Alexis penasaran bagaimana dengan nasib pasukan aliansi mereka yang terpisah sebelumnnya. Awan menoleh ke belakang sesaat dan berkata, "Tidak! Aku sengaja pergi lebih dulu. Seharusnya mereka sudah sampai." "Mereka?" Ujar komandan Bintang heran. Alexis tidak menemukan siapapun di jalur yang dilewati Awan sebelumnnya. "Yah, sebelumnya aku berhasil menyelamatkan pasukan biru dan juga pasukan merah yang sedang bertempur bersama klan Pitaloka. Mereka masih ada ratusan... hmn.." Awan belum selesai meneruskan kalimatnya, saat merasakan goncangan sangat besar datang dari arah yang ia lewati sebelumnya. "Ribuan?" Seru Awan terkejut melihat banyaknya pasukan yang datang bersama komandan pasukan Merah. Tidak! Itu bukan hanya pasukan aliansi. Di sana juga ada empat klan Jepang dengan memb

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 587

    Di langit, petir dengan dua warna berbeda saling bertabrakan dan membuat bumi seakan menghadapi bencana besar, saat Awan dan Ray saling beradu kekuatan. Kekuatan keduanya berada di ranah yang berbeda di antara semua orang di medan tempur saat itu dan membuat pertarungan keduanya terlihat begitu mencolok dibanding yang lainnya. Area ratusan meter dari keduanya segera dikosongkan. Lagian, siapa orangnya yang cukup gila untuk berada di dekat dua raksasa yang sedang mengamuk seperti mereka?Kerusakan yang terjadi di sekitar mereka, sudah tidak bisa digambarkan. Tanah di bawah mereka terlihat seperti baru saja dibalik oleh kekuatan besar. Hingga beberapa puluh menit berlalu, masih belum ada yang bisa menebak, siapa yang lebih baik dari dua orang ini. Sermentara itu, badai besar dan petir, silih berganti mewarnai pertarungan keduanya.Ekspresi Ray tampak tidak senang. Ia telah menguji Awan dengan beberapa jurus tingkat tinggi. Namun, kepala klan Sanjaya tersebut selalu saja bisa mengimba

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 588

    "Kamu mungkin bisa memanggil makhluk mistis naga. Tapi, apa kamu bisa mengendalikan kekuatannya?" Cibir Ray meremehkan kemampuan Awan. Makhluk mistis bukanlah sesuatu yang mudah dikendalikan dan selain itu, mereka juga bukan makhluk yang penurut, yang bisa dikendalikan begitu saja.Ray menangkupkan kedua tangannya ke depan dada dan sebuah bola energi besar berwarna biru keemasan muncul di mulut Wariga dan siap untuk ditembakkan ke arah Awan.Satu hal yang tidak diketaui oleh Ray saat itu, adalah Awan bukan hanya sekedar bisa menggunakan kekuatan Naga, tapi juga telah membuat kontrak jiwa dengan naga sebenarnya.Melihat itu, Awan tersenyum acuh tak acuh, "Tembakan api? Kalau soal api, aku masih bisa melakukannya dengan lebih baik darimu!"Awan mengingat cara Dinara menembakkan api dari dalam mulutnya ketika terakhir kali dan itu merupakan salah satu kemampuan andalan dari sososk naga. Dengan mengingat setiap prosesnya dengan hati-hati, Awan membayangkannya dan coba melakukan hal yang s

