Share

BAB 124

Penulis: sutan sati
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Awan kembali siang itu bersama dengan Noura. Chiya sendiri, sengaja ditinggal Awan di Kampung Inyiak Tuo untuk menemani dan menjaga Annisa. Ini adalah masa transisi yang berat bagi Annisa, setelah kehilangan keluarganya.

Meski sudah ada sahabat-sahabat Annisa yang menemani dan menghiburnya, namun Awan merasa lebih tenang jika ada seseorang yang bisa menjaga Annisa.

"Dek, kamu serius dengan pilihanmu?" Tanya Noura entah untuk yang ke berapa kalinya.

Awan berpaling pada Noura dengan ekspresi sedikit cemberut, "Iya dan aku tidak pernah seserius ini, kak. Aku tidak mau, pengalaman dengan Angel terulang kembali. Aku ingin segera menghalalkan Annisa dan membentuk rumah tangga dengannya."

Noura diam sesaat, lalu kembali mengajukan pertanyaan selanjutnya yang belum sempat ditanyakannya pada Awan. Dan itu pula alasan yang membuat ia terkesan cerewet dengan mengulangi pertanyaan yang sama sampai berulang kali, "Lalu, bagaimana hubunganmu dengan Amanda nanti? Sudahkah kamu mempertimbangkannya d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 125

    Setelah selesai mengambil barang dan menyelesaikan beberapa formalitas di bandara, keduanya keluar dan ternyata, mereka sudah di tunggu oleh Lana, Chintya dan Rose.Dari kejauhan, Noura sempat mencandai Awan, "Lihat mereka! Mereka pasti juga berharap menjadi salah satu dari pasanganmu, dek."Awan langsung terbatuk mendengar omongan kakaknya, "Kak, mereka itu hanya...""Hanya apa? Pelayan? Bawahan? Teman? Itu menurut kamu. Kakak yakin, mereka juga berharap menjadi wanita spesialmu. Kalau gak percaya, buktikan saja!" Sela Noura meledek Awan."Kak..." Awan hendak protes kalimat Noura, tapi kakak sepupunya itu sudah pergi dengan cueknya meninggalkan dirinya."Tuan muda, selamat datang kembali." Sapa Lana hangat dengan senyum khasnya.Awan sempat melihat tatapan tiga wanita cantik tersebut sekilas. Memang Awan sudah kehilangan kemampuan membaca pikiran milik Gumara, seiring lenyapnya spirit raja bangsa harimau tersebut di dalam dirinya. Namun, dengan kemampuan Awan saat ini, ia bisa merasa

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 126

    "Berhenti! Apa kalian telah membuat janji dengan tuan Rocky sebelumnya?"Kendaraan yang ditumpangi Awan diberhentikan oleh para penjaga, saat mereka akan memasuki gerbang masuk Villa Nirawana. Tidak hanya itu, cara penjaga tersebut menghentikan mereka terkesan begitu dingin dan ketus. Mereka beranggapan, selain Rocky dan orang-orangnya, maka tidak ada orang yang perlu mereka hadapi. Bagaimana pun, mereka yang berjaga di sana adalah para gengster bawah tanah. Mereka tidak peduli yang namanya sopan santun untuk menghormati orang lain. Memang, semenjak Rocky mengambil alih Villa Nirwana secara sepihak, semua personel keamanan di Villa Nirwana hingga RA Commercial Street telah diganti dengan orang-orangnya. Tentu saja, Rocky tidak mempekerjakan sendiri orang-orang yang dibawanya. Melainkan, mempekerjakan salah satu gengster yang berkuasa di ibu kota.Termasuk, mereka yang saat ini menjaga gerbang masuk Villa Nirwana.Mereka sama sekali tidak terlihat profesional dan terkesan sangat kej

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 127

    "Cuk, gila lu bisa dapat cewek kayak ginian." Ucap salah satu pria yang baru saja keluar dari posko jaga. Matanya tampak seperti mesin scanner saja, memperhatikan setiap lekuk di tubuh Lana dan Chintya. Bahkan hanya dengan melihatnya saja, sudah membuat jakunnya turun naik dan tidak sabar untuk segera menikmati ke dua dara cantik di depannya itu."Eh, gimana kalau mereka ternyata cewek bookingan bos Rocky?" Bisik yang lainnya, bertanya ragu."Sudah, lu diam saja! Yang penting kita garap dulu saja di sini. Abis itu kita bersihin! Icip-icip dikit gak apa-apa, lah." Jawab temannya yang sudah tidak mampu menahan sange nya. Memang, wajah Lana dan Chintya terlihat imut seperti girl band asal nageri ginseng."Kak gimana kalau kita kebiri dulu sebelum membunuh mereka?" Tanya Chintia yang merasa kesal dengan bisik-bisik tak senonoh para penjaga. "Hehehe, cantik-cantik bicara kamu mengerikan sekali, nona! Kalian berdua pasti wanita pesanan bos kami, 'kan?" Tanya salah satu penjaga yang mendeng

