Saat Awan dan Vannesa keluar dari lift, Ia dapat melihat seorang pria sedang duduk di lobby tamu perusahaan dengan penampilan perlente lengkap dengan jas armani yang menandakan kelasnya sebagai seorang manajer dealer terkemuka dan disebelahnya duduk seorang asisten wanita memegang beberapa dokumen ditangannya.
Pria itu sendiri langsung berdiri begitu melihat Awan yang saat itu baru saja keluar dari lift. Mungkin Zack sudah memberitahu tentang ciri-ciri Awan sebelumnya, sehingga saat melihatnya pertama kali Ia langsung dapat mengenalinya.
"Pak Saktiawan." Sambutnya sambil menunduk hormat dengan diikuti oleh asisten wanita disampingnya.
"Pak Panjul yah?" Balas Awan hangat sambil menyalaminya dan juga sang asisten wanita.
"Iya, Pak. Saya kesini mengantar kendaraan untuk bapak." Ucapnya ramah.
Awan mengajak Panjul dan asistennya pindah ke lobby dibagian dalam yang lebih private, karena saat itu banyak karyawan yang melirik mereka dari kejauhan
"Oh, tentu saja. Kami tidak akan membuang waktu berharga anda." Panjul langsung melipat senyumnya, Ia tidak menyangka jika Vannesa memiliki karakter yang tegas dan sulit untuk disentuh, "Vanny." Panggil Panjul meminta asistennya untuk mengeluarkan dokumen serta box hitam yang dibawanya.Vanny segera mengeluarkan beberapa dokumen dan juga box dengan desain mewah yang berisikan set kunci Lamborghini Serra. Lalu mereka menandatangani beberapa dokumen transaksi sebelum akhirnya Vanny menyerahkan kunci dan dokumen kepemilikan lamborghini pada Awan.Tidak sampai sepuluh menit, transaksi itupun sudah selesai. Sebenarnya, Panjul mengusulkan agar Awan mengecek mobilnya terlebih dahulu bersama mereka. Tapi pria ganteng tersebut menolaknya, "Saya percaya anda tidak mungkin akan merusak mobil saya." Kata Awan setengah bercanda.Karena memang kenyataannya, perusahaan besar seperti lamborghini tidak mungkin mengirim kendaraan mereka secara asal-asalan, pastinya te
Kini, Vannesa pun menjadi grogi ketika melihat Awan yang duduk anteng disebelahnya. "Ayo berangkat, tunggu apalagi?" Tanya Awan santai karena Vannesa masih belum melakukan apa-apa dan bahkan belum menghidupkan mobilnya. Ia tidak tahu, kalau wanita bermarga Lee tersebut sedang sibuk menenangkan debar didadanya. "Ehmn, ba.baik." Ucap Vannesa gugup. Tangannya bahkan sedikit gemetar ketika menstarter mobil. Ketika mobilnya menyala, raungan mesin V12nya mampu membuat setiap orang yang mendengarnya terpukau kagum, tidak terkecuali Vannesa yang berada didalamnya. "Vannesa, rileks." Ucap Awan dengan senyum tipisnya yang menenangkan. Ia tahu kalau Vannesa sedang gugup melihat dari reaksinya. "Iya, pak presiden. Ini pertama kalinya saya mengendarainya." Kata Vannesa beralasan untuk menutupi kegugupannya. "Its okay, sakarang mari kita jalan." Kata Awan memberi perintah. Mungking karena belum terbiasa, mobil sedikit meloncat ketika Vannes
Gandi, direktur utama Gandi Advertising saat itu sedang melihat layar monitor didepannya yang sedang menampilkan video live di lobi perusahaannya. Ia langsung memeriksa tampilan CCTV di pcnya begitu mendapat kabar dari front officenya kalau perwakilan RA Corporation datang menemuinya. Semula Ia hendak menolak mentah-mentah perwakilan dari RA Grup tersebut, jika saja matanya tidak melihat kearah Vannesa sebelumnya. Pria berusia 50an dan berperut buncit tersebut tertegun beberapa saat lamanya. Begitu melihat kecantikan Vannesa, Gandi pun jadi berubah pikiran. Tiba-tiba seringai jahat terukir diwajahnya, karena itu Ia menyuruh front officenya untuk menyuruh keduanya pergi ke lantai atas untuk menemuinya. Front Office yang bernama Cindy itupun pada akhirnya dengan terpaksa membawa Awan dan juga Vannesa ke ruangan bosnya dilantai atas. Ia sudah menduga apa yang ada dalam pikiran bosnya saat Ia mendapat perintah untuk menyuruhnya
