Begitulah orang yang cerdas, setiap topik ada waktu dan momennya. Begitupun dengan sebuah bisnis, tidak bisa membicarakannya setiap saat, kapanpun ketika seseorang menginginkannya, terlepas sepenting apapun itu.
Bagi seorang yang berpengalaman, mereka tidak akan bicara bisnis dimana mereka harusnya sedang bersantai. Dan tidak akan pernah bercanda jika seandainya topik yang mereka bicarakan adalah sesuatu yang penting.
Disitulah posisi mereka sekarang, Awan mengutarakan niatnya untuk mendirikan tentang lembaga pengawas independen diperusahaannya dan mengajak Elena untuk bergabung dalam proyek tersebut.
"Bukankah sudah ada pengawas internal selama ini?"
"Memang! Tapi tidak ada yang bisa menjamin kenetralan mereka, karena bagaimanapun yang mereka awasi adalah rekan-rekan mereka sendiri nantinya. Akan berbeda cerita jika lembaga pengawas ini bersifat independen, sehingga tidak akan ada kepentingan apapun yang dapat mempengaruhinya. Penilai
"Baiklah, kalau begitu Aku akan menerima opsi kedua." Putus Elena.Tidak ada salahnya Elena mengambil opsi kedua. Dia bisa menempa pengalamannya lebih jauh di RA Grup dan disamping itu, Ia bisa lebih dekat dengan Awan. Entah kenapa, CEO tampan itu membuat Elena nyaman dan semakin penasaran tentang dirinya. Sedari Awal Ia masuk saja, Elena sudah memperhatikan semua tutur kata dan sikap Awan terhadapnya dan tidak ada satupun dari perkataan Awan yang coba merayunya, tidak seperti kebanyakan pria yang dikenalnya selama ini.Keduanya pun langsung bersalaman sebagai simbol kesepakatan diantara mereka. Setelah agak santai, Awan bertanya karena penasaran dengan cepatnya Elena memutuskan dan bahkan tanpa perlu waktu lama untuk mengambil keputusan, "By the way, kenapa anda begitu cepat memutuskan untuk menerima tawaran kedua?"Elena langsung tersenyum dan senyumya begitu manis dan memikat, "Karena saya hanya mau jadi Kinan dan tidak mau ada Lydia di
Topan teringat dengan suatu hal dan dia hampir saja melewatkannya, kebetulan itu ada hubungannya dengan bos besarnya. Jadi sebelum Awan keluar dari ruang VIP, Topan menahan langkahnya dengan bertanya, "Bos, apa anda sudah membaca berita hari ini?"Awan berhenti dan berbalik, dia memang belum sempat baca berita apapun hari ini. Karena Topan menanyakan hal ini, Awan pun jadi teringat dengan kejadian sehari sebelumnya, "Jika itu ada hubungannya dengan Gandi Permana, Aku tidak akan heran." Ucap Awan menebaknya.Topan terkekeh, "Tebakan anda benar sekali, Bos. Kediaman Gandi terbakar habis dini hari tadi. Menurut anggota kita dilapangan, ditemukan 6 mayat didalam rumah dan semuanya telah tewas. Mayat-mayat tersebut adalah Gandi, istrinya dan 4 orang pembantunya. Serta dua mayat penjaga yang tewas dengan beberapa luka tembak ditubuh dan bagian kepala.""Bagaimana dengan putrinya, Gina Permana?" Tanya Awan penasaran.Ia memang telah memberikan instruksi pada sal
"Serius? Bos yang anda minta itu adalah 100 anjing terliar Siberia? Hanya militer yang meminta jenis anjing jenis langka itu selama ini, itupun untuk pasukan khusus mereka?" Leviathan dibuat syok dengan permintaan Awan di telpon.Leviathan, salah satu mantan Seventh Devil memiliki hobi dengan memelihara Anjing-anjing langka. Setelah pensiun sebagai anggota Seventh Devil Klan Atmaja, Ia semakin menekuni hobinya untuk mengisi waktu dimasa pensiunnya. Bahkan Ia menjadi salah satu peternak dan pemasok anjing-anjing langka yang terkenal. Pelanggannya pun tidak main-main, militer dan para Taipan yang menginginkan anjing dengan type tertentu sebagai koleksi mereka.Biasanya anjing-anjing koleksinya didatangkan dari luar Negeri.Jelas saja, itu tidak dengan harga yang murah. Mengingat, Leviathan mendapatkan koleksi anjingnya dari seluruh dunia. Mendapat panggilan telepon dari Awan dan permintaannya yang gila, membuat keringat mengalir deras di kening Leviath