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 128

    "Ayo, kita berangkat langsung ke Villa, kak Rose." Ucap Lana dengan santainya saat mereka sudah masuk ke dalam mobil.Rose yang masih penasaran, langsung bertanya pada Chintya yang saat itu duduk di belakang, tepat di samping Noura, "Chintya, kamu tidak sungguh-sungguh mengibiri mereka, 'kan?""Oh, maksud kakak, ini?" Jawab Chintya dengan begitu santainya mengeluarkan sebuah benda yang terbungkus dalam plastik transparan.Mata Rose terbelalak ngeri.Sementara yang lainnya terkejut dengan benda yang ditunjukkan oleh Chintya, "Dek, kamu apa-apaan, sih? Masa barang tidak berguna kayak begitu dibawa?" Teriak Lana kesal."Hahaha, imut tau, ada tato naganya. Padahal barangnya kecil banget. Seharusnya, ini dikasih gambarnya, tato ulat bulu, gitu!" Tawa Chintya yang menganggap benda itu sebagai sesuatu yang lucu di matanya."Dih, buang-buang!" Hardik Lana kesal melihat kelakuan aneh adiknya."Chintya, buang! Kamu itu jorok banget, sih!" Noura ikut bersuara dan merasa risih dengan apa yang dit

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 129

    Di dalam ruang tamu Villa, terdapat puluhan orang yang sedang larut dengan pesta dan dentuman musik serta segala macam hiburan di dalamnya. Berbagai macam minuman dan wanita penghibur tersedia di sana, bebas untuk mereka nikmati. Di bagian tengah ruangan, ada seorang pria bernama Murad yang saat itu sedang duduk dengan di apit oleh dua orang wanita berpakaian seksi di sampingnya. Murad merupakan salah satu petinggi dan juga tangan kanan pemimpin gengster black bull saat ini.Selain Murad, terdapat seorang pria berwajah mengotak dengan dagu lancip dan mata menyipit seperti elang. Dia adalah Beller, saudara sepupunya Rocky. Ia bertanggung jawab atas villa ini, selama Rocky sedang mengambil alih grup Sanjaya dan juga kekuasaan di dalamnya. Tidak seperti Murad, Beller justru ditemani oleh seorang pria berpenampilan kemayu yang duduk begitu mesra mengapit lengan kiri Beller."Tuan Beller, anda memang tahu bagaimana caranya bersenang-senang. Aku tidak menyangka, tuan Rocky akan mengijinka

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 130

    "Siapa yang mengijinkan kalian mengadakan pesta di Villa ini?" Tanya Awan dingin dengan tatapan mata tajam menyapu semua orang. Jelas saja, Awan sangat marah saat ini. Melihat Villanya digunakan sebagai tempat pesta oleh orang-orang ini. Mereka masuk dan mengambil alih Villa tanpa ijinnya dan sekarang mengadakan pesta pora yang merusak kenyamanan Villanya. Alasan itu saja, sudah cukup untuk membuat Awan menghabisi mereka semua."Heh, siapa yang mengijinkanmu bicara di sini? Apa kamu tidak tahu? Ini adalah Villa sepupuku. Sebaiknya kamu segera berlutut, karena kamu masuk ke villa kami tanpa di undang." Teriak Beller menunjuk muka Awan. Beller bersikap seolah sebagai pemilik Villa, jadi bagaimana bisa ia mengijinkan orang lain bicara seenaknya di depannya? Apalagi mereka telah lancang memasuki Villa ini tanpa seijinnya.Mata Awan berkilat dingin, ketika menatap Beller.Wosh.Tiba-tiba Awan sudah menghilang dari tempatnya berdiri dan berada tepat di depan Beller.Plak!Satu tamparan da

