Lebih lanjut, Nura menceritakan bahwa alasan mereka bisa terjebak oleh musuh saat itu adalah karena mereka terlalu mempercayai penduduk setempat. Termasuk mata-mata yang mereka kirimkan dan ternyata, mata-mata mereka telah terungkap oleh orang-orangnya Alisa dan mencuci otaknya untuk berpaling pada mereka."Nura, kamu bisa mengidentifikasi warga yang mendukung sekte Flamisnya Alisa?""Tentu saja, tuan. Tidak hanya wajah mereka, aku bahkan masih ingat aura mereka dengan sangat jelas.""Bagus! Kalau begitu, kita akan memulainya dari mereka." Ujar Awan memutuskan.Selanjutnya, bersama Amanda dan Nura, mereka pergi ke desa bawah gunung dan merupakan satu-satunya desa yang terdapat di area pegunungan Yakutsk. Kali ini, mereka sengaja menggunakan pakaian tebal berlapis, lengkap dengan penutup wajah khas musim dingin untuk menyamarkan penampilan mereka.Di tengah badai salju, mereka mulai melancarkan aksinya.Saat itu, Awan telah menyiapkan sebuah tempat untuk mengumpulkan para penduduk yan
Namun, Nura segera menahan rasa penasarannya saat itu juga. Sudah sangat jelas jawabannya, kalau Awan sudah jauh melewati levelnya yang dulu. Jika tidak, ia tidak akan bisa menyaksikan semua hal menakjubkan ini. Rasa kagum Nura terhadap Awan melonjak drastis dan begitu ia teringat dengan apa yang telah dilakukan Awan untuk menyelamatkannya beberapa waktu sebelumnya, Nura jadi tersipu. Sayangnya, Awan sudah memiliki kekasih. Namun, tetap saja harapan samar itu sempat terlintas dalam dadanya dan Nura merasa sedikit gugup dalam hatinya, setiap kali berada dalam jarak yang begitu dekat dengan Awan. 'Astaga! Apa yang aku pikirkan?' Keluh Nura dalam hati dan coba mengusir harapan semu tersebut. Di sisi lain, setelah Awan berhasil mengumpulkan sembilan orang warga yang menurut Nura adalah pengkhianat yang menjebak mereka sebelumnya. Awan segera menyiram mereka dengan air dingin dan membuat mereka sadar. Ketika para pengkhianat ini terbangun, mereka langsung dihadapkan dengan tiga oran
Sepuluh orang penjaga khusus sekte Flamis sengaja ditugaskan untuk menyisir seluruh wilayah pegunungan untuk mencari keberadaan Nura Queen dan juga satu dewa suci mereka yang menghilang secara tiba-tiba, ketika coba memburu Nura.Alisa tentu saja tidak menginginkan ada gangguan sekecil apapun yang dapat merusak persiapan ritual puncak musim dingin sekte mereka nantinya. Karena itu, bagaimana pun caranya, Nura Queen harus mati agar ia tidak menjadi ancaman bagi mereka nantinya.Jika Nura berhasil keluar dari Yakutsk dengan selamat, dikhawatirkan ia akan meminta bantuan dari dua dewa perang lainnya yang saat ini masih berada di wilayah mereka.Nura yang sudah tahu tentang markas mereka, tentunya akan lebih waspada dengan semua jebakan mereka dan bisa saja membuat ancaman yang tidak terduga nantinya.Alasan yang sama, kenapa Scarlet sampai ditugaskan untuk memburu Nura Queen dan membunuhnya.Hanya saja, setelah seharian melakukan pencarian, Scarlet dan para pengawalnya tidak kunjung kemb
