Pesawat yang ditumpangi Awan dan Amanda harus berhenti di Rusia terlebih dahulu, sebelum kembali melanjutkan perjalanan mereka menuju Yakutsk. Dikarenakan aturan rute penerbangan, yang tidak membolehkan penerbangan internasional manapun untuk langsung menuju ke negara tersebut. Bukan karena aturannya yang sengaja dipersulit, melainkan karena rutenya yang sedikit lebih rumit dan hanya tersedia satu jalur.Perjalanan ke Yakutsk sendiri cukup sulit dan baru bisa dilaksanakan pada tengah hari. Itupun dengan mempertimbangkan faktor cuaca. Jika cuaca sedang ekstrim, maka penerbangan terpaksa harus dihentikan.Sementara itu, keluarga Walton sudah menyiapkan tim pemandu jalan yang akan bergabung dengan Awan dan Amanda dari bandara Rusia dan satu tim lainnya, menunggu mereka di Yakutsk.Total, ada sepasang pria dan wanita berusia lebih kurang tiga puluh tahunan yang bertugas menyambut Awan dan sekaligus, mereka yang akan ikut memandu Awan dan Amanda menuju puncak gunung Yakutsk."Perkenalkan,
Sebelum turun dari pesawat, Sergei bergegas melepas jaketnya dan bermaksud memberikannya pada Awan dan satu jaket cadangannya untuk Amanda. Ia berpikir, bahwa Awan dan kekasihnya pasti akan menderita jika memaksa keluar pesawat tanpa menggunakan set pakaian musim dingin. Sementara dia, sudah terbiasa dengan udara di sana. Paling tidak, ia dan saudarinya bisa membawa Awan bergegas masuk ke dalam bandara untuk mereka menghangatkan diri.Siapa sangka, Awan langsung menolak uluran jaket darinya dan melangkah pergi begitu saja dan meninggalkan Sergei dan saudarinya yang menatap keduanya dengan penuh tanya."Kakak, apa tidak apa-apa mereka keluar tanpa mengenakan jaket seperti ini?" Tanya Ella dalam bahasa Rusia, ia khawatir melihat Awan pergi keluar begitu saja tanpa mengenakan pelindung tubuh di tengah cuaca ekstrim seperti sekarang.Pramugari dan pilot pesawat yang sudah menanti mereka di dekat pintu, tidak berkata apa-apa untuk menghentikan keduanya. Karena mereka adalah pilot keluarga
"Adrik, kenapa hanya kamu sendiri yang datang menjemput tamu kehormatan kita? Bukankah tuan Walton sudah mengatakan sebelumnya, bahwa kedua tamu kita yang datang hari ini, sama pentingnya dengan tuan Walton sendiri?" Ujar Sergei menegur pria yang ditugaskan menjemput mereka hari itu, dengan nada tidak senang.Sergei sengaja menggunakan bahasa Rusia, agar Awan tidak terusik saat ia menegur rekannya tersebut.Sebelumnya, Haris Walton sudah menghubungi mereka dan menjelaskan betapa pentingnya status Awan pada mereka dan bahkan menekankan agar mereka memperlakukan Awan, sama pentingnya dengan Haris Walton sendiri.Haris sengaja tidak menceritakan identitas Awan yang sebenarnya pada Sergei dan rekan-rekannya, mengingat betapa sensitifnya status Awan saat ini.Bagaimanapun, Awan kepala keluarga Sanjaya, satu dari lima keluarga misterius dunia.Statusnya bahkan lebih penting dari presiden amerika. Jadi, mana mungkin Haris berani mengungkapkan status seperti ini pada anak buahnya?Adrik berka
