"Nona Amanda. Aku sudah berbaik hati dan tidak mempermasalahkans seranganmu padaku sebelumnya. Namun, kamu bukan hanya tidak menghargai kebaikanku. Tapi juga telah berani menganggu urusanku.""Sekarang, demi kakek anda, serahkan wanita di tangan anda padaku, sekarang juga!""Maka aku akan berpura-pura bahwa semua ini tidak pernah terjadi dan menganggap bahwa kejadian ini tidak pernah ada sebelumnya.""Dan anda bisa pergi dari sini tanpa terluka, bagaimana?"Amanda tersenyum dingin, "Kamu mengancamku?"Amanda bisa melihat, jika Ansu meremehkannya dan sengaja menjadikan alasan kakeknya untuk mengampuninya.Bagi Amanda, betapa lucunya hal itu. Mungkin karena kemampuan Amanda tidak sama dengan kultivator pada umumnya. Di mana kemampuan dan level seorang kultivator, akan terlihat jelas dari aura yang mereka miliki. Namun, kasus Amanda dan keluarganya berbeda.Kekuatannya berhubungan erat dengan kekuatan peri yang mereka miliki. Dengan kata lain, kekuatan mereka baru akan terlihat saat mer
"Bagus, dengan begini aku tidak akan sia-sia bisa melawanmu. Aku akan menjadikanmu sebagai sandera sekalian." Teriak Ansu seraya melompat ke udara untuk menyerang Amanda.Melihat Ansu serius menyerangnya kali ini, Amanda seolah tidak terpengaruh dan berkata dengan santai, "Seolah kamu mampu saja melakukannya! Datanglah, akan ku buat kamu mengerti, apa akibatnya karena berani menculik adikku."Berbeda dari sebelumnya, pergerakan Ansu jauh lebih cepat dan tajam. Terutama dengan dua bilah senjata katar di tangannya. Setiap serangannya, bisa menimbulkan kerusakan yang sangat parah ke tubuh lawan dan bahkan bisa membunuh dalam sekejap.Serangan secepat itu, membuat Ansu begitu yakin jika kali ini, ia akan lebih mudah menjatuhkan Amanda. Karena itu, ia tidak langsung menargetkan titik vital ditubuh Amanda, karena berpikir bahwa wanita ini akan sangat berguna untuknya. Ucapan Abimana ketika acara ulang tahunnya waktu itu, yang menyebut Awan sebagai calon menantu keluarga Pitaloka, membuat A
Setelah selesai membuka segel terlarang dalam tubuhnya, penampilan Ansu benar-benar terlihat mengerikan.Seluruh tubuhnya menjadi hitam legam dan bahkan kedua bola matanya sekalipun, menjadi hitam sepenuhnya. Sekilas, ia bahkan terlihat tidak bernapas sama sekali. Namun, saat tatapannya tertuju pada Amanda, ia sudah menghilang begitu saja."Dia datang!" Ujar Marin, peri waktu, mengingatkan.Sama seperti sebelumnya, Amanda dapat melihat arah datangnya Ansu dengan begitu jelas, karena peran Marin yang bekerja melambatkan pergerakan waktu di sekitar Amanda. Sehingga, tidak peduli secepat apapun serangan lawan, Amanda akan melihatnya sebagai serangan lambat dan bisa membuat gerakan balasan dengan efektif.Namun, serangan Ansu kali ini membawa tekanan yang jauh lebih besar. Tidak hanya serangannya yang jauh lebih tajam, udara yang menyelimuti tubuhnya, seakan ikut terdistorsi dan mengikuti alur serangannya.Wosh.Krak!Amanda memang berhasil menghindari serangan Ansu seperti sebelumnya. Ha
Untuk kesekian kalinya, Ansu yang sudah berubah dalam mode kutukan 'Iblis Katar' berhasil dihempaskan oleh Amanda. Tubuhnya yang sudah diselimuti oleh energi kegelapan, yang membuat kulitnya sampai berubah menjadi hitam legam dan seharusnya sangat sulit dilukasi oleh bentuk serangan apapun, ternyata masih dapat dibuat cidera terkena serangan Amanda.Tampak ketidakpercayaan, menghantui ekspresi Ansu saat itu.Ini adalah seluruh kekuatan yang ia miliki, yang mengorbankan umur kehidupannya. Namun, itu semua masih belum bisa mengalahkan seorang wanita seperti Amanda.Jika sebelumnya, Ansu bisa terlihat percaya diri setelah berhasil melukai bahu Amanda dan merusak sedikit zirahnya. Namun, setelah Amanda memutuskan untuk menggunakan kekuatan puncaknya dan merubah zirahnya menjadi berwarna merah keemasan, Ansu bisa dikatakan tidak bisa mengancam Amanda sama sekali. Semua serangannya yang mengandalkan kecepatan dan racun, seolah tidak berarti dihadapan Amanda.Selanjutnya, Amanda melayang tu