Semula, ia bermaksud untuk meredam serangan bola api tersebut dan pamer di depan Azula dan murid-muridnya. Namun, setelah bersentuhan langsung dengan panas apinya, Bjorka tidak mampu untuk meredamnya dan terpaksa mementalkannya ke arah angin dan menciptakan ledakan yang cukup kuat di tempat lain Bola api tersebut meledak seratus meter dari posisi Bjorka berdiri dan meski terlihat bisa mementalkannya. Kenyataannya, tangan kanan Bjorka terlihat sedikit gemetar setelah berhadapan langsung dengan bola api tersebut dan ekspresinya terlihat memburuk setelahnya. "Ternyata, ramalan itu benar. Pria itu pemilik api dari raja iblis neraka. Pantas saja, Scarlet tewas ditangannya." Ujar Bjorka dengan wajah muram. Azula yang berdiri di sebelahnya, bertanya dengan penasaran, "Benarkah, sekuat itu?" Bjorka menatapnya dengan cemberut. "Seharusnya, kamu merasakannya sendiri panasnya seperti apa!" Balas Bjorka kesal. "Huft, karena kamu sudah bicara seperti itu. Kali ini, aku terpaksa harus mengakui
Tanpa mereka ketahui, Formasi ini sengaja disiapkan oleh lawan, khusus untuk menghadapi pengguna kekuatan api. Dengan bergabungnya dua dewa suci ke dalam inti formasi, kekuatan formasi ini meningkat tajam ke tingkat yang lebih mengerikan. Dari dalam formasi, Awan merasakan bahwa badai es tersebut semakin membesar dan amukannya terasa jauh lebih kuat dari badai biasa. Jika dirinya hanyalah manusia biasa, ia mungkin akan langsung membeku, hanya terkena sapuan anginnya. Belum lagi, serangan senjata es yang semakin meningkat setiap detiknya. "Arghh." Awan mendengar teriakan Nura dari belakangnya. "Nura, apa kamu tidak apa-apa?" Tanya Awan khawatir, mengira bahwa Nura terkena oleh serangan tombak es. "Ka.ki... be.hku." Awan tidak bisa mendengar suara Nura dengan jelas, karena suaranya tersamarkan oleh suara badai yang semakin menggila. "Kaki?" Meski tidak jelas, namun Awan bisa menangkap petunjuk yang diberikan oleh Nura padanya. Saat Awan coba merasakan pijakan kakinya, ia baru s
Saat Awan dan Nura jatuh ke dalam jurang, Amanda justru diteleportasi ke dimensi lain. Tepatnya sebuah ruangan tanpa batas dan tanpa lantai dan membuat tubuhnya seakan mengambang di udara.Amanda tidak tahu apa yang terjadi dengan dirinya. Karena saat mereka terjebak dalam formasi badai salju. Azula menyusup ke dalam formasi. Karena kefasihannya dengan formasi tersebut, Azula bisa menyembunyikan hawa keberadaannya dan membuat Awan dan yang lainnya tidak menyadari keberadaannya.Dalam pekatnya badai salju, ia bisa melihat perjuangan Awan dan yang lainnya. Khususnya kekuatan api Awan yang terlihat begitu dominan dalam mematahklan setiap serangan dalam formasi. Azula terlihat begitu mewaspadai kekuatan api Awan. Itu karena api milik Awan, bukanlah api biasa yang bisa ia bekukan dengan mudah. Oleh karena itu, ia tidak berani sembarangan mendekat untuk menangkap Amanda yang berdiri di sisi Awan.Setelah membuat pengalihan yang tidak terhitung jumlahnya, Azula akhirnya berhasil mendapatkan
Perasaan Amanda benar-benar kacau saat itu. Di satu sisi, ia ingin segera mencari tahu keadaan Awan. Namun, ia sendiri sedang terjebak di dalam dimensi hampa dan kekuatannya terus ditekan setiap waktunya yang membuat dirinya tidak berdaya untuk melalukan apa yang diinginkannya.'Apa yang harus aku lakukan?' Pikir Amanda berusaha menenangkan diri. Sekarang, ia hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri untuk bisa keluar dari ruang hampa tersebut. Sementara, ia tidak melihat ada jalan keluar sama sekali.Saat Amanda sedang berpikir keras untuk mencari jalan keluar dari sana. Tiba-tiba, dari bagian atas ia merasakan sebuah tarikan kuat yang menarik paksa raganya dari ruang hampa tersebut.Detik berikutnya, raga Amanda sudah berada di luar dan pijakannya sempat goyah untuk mengatur keseimbangan tubuhnya yang berpindah secara tiba-tiba.Amanda terkejut saat melihat dirinya sudah kembali ke dunia nyata. Bedanya, ia berada dalam ruangan besar yang sekelilingnya dilapisi oleh es.Ruang itu sang