Vannesa tidak menyadari seringai mesum diwajah Gandi Permana, karena saat itu Ia mulai merasakan keanehan dalam tubuhnya. Suhu tubuhnya tiba-tiba memanas dan kepalanya mulai sedikit pusing, Vannesa mengira reaksi tersebut diakibatkan karena faktor kelelahan.Seakan tidak mau membuang waktu lebih lama, Vannesa langsung membahas bisnis mereka. Jujur, Ia merasa tidak nyaman berada lama-lama dalam ruangan tersebut bersama Gandi, walau ada Cindy, karyawan Gandi yang menemani mereka."Jadi, apa maksud anda dengan tiba-tiba merubah nilai jual gedung tua menteng? Bukankah Anda sendiri yang menyepakati harga tersebut dengan pihak kami sebelumnya?" Tanya Vannesa tanpa basa-basi sama sekali sekaligus sebagai ungkapan rasa tidak senangnya dengan cara berbisnis Gandi yang jauh dari etika profesionalisme.Gandi terkekeh ringan tanpa merasa bersalah sama sekali, "Tentu saja bisa, saya yang punya gedung maka sayalah yang berhak menentukan harganya, hehehe."Vannesa langs
"Hmn, saatnya kita berpesta cantik!" Ujar Gandi yang sudah konak berat.Bagi Gandi yang sering menggunakan pil biru tersebut untuk menaklukan banyak gadis incarannya, reaksinya bagai obat kuat. Saat ini, nafsunya sudah penuh sampai ke ubun-ubun dan menuntut penyaluran. Berulang kali Gandi meneguk Saliva ketika melihat Vannesa yang menggeliat tidak berdaya diatas sofanya.Gandi pun mulai melepas pakaiannya sendiri dan hanya menyisakan celananya. Ia melirik Cindy sejenak lalu mengecup bibir front officenya tersebut sebagai rasa terimakasih karena telah membawakan wanita secantik Vannesa untuknya.Ia menampar dan meremas pantat Cindy, "Setelah ini Aku akan bermain denganmu, cantik." Lalu beralih mendekati Vannesa.Cindy hanya tersenyum tipis dan terlihat terpaksa. Jika bukan karena ia butuh pekerjaannya saat ini, Ia tidak akan sudi disentuh oleh bandot tua berperut buncit tersebut. Dan Ia pun tidak berharap Gandi akan menyentuhnya setelah puas denga
"Gandi permana yah?" Awan berkata datar sambil matanya menyipit menatap ke arah Gandi."Rupanya anda cukup punya nyali untuk menantang RA Grup dan bahkan coba melecehkan salah satu petingginya." Lanjut Awan dengan nada dingin.Gandi yang sudah menyaksikan langsung korban kekejaman Awan, merasa begitu ketakutan, sekarang Ia baru mengerti apa yang namanya penyesalan. Dia sekarang tidak lagi memiliki keberanian untuk menegakkan kepalanya dengan sombong seperti biasanya. Dengan terbata Ia menjawab, "To.tolong maafkan saya. Sung.sungguh saya tidak berani. Ini semua hanya kesalahpahaman.. Sa.saya..""Kesalahpahaman?" Sela Awan dengan senyum sinisnya, Ia menunjuk Vannesa yang saat itu tersiksa dengan nafsunya, "Coba jelaskan kesalahpahaman seperti apa yang anda maksud? Jika saya terlambat sedetik saja, hanya Tuhan saja yang tahu apa yang akan anda lakukan pada wakil CEO saya."Duar..Bagai mendengar petir disiang hari, jantung Gandi seakan meledak karena