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 131

    Murad mencibir, "Bocah, siapa yang coba lu takuti, hah? Menghilangkan kami dari ibu kota kata lu? Hahaha, Lu tahu seperti apa klan black bull itu? Di markas kami saat ini, ada dua ratus petarung veteran dan berpegalaman, ditambah tujuh petarung elit pengawal ketua. Lu pikir bisa menghilangkan klan kami, semudah lu mengucapkannya? Hahaha. lu pasti sedang halu. Atau, lu habis makai, ya?"Murad tertawa lantang, mencemooh Awan. Anggotanya yang saat itu sudah mulai berkumpul di belakangnya ikut tertawa dan menganggap Awan sedang melawak.Awan berkata dengan cueknya, "Halu atau tidak, sebaiknya kalian pastikan sendiri. Hubungi bosmu dan kamu akan tahu, apa ucapanku sedang halu atau tidak."Melihat betapa percaya dirinya Awan, Murad mulai sedikit ragu dengan dirinya saat ini. Apalagi sebelumnya, tangan kanan kepercayaannya telah dikalahkan. Tidak hanya kekalahan biasa, tubuh Jhoni bahkan dilemparkan dari atas jendela yang terdapat di atas pintu masuk Villa. Betapa tingginya itu, pintunya saj

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 132

    "Am-ampun, tolong ampuni saya. Kami tidak pernah menyinggung anda sebelumnya. Tuan Topan, tolong pikirkan kembali hubungan kita selama ini." Terdengar suara lelaki tua yang sedang menangis untuk memohon ampun pada lawan bicaranya, agar nyawanya diselamatkan.Wajah Murad dan seluruh bawahannya tampak pucat pasi. Mereka mengenal jelas suara tersebut, itu adalah suara pimpinan tertinggi mereka. Mereka semua tercengang, mendengar pimpinan tertinggi mereka memohon pada orang lain untuk mengampuni nyawanya. 'To-topan, bukankah ia adalah pimpinan cabang klan Atmaja? Bagaimana mungkin dia bisa menundukkan klan Black Bull kami secepat ini?' Pikir mereka bertanya-tanya. Apalagi, mereka tidak pernah melihat pergerakan klan Atmaja setelah orang-orang dari klan Black Bull mengambil tugas pengamanan RA Grup dari mereka. Apa mereka telah merencanakan ini sebelumnya? Mereka sengaja menunggu klan black bull lengah, lalu membalas dalam satu kali pukul?Kalau begitu, kenapa pergerakan klan Atmaja bisa

Bab terbaru

  • GGAP 3 : THE LAST   EPILOG

    Satu setengah tahun kemudian.Tiga istri Awan, Annisa, Amanda dan Calista, tampak sedang cemas menunggu di luar kamar di rumah tuo, kampung halaman Awan. Di tengah mereka, tampak dua orang balita yang sedang digendong oleh Annisa dan Calista, sementara Amanda tampak sedang bermain dengan kedua balita berjenis kelamin perempuan tersebut dengan sesekali mencubit gemas pipi keduanya.Kalian mungkin bertanya-tanya, di mana Rhaysa alias Raine? Awan belum berhasil melamarnya hingga detik ini. Awan pernah mencoba melamar Raine setengah tahun yang lalu. Hanya saja, lamarannya langsung ditolak. Ratu Samudera memberikan syarat yang sangat berat jika Awan ingin melamar putrinya, yaitu Awan harus berada di level Divine atau dewa terlebih dahulu. Hasilnya, Awan telah berjuang keras di selama berada di tanah dewa untuk terus meningkatkan kemampuannya. Meski begitu, sepertinya ia masih harus bersabar untuk bisa melamar Raine.Kembali ke ruang tamu, rumah tua Awan.Tidak sama seperti Amanda yang terl

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 638 (TAMAT)

    Rombongan Cakar Hitam mencibir ucapan Awan yang dinilai terlalu berani dan tidak bercermin, siapa lawan yang akan ia hadapi. Sementara, Datuk Cakar Putih dan bangsa harimau Bukit Larangan lebih mencemaskan nasib Awan. Mereka masih mengira. jika Awan hanya mengandalkan kekuatan warisan Gumara. Itu semua tidak akan cukup untuk menghadapi Cakar Hitam. "Uda!" Andini menarik ujung baju belakang Awan dan terang-terangan menunjukkan kekhawatirannya. Namun, Awan hanya tersenyum cuek dan memintanya untuk tidak perlu khawatir. Entah karena kalimat yang diucapkan Awan padanya atau cara penyampaian dan ketenangan yang ditunjukkan oleh Awan, membuat Andini merasa jauh lebih tenang dan merasa bisa mempercayai Awan. Roaaar! Cakar Hitam melompat ke depan dan tibat-tiba saja, ia sudah berubah wujud menjadi harimau besar dengan belang hitam di sekujur tubuhnya. Untuk bisa mengalahkan Awan, Cakar Hitam sudah bertekad untuk mengerahkan seluruh kekuatan dan berubah menjadi wujud terbaiknya. Cakar H