Saat Awan jatuh ke dalam kolam pemandian, pikirannya sempat kosong untuk beberapa saat lamanya. Penyebabnya, karena ia melihat tubuh wanita polos yang berdiri di depannya. Lekuk tubuh yang sempurna, ditambah rintik air yang masih membasahi tubuh indah tersebut, membuat siapapun akan sulit untuk menolak pesonanya. "Aaaa. siapa kamu? Beraninya kamu masuk ke sini?" Sampai teriakan dari pemilik tubuh indah tersebut mengejutkan syarafnya dan menarik kesadaran Awan kembali ke dunia nyata. Situasi di antara mereka menjadi semakin canggung. Awan bahkan tidak habis pikir dengan nasibnya hari itu. Jatuhnya kok yang pas banget ke tempat yang enak, gitu loh! Sangat sulit untuk memalingkan pandangan ke arah lain, saat pemandangan di depan mata begitu menggoda. Bahkan, hanya untuk sekedar berkedip, sangat enggan rasanya. Awan berusaha mengendalikan diri dan menahan hasratnya yang tanpa sadar tergoda dengan pemandangan indah di depannya. "Maaf- maaf, nona. Aku tidak sengaja masuk ke sini. Aku
Satu setengah tahun kemudian.Tiga istri Awan, Annisa, Amanda dan Calista, tampak sedang cemas menunggu di luar kamar di rumah tuo, kampung halaman Awan. Di tengah mereka, tampak dua orang balita yang sedang digendong oleh Annisa dan Calista, sementara Amanda tampak sedang bermain dengan kedua balita berjenis kelamin perempuan tersebut dengan sesekali mencubit gemas pipi keduanya.Kalian mungkin bertanya-tanya, di mana Rhaysa alias Raine? Awan belum berhasil melamarnya hingga detik ini. Awan pernah mencoba melamar Raine setengah tahun yang lalu. Hanya saja, lamarannya langsung ditolak. Ratu Samudera memberikan syarat yang sangat berat jika Awan ingin melamar putrinya, yaitu Awan harus berada di level Divine atau dewa terlebih dahulu. Hasilnya, Awan telah berjuang keras di selama berada di tanah dewa untuk terus meningkatkan kemampuannya. Meski begitu, sepertinya ia masih harus bersabar untuk bisa melamar Raine.Kembali ke ruang tamu, rumah tua Awan.Tidak sama seperti Amanda yang terl
Rombongan Cakar Hitam mencibir ucapan Awan yang dinilai terlalu berani dan tidak bercermin, siapa lawan yang akan ia hadapi. Sementara, Datuk Cakar Putih dan bangsa harimau Bukit Larangan lebih mencemaskan nasib Awan. Mereka masih mengira. jika Awan hanya mengandalkan kekuatan warisan Gumara. Itu semua tidak akan cukup untuk menghadapi Cakar Hitam. "Uda!" Andini menarik ujung baju belakang Awan dan terang-terangan menunjukkan kekhawatirannya. Namun, Awan hanya tersenyum cuek dan memintanya untuk tidak perlu khawatir. Entah karena kalimat yang diucapkan Awan padanya atau cara penyampaian dan ketenangan yang ditunjukkan oleh Awan, membuat Andini merasa jauh lebih tenang dan merasa bisa mempercayai Awan. Roaaar! Cakar Hitam melompat ke depan dan tibat-tiba saja, ia sudah berubah wujud menjadi harimau besar dengan belang hitam di sekujur tubuhnya. Untuk bisa mengalahkan Awan, Cakar Hitam sudah bertekad untuk mengerahkan seluruh kekuatan dan berubah menjadi wujud terbaiknya. Cakar H
