Sedetik kemudian, Awan segera membuang harapan fana tersebut. 'Jika kekuatan nenek Lian sebesar itu, bukankah seharusnya ia menjadi yang terkuat di antara semua saudaranya dan bahkan dari pendiri klan Sanjaya itu sendiri?' Pikir Awan dengan ekspresi bertentangan. Memikirkan hal itu, Awan segera berkata, "Nenek, aku tahu ini bukan pohon yang memiliki kekuatan penghancur. Lalu, apa gunanya pohon ini sebenarnya?" Tanpa diduga oleh Awan, Lian tertawa setelah mendengar pertanyaan Awan, sampai-sampai membuat seluruh tubuhnya berguncang. Jika saja Lian bukanlah leluhurnya, Awan mungkin akan menikmati pemandangan indah di depannya, di mana sepasang gunung kembar Lian yang tertutup gaun hijau transparan itu, ikut turut naik karena tawa lepas yang mengguncang tubuhnya. Namun, yang bisa dilakukan Awan saat itu hanya bisa menatap heran Lian dengan penuh tanya. "Ternyata kamu memang anak yang ditakdirkan itu! Jika saja, kamu tergoda untuk menggunakan pohon besar itu sebagai kekuatan untu
Dhuaar. Batu sebesar rumah, hancur dalam satu tebasan Amanda dan serangan itu, membuat gadis berparas cantik tersebut semakin bersemangat mengeluarkan semua kemampuannya. Amanda seakan bersenang-senang layaknya seorang anak kecil yang sedang mendapatkan mainan baru. Apalagi, setelah ia sempat kehilangan kekuatannya. Wosh. Dengan menggunakan kemampuan pengendali waktu milik Marin, Amanda yang sudah menggunakan zirah biru terang berpindah secepat kilat ke sisi lain, untuk menangkap Awan dan menjebaknya ke dalam zona waktu miliknya. "Sayang, terimalah serangan satu ini!" Tebasan Zephyr. Wosh. Baam. Amanda melancarkan serangan dengan kekuatan penuhnya. Awan bisa merasakan semangat membara kekasihnya itu dalam serangan tersebut. Meski begitu, kekuatan waktu milik Amanda berhasil di eliminasi oleh Awan dan tanpa menghindari serangan Amanda sedikitpun, Awan menepis serangan tersebut dengan pedang hitam miliknya. Dhuaar. Energi serangan Amanda meledak di sisi lain pulau dan seket
"Tuan muda, sesuai perintah anda, saya telah menghubungi semua pemasok bahan obat perusahaan Walton. Namun, hampir tidak ada satupun yang tahu tentang bunga es abadi, seperti yang anda minta.""Tapi, kami menemukan petunjuk lain." Ujar Haris Walton dalam telpon."Benarkah? Cepat, katakan!" Balas Awan bersemangat.Semula, Awan sempat pesimis untuk menemukan bunga langka ini, setelah orang-orangnya sendiri tidak berhasil menemukan informasi apapun tentang keberadaannya. Siapa sangka, keluarga Walton, keluarga yang hampir dihancurkannya dan ternyata adalah keturunan dari leluluhurnya, Lian, ternyata berhasil menemukan petunjuk bunga langka ini untuknya. Harapan Awan untuk bisa segera menyembuhkan Amanda menjadi lebih positif.Saat itu, Awan masih bersama Amanda. Sehingga, Amanda yang ikut mendengar pembicaraan mereka, ikut terlihat sama bersemangatnya dengan Awan."Hmn, bagaimana saya mengatakannya, ya..." Suara Haris Walton terdengar ragu, karena ia sendiri belum bisa memastikan petunju