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 637

    Wajah Taring Hitam seketika memerah panas melihat sikap Andini yang dengan terang-terangan menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan seorang pria asing seperti Awan. Ia telah mengagumi Andini sejak lama, bagaimana ia bisa menerima, wanita yang disukainya bermesraan dengan pria lain tepat di depan hidungnya? Tidak peduli, apa pria itu dicintai Andini atau tidak. Bagi Taring Hitam, hanya dialah yang pantas menjadi pasangan Andini. Dia tidak habis pikir dengan sikap bodoh Andini, bagaimana ia bisa memilih seorang pria yang bukan apa-apa jika dibanding dirinya? Dia kuat dengan seluruh tubuh dipenuhi oleh otot-otot baja. Selain itu, dia adalah seorang pangeran dengan masa depan cerah. Bersamanya, Andini pasti akan jauh lebih bahagia. Bangsa harimau rata-rata memiliki tubuh yang besar dan berotot. Sehingga melihat tubuh Awan yang biasa, membuat Taring Hitam menilainya sebagai sosok yang sangat lemah. Dengan tatapan penuh kecemburuan dan kebencian, Taring Hitam akhirnya tidak bisa lagi menaha

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 636

    Tatapan Cakar Hitam menjadi dingin dan tidak lagi menunjukkan keramahan pura-puranya, "Cakar Putih, apa kamu tahu konsekuensi dari pilihanmu hari ini?" Sambil menekan rasa gugup dalam hatinya, Datuk Cakar Putih berusaha tersenyum tenang dan berkata, "Keputusan kami bersifat final dan anda bisa kembali." "Kamu?" Kilat kemarahan terbesit di mata Cakar Hitam dan tiba-tiba saja ia sudah menghilang dari tempat ia semula berdiri. Wus! Terlalu cepat! Datuk Cakar Putih terkesiap. Meski ia sudah menduga reaksi akhir dari Cakar Hitam. Namun, gerakannya terlalu cepat untuk bisa ia ikuti dan detik berikutnya, Cakar Hitam sudah muncul tepat di depan Datuk Cakar Putih dan melayangkan sebuah serangan yang tidak bisa ditahannya. Braaak. Datuk Cakar Putih tidak bisa menahan pukulan itu sepenuhnya dan membuatnya terbang membelah barisan pasukan di belakangnya. "Datuk Cakar Putih?" Pekik orang-orang tertahan dan terkejut melihat keberanian Cakar Hitam yang telah menyerang tetua mereka tepan dih

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 635

    Suasana di alam bangsa harimau tampak tegang dan semua penjaga perbatasan memasang wajah serius dan penuh waspada.Awan sengaja menyamarkan penampilannya dan mengeluarkan aura harimau yang ada di dalam tubuhnya dan membuat ia berhasil membaur dengan para penduduk bangsa harimau tanpa ketahuan. Setelah kedatangannya terakhir kali ke tempat itu, Awan memiliki memori yang sangat tajam tentang semua sudut tempat ini, yang memungkinkannya bisa berpindah kemanapun yang ia inginkan.Tidak lama setelah kedatangan Awan, rombongan Taring Hitam juga datang bersama ayah, para tetua dan juga puluhan prajurit terbaik bangsanya.Taring Hitam tampak tidak main-main dengan ancamannya. Hal itu, membuat gelisah bangsa harimau yang tinggal di Bukit Larangan.Para petinggi yang dipimpin oleh Datuk Cakar Putih tampak serius membahas masalah ini di aula tetua."Datuk, kita tidak bisa membiarkan mereka mendapatkan apa yang mereka mau. Bagaimanapun, raja sedang tidak ada di sini dan kita semua berkewajiban me