"Tenang saja! Karena aku yang memaksa untuk pergi ke sana, maka aku sendiri yang akan menanggung resikonya. Kalian bisa mengatakan itu pada tuan Walton, jadi kalian tidak perlu merasa harus bertanggung jawab terhadap keselamatanku, mengerti?" Ujar Awan tenang namun penuh dengan ketegasan yang membuat Sergei dan Adrik tidak mampu untuk menolak keinginannya. Akhirnya, Sergei bersedia mengantarkan Awan saat itu."Baiklah, kalau itu keinginan anda. Kami bertiga akan berusaha mengantar anda dan kekasih anda, sampai ke desa di kaki gunung dan jika anda meminta kami untuk mengantar anda ke atas sekalipun, kami juga akan bersedia melakukannya, meski nyawa tantangannya. Bagaimanapun, saya dan rekan-rekannya saya telah berhutang nyawa pada tuan Walton. Karena anda adalah tamu kehormatannya, maka sudah sewajarnya kami melindungi anda juga." Ujar Sergei setelah melihat keseriusan Awan.Mereka berangkat menggunakan Jeep Rubicon yang sudah dimodifikasi milik Adrik. Setelah lama berbincang dengan A
Nura Queen yang sedang terluka parah, tidak lagi memiliki tenaga untuk melarikan diri. Fondasi cakra dalam tubuhnya, bahkan ikut rusak karena ia terlalu memaksa menggunakan seluruh inti cakranya dalam pertarungan dan menggunakan sisanya untuk menyelamatkan diri, setelah tidak ada peluang baginya untuk bisa melawan musuhnya.Tindakannya yang terlalu memaksakan diri serta cideranya, membuat Nura kehabisan energi. Jangankan untuk melarikan diri, untuk mengangkat satu jari pun, ia sudah tidak sanggup.Nura berada di jurang keputusasaan dan mengira, hari itu akan menjadi akhir hidupnya.Sebelum pingsan, Nura melihat sekilas orang yang barusan menghentikan pelariannya, "Diyu Mowang?" Ucap Nura terakhir kali, sebelum akhirnya jatuh tidak sadarkan diri.Awan merasa begtu kasihan begitu melihat banyaknya luka, hampir diseluruh tubuh Nura.Paling parah adalah luka dalam yang ia derita, akibat serangan tenaga dalam yang sangat kuat. Awan bahkan masih merasakan hawa dingin yang sangat kuat membek
Bukannya khawatir, wanita terakhir justru mendengus dan mengabaikan temannya, "Jika mereka tahu, terus kenapa? Kita tinggal membunuh mereka semua di sini. Dengan begitu, tidak akan ada bukti apapun yang tertinggal. Kita, sekte Flamis tidak terkalahkan di wilayah ini.""Kalian berdua, diamlah!" Bentak Scarlet dingin.Scarlet menatap Awan sejenak dan coba menganlisa kekuatan pria tampan tersebut. Saat itu, ia segera menyadari bahwa Awan dan wanita yang berdiri di belakangnya, pasti bukan orang biasa. Itu karena pakaian yang mereka kenakan.Sekarang hampir memasuki puncak musim dingin. Namun lihatlah pakaian yang dikenakan keduanya! Mereka hanya menggunakan pakaian santai, seolah mereka sedang berada di pantai tanpa terpengaruh sama sekali oleh cuaca dingin seperti ini.Sebagian besar orang dalam sekte mereka saja, yang sudah terbiasa dengan cuaca dingin yang sangat ekstrim di pegunungan Yakutsk, tidak berani berpakaian sesantai itu.Satu-satunya alasan yang sangat rasional untuk menjaw
Serangan anak buah Scarlet begitu tajam menghujam ke arah Awan. Namun, saat serangannya tinggal sejengkal dari targetnya, energi pelindung di tubuh Awan berhasil menghentikan serangan tersebut dan dengan satu tamparan, Awan berhasil menghempaskan penyerangnya terbang.Plak!Wanita tersebut terlempar sejauh dua puluh meter dan terhempas dengan kondisi yang cukup menggenaskan dengan penutup wajah terlepas dan memperlihat wajah aslinya. Tidak hanya, ia memuntahkan seteguk darah segar, sebelah wajahnya juga membengkak dan meninggalkan bekas cetakan telapak tangan yang sangat jelas."Ops, maaf! Tanganku kadang suka bergerak sendiri jika melihat wanita barbar yang coba memanfaatkanku." Ujar Awan dengan seringai main-main di wajahnya.'Memanfaatkannya? Betapa tidak tahu malunya dia mengatakan itu.'Semua orang dibuat tercengang dengan betapa cepatnya Awan mematahkan serangan lawan dan bahkan membuat penyerangnya menderita hanya dalam satu tamparan. Scarlet dan anak buahnya yang lain, sepert