Setelah mendapat persetujuan dari keluarganya, hubungannya dengan Awan menjadi lebih terbuka. Amanda yang dulunya begitu kaku, perlahan mulai bisa bersikap lebih cair dan kadang sedikit manja, saat berada di dekat Awan."Kamu sudah tiba? Kenapa kamu tidak memberitahuku sebelumnya? dan malah menyerangku?" Ujar Amanda sengaja memasang ekspresi cemberut untuk memancing perhatian Awan.Meski sebenarnya, Amanda menyadari bahwa serangan Awan sebelumnya tidak bermaksud menyerangnya. Ia hanya ingin terlihat tidak terabaikan di depan Awan. Apalagi, melihat Awan saat itu, lebih memilih memunculkan dirinya di depan Hanna, ketimbang langsung membantunya. Padahal, ia bisa saja menyapanya terlebih dahulu.Awan tertawa getir, tidak menduga jika tindakannya itu justru akan menimbulkan salah paham antara mereka, "Maaf, Manda. Aku sama sekali tidak berniat menyerangmu. Aku hanya mencoba menyelamatkanmu, karena serangan racun pria itu sangat berbahaya." Lanjut Awan menjelaskan tujuannya seraya menunjuk
Mendengar itu, Ansu sangat terkejut. Segera, ia mengaktifkan energi murninya untuk membuktikan ucapan Awan.Namun, sedikit saja ia mengaktifkan energinya, Ansu merasakan rasa sakit diseluruh tubuhnya. Rasa sakit itu, bahkan sampai ke tulangnya dan membuat wajah Ansu memerah. Hingga, ia segara menarik kembali energi murninya dan rasa sakit itupun menghilang dengan sendiri.Wajah Ansu terlihat pucat dan matanya terbelalak saat menatap Awan dengan kengerian mendalam, "A-apa yang sebenarnya kamu inginkan?"Awan terkekeh dan berkata dengan santai, "Jangan khawatir. Kamu masih belum akan mati saat ini, selama kamu tidak menggunakan energi murnimu.""Kamu- kamu bajingan! Kenapa tidak kamu bunuh saja aku." Teriak Ansu marah.Bagaimana tidak? Dengan Awan menyisakan racun hitam dalam tubuhnya, Ansu tidak akan pernah bisa menggunakan energi murninya lagi. Jika begitu, Ansu tidak ubahnya seperti orang biasa pada umumnya. Ia bahkan tidak akan bisa membela dirinya, jika seorang master atau bahkan a
Saat Awan sedang asik bicara dengan Amanda, mereka tidak menyadari kalau di sana masih ada Hanna yang saat itu sedang terpana menatap Amanda, seolah ia sedang melihat hantu. Jika sebelumnya, ketika Amanda sedang bertarung dengan Ansu, Hanna tidak terlalu mengenalinya. Karena Amanda mengenakan Zirah yang menutupi sekujur tubuhnya, hingga ke bagian wajahnya. Membuat dirinya tidak bisa dikenali. Namun, setelah Amanda melepas zirahnya, ia kembali menampilkan sosok aslinya yang cantik menawan dengan mengenakan pakaian kasual. Namun, bukan penampilannya yang membuat Hanna terkejut hingga membuatnya mematung lama, sampai tidak menyadari kalau saat itu, ia sebenarnya masih sadar sesadar-sadarnya. "Kak- kak Renata?" Gumam Hanna terbata dan mulut setengah terbuka. Saat Hanna bersuara, baru lah Amanda dan Awan berbalik dan menyadari kalau di sana, sebenarnya masih ada Hanna. Awan tertawa malu, menyadari situasi saat itu dan masih belum menyadari perubahan Hanna. "Hanna, maaf aku sampai me
"Maaf, aku jadi menganggu misimu." Ujar Awan merasa bersalah pada Amanda.Sebenarnya, Amanda sedang mengejar salah seorang petinggi organisasi the Snake saat melihat Hanna diculik oleh Ansu dan terpaksa membiarkan targetnya lepas demi menyelamatkan Hanna."Jangan dipikirkan! Saat itu, aku juga sedang kehilangan jejaknya dan tidak sengaja melihat Ansu menculik Hanna.""Jadi, sebenarnya aku hanya menjadikan Ksatria Agung keluarga Malik tersebut sebagai pelampiasan kekesalanku karena kehilangan buruanku." Ujar Amanda acuh tak acuh. Amanda menceritakan, Divisi Zero telah berhasil menganalisis metode operasi organisasi the Snake dan juga daftar nama para petinggi mereka. Semua itu berkat informasi yang diberikan oleh klan Rosemary pada Awan sebelumnya. Dengan berbekal informasi tersebut, Divisi Zero berhasil mengembangkan penyelidikan dan menangkal pergerakan organisasi ilegal ini di Asia, termasuk Indonesia. Memang, semenjak Divisi Zero mendapat informasi dari Lilith sebelumnya, mereka