Militer seharusnya memiliki peralatan yang sangat canggih di negara ini, namun mengingat semua perangkat canggih yang mereka miliki menjadi tidak berguna disana, maka salah satu atau bakan kedua kelompok yang sedang berknflik didalam sana telah selangkah lebih maju dari militer dan pemerintahan.Menyadari hal itu sekarang, membuat raut wajah Tobias berubah muram.Tobias hanya bisa membuang napas kesal dan tanpa ia sadari itu adalah pekerjaannya Rose yang sedang bekerja dalam salah satu ruang khusus di Villa Nirwana.Ia telah meretas semua perangkat CCTV dan elektronik apapun di seluruh area kediaman Sanjaya, Rose bahkan juga bemblokir akses dari satelit yang dapat menangkap kejadian diseluruh area kediaman Sanjaya.Rose sebelumnya sudah curiga dengan rencana musuh yang sengaja mengundang banyak wartawan, namun sengaja tidak mengijinkan mereka untuk masuk ke dalam kediaman Sanjaya untuk mengabadikan momen pernikahannya Hadi dan Angel.Lagian, tidak mungkin mereka bisa menyembunyikan be
Melihat Father dan Hilda memasuki medan perang dan menghadapi Awan, Hadi yang telah lama menanti, melihat ini adalah kesempatan terbaiknya untuk dapat menuntaskan dendamnya terhadap Awan.Hadi bersama dengan 10 orang anak buah terbaiknya bersiap dan menunggu kesempatan yang tepat untuk dapat langsung menjatuhkan Awan dalam sekali serang. Tatapannya berkilat dan menyimpan niat busuk yang sangat licik. Awan sudah terlalu lama menjadi sandungan besar dalam kehidupannya. Pertama, kemunculan Awan dalam keluarganya telah merampas posisi pewaris utama dari tangannya. Tidak hanya berhenti sampai disitu, ayahnya bahkan secara terang-terangan menunjukkan keberpihakkannya pada Awan dengan memberikannya bekas perusahaan Wijaya yang sekarang telah diubah nama menjadi RA Corporation.Selanjutnya, Awan bahkan secara terang-terangan merampas Angel dari tangannya. Seharusnya Angel adalah miliknya dan akan selalu begitu. Dihari pertama Awan ditunjuk oleh Ayahnya sebagai pewarisnya, saat itu juga Awan
Namun sebelum itu, Awan harus sedikit lebih memeras otaknya untuk menghadapai dua lawan kuat didepannya itu sekaligus. Apalagi mereka setingkat lebih kuat dari lawan terkuat yang pernah dihadapinya selama ini."Kamu yakin dengan penilaianmu anak muda?" Tanya Gumara yang tiba-tiba bersuara melalui telepati mereka."Hehehe, selain inyiak tentunya." Bathin Awan segera meralat.Benar, inyiak adalah satu-satunya makhluk yang belum pernah bisa dikalahkannya. Meski Awan sudah menggabungkan kekuatannya dengan Huo sekalipun. Justru karena itulah, Awan terlihat percaya diri dengan dua musuh yang ada dihadapannya."Bagaimana kalau kita mencobanya denganmu dulu, pak tua?" Ucap Awan membalas kalimat Father sebelumnya."Sepertinya kamu tidak akan mengerti apa itu arti 'yang lebih lemah tidak akan pernah mengalahkan yang kuat'. Baiklah, aku akan mengajarimu apa arti kalimat itu dengan jelas, bocah."Father melompat ke depan dan langsung menerkam Awan dari atas udara. WoshhhDuaaarrr.Ketika ia meng
Hilda seketika menyipitkan mata dan mengarahkannya pada Awan."Sudah kuduga, kita salah karena menganggapnya lemah tanpa sosok mistisnya. Dia ternyata memiliki senjata andalan sendiri yang membuatnya bisa terlihat percaya diri seperti ini." Balas Hilda pelan."Kenapa? Apa kalian berencana untuk menikah setelah ini? Sampai harus berbisik-bisik seperti itu? Aku kok risih melihat orang tua macam kalian pacaran disini? Jangan bilang kalau kalian sedang puber." Ujar Awan mengolok keduanya.Sontak wajah Hilda memerah, belum pernah dalam hidupnya ada yang berani bicara selancang ini padanya."Kamu mencari kematianmu, bocah!" Teriaknya marah.Seketika, pancaran intent begitu kuat keluar dari tubuh montoknya dan dalam sekejap mata, tubuhnya sudah menghilang ke udara."Sial, aku memancing emosi orang yang salah!" Gumam Awan terkesiap. Ia lebih suka jika yang emosian seperti itu adalah lelaki disebelah Hilda dan tidak menyangka jika wanita seperti Hilda justru akan lebih mudah tersinggung.Woss