Namun, ketika melihat kesungguhan dalam mata Amanda dan juga tekadnya untuk bisa segera pulih. Awan akhinya menyetujui permintaan Amanda. "Baiklah! Kalau begitu, kamu bisa menyiapkan diri dan ingat, situasi seberat apapun, kamu jangan sampai melakukan hal diluar kendali seperti pagi tadi! Sementara itu, aku akan meminta Lana menyiapkan penerbangan pribadi untuk kita." "Baiklah, sayang. Aku pasti akan mengikuti semua ucapanmu." Balas Amanda senang dan sudah tidak sabar untuk segera memulihkan kultivasinya. Awan ditahan oleh Amanda dan hari itu, terpaksa ia harus menginap di kediaman Pitaloka dan baru pulang ke Vilanya pada keesokan harinya. Semenjak mendapat kekuatan baru dari Lian, Awan bisa menggunakan kekuatannya dengan bebas tanpa perlu khawatir energi murninya habis. Itu karena kekuatan Lian, juga memiliki kemampuan meregenerasi energi di dalam tubuhnya. Pantas saja, Lian pada masanya, bisa mengobati korban perang yang jumlahnya ribuan tanpa sedikitpun kehabisan energi. Kekuat
"Aku datang ke sini, dua hari setelah kasus percobaan penculikan Hanna." "Aku melihat notifikasi perintah perlindungan atas nama Hanna dari daftar perintah tinggi dan aku tahu, kalau perintah itu, kamu yang mengeluarkan." "Saat itu, aku kebetulan ada tugas untuk melakukan observasi bahan skripsiku di kampus JIS. Jadi, aku sekalian mengambil misi ini." "Oleh pihak kampus aku diberikan jatah untuk melakukan tugas observasi di beberapa kelas dan salah satunya adalah kelasnya Hanna." Jelas Aldo dengan senyum malu-malu. Awan terkekeh dan bisa menebak apa yang terjadi selanjutnya, "Hmn, jadi kalian sering bertemu dan akhirnya saling suka?" "Hmn, itu..." Aldo salah tingkah dan tersipu sambil melirik Hanna yang duduk tidak jauh darinya. Sementara itu, Hanna hanya menunduk dan terlihat seperti orang yang sedang bersalah. "Kak Awan, Hanna- Hanna minta maaf. Hanna.." Hanna berkata dengan gugup. "Hanna, kenapa kamu minta maaf? Cinta itu bukan kesalahan. Aku justru akan mendukung hubungan k
"Benarkah, sahabatmu itu pacaran dengan Hanna?" Seru Amanda terkejut saat Awan menceritakan tentang hubungan Hanna dengan Aldo, ketika mereka sudah berada di dalam pesawat menuju Rusia. Awan dan Amanda terbang ke Rusia terlebih dahulu dengan menggunakan pesawat jet pribadi, karena Yakutsk sedang berada dalam puncak masa dingin yang menyebabkan bandara di negara itu ditutup untuk penerbangan. Di Rusia nanti, orang-orang dari keluarga Walton sudah bersiap menunggu kedatangan Awan dan nantinya, mereka yang akan membawa Awan menuju Yakutsk. "Benar!" Jawab Awan bersemangat dan lalu menambahkan, "Aku sendiri juga tidak percaya awalnya. Sampai, mereka berdua terbuka tentang hubungan mereka padaku. Bukankah itu fantastis? Adik angkatku memiliki kekasih dan sahabatku tidak jomblo lagi, hehehe! Jadi, dugaanmu kalau Hanna suka padaku itu, tidak benar!" Jawab Awan sambil tertawa. Amanda sempat mengatakan pada Awan sebelumnya, kalau sebenarnya Hanna menyukai dirinya. Hal itu dilihat Amanda dar
Pesawat yang ditumpangi Awan dan Amanda harus berhenti di Rusia terlebih dahulu, sebelum kembali melanjutkan perjalanan mereka menuju Yakutsk. Dikarenakan aturan rute penerbangan, yang tidak membolehkan penerbangan internasional manapun untuk langsung menuju ke negara tersebut. Bukan karena aturannya yang sengaja dipersulit, melainkan karena rutenya yang sedikit lebih rumit dan hanya tersedia satu jalur.Perjalanan ke Yakutsk sendiri cukup sulit dan baru bisa dilaksanakan pada tengah hari. Itupun dengan mempertimbangkan faktor cuaca. Jika cuaca sedang ekstrim, maka penerbangan terpaksa harus dihentikan.Sementara itu, keluarga Walton sudah menyiapkan tim pemandu jalan yang akan bergabung dengan Awan dan Amanda dari bandara Rusia dan satu tim lainnya, menunggu mereka di Yakutsk.Total, ada sepasang pria dan wanita berusia lebih kurang tiga puluh tahunan yang bertugas menyambut Awan dan sekaligus, mereka yang akan ikut memandu Awan dan Amanda menuju puncak gunung Yakutsk."Perkenalkan,
