Awan berjalan acuh tak acuh mengikuti langkah Edwin. Saat mereka tiba dalam ruangan interogasi, Awan sempat memperhatikan isi ruangan sejenak dan langsung duduk begitu saja di atas salah satu kursi yang terdapat di dalam ruangan.Anggota Edwin langsung membentak Awan, "Hai, siapa yang menyuruhmu duduk di sana? hah!"Awan hanya meliriknya sekilas dan berkata, "Ini kursi, terus apa gunanya kalau tidak untuk diduduki?" Ujar Awan cuek."Kamu?"Anggota tersebut berniat menyerang Awan karena sikap lancang Awan. Namun, Edwin segera menahannya dan berbisik padanya, "Tahan dulu! Kamu matikan CCTV terlebih dahulu dan salah seorang dari kalian harus berjaga di luar. Nanti, ada waktunya kita akan memberi pelajaran pada orang ini."Mendengar itu, tatapan anggota polisi tersebut menjadi berbinar senang. Tangannya sudah sangat gatal sejak tadi dan sudah tidak sabar untuk memberi pelajaran pada Awan dan menunjukkan siapa bosnya, melihat sikap acuh Awan yang tidak menghargai mereka sama sekali.Setela
Melihat kedatangan inspektur Joseph Lau, sudut mata Edwin Young berkedut panik. Dengan gugup, Edwin berusaha bersikap tenang dan bertanya, "Ada apa, inspektur Joseph? Anda seharusnya menghubungi saya, jika anda membutuhkan sesuatu dari saya." "Bagaimana cara saya menghubungimu, jika nomormu saja tidak aktif!" Balas inspektur Joseph dingin. Matanya segera menapu Awan yang sedang duduk tenang di balik meja. Saat itu, Joseph langsung bisa menebak, bahwa pemuda ini adalah atasan Jackie. Sadar jika tujuannya saat itu untuk membebaskan Awan, ia segera memerintahkan pada Edwin, "Apa kamu sadar apa yang telah kamu lakukan? Cepat bebaskan mr. Awan dan tutup kasusnya." Ucapan Edwin terdengar begitu tegas dan tidak kenal tawar menawar. Hanya saja, Edwin yang sudah diperintahkan secara khusus untuk menangani kasus ini, bagaimana mungkin bisa untuk melepaskan Awan begitu saja? Karirnya dipertaruhkan di sini. "Maaf, inspektur Joseph. Sepertinya, ini tidak akan mudah." Balas Edwin memberanikan d
Sementara itu, di tempat Elisa berada saat ini. Salah seorang petugas keamanan bergegas melaporkan pada Olivia, "Bos, ini gawat!" Ujarnya dengan napas terengah."Gawat kenapa?" Tanya Olivia penasaran melihat ekspresi tegang anggotanya."Di depan- di depan ada seratus lebih klan Shui Fong. Mereka..." Saking tegangnya, petugas keamanan tersebut sampai kesulitan bicara untuk melaporkan situasi genting yang sedang mereka hadapi."Tenangkan dirimu! Ceritakan, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa mereka kemari?" Tanya Olivia penasaran. Saat itu, ia sempat melirik Elisa dan menduga jika kedatangan klan Shui Fong ke tempat mereka, ada hubungannya dengan Elisa.Sepertinya, ucapan Awan sebelumnya ada benarnya. Jika target yang mereka inginkan sebenarnya adalah Elisa dan mereka sengaja membuat keributan seperti ini untuk menargetkan Elisa. Namun, karena Awan mengacaukan rencana mereka dengan sengaja mengumpankan dirinya, membuat rencana mereka jadi tertunda.Sepertinya, kedatangan klan Shui Fong