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 634

    Seminggu yang lalu, ada sekolompok orang asing yang datang ke Kampung Tuo. Anehnya, mereka melewati batas Kampung Tuo begitu saja dan ternyata, tujuan mereka adalah kampung mistis yang ada di Bukit Larangan, tempat di mana bangsa harimau tinggal. Kelompok ini dipimpin oleh seorang pemuda bernama Taring Hitam, putra dari raja harimau Cakar Hitam yang berasal dari gunung Medan. Tujuan mereka datang, karena Taring Hitam yang sudah cukup usia untuk menikah, menginginkan Andini sebagai istrinya. Meski mereka tahu bahwa Andini adalah pasangan yang disiapkan untuk raja. Hanya saja, bangsa harimau dari gunung Medan ini tahunya bahwa raja Gumara telah lama tiada dan tidak memiliki pewaris sama sekali. Hal itu, coba dimanfaatkan oleh Taring Hitam untuk mendapatkan Andini. Taring Hitam yang terpesona dengan kecantikan Andini, ketika berkunjung ke bukit Larangan beberapa tahun lalu, berniat menjadikan Andini sebagai miliknya dan begitu ia mencapai usia layak menikah, Taring Hitam langsung me

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 633

    Fikri dan Purnama yang semula berdebat, bahkan sampai berhenti dan tercengang mendengar wanita pujaan mereka dilamar oleh pria lain, tepat di depan mereka. Bagaimana mungkin mereka menerimanya?Jika pria lainnya, mungkin akan diam. Namun, mereka tidak mungkin bisa membiarkan ada lelaki lain merebut wanita yang mereka idamkan dari tangan mereka."Hei, bung! Apa maksudmu melamar dokter Nisa siang hari bolong begini?""Apa kamu tahu, siapa dokter Annisa? Sepuluh kamu, tidak bisa dibandingkan dengan seorang dokter Nisa.""Lebih baik kamu pergi dari sini! Atau kami akan memanggil satpam untuk mengusirmu."Ujar Fikri dan Purnama yang kali ini bisa kompak. Melihat reaksi keduanya, Awan cukup terkejut dan selanjutnya justru terkekeh geli. Ia melihat keduanya tidak ubahnya seperti badut yang sedang membuat pertunjukan.Awan melirik Annisa sekilas untuk menanyakan siapa mereka dan tampak balasan wajah jengah Anisa dan ketidakberdayaannya. Annisa membisikan identitas keduanya ke telinga Awan.

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 632

    Rumah sakit umum ASA.Meski terletak di lokasi terpencil karena berada di bawah kampung Tuo dan lokasi yang jauh dari kabupaten, ditambah akses jalan ke sana yang tidak selebar jalan kabupaten. Kenyataannya, rumah sakit ini memiliki fasilitas medis yang sangat lengkap dan tidak kalah dengan rumah sakit yang berstandar internasional sekalipun. Sebuah alasan yang membuat rumah sakit ini banyak dihuni oleh tenaga medis terampil dan membuat reputasinya cepat terkenal hingga ke berbagai daerah di ranah Minang. Ditambah, kepala rumah sakit dan sekaligus menjadi dokter spesialis bedah di sana merupakan seorang wanita berparas cantik dan terkenal dengan keramahannya, Dr. Annisa Azzahra, Sp.B.Meski terkenal dengan keramahannya, sebagai penanggung jawab rumah sakit, Dokter Nisa menerapkan standar tinggi bagi tenaga medis yang bekerja di rumah sakitnya. Semua itu tentu saja sepadan dengan gaji tinggi yang mereka terima selama bekerja di sana. Banyak yang memuji dan banyak juga pihak yang mera

  • GGAP 3 : THE LAST   BAB 631

    Setelah sekian lama, Awan kembali melihat tangis mama angkatnya tersebut. Namun kali ini, bukan tangisan yang membuatnya kehilangan kembali akal sehatnya. Itu adalah tangis kerinduan dan juga kebahagiaan. Tangis kerinduan seorang ibu yang telah lama tidak berjumpa dengan anaknya. Awan membiarkan Lina menumpahkan segala tangisannya dalam pelukan Amanda seraya memberi kode pada Amanda dan syukurnya, Amanda cukup peka dengan keadaan tersebut. Ada sekitar sepuluh menit lamanya, Lina menumpahkan tangis kebahagiaannya dalam pelukan Amanda. Sampai, Lina tersadar kembali dan mengurai pelukan mereka. "Maaf ya, nak. Tante terlalu sentimentil, kamu terlalu mirip dengan..." "Tidak apa-apa, ma." Sebelum Lina menyelesaikan kalimatnya, Amanda sudah lebih dulu menyelanya. Ia sekarang mengerti alasan Awan membawanya kemari dan Amanda sama sekali tidak keberatan untuk menggantikan posisi Renata untuk sesaat dan memberi kebahagiaan untuk ibunya Renata. Selama arwah Renata masih bersamanya dahulu,

DMCA.com Protection Status