Sementara itu, Awan merasa sedikit ngilu pada lengannya. Meski ia terlihat biasa dan mudah mengeliminasi serangan es dari Scarlet sebelumnya. Kenyataannya, Awan dibuat terkejut dan berhasil dilukai oleh serangan es Scarlet.Serangan es tersebut, menyerang hingga ke inti terdalam tulangnya dan sempat membekukan aliran darahnya.Namun, karena panas api neraka yang ada di dalam tubuhnya, energi es tersebut berhasil dieliminasi. Lain ceritanya, jika saja serangan yang sama dilakukan oleh seseorang dengan tingkat kultivasi yang setara atau bahkan di atas Awan. Sekarang, Awan jadi tahu alasan kenapa Nura berhasil dikalahkan dengan sadis seperti itu, yang membuat sebagian organ dalam tubuhnya sampai membeku.Itu karena level kekuatan Nura setara dengan Scarlet. Namun, karena mereka berada di tempat yang dipenuhi oleh salju dan ditambah suhu yang luar biasa dingin, memberi keuntungan lebih untuk Scarlet.Untuk itu, Awan merasa bersyukur karena ia mewarisi kekuatan api yang merupakan musuh al
Satu setengah tahun kemudian.Tiga istri Awan, Annisa, Amanda dan Calista, tampak sedang cemas menunggu di luar kamar di rumah tuo, kampung halaman Awan. Di tengah mereka, tampak dua orang balita yang sedang digendong oleh Annisa dan Calista, sementara Amanda tampak sedang bermain dengan kedua balita berjenis kelamin perempuan tersebut dengan sesekali mencubit gemas pipi keduanya.Kalian mungkin bertanya-tanya, di mana Rhaysa alias Raine? Awan belum berhasil melamarnya hingga detik ini. Awan pernah mencoba melamar Raine setengah tahun yang lalu. Hanya saja, lamarannya langsung ditolak. Ratu Samudera memberikan syarat yang sangat berat jika Awan ingin melamar putrinya, yaitu Awan harus berada di level Divine atau dewa terlebih dahulu. Hasilnya, Awan telah berjuang keras di selama berada di tanah dewa untuk terus meningkatkan kemampuannya. Meski begitu, sepertinya ia masih harus bersabar untuk bisa melamar Raine.Kembali ke ruang tamu, rumah tua Awan.Tidak sama seperti Amanda yang terl
Rombongan Cakar Hitam mencibir ucapan Awan yang dinilai terlalu berani dan tidak bercermin, siapa lawan yang akan ia hadapi. Sementara, Datuk Cakar Putih dan bangsa harimau Bukit Larangan lebih mencemaskan nasib Awan. Mereka masih mengira. jika Awan hanya mengandalkan kekuatan warisan Gumara. Itu semua tidak akan cukup untuk menghadapi Cakar Hitam. "Uda!" Andini menarik ujung baju belakang Awan dan terang-terangan menunjukkan kekhawatirannya. Namun, Awan hanya tersenyum cuek dan memintanya untuk tidak perlu khawatir. Entah karena kalimat yang diucapkan Awan padanya atau cara penyampaian dan ketenangan yang ditunjukkan oleh Awan, membuat Andini merasa jauh lebih tenang dan merasa bisa mempercayai Awan. Roaaar! Cakar Hitam melompat ke depan dan tibat-tiba saja, ia sudah berubah wujud menjadi harimau besar dengan belang hitam di sekujur tubuhnya. Untuk bisa mengalahkan Awan, Cakar Hitam sudah bertekad untuk mengerahkan seluruh kekuatan dan berubah menjadi wujud terbaiknya. Cakar H