Sebelum turun dari pesawat, Sergei bergegas melepas jaketnya dan bermaksud memberikannya pada Awan dan satu jaket cadangannya untuk Amanda. Ia berpikir, bahwa Awan dan kekasihnya pasti akan menderita jika memaksa keluar pesawat tanpa menggunakan set pakaian musim dingin. Sementara dia, sudah terbiasa dengan udara di sana. Paling tidak, ia dan saudarinya bisa membawa Awan bergegas masuk ke dalam bandara untuk mereka menghangatkan diri.Siapa sangka, Awan langsung menolak uluran jaket darinya dan melangkah pergi begitu saja dan meninggalkan Sergei dan saudarinya yang menatap keduanya dengan penuh tanya."Kakak, apa tidak apa-apa mereka keluar tanpa mengenakan jaket seperti ini?" Tanya Ella dalam bahasa Rusia, ia khawatir melihat Awan pergi keluar begitu saja tanpa mengenakan pelindung tubuh di tengah cuaca ekstrim seperti sekarang.Pramugari dan pilot pesawat yang sudah menanti mereka di dekat pintu, tidak berkata apa-apa untuk menghentikan keduanya. Karena mereka adalah pilot keluarga
Satu setengah tahun kemudian.Tiga istri Awan, Annisa, Amanda dan Calista, tampak sedang cemas menunggu di luar kamar di rumah tuo, kampung halaman Awan. Di tengah mereka, tampak dua orang balita yang sedang digendong oleh Annisa dan Calista, sementara Amanda tampak sedang bermain dengan kedua balita berjenis kelamin perempuan tersebut dengan sesekali mencubit gemas pipi keduanya.Kalian mungkin bertanya-tanya, di mana Rhaysa alias Raine? Awan belum berhasil melamarnya hingga detik ini. Awan pernah mencoba melamar Raine setengah tahun yang lalu. Hanya saja, lamarannya langsung ditolak. Ratu Samudera memberikan syarat yang sangat berat jika Awan ingin melamar putrinya, yaitu Awan harus berada di level Divine atau dewa terlebih dahulu. Hasilnya, Awan telah berjuang keras di selama berada di tanah dewa untuk terus meningkatkan kemampuannya. Meski begitu, sepertinya ia masih harus bersabar untuk bisa melamar Raine.Kembali ke ruang tamu, rumah tua Awan.Tidak sama seperti Amanda yang terl
Rombongan Cakar Hitam mencibir ucapan Awan yang dinilai terlalu berani dan tidak bercermin, siapa lawan yang akan ia hadapi. Sementara, Datuk Cakar Putih dan bangsa harimau Bukit Larangan lebih mencemaskan nasib Awan. Mereka masih mengira. jika Awan hanya mengandalkan kekuatan warisan Gumara. Itu semua tidak akan cukup untuk menghadapi Cakar Hitam. "Uda!" Andini menarik ujung baju belakang Awan dan terang-terangan menunjukkan kekhawatirannya. Namun, Awan hanya tersenyum cuek dan memintanya untuk tidak perlu khawatir. Entah karena kalimat yang diucapkan Awan padanya atau cara penyampaian dan ketenangan yang ditunjukkan oleh Awan, membuat Andini merasa jauh lebih tenang dan merasa bisa mempercayai Awan. Roaaar! Cakar Hitam melompat ke depan dan tibat-tiba saja, ia sudah berubah wujud menjadi harimau besar dengan belang hitam di sekujur tubuhnya. Untuk bisa mengalahkan Awan, Cakar Hitam sudah bertekad untuk mengerahkan seluruh kekuatan dan berubah menjadi wujud terbaiknya. Cakar H