Wajah Taring Hitam seketika memerah panas melihat sikap Andini yang dengan terang-terangan menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan seorang pria asing seperti Awan. Ia telah mengagumi Andini sejak lama, bagaimana ia bisa menerima, wanita yang disukainya bermesraan dengan pria lain tepat di depan hidungnya? Tidak peduli, apa pria itu dicintai Andini atau tidak. Bagi Taring Hitam, hanya dialah yang pantas menjadi pasangan Andini. Dia tidak habis pikir dengan sikap bodoh Andini, bagaimana ia bisa memilih seorang pria yang bukan apa-apa jika dibanding dirinya? Dia kuat dengan seluruh tubuh dipenuhi oleh otot-otot baja. Selain itu, dia adalah seorang pangeran dengan masa depan cerah. Bersamanya, Andini pasti akan jauh lebih bahagia. Bangsa harimau rata-rata memiliki tubuh yang besar dan berotot. Sehingga melihat tubuh Awan yang biasa, membuat Taring Hitam menilainya sebagai sosok yang sangat lemah. Dengan tatapan penuh kecemburuan dan kebencian, Taring Hitam akhirnya tidak bisa lagi menaha
Tatapan Cakar Hitam menjadi dingin dan tidak lagi menunjukkan keramahan pura-puranya, "Cakar Putih, apa kamu tahu konsekuensi dari pilihanmu hari ini?" Sambil menekan rasa gugup dalam hatinya, Datuk Cakar Putih berusaha tersenyum tenang dan berkata, "Keputusan kami bersifat final dan anda bisa kembali." "Kamu?" Kilat kemarahan terbesit di mata Cakar Hitam dan tiba-tiba saja ia sudah menghilang dari tempat ia semula berdiri. Wus! Terlalu cepat! Datuk Cakar Putih terkesiap. Meski ia sudah menduga reaksi akhir dari Cakar Hitam. Namun, gerakannya terlalu cepat untuk bisa ia ikuti dan detik berikutnya, Cakar Hitam sudah muncul tepat di depan Datuk Cakar Putih dan melayangkan sebuah serangan yang tidak bisa ditahannya. Braaak. Datuk Cakar Putih tidak bisa menahan pukulan itu sepenuhnya dan membuatnya terbang membelah barisan pasukan di belakangnya. "Datuk Cakar Putih?" Pekik orang-orang tertahan dan terkejut melihat keberanian Cakar Hitam yang telah menyerang tetua mereka tepan dih
Suasana di alam bangsa harimau tampak tegang dan semua penjaga perbatasan memasang wajah serius dan penuh waspada.Awan sengaja menyamarkan penampilannya dan mengeluarkan aura harimau yang ada di dalam tubuhnya dan membuat ia berhasil membaur dengan para penduduk bangsa harimau tanpa ketahuan. Setelah kedatangannya terakhir kali ke tempat itu, Awan memiliki memori yang sangat tajam tentang semua sudut tempat ini, yang memungkinkannya bisa berpindah kemanapun yang ia inginkan.Tidak lama setelah kedatangan Awan, rombongan Taring Hitam juga datang bersama ayah, para tetua dan juga puluhan prajurit terbaik bangsanya.Taring Hitam tampak tidak main-main dengan ancamannya. Hal itu, membuat gelisah bangsa harimau yang tinggal di Bukit Larangan.Para petinggi yang dipimpin oleh Datuk Cakar Putih tampak serius membahas masalah ini di aula tetua."Datuk, kita tidak bisa membiarkan mereka mendapatkan apa yang mereka mau. Bagaimanapun, raja sedang tidak ada di sini dan kita semua berkewajiban me
Seminggu yang lalu, ada sekolompok orang asing yang datang ke Kampung Tuo. Anehnya, mereka melewati batas Kampung Tuo begitu saja dan ternyata, tujuan mereka adalah kampung mistis yang ada di Bukit Larangan, tempat di mana bangsa harimau tinggal. Kelompok ini dipimpin oleh seorang pemuda bernama Taring Hitam, putra dari raja harimau Cakar Hitam yang berasal dari gunung Medan. Tujuan mereka datang, karena Taring Hitam yang sudah cukup usia untuk menikah, menginginkan Andini sebagai istrinya. Meski mereka tahu bahwa Andini adalah pasangan yang disiapkan untuk raja. Hanya saja, bangsa harimau dari gunung Medan ini tahunya bahwa raja Gumara telah lama tiada dan tidak memiliki pewaris sama sekali. Hal itu, coba dimanfaatkan oleh Taring Hitam untuk mendapatkan Andini. Taring Hitam yang terpesona dengan kecantikan Andini, ketika berkunjung ke bukit Larangan beberapa tahun lalu, berniat menjadikan Andini sebagai miliknya dan begitu ia mencapai usia layak menikah, Taring Hitam langsung me