Wajah Taring Hitam seketika memerah panas melihat sikap Andini yang dengan terang-terangan menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan seorang pria asing seperti Awan. Ia telah mengagumi Andini sejak lama, bagaimana ia bisa menerima, wanita yang disukainya bermesraan dengan pria lain tepat di depan hidungnya? Tidak peduli, apa pria itu dicintai Andini atau tidak. Bagi Taring Hitam, hanya dialah yang pantas menjadi pasangan Andini. Dia tidak habis pikir dengan sikap bodoh Andini, bagaimana ia bisa memilih seorang pria yang bukan apa-apa jika dibanding dirinya? Dia kuat dengan seluruh tubuh dipenuhi oleh otot-otot baja. Selain itu, dia adalah seorang pangeran dengan masa depan cerah. Bersamanya, Andini pasti akan jauh lebih bahagia. Bangsa harimau rata-rata memiliki tubuh yang besar dan berotot. Sehingga melihat tubuh Awan yang biasa, membuat Taring Hitam menilainya sebagai sosok yang sangat lemah. Dengan tatapan penuh kecemburuan dan kebencian, Taring Hitam akhirnya tidak bisa lagi menaha
Tatapan Cakar Hitam menjadi dingin dan tidak lagi menunjukkan keramahan pura-puranya, "Cakar Putih, apa kamu tahu konsekuensi dari pilihanmu hari ini?" Sambil menekan rasa gugup dalam hatinya, Datuk Cakar Putih berusaha tersenyum tenang dan berkata, "Keputusan kami bersifat final dan anda bisa kembali." "Kamu?" Kilat kemarahan terbesit di mata Cakar Hitam dan tiba-tiba saja ia sudah menghilang dari tempat ia semula berdiri. Wus! Terlalu cepat! Datuk Cakar Putih terkesiap. Meski ia sudah menduga reaksi akhir dari Cakar Hitam. Namun, gerakannya terlalu cepat untuk bisa ia ikuti dan detik berikutnya, Cakar Hitam sudah muncul tepat di depan Datuk Cakar Putih dan melayangkan sebuah serangan yang tidak bisa ditahannya. Braaak. Datuk Cakar Putih tidak bisa menahan pukulan itu sepenuhnya dan membuatnya terbang membelah barisan pasukan di belakangnya. "Datuk Cakar Putih?" Pekik orang-orang tertahan dan terkejut melihat keberanian Cakar Hitam yang telah menyerang tetua mereka tepan dih
Suasana di alam bangsa harimau tampak tegang dan semua penjaga perbatasan memasang wajah serius dan penuh waspada.Awan sengaja menyamarkan penampilannya dan mengeluarkan aura harimau yang ada di dalam tubuhnya dan membuat ia berhasil membaur dengan para penduduk bangsa harimau tanpa ketahuan. Setelah kedatangannya terakhir kali ke tempat itu, Awan memiliki memori yang sangat tajam tentang semua sudut tempat ini, yang memungkinkannya bisa berpindah kemanapun yang ia inginkan.Tidak lama setelah kedatangan Awan, rombongan Taring Hitam juga datang bersama ayah, para tetua dan juga puluhan prajurit terbaik bangsanya.Taring Hitam tampak tidak main-main dengan ancamannya. Hal itu, membuat gelisah bangsa harimau yang tinggal di Bukit Larangan.Para petinggi yang dipimpin oleh Datuk Cakar Putih tampak serius membahas masalah ini di aula tetua."Datuk, kita tidak bisa membiarkan mereka mendapatkan apa yang mereka mau. Bagaimanapun, raja sedang tidak ada di sini dan kita semua berkewajiban me
Seminggu yang lalu, ada sekolompok orang asing yang datang ke Kampung Tuo. Anehnya, mereka melewati batas Kampung Tuo begitu saja dan ternyata, tujuan mereka adalah kampung mistis yang ada di Bukit Larangan, tempat di mana bangsa harimau tinggal. Kelompok ini dipimpin oleh seorang pemuda bernama Taring Hitam, putra dari raja harimau Cakar Hitam yang berasal dari gunung Medan. Tujuan mereka datang, karena Taring Hitam yang sudah cukup usia untuk menikah, menginginkan Andini sebagai istrinya. Meski mereka tahu bahwa Andini adalah pasangan yang disiapkan untuk raja. Hanya saja, bangsa harimau dari gunung Medan ini tahunya bahwa raja Gumara telah lama tiada dan tidak memiliki pewaris sama sekali. Hal itu, coba dimanfaatkan oleh Taring Hitam untuk mendapatkan Andini. Taring Hitam yang terpesona dengan kecantikan Andini, ketika berkunjung ke bukit Larangan beberapa tahun lalu, berniat menjadikan Andini sebagai miliknya dan begitu ia mencapai usia layak menikah, Taring Hitam langsung me