Melihat penderitaan Vannesa yang seperti itu saja sudah membuah emosi Awan mendidih.Awan dengan cepat mengunci beberapa titik meridian ditubuh Vannesa untuk menghilangkan kesadarannya dan mencegah gadis tersebut dari tindakan yang lebih memalukan dirinya. Selanjutnya berbalik kearah Gandi dan menatapnya dengan tatapan tanpa ampun lagi. Bagi Awan, bandot tua itu sama saja sudah tamat karena berani bermain api dengannya.Melihat tidak ada lagi peluang untuknya bernegosiasi, Gandi pun terpaksa harus mengeluarkan kartu terakhirnya. Paling tidak Ia harus berjuang untuk peluang terakhir hidupnya, "Pak Saktiawan.. tidak-tidak, Tuan Saktiawan.."Ucap Gandi merendah serendah mungkin, "Saya mohon, anda tidak harus mengambil nyawa saya untuk kesalahan seperti ini..""Anda memohon untuk nyawa anda dan berharap saya mau memaafkan anda atas kejadian ini?" Awan tertawa dingin, "Hmn, Pak tua, bahkan jika anda punya 10 nyawa sekalipun tidak akan cukup untuk menyelamatkan hidup a
Saat Topan datang ke kantor Advertisingnya Gandi, hari sudah sore dan karyawan sudah pada pulang. Jadi tidak ada yang tau apa yang sedang terjadi dilantai atas, ruangannya Gandi.Topan datang dengan membawa 10 orang anggota terbaiknya yang selama ini selalu menjadi andalannya. Seperti reputasinya, Topan dan anak buahnya datang dengan rasa percaya diri yang tinggi.Seperti yang diucapkan oleh Gandi melalui telpon, jika pengacau tersebut hanya datang seorang diri. Sepuluh orang petarungnya sudah lebih dari cukup mengatasi berandalan tersebut.Lagian siapa yang tidak kenal dengan 10 orang pengawal Topan yang termasyur?Mereka yang dikumpulkan Topan adalah para petarung handal dan para juara dari arena tarung bebas bawah tanah dan mereka selalu memenangkan setiap pertarungan yang terkenal brutal dan tanpa aturan tersebut. Dengan reputasi itu saja, Topan sudah bisa melenggang bebas di Ibu Kota dan di kenal sebagai satu dari lima penguasa dunia bawah tana
"Guysss, kangeenn." "Iya, gue juga kangen ma kalian semua." "Hmn, tidak terasa waktu lima tahun begitu cepat berlalu." "Iya, gue sudah gak sabar menunggu seminggu lagi. Rasanya, kalendernya pengen gue sobek biar bisa segera bertemu kalian semua." Dalam video call tampak 7 orang, yang terdiri dari lima wanita dan dua pria saling melepas rindu satu sama lain. Suasana tampak begitu ceria dan penuh kehangatan. "Novi, dari tadi diam aja. Mentang-mentang sebentar lagi mau jadi jaksa." "Iya, kah? Pantesan Shiren dari tadi juga ikutan kalem banget, gak kayak biasanya." "Loh, Siska, lu gak tahu kalau Shiren sebentar lagi bakal jadi 'ibu' jaksa?" "Vebyyy, ember deh." "Hahaha, orangnya ngamuk. Biar yang lain pada tahu, Ren." "Tapi, gak gitu juga kali! Ah, lu juga sih. Jadi, gak surprise kan." "Hem-hem, jadi cinta lama bersemi kembali nih ceritanya." "Hahaha, lagian siapa yang bisa menolak pesona seorang jaksa sih?" "Ih, jadi karena itu Novi bawaannya kalem sekarang." "Hahaha, tidak
Keesokan harinya.Itu adalah hari yang dipenuhi kesedihan dalam klan Sanjaya. Madam Chiyo memimpin acara pemakaman hari itu. Ribuan orang dari klan Sanjaya dan klan Atmaja memadati hampir seluruh area pemakaman. Pemakaman seluas dua puluh hektar tersebut, tampak menjadi lebih kecil karena saking banyaknya orang yang hadir untuk menghadiri acara pemakaman masal hari itu.Mereka yang hadir disana hanya dari klan Sanjaya dan Klan Atmaja saja, dan beberapa lainnya dari kenalan terdekat mereka. Sesuai ramalan nenek Chiyo sebelumnya, pertempuran sehari sebelumnya telah menelan banyak korban nyawa. Jadi sangat wajar, semua orang tampak begitu sedih dan merasa kehilangan dengan banyaknya korban yang berjatuhan. Tidak termasuk orang-orang Sanjaya yang berkhianat, karena mereka semua di urus oleh pihak divis zero dan militer.Saat semua orang sedang berduka, sekelompok orang baru datang meminta ijin pada penjaga yang berjaga di luar gerbang pemakaman. Sekelompk orang ini dipimpin oleh pange
