Setelah memastikan pesanannya sudah jelas dengan salah satu mantan Seventh Devil tersebut ditambah dengan beberapa catatan untuk pesanannya yang berikutnya, Awan bisa sedikit bernafas lega. Satu-satunya yang masih dimilikinya saat ini adalah sedikit waktu, firasatnya mengatakan jika Vino bukanlah awal bentrokan dengan aliansi 7 Naga ataupun The Shadow yang menjadi dalang dibelakang mereka. Karena itu Ia harus memulai persiapannya sedini mungkin dan rencana yang secermat mungkin.
Beruntung bagi Awan, selama ini Ia telah terbiasa menjadi pemain dibelakang layar. Tinggal memainkan bidak yang tepat baginya untuk meraih kemenangan penuh.
Tidak peduli seberapa kuat dirinya, jika yang dihadapinya adalah sebuah batu karang yang besar. Salah dalam menentukan langkah, Ia akan hancur. Tidak hanya dirinya, bahkan siapapun yang berhubung dengan dirinya.
Saat ini Awan telah memiliki tujuh panglima perangnya sendiri sebagai pengganti Seventh Devil dijaman Kakeknya. Mereka m
Flash back kejadian siang tadi."Kalian- kalian sedang berkencan?"Elena yang mendapat sodoran pertanyaan langsung dari Calista langsung gugup, wajahnya bahkan langsung berubah kemerahan. Saat itu Elena bingung harus memberi jawaban seperti apa, disatu sisi Ia tidak ingin jika Calista akan mendahului upayanya dalam mendekati Awan. Apalagi setelah mengenal Awan secara langsung, Elena seakan ingin mengunci Awan menjadi miliknya. Tapi, tidak mungkin juga Elena mengatakan kalau mereka sedang berhubungan, karena Awan sedang ada disana. Bukankah Awan akan merendahkannya nanti jika Ia memberi jawaban seperti itu?Disisi lain, jika Elena menjelaskan tentang situasi yang sebenarnya, bukankah itu akan mengekspos siapa Awan yang sebenarnya? Kalau melihat dari cara Calista memanggil Awan, jelas kalau Calista belum mengetahui identitas Awan yang sesungguhnya."Kami sedang dalam urusan bisnis. Nona Elena mengalami masalah dengan mobilnya, kebetulan saya yang m
"Tidak kok Cal, Aku pake mobilnya bos Topan. Ia mau memodifikasi mobil barunya di bengkel kami. Bener kan Bos Topan?" Awan sedikit mengeraskan suaranya, karena kebetulan melihat Topan yang baru saja keluar dari ruangan VIP tempat Awan dan Elena makan sebelumnya.Topan jelas mendengar percakapan antara bosnya dan beberapa tamu wanita, karena Awan bersuara sedikit keras.Topan melihat beberapa wanita didekat Awan, dua diantara mereka memiliki kecantikan yang begitu menonjol layaknya bidadari. Satunya, jelas adalah Elena. Wanita cantik yang tadi makan siang bersama Awan dalam ruangan VIP. Sedang wanita satunya, memiliki kecantikan yang tidak kalah anggun dengan Elena. Topan belum mengenalnya, meskipun begitu Topan dapat menyimpulkan jika wanita cantik disebelah Elena tersebut pasti memiliki latar yang tidak kalah hebat dengan Elena.Sejenak, Topan dibuat melongo dan semakin kagum melihat betapa mudah bos gantengnya itu dekat dengan para bidadari ini.&nb
Dorrr Seorang pengawal langsung tewas dengan kepala berlobang, begitu Vino Jati menembakan pistol revolvernya ditengah dahi pengawal malang tersebung. Setelah membunuh salah seorang pengawalnya, tetap saja ketidakpuasan masih tergambar diwajahnya. "Bangsat! Bagaimana bisa kalian gagal membunuh seorang gadis biasa saja, huh?" Hardik Vino dengan tatapan penuh amarah menatap semua orang suruhannya. Hari ini Ia telah memerintahkan lebih dari 20 orang pengawalnya untuk menghabisi Gandi Permana dan seluruh anggota keluarganya, begitu Ia mendapati kabar jika Gandi telah menyetujui untuk menjual gedung tua di Menteng pada RA Grup. Padahal Ia telah tegas menyuruh Gandi untuk menghentikan transaksi tersebut. Kesal karena perintahnya tidak diindahkan oleh Gandi, Vino Jati tidak segan-segan menyuruh anak buahnya untuk melenyapkan Gandi beserta seluruh keluarganya. Begitulah seorang Vino Jati, Ia merupakan karakter antagonis yang
"Kalian lihat kapal kargo itu?" Tanya Haris 'Scorpio' sambil menunjuk salah satu kapal kargo besar dengan tujuan Singapura."Ya, bos.""Kalian serang orang-orang yang sedang membawa barang disana dan hancurkan semua barang yang akan mereka bawa. Baik itu yang telah naik keatas kapal, maupun di gudang dek A, tempat penyimpanan mereka. Paham?""Paham Bos.""Ingat! Jangan sampai ada jejak, singkirkan siapapun yang menghalangi." Ucap Haris terakhir kali sebelum sosoknya tiba-tiba menghilang dari pandangan anak buahnya.Setelah itu, 20 orang anak buahnya yang berseragam serba hitam bergerak ke arah dermaga dengan membawa rencana jahat bersama mereka.***Apin sedang minum segelas kopi dengan ditemani oleh Charles, kapten kapal dan beberapa ABK. Mereka sedang memantau dari kejauhan, para awak yang sedang bekerja memindahkan beberapa muatan dari dermaga ke atas kapal.Apin sendiri merupakan salah satu dari 10 pengawa