Fikri dan Purnama yang semula berdebat, bahkan sampai berhenti dan tercengang mendengar wanita pujaan mereka dilamar oleh pria lain, tepat di depan mereka. Bagaimana mungkin mereka menerimanya?Jika pria lainnya, mungkin akan diam. Namun, mereka tidak mungkin bisa membiarkan ada lelaki lain merebut wanita yang mereka idamkan dari tangan mereka."Hei, bung! Apa maksudmu melamar dokter Nisa siang hari bolong begini?""Apa kamu tahu, siapa dokter Annisa? Sepuluh kamu, tidak bisa dibandingkan dengan seorang dokter Nisa.""Lebih baik kamu pergi dari sini! Atau kami akan memanggil satpam untuk mengusirmu."Ujar Fikri dan Purnama yang kali ini bisa kompak. Melihat reaksi keduanya, Awan cukup terkejut dan selanjutnya justru terkekeh geli. Ia melihat keduanya tidak ubahnya seperti badut yang sedang membuat pertunjukan.Awan melirik Annisa sekilas untuk menanyakan siapa mereka dan tampak balasan wajah jengah Anisa dan ketidakberdayaannya. Annisa membisikan identitas keduanya ke telinga Awan.
Rumah sakit umum ASA.Meski terletak di lokasi terpencil karena berada di bawah kampung Tuo dan lokasi yang jauh dari kabupaten, ditambah akses jalan ke sana yang tidak selebar jalan kabupaten. Kenyataannya, rumah sakit ini memiliki fasilitas medis yang sangat lengkap dan tidak kalah dengan rumah sakit yang berstandar internasional sekalipun. Sebuah alasan yang membuat rumah sakit ini banyak dihuni oleh tenaga medis terampil dan membuat reputasinya cepat terkenal hingga ke berbagai daerah di ranah Minang. Ditambah, kepala rumah sakit dan sekaligus menjadi dokter spesialis bedah di sana merupakan seorang wanita berparas cantik dan terkenal dengan keramahannya, Dr. Annisa Azzahra, Sp.B.Meski terkenal dengan keramahannya, sebagai penanggung jawab rumah sakit, Dokter Nisa menerapkan standar tinggi bagi tenaga medis yang bekerja di rumah sakitnya. Semua itu tentu saja sepadan dengan gaji tinggi yang mereka terima selama bekerja di sana. Banyak yang memuji dan banyak juga pihak yang mera
Setelah sekian lama, Awan kembali melihat tangis mama angkatnya tersebut. Namun kali ini, bukan tangisan yang membuatnya kehilangan kembali akal sehatnya. Itu adalah tangis kerinduan dan juga kebahagiaan. Tangis kerinduan seorang ibu yang telah lama tidak berjumpa dengan anaknya. Awan membiarkan Lina menumpahkan segala tangisannya dalam pelukan Amanda seraya memberi kode pada Amanda dan syukurnya, Amanda cukup peka dengan keadaan tersebut. Ada sekitar sepuluh menit lamanya, Lina menumpahkan tangis kebahagiaannya dalam pelukan Amanda. Sampai, Lina tersadar kembali dan mengurai pelukan mereka. "Maaf ya, nak. Tante terlalu sentimentil, kamu terlalu mirip dengan..." "Tidak apa-apa, ma." Sebelum Lina menyelesaikan kalimatnya, Amanda sudah lebih dulu menyelanya. Ia sekarang mengerti alasan Awan membawanya kemari dan Amanda sama sekali tidak keberatan untuk menggantikan posisi Renata untuk sesaat dan memberi kebahagiaan untuk ibunya Renata. Selama arwah Renata masih bersamanya dahulu,