Ketika Tan Yiu melihat Jackie Chan, ia tampak segan dan segera berkata, "Mr. Jackie, anda ternyata berada di sini!""Tapi, ini adalah masalah klan Shui Fong. Saya menghormati anda, karena itu, anda sebaiknya segera pergi dari sini dan tidak terlibat dengan masalah ini."Tan Yiu merupakan satu dari tujuh naga klan Shui Fong. Secara alami, dia tahu sampai di mana batasnya. Meski organisasi mereka termasuk satu dari tujuh klan bawah tanah terbesar yang ada di negeri ini, mereka tidak mungkin bisa memulai konflik dengan tokoh-tokoh konglomerat, seperti halnya Jackie dengan begitu saja. Bukan rahasia lagi, tujuh klan penguasa ini didanai oleh para konglomerat untuk bisa mengoperasikan organisasi mereka. Tentunya selain dari banyak bisnis ilegal yang mereka jalankan. Karena selain faktor dana, pengaruh dari para konglomerat ini, akan membuat mereka kebal dari jerat hukum.Meski Tan Yiu tidak tahu, klan mana yang membekingi Jackie Chan dan perusahaannya. Namun yang jelas, mereka secara alam
"Kakak Chou, jumlah kita ada dua ratus lebih. Meski kita tidak ahli bertarung! Setidaknya, kita bisa membantu pihak keamanan untuk menghadapi klan Shui Fong.""Iya, itu benar. Kita harus menyelamatkan nona Elisa!""Selamatkan nona Elisa!"Melihat anggotanya sudah bertekad untuk ikut membantu pihak keamanan, Chou akhirnya tidak kuasa untuk menolak keinginan mereka. "Baik, kalau kalian semua sudah sepakat seperti ini. Apa yang akan terjadi nanti, maka terjadilah! Mari, kita selamatkan nona Elisa." Balas Chou berapi-api.Para pekerja yang berjumlah dua ratus orang lebih ini, akhirnya sepakat untuk membantu pihak keamanan menghadapi klan Shui Fong.Meski tidak memiliki kemampuan bertarung seperti halnya gengtser, mereka dengan gagah berani memasuki medan laga dengan bersenjata apapun yang bisa mereka temukan. Ada yang membawa linggis, palu hingga balok kayu sebagai senjata.Hal itu mengejutkan semua orang, saat Olivia sedang kewalahan menghadapi serangan geng Shui Fong, dari kejauhan ter
Dengan datangnya empat orang pengawalnya ini, Tan Yiu terlihat lebih percaya diri.Pisces tertawa sinis dan menyindirnya, "Ternyata Tan Yiu, salah satu dari dari tujuh naga Fong masihlah seorang pengecut. Sampai harus membutuhkan bantuan orang lain untuk menghadapi seorang wanita."Tan Yiu yang selalu mengutamakan kemenangan, tidak menghiraukan sindiran Pisces terhadapnya, "Teruslah bicara! Karena sebentar lagi, kepalamu akan ku pisahkan dari tubuh indahmu itu."Tan Yiu dan empat orang pengawalnya, tanpa malu langsung menyerbu Pisces yang hanya seorang diri. Anggota Jackie yang melihat hal itu, segera berkata, "Cepat, bantu kepala keamanan! Jangan sampai, para pengawal Tan Yiu melukainya."Para pengawal Jackie segera bergegas untuk memberi bantuan pada Pisces. Hanya saja, Tan Yiu bersama empat pengawalnya masih terlalu tangguh bagi mereka. Sepuluh orang pengawal ini, meski mereka adalah petarung yang handal, ternyata dapat dengan mudah dikalahkan oleh empat iblis penjaga Tan Yiu.Pisc
Beberapa menit sebelumnya.Patrick Kwang langsung tegang begitu mendengar nama kepala polisi datang mencari dirinya. Dengan langkah gugup, ia berjalan ke luar ruangan untuk menemui kepala polisi yang saat itu sedang menunggu dalam ruang kerjanya.Patirck Kwang bahkan bisa merasakan detak jantungnya saat ini, karena saking cemasnya. Ia sadar, jika kepala polisi mengajar dirinya karena masalah ini, maka ia pasti berada dalam masalah yang sangat besar. Saat Patrick bersama bawahannya masuk ke dalam ruangan, pemandangan yang membuat jantungnya semakin bergemuruh kencang adalah orang-orang yang saat itu berada di dalam ruangan. Ternyata, tidak hanya kepala polisi saja yang berada di sana. Selain, kepala polisi, ada Walikota dan bahkan ketua dewan dan beberapa pejabat penting pemerintahan lainnya. Sementara itu, ada seorang wanita cantik yang saat itu duduk di sofa dalam ruangannya. Di belakangnya, ada juga dua pria berbadan tegap dengan aura begitu kuat menjaganya.Anehnya, pimpinannya d