Setelah memastikan pesanannya sudah jelas dengan salah satu mantan Seventh Devil tersebut ditambah dengan beberapa catatan untuk pesanannya yang berikutnya, Awan bisa sedikit bernafas lega. Satu-satunya yang masih dimilikinya saat ini adalah sedikit waktu, firasatnya mengatakan jika Vino bukanlah awal bentrokan dengan aliansi 7 Naga ataupun The Shadow yang menjadi dalang dibelakang mereka. Karena itu Ia harus memulai persiapannya sedini mungkin dan rencana yang secermat mungkin. Beruntung bagi Awan, selama ini Ia telah terbiasa menjadi pemain dibelakang layar. Tinggal memainkan bidak yang tepat baginya untuk meraih kemenangan penuh. Tidak peduli seberapa kuat dirinya, jika yang dihadapinya adalah sebuah batu karang yang besar. Salah dalam menentukan langkah, Ia akan hancur. Tidak hanya dirinya, bahkan siapapun yang berhubung dengan dirinya. Saat ini Awan telah memiliki tujuh panglima perangnya sendiri sebagai pengganti Seventh Devil dijaman Kakeknya. Mereka m
Flash back kejadian siang tadi."Kalian- kalian sedang berkencan?"Elena yang mendapat sodoran pertanyaan langsung dari Calista langsung gugup, wajahnya bahkan langsung berubah kemerahan. Saat itu Elena bingung harus memberi jawaban seperti apa, disatu sisi Ia tidak ingin jika Calista akan mendahului upayanya dalam mendekati Awan. Apalagi setelah mengenal Awan secara langsung, Elena seakan ingin mengunci Awan menjadi miliknya. Tapi, tidak mungkin juga Elena mengatakan kalau mereka sedang berhubungan, karena Awan sedang ada disana. Bukankah Awan akan merendahkannya nanti jika Ia memberi jawaban seperti itu?Disisi lain, jika Elena menjelaskan tentang situasi yang sebenarnya, bukankah itu akan mengekspos siapa Awan yang sebenarnya? Kalau melihat dari cara Calista memanggil Awan, jelas kalau Calista belum mengetahui identitas Awan yang sesungguhnya."Kami sedang dalam urusan bisnis. Nona Elena mengalami masalah dengan mobilnya, kebetulan saya yang m
"Tidak kok Cal, Aku pake mobilnya bos Topan. Ia mau memodifikasi mobil barunya di bengkel kami. Bener kan Bos Topan?" Awan sedikit mengeraskan suaranya, karena kebetulan melihat Topan yang baru saja keluar dari ruangan VIP tempat Awan dan Elena makan sebelumnya.Topan jelas mendengar percakapan antara bosnya dan beberapa tamu wanita, karena Awan bersuara sedikit keras.Topan melihat beberapa wanita didekat Awan, dua diantara mereka memiliki kecantikan yang begitu menonjol layaknya bidadari. Satunya, jelas adalah Elena. Wanita cantik yang tadi makan siang bersama Awan dalam ruangan VIP. Sedang wanita satunya, memiliki kecantikan yang tidak kalah anggun dengan Elena. Topan belum mengenalnya, meskipun begitu Topan dapat menyimpulkan jika wanita cantik disebelah Elena tersebut pasti memiliki latar yang tidak kalah hebat dengan Elena.Sejenak, Topan dibuat melongo dan semakin kagum melihat betapa mudah bos gantengnya itu dekat dengan para bidadari ini.&nb
Dorrr Seorang pengawal langsung tewas dengan kepala berlobang, begitu Vino Jati menembakan pistol revolvernya ditengah dahi pengawal malang tersebung. Setelah membunuh salah seorang pengawalnya, tetap saja ketidakpuasan masih tergambar diwajahnya. "Bangsat! Bagaimana bisa kalian gagal membunuh seorang gadis biasa saja, huh?" Hardik Vino dengan tatapan penuh amarah menatap semua orang suruhannya. Hari ini Ia telah memerintahkan lebih dari 20 orang pengawalnya untuk menghabisi Gandi Permana dan seluruh anggota keluarganya, begitu Ia mendapati kabar jika Gandi telah menyetujui untuk menjual gedung tua di Menteng pada RA Grup. Padahal Ia telah tegas menyuruh Gandi untuk menghentikan transaksi tersebut. Kesal karena perintahnya tidak diindahkan oleh Gandi, Vino Jati tidak segan-segan menyuruh anak buahnya untuk melenyapkan Gandi beserta seluruh keluarganya. Begitulah seorang Vino Jati, Ia merupakan karakter antagonis yang
"Kalian lihat kapal kargo itu?" Tanya Haris 'Scorpio' sambil menunjuk salah satu kapal kargo besar dengan tujuan Singapura."Ya, bos.""Kalian serang orang-orang yang sedang membawa barang disana dan hancurkan semua barang yang akan mereka bawa. Baik itu yang telah naik keatas kapal, maupun di gudang dek A, tempat penyimpanan mereka. Paham?""Paham Bos.""Ingat! Jangan sampai ada jejak, singkirkan siapapun yang menghalangi." Ucap Haris terakhir kali sebelum sosoknya tiba-tiba menghilang dari pandangan anak buahnya.Setelah itu, 20 orang anak buahnya yang berseragam serba hitam bergerak ke arah dermaga dengan membawa rencana jahat bersama mereka.***Apin sedang minum segelas kopi dengan ditemani oleh Charles, kapten kapal dan beberapa ABK. Mereka sedang memantau dari kejauhan, para awak yang sedang bekerja memindahkan beberapa muatan dari dermaga ke atas kapal.Apin sendiri merupakan salah satu dari 10 pengawa