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 589

    "Berhentilah mencoba dan menyerah saja! Seperti apapun kamu coba menghancurkannya, nyatanya, kamu tidak membuat kemajuan apapun!" Cibir Ray Elbar mengejek semua usaha Awan untuk menghancurkan perisai pertahanan absolutnya. Jurus perisai pertahanan Ray yang merupakan ajaran dari Wariga, memiliki tujuh tingkatan berbeda. Level pertama adalah perisai emas Wariga. Komandan Bintang klan Sanjaya telah mencoba menghancurkan pertahanan ini sebelumnya dan Alexis tidak berhasil meski telah mengerahkan semua kekuatannya. Namun, Awan berhasil menghancurkannya dengan api birunya saat pertama kali datang. Apalagi, Awan juga bisa menggunakan semburan api naga yang 'aneh', membuat Ray tidak berani meremehkannya dan menghindari resiko yang tidak perlu dan selanjutnya, ia berpikir untuk langsung menggunakan jurus pertahanan puncaknya, 'Pertahanan Absolut Wariga'. Jurus ini terbentuk oleh energi murni Wariga yang ia warisi dan juga penyerapan kekuatan alam. Ini juga pertama kalinya Ray menggunakan ju

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 590

    Tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini. Segala sesuatunya ada kelemahannya.Dua penggal kalimat tersebut, semakin akrab dalam kamus kehidupan Awan setelah melewati banyak pertarungan dan itu memberi Awan pengalaman lebih dalam menghadapi setiap pertarungannya.Semua serangan Awan sebelumnya, tidak hanya sekedar melakukan serangan secara membabi buta. Awan mempelajari setiap celah yang bisa ia jadikan sebagai jalan untuk menembus pertahanan lawan.Akhirnya, serangan terakhir Awan berhasil membuat celah tersebut.'Aku mengerti sekarang. Pertahanannya tidak hanya sekedar memadatkan energi murni menjadi perisai pertahanan yang sangat kuat. Perisainya juga terbuat dari elemen cahaya. Itu sebabnya, semua seranganku api tidak berhasil menembusnya.'Setelah menyadari kelemahan perisai lawan, Awan tampak lebih tenang dan percaya diri."Hohoho, kamu berpikir bahwa pertahananmu itu adalah yang terkuat dan mustahil untuk ditembus, bukan? Kalau begitu, perhatikan baik-baik! Hari ini, aku aka

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 591

    'Tidak akan ada bantuan, sampai wanita itu berhasil dikalahkan. Tapi, sepertinya, waktunya masih lama. Aku harus memprioritaskan keselamatan Arthur.' Pikir Ray cemas, melihat belum ada tanda-tanda keluarga utama lainnya akan muncul di sana saat ini.Itu artinya, mereka semua masih belum berhasil mengalahkan Amanda Pitaloka, meski sudah mendapat bantuan dari dua orang yang dipanggil oleh Leon. Jebakan ini, sebenarnya ditujukan untuk ketua klan Sanjaya, mengingat reputasinya. Hanya saja, kemampuan Amanda serta Awan yang belum datang saat itu, membuat mereka berubah pikiran dan memutuskan untuk menjatuhkan Amanda terlebih dahulu dengan memancingnya ke lembah naga klan Royal. "Arthur, awas!" Teriak Ray tiba-tiba.Dua kelebat cahaya hitam melesat cepat ke arah mereka dan membuat Ray dengan cepat bereaksi. Ia segera mendorong tubuh Arthur menjauh dan menghadang serangan tersebut dengan sisa kekuatannya.Wus!Slash!"Argghh!"Ray berhasil menahan serangan pertama Awan, namun tidak dengan s

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 592

    Gundala tidak menyia-nyiakan suntikan energi murni Awan yang masih ada di dalam dirinya dan ingin menjatuhkan sebanyak mungkin pasukan musuh di sekitarnya.Sementara itu, saat Ray masih larut dalam kesedihannya, Awan sudah mendarat tepat di depannya dan di belakangnya, terdapat genangan darah dengan lusinan tumpukan mayat pasukan Royal yang menghentikan Awan sebelumnya."Sepertinya, kamu bukan sekedar menangisi kematian putra dari ketua klan Royal!"Mata Awan sangat jeli dan cukup jelas membedakan lolongan kesedihan Ray dan segera menemukan kejanggalan dalam tangisan tersebut. Saat ia menebak hal tersebut dengan benar, Ray yang masih berduka tiba-tiba mengangkat wajahnya yang kini sudah dipenuhi oleh air mata. Matanya tampak memerah karena emosi yang membuncah dalam dirinya.Dengan penuh kebencian, Ray berteriak ke arah Awan, "Kamu telah membunuh putraku, matilah!" Ray tidak bisa mengendalikan dirinya lagi dan berteriak seperti orang gila dan sekaligus, tanpa sadar telah mengungkapka