Saat ia melangkah semakin jauh ke dalam alam jiwa Awan, ia menemukan sebuah tempat yang sangat gelap. Itu adalah satu-satunya tempat yang belum dilewatinya, Renata merasakan perasaan yang sangat kuat, jika Awan berada didalam sana. Renata coba mendekati tempat itu. Benar saja, ia mendapati Awan berada di dalam sana dalam keadaan terbelenggu. Lebih tepatnya, ia telah membelenggu kesadarannya sendiri. Kehilangan Angel dan juga bayi mereka, membuat pukulan yag sangat besar bagi mentalnya. Awan merasa semua itu adalah kesalahannya, karena itu ia menghukum dirinya sendri dan telah siap mati demi menebus kesalahannya tersebut. Renata ingin masuk ke dalam sana. Hanya saja, tempat itu seperti menolak kehadirannya. Renata coba berteriak sekeras yang ia mampu, namun suaranya tidak bisa tembus ke tempat Awan berada. Tidak peduli, sekeras apapun Renata berusaha. Renata menangis disana, sambil terus memanggil nama Awan. Ia tidak tahan melihat Awan menyiksa dirinya sendiri dengan menanggung s
Selain itu, ia juga telah berikrar untuk menanti Awan saat terakhir pertemuan mereka. Tapi hanya sebatas itu, tidak ada pernyataan yang menunjukkan bahwa hubungan mereka lebih dari sekedar teman.Annisa dengan malu-malu menjawab, "Kami... hanya sekedar teman dan kebetulan berasal dari kampung yang sama.""Oh." Gumam Amanda singkat. Meski tampak ragu dengan jawaban itu, karena Annisa tampak berpikir lama sebelum menjawabnya. Namun, Amanda tidak menampik kalau ia merasa lega setelah mendengar hal itu langsung dari mulut Annisa."Kalau kamu... Kamu ada hubungan apa dengan Awan? Bagaimana bisa kamu membawanya dan datang dengan cara yang 'mengejutkan' seperti tadi?"Giliran Amanda yang jadi salah tingkah dengan pertanyaan balik Annisa. Ia bingung bagaimana harus menjelaskan hubungan mereka. Keluarganya dan Ayah Awan jelas sudah membuat kesepakatan atas pertunangan mereka dan sampai detik ini ketika melihat seluruh perkembangan Awan dan juga menyaksikan kekuatannya, Amanda tidak memungkiri
30 menit sebelumnya.Amanda tidak mengerti alasan kenapa dokter wanita berkerudung di depannya itu, sampai bisa memegang segel terakhir dalam tubuh awan.'Apa hubungan Awan dengannya?'Ketika melihat betapa khawatirnya wanita yang di name tagnya itu tertulis nama 'Annisa Azzahra' tersebut pada Awan, membuat Amanda bertanya-tanya, jika hubungan keduanya pasti bukan sekedar hubungan biasa.Butuh waktu yang sangat lama bagi mereka, sampai akhirnya segel dalam tubuh terlepas. Proses tersebut pasti tidak mudah, karena begitu segel tersebut terlepas sepenuhnya dari dalam tubuh Awan, dua energi yang sebelumnya masih berada di dalam tubuh Awan, jadi menghilang sepenuhnya.Pastinya itu sangat melelahkan, terutama bagi Annisa. Tubuhnya tampak berkeringat dan pijakannya beberapa kali tampak goyah. Meski begitu, ia terlihat tidak ingin menyerah sedikitpun dan tetap berjuang untuk menyelesaikannya. Amanda juga tidak mengerti bagaimana cara Annisa melakukannya. Karena yang tampak di matanya, Annis