Wajah Taring Hitam seketika memerah panas melihat sikap Andini yang dengan terang-terangan menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan seorang pria asing seperti Awan. Ia telah mengagumi Andini sejak lama, bagaimana ia bisa menerima, wanita yang disukainya bermesraan dengan pria lain tepat di depan hidungnya? Tidak peduli, apa pria itu dicintai Andini atau tidak. Bagi Taring Hitam, hanya dialah yang pantas menjadi pasangan Andini. Dia tidak habis pikir dengan sikap bodoh Andini, bagaimana ia bisa memilih seorang pria yang bukan apa-apa jika dibanding dirinya? Dia kuat dengan seluruh tubuh dipenuhi oleh otot-otot baja. Selain itu, dia adalah seorang pangeran dengan masa depan cerah. Bersamanya, Andini pasti akan jauh lebih bahagia. Bangsa harimau rata-rata memiliki tubuh yang besar dan berotot. Sehingga melihat tubuh Awan yang biasa, membuat Taring Hitam menilainya sebagai sosok yang sangat lemah. Dengan tatapan penuh kecemburuan dan kebencian, Taring Hitam akhirnya tidak bisa lagi menaha
Tatapan Cakar Hitam menjadi dingin dan tidak lagi menunjukkan keramahan pura-puranya, "Cakar Putih, apa kamu tahu konsekuensi dari pilihanmu hari ini?" Sambil menekan rasa gugup dalam hatinya, Datuk Cakar Putih berusaha tersenyum tenang dan berkata, "Keputusan kami bersifat final dan anda bisa kembali." "Kamu?" Kilat kemarahan terbesit di mata Cakar Hitam dan tiba-tiba saja ia sudah menghilang dari tempat ia semula berdiri. Wus! Terlalu cepat! Datuk Cakar Putih terkesiap. Meski ia sudah menduga reaksi akhir dari Cakar Hitam. Namun, gerakannya terlalu cepat untuk bisa ia ikuti dan detik berikutnya, Cakar Hitam sudah muncul tepat di depan Datuk Cakar Putih dan melayangkan sebuah serangan yang tidak bisa ditahannya. Braaak. Datuk Cakar Putih tidak bisa menahan pukulan itu sepenuhnya dan membuatnya terbang membelah barisan pasukan di belakangnya. "Datuk Cakar Putih?" Pekik orang-orang tertahan dan terkejut melihat keberanian Cakar Hitam yang telah menyerang tetua mereka tepan dih
Suasana di alam bangsa harimau tampak tegang dan semua penjaga perbatasan memasang wajah serius dan penuh waspada.Awan sengaja menyamarkan penampilannya dan mengeluarkan aura harimau yang ada di dalam tubuhnya dan membuat ia berhasil membaur dengan para penduduk bangsa harimau tanpa ketahuan. Setelah kedatangannya terakhir kali ke tempat itu, Awan memiliki memori yang sangat tajam tentang semua sudut tempat ini, yang memungkinkannya bisa berpindah kemanapun yang ia inginkan.Tidak lama setelah kedatangan Awan, rombongan Taring Hitam juga datang bersama ayah, para tetua dan juga puluhan prajurit terbaik bangsanya.Taring Hitam tampak tidak main-main dengan ancamannya. Hal itu, membuat gelisah bangsa harimau yang tinggal di Bukit Larangan.Para petinggi yang dipimpin oleh Datuk Cakar Putih tampak serius membahas masalah ini di aula tetua."Datuk, kita tidak bisa membiarkan mereka mendapatkan apa yang mereka mau. Bagaimanapun, raja sedang tidak ada di sini dan kita semua berkewajiban me
Seminggu yang lalu, ada sekolompok orang asing yang datang ke Kampung Tuo. Anehnya, mereka melewati batas Kampung Tuo begitu saja dan ternyata, tujuan mereka adalah kampung mistis yang ada di Bukit Larangan, tempat di mana bangsa harimau tinggal. Kelompok ini dipimpin oleh seorang pemuda bernama Taring Hitam, putra dari raja harimau Cakar Hitam yang berasal dari gunung Medan. Tujuan mereka datang, karena Taring Hitam yang sudah cukup usia untuk menikah, menginginkan Andini sebagai istrinya. Meski mereka tahu bahwa Andini adalah pasangan yang disiapkan untuk raja. Hanya saja, bangsa harimau dari gunung Medan ini tahunya bahwa raja Gumara telah lama tiada dan tidak memiliki pewaris sama sekali. Hal itu, coba dimanfaatkan oleh Taring Hitam untuk mendapatkan Andini. Taring Hitam yang terpesona dengan kecantikan Andini, ketika berkunjung ke bukit Larangan beberapa tahun lalu, berniat menjadikan Andini sebagai miliknya dan begitu ia mencapai usia layak menikah, Taring Hitam langsung me