Bab terbaru

  • GGAP 3 : THE LAST   EPILOG

    Satu setengah tahun kemudian.Tiga istri Awan, Annisa, Amanda dan Calista, tampak sedang cemas menunggu di luar kamar di rumah tuo, kampung halaman Awan. Di tengah mereka, tampak dua orang balita yang sedang digendong oleh Annisa dan Calista, sementara Amanda tampak sedang bermain dengan kedua balita berjenis kelamin perempuan tersebut dengan sesekali mencubit gemas pipi keduanya.Kalian mungkin bertanya-tanya, di mana Rhaysa alias Raine? Awan belum berhasil melamarnya hingga detik ini. Awan pernah mencoba melamar Raine setengah tahun yang lalu. Hanya saja, lamarannya langsung ditolak. Ratu Samudera memberikan syarat yang sangat berat jika Awan ingin melamar putrinya, yaitu Awan harus berada di level Divine atau dewa terlebih dahulu. Hasilnya, Awan telah berjuang keras di selama berada di tanah dewa untuk terus meningkatkan kemampuannya. Meski begitu, sepertinya ia masih harus bersabar untuk bisa melamar Raine.Kembali ke ruang tamu, rumah tua Awan.Tidak sama seperti Amanda yang terl

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 638 (TAMAT)

    Rombongan Cakar Hitam mencibir ucapan Awan yang dinilai terlalu berani dan tidak bercermin, siapa lawan yang akan ia hadapi. Sementara, Datuk Cakar Putih dan bangsa harimau Bukit Larangan lebih mencemaskan nasib Awan. Mereka masih mengira. jika Awan hanya mengandalkan kekuatan warisan Gumara. Itu semua tidak akan cukup untuk menghadapi Cakar Hitam. "Uda!" Andini menarik ujung baju belakang Awan dan terang-terangan menunjukkan kekhawatirannya. Namun, Awan hanya tersenyum cuek dan memintanya untuk tidak perlu khawatir. Entah karena kalimat yang diucapkan Awan padanya atau cara penyampaian dan ketenangan yang ditunjukkan oleh Awan, membuat Andini merasa jauh lebih tenang dan merasa bisa mempercayai Awan. Roaaar! Cakar Hitam melompat ke depan dan tibat-tiba saja, ia sudah berubah wujud menjadi harimau besar dengan belang hitam di sekujur tubuhnya. Untuk bisa mengalahkan Awan, Cakar Hitam sudah bertekad untuk mengerahkan seluruh kekuatan dan berubah menjadi wujud terbaiknya. Cakar H

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 637

    Wajah Taring Hitam seketika memerah panas melihat sikap Andini yang dengan terang-terangan menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan seorang pria asing seperti Awan. Ia telah mengagumi Andini sejak lama, bagaimana ia bisa menerima, wanita yang disukainya bermesraan dengan pria lain tepat di depan hidungnya? Tidak peduli, apa pria itu dicintai Andini atau tidak. Bagi Taring Hitam, hanya dialah yang pantas menjadi pasangan Andini. Dia tidak habis pikir dengan sikap bodoh Andini, bagaimana ia bisa memilih seorang pria yang bukan apa-apa jika dibanding dirinya? Dia kuat dengan seluruh tubuh dipenuhi oleh otot-otot baja. Selain itu, dia adalah seorang pangeran dengan masa depan cerah. Bersamanya, Andini pasti akan jauh lebih bahagia. Bangsa harimau rata-rata memiliki tubuh yang besar dan berotot. Sehingga melihat tubuh Awan yang biasa, membuat Taring Hitam menilainya sebagai sosok yang sangat lemah. Dengan tatapan penuh kecemburuan dan kebencian, Taring Hitam akhirnya tidak bisa lagi menaha