Itu adalah tamparan dari William. Dia sangat murka ketika mendengar ucapan Awan barusan. Patrick dan anggotanya benar-benar telah mencoreng institusi penegak hukum negara ini."Sejak kapan kalian bisa memaksa seseorang yang bahkan belum diselidiki untuk membuat surat pernyataan pengakuan bersalah? Kalian telah mempermainkan sesuka hati kalian."William benar-benar malu dengan perbuatan anggotanya tersebut. Di depan semua orang, William menghadiahi Patrick dan anggotanya dengan tamparan dan tendangan.Setelah puas, ia berkata sambil membungkuk dihadapan Awan, "Tuan Sanjaya, tolong maafkan saya. Saya tidak tahu jika anggota saya sampai bertindak sejauh itu terhadap anda. Saya berjanji akan membereskan masalah ini."William adalah kepala polisi yang jujur. Dia mencapai posisinya saat ini dengan kerja keras selama belasan tahun dan banyak prestasi yang telah diraihnya. Sekarang, ada bawahannya yang berani bertindak dengan curang seperti ini, bagaimana ia tidak murka? dan sekaligus, ia san
Satu setengah tahun kemudian.Tiga istri Awan, Annisa, Amanda dan Calista, tampak sedang cemas menunggu di luar kamar di rumah tuo, kampung halaman Awan. Di tengah mereka, tampak dua orang balita yang sedang digendong oleh Annisa dan Calista, sementara Amanda tampak sedang bermain dengan kedua balita berjenis kelamin perempuan tersebut dengan sesekali mencubit gemas pipi keduanya.Kalian mungkin bertanya-tanya, di mana Rhaysa alias Raine? Awan belum berhasil melamarnya hingga detik ini. Awan pernah mencoba melamar Raine setengah tahun yang lalu. Hanya saja, lamarannya langsung ditolak. Ratu Samudera memberikan syarat yang sangat berat jika Awan ingin melamar putrinya, yaitu Awan harus berada di level Divine atau dewa terlebih dahulu. Hasilnya, Awan telah berjuang keras di selama berada di tanah dewa untuk terus meningkatkan kemampuannya. Meski begitu, sepertinya ia masih harus bersabar untuk bisa melamar Raine.Kembali ke ruang tamu, rumah tua Awan.Tidak sama seperti Amanda yang terl
Rombongan Cakar Hitam mencibir ucapan Awan yang dinilai terlalu berani dan tidak bercermin, siapa lawan yang akan ia hadapi. Sementara, Datuk Cakar Putih dan bangsa harimau Bukit Larangan lebih mencemaskan nasib Awan. Mereka masih mengira. jika Awan hanya mengandalkan kekuatan warisan Gumara. Itu semua tidak akan cukup untuk menghadapi Cakar Hitam. "Uda!" Andini menarik ujung baju belakang Awan dan terang-terangan menunjukkan kekhawatirannya. Namun, Awan hanya tersenyum cuek dan memintanya untuk tidak perlu khawatir. Entah karena kalimat yang diucapkan Awan padanya atau cara penyampaian dan ketenangan yang ditunjukkan oleh Awan, membuat Andini merasa jauh lebih tenang dan merasa bisa mempercayai Awan. Roaaar! Cakar Hitam melompat ke depan dan tibat-tiba saja, ia sudah berubah wujud menjadi harimau besar dengan belang hitam di sekujur tubuhnya. Untuk bisa mengalahkan Awan, Cakar Hitam sudah bertekad untuk mengerahkan seluruh kekuatan dan berubah menjadi wujud terbaiknya. Cakar H