Pertempuran berlangsung sengit, para petarung klan Atmaja jelas adalah petarung yang sudah terbiasa dengan perkelahian. Namun melihat dari situasi yang terjadi sekarang, pertempuran berlangsung dengan begitu alot. Unggul jumlah petarung tidak semata membuat kelompok Apin bisa memenangkan pertempuran dengan mudah, berulang kali mereka sampai terdesak. Sampai Apin berhasil mematahkan perlawanan salah satu pimpinan dari kelompok penyerang, kemenangan itupun tidak didapatnya dengan mudah. Sudut bibir Apin tampak mengeluarkan darah segar akibat terkena serangan lawan. Setelah itu, Ia pun membantu anak buahnya untuk menjatuhkan lawan satu demi satu. Sebelas anak buah Apin tidak sadarkan diri, sementara lainnya mengalami luka-luka. Beruntung mereka menang dari segi jumlah, jika tidak! mungkin hasilnya akan lain. Melihat kenyataan itu, anak buah Apin berkomentar, "Siapa mereka ini Bos? Mereka bukan petarung biasa, mereka sangat terlatih. Apa mungkin ini kelompok bawah tanah
Topan membawa sembilan pengawal terkuatnya dan puluhan anak buah terkuat lainnya, begitu Ia mendapat kabar darurat dari Charles.Kapten kapal itu bergerak cepat menghubungi Topan, ketika Scorpio datang. Charles mungkin bukan seorang patarung, tapi Ia dapat melihat jika pemuda misterius yang datang diakhir pertempuran itu adalah lelaki yang kuat. Ia dapat mengetahui melihat dari reaksi tubuh Apin yang menegang, karena itu Ia cepat menghubungi nomor kontak yang diberikan oelh Apin sebelum pergi.Meski Topan langsung bergerak begitu mendapak panggilan panik dari Charles, tapi tetap saja kedatangannya sudah sangat terlambat. Dermaga yang menjadi tanggung jawabnya sudah terbakar hebat, berikut dengan gudang penyimpanannya.Topan dan seluruh anak buahnya dengan cepat menyisir area pinggiran dermaga, mereka semua dibuat terbelalak ngeri begitu mendapati jasad Apin dan seluruh anak buahnya sudah tewas dengan kondisi sangat menggenaskan.Darah Topan langsung mendi
Tubuh Charles bahkan kembali gemetar hebat ketika mengingat proses terjatuhnya kepala Apin ke tanah dengan tubuh yang masih berdiri, darahnya yang muncrat keluar dengan begitu banyaknya sebelum tubuh Apin jatuh ke tanah. Seluruh anak buah Apin emosi ketika melihat Apin dibunuh dengan kejam, mereka menyerang bersama-sama. Tapi tidak satupun dari mereka yang bisa menjatuhkan Scorpio, bahkan sehelai rambutnyapun. Tidak lama, satu demi satu dari mereka pun dibantai dengan cara yang sama. Tidak ada satupun yang terlewatkan, Scorpio tampak seperti iblis yang begitu menikmati setiap pembataian yang dilakukannya. "Ka-kami beruntung bisa selamat, karena bersembunyi di salah satu kontainer di dek B." Ucap Charles mengakhiri kesaksiannya. Kening Topan berkerut tajam, memikirkan bagaimana musuh melakukan semua tindak kejinya, mau tidak mau Topan haruis mengakui kemampuan lawannya. Apin adalah salah satu juara bawah tanah, satu diantara sepuluh orang petarung andala
"Bos Awan. Kita ada masalah." Suara Topan sedikit gemetar ketika bicara di Telpon. Ia merasa malu untuk melaporkan hal ini pada bos besarnya, tapi Ia tidak memiliki pilihan lain. Topan bahkan sudah bersiap jika seandainya Awan akan menyalahkan dan menghukumnya karena gagal menjaga dermaga pengiriman RA Grup yang menjadi tanggung jawabnya.Diseberang Telpon Awan tampak berpikir sejenak, lalu Ia berkata, "Dermaga kita diserang?" Tebak Awan langsung.Satu-satunya potensi besar yang bisa membuat seorang Topan terdengar tidak berdaya, pastinya berhubungan dengan Dermaga. Restonya jelas tidak mungkin, karena sudah ada orangnya Dian Kesuma yang membantu Topan mengoperasikannya sampai Ia bisa mengoperasikannya sendiri. Proyek markas Anjing tidak belum yang perlu dikhawatirkan dari sana, karena ada Ir. Arif yang sedang membangun markas anjing yang direncanakannya. Disamping itu, pengawasan pembangunannya juga dipantau oleh Awan.Topan sendiri terkejut ketika Awan bisa la