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 636

    Tatapan Cakar Hitam menjadi dingin dan tidak lagi menunjukkan keramahan pura-puranya, "Cakar Putih, apa kamu tahu konsekuensi dari pilihanmu hari ini?" Sambil menekan rasa gugup dalam hatinya, Datuk Cakar Putih berusaha tersenyum tenang dan berkata, "Keputusan kami bersifat final dan anda bisa kembali." "Kamu?" Kilat kemarahan terbesit di mata Cakar Hitam dan tiba-tiba saja ia sudah menghilang dari tempat ia semula berdiri. Wus! Terlalu cepat! Datuk Cakar Putih terkesiap. Meski ia sudah menduga reaksi akhir dari Cakar Hitam. Namun, gerakannya terlalu cepat untuk bisa ia ikuti dan detik berikutnya, Cakar Hitam sudah muncul tepat di depan Datuk Cakar Putih dan melayangkan sebuah serangan yang tidak bisa ditahannya. Braaak. Datuk Cakar Putih tidak bisa menahan pukulan itu sepenuhnya dan membuatnya terbang membelah barisan pasukan di belakangnya. "Datuk Cakar Putih?" Pekik orang-orang tertahan dan terkejut melihat keberanian Cakar Hitam yang telah menyerang tetua mereka tepan dih

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 635

    Suasana di alam bangsa harimau tampak tegang dan semua penjaga perbatasan memasang wajah serius dan penuh waspada.Awan sengaja menyamarkan penampilannya dan mengeluarkan aura harimau yang ada di dalam tubuhnya dan membuat ia berhasil membaur dengan para penduduk bangsa harimau tanpa ketahuan. Setelah kedatangannya terakhir kali ke tempat itu, Awan memiliki memori yang sangat tajam tentang semua sudut tempat ini, yang memungkinkannya bisa berpindah kemanapun yang ia inginkan.Tidak lama setelah kedatangan Awan, rombongan Taring Hitam juga datang bersama ayah, para tetua dan juga puluhan prajurit terbaik bangsanya.Taring Hitam tampak tidak main-main dengan ancamannya. Hal itu, membuat gelisah bangsa harimau yang tinggal di Bukit Larangan.Para petinggi yang dipimpin oleh Datuk Cakar Putih tampak serius membahas masalah ini di aula tetua."Datuk, kita tidak bisa membiarkan mereka mendapatkan apa yang mereka mau. Bagaimanapun, raja sedang tidak ada di sini dan kita semua berkewajiban me

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 634

    Seminggu yang lalu, ada sekolompok orang asing yang datang ke Kampung Tuo. Anehnya, mereka melewati batas Kampung Tuo begitu saja dan ternyata, tujuan mereka adalah kampung mistis yang ada di Bukit Larangan, tempat di mana bangsa harimau tinggal. Kelompok ini dipimpin oleh seorang pemuda bernama Taring Hitam, putra dari raja harimau Cakar Hitam yang berasal dari gunung Medan. Tujuan mereka datang, karena Taring Hitam yang sudah cukup usia untuk menikah, menginginkan Andini sebagai istrinya. Meski mereka tahu bahwa Andini adalah pasangan yang disiapkan untuk raja. Hanya saja, bangsa harimau dari gunung Medan ini tahunya bahwa raja Gumara telah lama tiada dan tidak memiliki pewaris sama sekali. Hal itu, coba dimanfaatkan oleh Taring Hitam untuk mendapatkan Andini. Taring Hitam yang terpesona dengan kecantikan Andini, ketika berkunjung ke bukit Larangan beberapa tahun lalu, berniat menjadikan Andini sebagai miliknya dan begitu ia mencapai usia layak menikah, Taring Hitam langsung me