Wajah Taring Hitam seketika memerah panas melihat sikap Andini yang dengan terang-terangan menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan seorang pria asing seperti Awan. Ia telah mengagumi Andini sejak lama, bagaimana ia bisa menerima, wanita yang disukainya bermesraan dengan pria lain tepat di depan hidungnya? Tidak peduli, apa pria itu dicintai Andini atau tidak. Bagi Taring Hitam, hanya dialah yang pantas menjadi pasangan Andini. Dia tidak habis pikir dengan sikap bodoh Andini, bagaimana ia bisa memilih seorang pria yang bukan apa-apa jika dibanding dirinya? Dia kuat dengan seluruh tubuh dipenuhi oleh otot-otot baja. Selain itu, dia adalah seorang pangeran dengan masa depan cerah. Bersamanya, Andini pasti akan jauh lebih bahagia. Bangsa harimau rata-rata memiliki tubuh yang besar dan berotot. Sehingga melihat tubuh Awan yang biasa, membuat Taring Hitam menilainya sebagai sosok yang sangat lemah. Dengan tatapan penuh kecemburuan dan kebencian, Taring Hitam akhirnya tidak bisa lagi menaha
Tatapan Cakar Hitam menjadi dingin dan tidak lagi menunjukkan keramahan pura-puranya, "Cakar Putih, apa kamu tahu konsekuensi dari pilihanmu hari ini?" Sambil menekan rasa gugup dalam hatinya, Datuk Cakar Putih berusaha tersenyum tenang dan berkata, "Keputusan kami bersifat final dan anda bisa kembali." "Kamu?" Kilat kemarahan terbesit di mata Cakar Hitam dan tiba-tiba saja ia sudah menghilang dari tempat ia semula berdiri. Wus! Terlalu cepat! Datuk Cakar Putih terkesiap. Meski ia sudah menduga reaksi akhir dari Cakar Hitam. Namun, gerakannya terlalu cepat untuk bisa ia ikuti dan detik berikutnya, Cakar Hitam sudah muncul tepat di depan Datuk Cakar Putih dan melayangkan sebuah serangan yang tidak bisa ditahannya. Braaak. Datuk Cakar Putih tidak bisa menahan pukulan itu sepenuhnya dan membuatnya terbang membelah barisan pasukan di belakangnya. "Datuk Cakar Putih?" Pekik orang-orang tertahan dan terkejut melihat keberanian Cakar Hitam yang telah menyerang tetua mereka tepan dih
Suasana di alam bangsa harimau tampak tegang dan semua penjaga perbatasan memasang wajah serius dan penuh waspada.Awan sengaja menyamarkan penampilannya dan mengeluarkan aura harimau yang ada di dalam tubuhnya dan membuat ia berhasil membaur dengan para penduduk bangsa harimau tanpa ketahuan. Setelah kedatangannya terakhir kali ke tempat itu, Awan memiliki memori yang sangat tajam tentang semua sudut tempat ini, yang memungkinkannya bisa berpindah kemanapun yang ia inginkan.Tidak lama setelah kedatangan Awan, rombongan Taring Hitam juga datang bersama ayah, para tetua dan juga puluhan prajurit terbaik bangsanya.Taring Hitam tampak tidak main-main dengan ancamannya. Hal itu, membuat gelisah bangsa harimau yang tinggal di Bukit Larangan.Para petinggi yang dipimpin oleh Datuk Cakar Putih tampak serius membahas masalah ini di aula tetua."Datuk, kita tidak bisa membiarkan mereka mendapatkan apa yang mereka mau. Bagaimanapun, raja sedang tidak ada di sini dan kita semua berkewajiban me
Seminggu yang lalu, ada sekolompok orang asing yang datang ke Kampung Tuo. Anehnya, mereka melewati batas Kampung Tuo begitu saja dan ternyata, tujuan mereka adalah kampung mistis yang ada di Bukit Larangan, tempat di mana bangsa harimau tinggal. Kelompok ini dipimpin oleh seorang pemuda bernama Taring Hitam, putra dari raja harimau Cakar Hitam yang berasal dari gunung Medan. Tujuan mereka datang, karena Taring Hitam yang sudah cukup usia untuk menikah, menginginkan Andini sebagai istrinya. Meski mereka tahu bahwa Andini adalah pasangan yang disiapkan untuk raja. Hanya saja, bangsa harimau dari gunung Medan ini tahunya bahwa raja Gumara telah lama tiada dan tidak memiliki pewaris sama sekali. Hal itu, coba dimanfaatkan oleh Taring Hitam untuk mendapatkan Andini. Taring Hitam yang terpesona dengan kecantikan Andini, ketika berkunjung ke bukit Larangan beberapa tahun lalu, berniat menjadikan Andini sebagai miliknya dan begitu ia mencapai usia layak menikah, Taring Hitam langsung me