Fikri dan Purnama yang semula berdebat, bahkan sampai berhenti dan tercengang mendengar wanita pujaan mereka dilamar oleh pria lain, tepat di depan mereka. Bagaimana mungkin mereka menerimanya?Jika pria lainnya, mungkin akan diam. Namun, mereka tidak mungkin bisa membiarkan ada lelaki lain merebut wanita yang mereka idamkan dari tangan mereka."Hei, bung! Apa maksudmu melamar dokter Nisa siang hari bolong begini?""Apa kamu tahu, siapa dokter Annisa? Sepuluh kamu, tidak bisa dibandingkan dengan seorang dokter Nisa.""Lebih baik kamu pergi dari sini! Atau kami akan memanggil satpam untuk mengusirmu."Ujar Fikri dan Purnama yang kali ini bisa kompak. Melihat reaksi keduanya, Awan cukup terkejut dan selanjutnya justru terkekeh geli. Ia melihat keduanya tidak ubahnya seperti badut yang sedang membuat pertunjukan.Awan melirik Annisa sekilas untuk menanyakan siapa mereka dan tampak balasan wajah jengah Anisa dan ketidakberdayaannya. Annisa membisikan identitas keduanya ke telinga Awan.
Rumah sakit umum ASA.Meski terletak di lokasi terpencil karena berada di bawah kampung Tuo dan lokasi yang jauh dari kabupaten, ditambah akses jalan ke sana yang tidak selebar jalan kabupaten. Kenyataannya, rumah sakit ini memiliki fasilitas medis yang sangat lengkap dan tidak kalah dengan rumah sakit yang berstandar internasional sekalipun. Sebuah alasan yang membuat rumah sakit ini banyak dihuni oleh tenaga medis terampil dan membuat reputasinya cepat terkenal hingga ke berbagai daerah di ranah Minang. Ditambah, kepala rumah sakit dan sekaligus menjadi dokter spesialis bedah di sana merupakan seorang wanita berparas cantik dan terkenal dengan keramahannya, Dr. Annisa Azzahra, Sp.B.Meski terkenal dengan keramahannya, sebagai penanggung jawab rumah sakit, Dokter Nisa menerapkan standar tinggi bagi tenaga medis yang bekerja di rumah sakitnya. Semua itu tentu saja sepadan dengan gaji tinggi yang mereka terima selama bekerja di sana. Banyak yang memuji dan banyak juga pihak yang mera
Setelah sekian lama, Awan kembali melihat tangis mama angkatnya tersebut. Namun kali ini, bukan tangisan yang membuatnya kehilangan kembali akal sehatnya. Itu adalah tangis kerinduan dan juga kebahagiaan. Tangis kerinduan seorang ibu yang telah lama tidak berjumpa dengan anaknya. Awan membiarkan Lina menumpahkan segala tangisannya dalam pelukan Amanda seraya memberi kode pada Amanda dan syukurnya, Amanda cukup peka dengan keadaan tersebut. Ada sekitar sepuluh menit lamanya, Lina menumpahkan tangis kebahagiaannya dalam pelukan Amanda. Sampai, Lina tersadar kembali dan mengurai pelukan mereka. "Maaf ya, nak. Tante terlalu sentimentil, kamu terlalu mirip dengan..." "Tidak apa-apa, ma." Sebelum Lina menyelesaikan kalimatnya, Amanda sudah lebih dulu menyelanya. Ia sekarang mengerti alasan Awan membawanya kemari dan Amanda sama sekali tidak keberatan untuk menggantikan posisi Renata untuk sesaat dan memberi kebahagiaan untuk ibunya Renata. Selama arwah Renata masih bersamanya dahulu,