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 633

    Fikri dan Purnama yang semula berdebat, bahkan sampai berhenti dan tercengang mendengar wanita pujaan mereka dilamar oleh pria lain, tepat di depan mereka. Bagaimana mungkin mereka menerimanya?Jika pria lainnya, mungkin akan diam. Namun, mereka tidak mungkin bisa membiarkan ada lelaki lain merebut wanita yang mereka idamkan dari tangan mereka."Hei, bung! Apa maksudmu melamar dokter Nisa siang hari bolong begini?""Apa kamu tahu, siapa dokter Annisa? Sepuluh kamu, tidak bisa dibandingkan dengan seorang dokter Nisa.""Lebih baik kamu pergi dari sini! Atau kami akan memanggil satpam untuk mengusirmu."Ujar Fikri dan Purnama yang kali ini bisa kompak. Melihat reaksi keduanya, Awan cukup terkejut dan selanjutnya justru terkekeh geli. Ia melihat keduanya tidak ubahnya seperti badut yang sedang membuat pertunjukan.Awan melirik Annisa sekilas untuk menanyakan siapa mereka dan tampak balasan wajah jengah Anisa dan ketidakberdayaannya. Annisa membisikan identitas keduanya ke telinga Awan.

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 632

    Rumah sakit umum ASA.Meski terletak di lokasi terpencil karena berada di bawah kampung Tuo dan lokasi yang jauh dari kabupaten, ditambah akses jalan ke sana yang tidak selebar jalan kabupaten. Kenyataannya, rumah sakit ini memiliki fasilitas medis yang sangat lengkap dan tidak kalah dengan rumah sakit yang berstandar internasional sekalipun. Sebuah alasan yang membuat rumah sakit ini banyak dihuni oleh tenaga medis terampil dan membuat reputasinya cepat terkenal hingga ke berbagai daerah di ranah Minang. Ditambah, kepala rumah sakit dan sekaligus menjadi dokter spesialis bedah di sana merupakan seorang wanita berparas cantik dan terkenal dengan keramahannya, Dr. Annisa Azzahra, Sp.B.Meski terkenal dengan keramahannya, sebagai penanggung jawab rumah sakit, Dokter Nisa menerapkan standar tinggi bagi tenaga medis yang bekerja di rumah sakitnya. Semua itu tentu saja sepadan dengan gaji tinggi yang mereka terima selama bekerja di sana. Banyak yang memuji dan banyak juga pihak yang mera

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 631

    Setelah sekian lama, Awan kembali melihat tangis mama angkatnya tersebut. Namun kali ini, bukan tangisan yang membuatnya kehilangan kembali akal sehatnya. Itu adalah tangis kerinduan dan juga kebahagiaan. Tangis kerinduan seorang ibu yang telah lama tidak berjumpa dengan anaknya. Awan membiarkan Lina menumpahkan segala tangisannya dalam pelukan Amanda seraya memberi kode pada Amanda dan syukurnya, Amanda cukup peka dengan keadaan tersebut. Ada sekitar sepuluh menit lamanya, Lina menumpahkan tangis kebahagiaannya dalam pelukan Amanda. Sampai, Lina tersadar kembali dan mengurai pelukan mereka. "Maaf ya, nak. Tante terlalu sentimentil, kamu terlalu mirip dengan..." "Tidak apa-apa, ma." Sebelum Lina menyelesaikan kalimatnya, Amanda sudah lebih dulu menyelanya. Ia sekarang mengerti alasan Awan membawanya kemari dan Amanda sama sekali tidak keberatan untuk menggantikan posisi Renata untuk sesaat dan memberi kebahagiaan untuk ibunya Renata. Selama arwah Renata masih bersamanya dahulu,

DMCA.com Protection Status