Fikri dan Purnama yang semula berdebat, bahkan sampai berhenti dan tercengang mendengar wanita pujaan mereka dilamar oleh pria lain, tepat di depan mereka. Bagaimana mungkin mereka menerimanya?Jika pria lainnya, mungkin akan diam. Namun, mereka tidak mungkin bisa membiarkan ada lelaki lain merebut wanita yang mereka idamkan dari tangan mereka."Hei, bung! Apa maksudmu melamar dokter Nisa siang hari bolong begini?""Apa kamu tahu, siapa dokter Annisa? Sepuluh kamu, tidak bisa dibandingkan dengan seorang dokter Nisa.""Lebih baik kamu pergi dari sini! Atau kami akan memanggil satpam untuk mengusirmu."Ujar Fikri dan Purnama yang kali ini bisa kompak. Melihat reaksi keduanya, Awan cukup terkejut dan selanjutnya justru terkekeh geli. Ia melihat keduanya tidak ubahnya seperti badut yang sedang membuat pertunjukan.Awan melirik Annisa sekilas untuk menanyakan siapa mereka dan tampak balasan wajah jengah Anisa dan ketidakberdayaannya. Annisa membisikan identitas keduanya ke telinga Awan.
Rumah sakit umum ASA.Meski terletak di lokasi terpencil karena berada di bawah kampung Tuo dan lokasi yang jauh dari kabupaten, ditambah akses jalan ke sana yang tidak selebar jalan kabupaten. Kenyataannya, rumah sakit ini memiliki fasilitas medis yang sangat lengkap dan tidak kalah dengan rumah sakit yang berstandar internasional sekalipun. Sebuah alasan yang membuat rumah sakit ini banyak dihuni oleh tenaga medis terampil dan membuat reputasinya cepat terkenal hingga ke berbagai daerah di ranah Minang. Ditambah, kepala rumah sakit dan sekaligus menjadi dokter spesialis bedah di sana merupakan seorang wanita berparas cantik dan terkenal dengan keramahannya, Dr. Annisa Azzahra, Sp.B.Meski terkenal dengan keramahannya, sebagai penanggung jawab rumah sakit, Dokter Nisa menerapkan standar tinggi bagi tenaga medis yang bekerja di rumah sakitnya. Semua itu tentu saja sepadan dengan gaji tinggi yang mereka terima selama bekerja di sana. Banyak yang memuji dan banyak juga pihak yang mera
Setelah sekian lama, Awan kembali melihat tangis mama angkatnya tersebut. Namun kali ini, bukan tangisan yang membuatnya kehilangan kembali akal sehatnya. Itu adalah tangis kerinduan dan juga kebahagiaan. Tangis kerinduan seorang ibu yang telah lama tidak berjumpa dengan anaknya. Awan membiarkan Lina menumpahkan segala tangisannya dalam pelukan Amanda seraya memberi kode pada Amanda dan syukurnya, Amanda cukup peka dengan keadaan tersebut. Ada sekitar sepuluh menit lamanya, Lina menumpahkan tangis kebahagiaannya dalam pelukan Amanda. Sampai, Lina tersadar kembali dan mengurai pelukan mereka. "Maaf ya, nak. Tante terlalu sentimentil, kamu terlalu mirip dengan..." "Tidak apa-apa, ma." Sebelum Lina menyelesaikan kalimatnya, Amanda sudah lebih dulu menyelanya. Ia sekarang mengerti alasan Awan membawanya kemari dan Amanda sama sekali tidak keberatan untuk menggantikan posisi Renata untuk sesaat dan memberi kebahagiaan untuk ibunya Renata. Selama arwah Renata masih bersamanya dahulu,