Fikri dan Purnama yang semula berdebat, bahkan sampai berhenti dan tercengang mendengar wanita pujaan mereka dilamar oleh pria lain, tepat di depan mereka. Bagaimana mungkin mereka menerimanya?Jika pria lainnya, mungkin akan diam. Namun, mereka tidak mungkin bisa membiarkan ada lelaki lain merebut wanita yang mereka idamkan dari tangan mereka."Hei, bung! Apa maksudmu melamar dokter Nisa siang hari bolong begini?""Apa kamu tahu, siapa dokter Annisa? Sepuluh kamu, tidak bisa dibandingkan dengan seorang dokter Nisa.""Lebih baik kamu pergi dari sini! Atau kami akan memanggil satpam untuk mengusirmu."Ujar Fikri dan Purnama yang kali ini bisa kompak. Melihat reaksi keduanya, Awan cukup terkejut dan selanjutnya justru terkekeh geli. Ia melihat keduanya tidak ubahnya seperti badut yang sedang membuat pertunjukan.Awan melirik Annisa sekilas untuk menanyakan siapa mereka dan tampak balasan wajah jengah Anisa dan ketidakberdayaannya. Annisa membisikan identitas keduanya ke telinga Awan.
Rumah sakit umum ASA.Meski terletak di lokasi terpencil karena berada di bawah kampung Tuo dan lokasi yang jauh dari kabupaten, ditambah akses jalan ke sana yang tidak selebar jalan kabupaten. Kenyataannya, rumah sakit ini memiliki fasilitas medis yang sangat lengkap dan tidak kalah dengan rumah sakit yang berstandar internasional sekalipun. Sebuah alasan yang membuat rumah sakit ini banyak dihuni oleh tenaga medis terampil dan membuat reputasinya cepat terkenal hingga ke berbagai daerah di ranah Minang. Ditambah, kepala rumah sakit dan sekaligus menjadi dokter spesialis bedah di sana merupakan seorang wanita berparas cantik dan terkenal dengan keramahannya, Dr. Annisa Azzahra, Sp.B.Meski terkenal dengan keramahannya, sebagai penanggung jawab rumah sakit, Dokter Nisa menerapkan standar tinggi bagi tenaga medis yang bekerja di rumah sakitnya. Semua itu tentu saja sepadan dengan gaji tinggi yang mereka terima selama bekerja di sana. Banyak yang memuji dan banyak juga pihak yang mera
Setelah sekian lama, Awan kembali melihat tangis mama angkatnya tersebut. Namun kali ini, bukan tangisan yang membuatnya kehilangan kembali akal sehatnya. Itu adalah tangis kerinduan dan juga kebahagiaan. Tangis kerinduan seorang ibu yang telah lama tidak berjumpa dengan anaknya. Awan membiarkan Lina menumpahkan segala tangisannya dalam pelukan Amanda seraya memberi kode pada Amanda dan syukurnya, Amanda cukup peka dengan keadaan tersebut. Ada sekitar sepuluh menit lamanya, Lina menumpahkan tangis kebahagiaannya dalam pelukan Amanda. Sampai, Lina tersadar kembali dan mengurai pelukan mereka. "Maaf ya, nak. Tante terlalu sentimentil, kamu terlalu mirip dengan..." "Tidak apa-apa, ma." Sebelum Lina menyelesaikan kalimatnya, Amanda sudah lebih dulu menyelanya. Ia sekarang mengerti alasan Awan membawanya kemari dan Amanda sama sekali tidak keberatan untuk menggantikan posisi Renata untuk sesaat dan memberi kebahagiaan untuk ibunya Renata. Selama arwah Renata masih bersamanya dahulu,