Mendengar pertanyaan itu, Kelvin hanya bisa tertawa pahit, "Sayangnya tidak bisa.""Kakak, apa itu artinya kami tidak akan pernah bertemu denganmu lagi?" Tanya Charlote syok.Ternyata itu adalah hari terakhir mereka bisa bertemu dengan Kelvin Sanjaya.Kelvin kembali hanya sebentar, untuk membantu Awan terakhir kalinya. Setelah itu, ia mempercayakan masa depan klan Sanjaya ditangan anaknya. Meski begitu, tidak nampak sedikitpun keraguan atau kekhawatiran di wajah Kelvin. ...Berkat campur tangan divisi zero dan juga militer, semua kekacauan tersebut berhasil di sembunyikan. Selanjutnya, peta penguasa di negeri ini pun mengalami perubahan yang sangat besar, setelah tujuh keluarga naga dikeluarkan setelah bukti keterlibatan mereka dengan organisasi ilegal the shadow begitu jelas, selanjutnya tujuh keluarga naga ini dimasukkan ke dalam daftar hitam dan tentu saja harus menerima hukuman sesuai hukum yang berlaku. Aset mereka disita sepenuhnya oleh negara, meski itu hanya berlaku untuk di
"Kakak, apa yang terjadi padamu sebenarnya" Tanya Charlote heran."Tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang apa yang terjadi padaku, dik. Sekarang, keluarga ini butuh kamu. Aku sudah mewariskan posisiku pada Awan, dialah yang bertanggung jawab terhadap keluarga kita di masa depan. Karena itu, aku butuh kamu untuk membimbingnya."Begitu mendengar Kelvin menyinggung tentang Awan, Charlote baru sadar jika sedari tadi ia tidak melihat ada Awan di sana."Sekarang Awan dimana? Kenapa Aku tidak merasakan keberadaannya?"Kelvin tersenyum tipis dan berkata, "Ia berada di tempat yang aman. Nanti, kamu dapat bertanya pada paman Abimana dimana Awan. Sekali lagi, aku butuh kamu dan yang lainnya untuk membimbing Awan dalam memimpin keluarga kita."Charlote melihat Kelvin lebih dalam, ia merasa perasan tidak nyaman. Terutama karena ucapan Kelvin yang seolah menyiratkan sedang memberikan wasiat terakhir untuknya."Kakak, apa maksudmu? Bukankah kamu bisa melakukannya? Kenapa aku merasa kamu akan per
Saat madam Gao melarikan diri setelah dibiarkan pergi oleh Kelvin sebelumnya. Ternyata para pengikutnya juga ikut melarikan diri ke arah lain, karena merasa pemimpin mereka sudah kalah. Sehingga, mereka juga berusaha untuk menyelamatkan diri mereka masing-masing.Kelvin melirik Abimana sejenak, lalu menjawab pertanyaan Lin, "Tidak udah! Divisi Zero akan mengurus sisanya. Dengan apa yang terjadi hari ini, mereka tidak mungkin lagi berani menginjakkan kakinya di Negeri ini. Bukankah begitu, paman Abimana?"Abimana sambil mengusap jenggotnya, mengangguk setuju dan membenarkan pernyataan Kelvin. "Benar, bukti persekongkolan tujuh keluarga naga dengan the shadow sangat jelas. Segera, negara akan memasukkan nama mereka ke dalam daftar hitam."Tidak berhenti sampai disitu, Abimana segera menambahkan, "Serta.. semua aset mereka akan disita oleh negara."Kening Kelvin dibuat berkerut, ia sama sekali tidak menyangka jika Abimana telah merencanakan ini semua. Semula, ia sudah berencana untuk men
Kelvin melakukan persis seperti janjinya pada Huo, mengirim Awan langsung pada Annisa. Hanya saja, Kelvin sengaja tidak pergi bersama mereka karena berbagai pertimbangan. Untuk menjaga kondisi Awan tetap stabil saat pembukaan penuh segel yang terdapat dalam dirinya, butuh seseorang yang cukup kuat, Amanda adalah orang yang cocok untuk tugas seperti itu."Kemana mereka perginya?" Tanya Abimana penasaran begitu melihat cucunya dan juga Awan tiba-tiba menghilang, setelah sebelumnya Kelvin sempat menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh Amanda ketika bertemu wanita yang dapat membuka segel Awan. Hanya sebatas itu, Kelvin tidak menjelaskan lebih banyak.Apalagi ketika mereka menghilang, Kelvin ternyata tidak ikut pergi bersama mereka.Kelvin batuk-batuk sejenak dan bersikap seolah semuanya berjalan normal, "Hmn, tidak apa-apa, paman. Mereka masih di kota ini, tenang saja! hahaha!""Benarkah?" Tanya Abimana ragu, "Lalu, kenapa kamu tidak ikut bersama mereka?""Yah... tentu saja karena masi