Segera setelah itu, puluhan bayangan bergerak cepat menyergap Awan yang sedang berusaha memulihkan kondisinya.Awan terkesiap, terkejut mendapati banyak pancaran aura membunuh yang berasal dari arah belakangnya.Angel yang melihat itu dari kejauhan, merasa sangat khawatir."Awan, Awas!" Teriaknya coba mengingatkan. Meski suaranya tidak mungkin akan terdengar, mengingat bising seluruh aula dengan suara pertarungan.Angel tidak bisa menutupi rasa khawatir dalam hatinya, ia khawatir jika orang-orangnya Hadi akan dapat mencelakai Awan saat itu.Tanpa disadari oleh Hadi, Awan ternyata sudah menebak rencana seperti ini dari saudara tirinya itu sebelumnya. Ia justru tidak bergeming dan diam seperti orang yang sedang bersiap menunggu kematiannya.Gemuruh suara serangan seperti badai akan segera menyapu Awan, gabungan serangan itu akan dapat membuat cidera seorang grandmaster sekalipun jika nekat menerima serangan seperti itu bulat-bulat.Semua orang mengira jika Awan sedang cidera parah, sehi
Seluruh lengan kanannya dipelintir dengan begitu kuat, sampai membuat bagian tulang, daging dan kulitnya berputar 360 derjat. Tidak berhenti sampai disitu, begitu tulang penghubung dilengan Hadi remuk, Awan dengan sangat kejam mencabut lengan Hadi sampai terlepas dari tubuhnya.Crroot croottDarah Hadi bahkan tampak hidup ketika muncrat keluar dari bagian lengannya yang telah putus."Aaarrggghhh..." Hadi melolong kuat seperti hewan sekarat yang sedang disembelih."Itu untuk tangan yang telah berani menyakiti wanita yang ku sayangi." Ujar Awan dengan emosi yang begitu dalam.Angel yang melihat kejadian mengerikan itu dari kejauhan, sempat menutup matanya sejenak lalu memberanikan diri untuk melihatnya lebih jauh. Itu sangat sadis jika dinilai dari kacamata normal, tapi mengingat Awan melakukan kesadisan itu demi menegakkan keadilan untuk dirinya. Hati Angel tiba-tiba merasa hangat, Awan bahkan secara terang-terangan menyebut dirinya sebagai wanita yang disayanginya.Angel merasakan per
Pertarungan sudah hampir mendekati puncaknya dengan bergabungnya dua orang petinggi the Shadow ke dalam pertarungan. Meski sampai detik itu, madam Gao masih terlihat begitu tenang menikmati semua pertarungan yang terjadi di sekitarnya. Entah apa yang sedang dipikirkan oleh nenek tua ini, namun sepertinya ia masih tenang untuk menunggu semua potensi dalam diri Awan keluar dan baru akan mengambil tindakan? Tidak ada yang benar-benar tahu apa rencana yang sedang disiapkannya. Namun yang jelas, matanya tidak pernah lepas memantau setiap pergerakan Awan diatas lapangan.Sementara itu, Batara Pitaloka bersama para petinggi lainnya dan termasuk wakil presiden Divisi Zero juga sudah datang dan berkumpul di gerbang terdepan kediaman Sanjaya.Ekspresinya sudah jauh lebih cerah saat ini, itu karena presiden Divisi Zero sudah keluar dari pertapaannya. Meski ia tidak ada disana bersama mereka, karena harus membutuhkan waktu untuk menstabilkan kultivasinya setelah pertapaan yang cukup panjang. P
Tobias cukup merasa terhibur dengan kata-kata Batara, karena itu ia mengangguk dan mengambil sikap patuh, "Siap, laksanakan jenderal.""Bagus, sekarang tangkap siapapun yang keluar dari dalam kediaman Sanjaya. Tidak peduli dari pihak manapun mereka berasal. Keadilan harus ditegakkan tanpa pandang bulu.""Siap, jenderal." Jawab semua orang kompak....Kembali pada pada pertempuran yang sedang terjadi di dalam aula kediaman Sanjaya.Setelah berhasil membuat Hilda mengecap asap beracunnya, Awan berniat memainkan kartu terakhirnya untuk menghadapi keduanya sekaligus. Untuk itu, ia harus mempertaruhkan seluruh kemampuan yang dimilikinya. Apalagi, dengan tidak adanya Huo dan Gumara dalam dirinya, yang saat itu sedang bertarung dengan masing-masing lawan mereka.Awan sempat menjadi ragu sejenak, karena musuh utama yang paling diwaspadainya masih duduk santai dan belum memasuki pertempuran. Kondisi ini sangat rumit dan bahkan ia tidak berani untuk memprediksi bagaimana hasil akhirnya nanti.