...
"Saktiawan Sanjaya, apa kamu benar-benar akan mengambil semua milik kami dan tidak menyisakannya sedikitpun?" Pekik Helena murka dari seberang telpon, bahkan siapapun yang berada didekat Awan saat itu, akan dapat mendengar teriakannya dari corong speaker ponsel Awan.Saat itu, Awan menanggapinya acuh tak acuh, "Milik kalian? Apa Aku tidak salah mendengarnya? Atau, Ibu, oh tidak.. Maksudku, apa anda perlu mengeceknya ke notaris sekarang? Tidak ada nama anda dan anak-anak anda sebagai pewaris disana. Bagaimana bisa kalian mengklaim apa yang bukan milik anda?"Helena merasa tercekat diseberang telpon, kata-kata Awan menghantamnya dengan telak dan membuatnya bahkan tidak bisa membela diri sama sekali. Sekarang kebenciannya terhadap Awan semakin memuncak dan semakin ingin segera melenyapkan pemuda tersebut dari atas dunia ini.Helena geram dan menggeletukan gigi-giginya dengan marah, "Apa kamu ingin membuat semua ini menjadi lebih runyam? Kamu akan menjadi musuh keluarga Sanjaya untuk sela
"Jadi, apa kamu sudah memiliki pilihan mobil apa yang akan kita beli hari ini?" Tanya Awan mengalihkan perhatian. Dia tidak ingin menggoda Vannesa lebih lanjut, takut jika wanita cantik tersebut menjadi baper nantinya. Awan sudah melihat tanda-tandanya dengan begitu jelas, karena itu Awan akan kerepotan jika Vannesa baper beneran sama dirinya. Sementara Awan sadar jika dia tidak akan bisa membalas perasaan Vannesa padanya, karena sudah ada Angel dan juga Annisa saat ini. "Terserah anda, Bos. Saya tidak keberatan dengan apapun pilihan anda." "Jangan begitu. Kamu harus menentukan mobil apa yang akan kamu gunakan. Atau, begini saja. Kamu biasanya menggunakan mobil apa sebelumnya?" "Sebelumnya, Aku menggunakan Bentley." "Bentley yah? Hmn, disini merek ini kurang familiar. Ada sih penggemarnya, cuma tidak banyak." Ujar Awan. Selama berstatus menjadi pangeran keluarga Sanjaya, selera Awan dengan mobil-mobil mewah juga meningkat. Sehingga Ia banyak tahu dengan tren pasar mobil mewah di
Kedatangan Awan dan Vannesa ke Showroom ternama ibu kota tersebut cukup menarik perhatian. Wanitanya terlihat begitu anggun dan berkelas dengan balutan setelan kantoran, membuat penampilan Vannesa layaknya seorang eksekutif papan atas. Prianya? Meski terlihat misterius dengan penampilannya yang mengenakan masker dengan topi serta kacamata hitamnya, namun posturnya yang tinggi dan tegap sudah cukup untuk orang-orang berspekulasi jika dia adalah pria yang tampan. Bukan hal yang aneh lagi, jika kebanyakan pria kaya suka berpenampilan aneh-aneh. Ada yang bahkan suka berpenampilan layaknya seorang gembel, namun jangan pernah ditanya asetnya. Orang yang mendengar total asetnya saja, sudah cukup membuat serangan jantung, apalagi harus melihatnya langsung. Meski begitu beberapa pelanggan wanita yang berada ditempat yang agak jauh langsung bergosip tentang kehadiran keduanya, "Pria itu mungkin pria yang sudah beristri. Dia sengaja menyamarkan penampilannya, biar tidak ada yang mengenalinya da
"Hmn, menarik. Cuma rasanya masih kurang." Sela Awan sebelum Vannesa sempat meneruskan ucapannya. Ia tahu jika Vannesa hendak mengklarifikasi ucapan si sales, cuma Awan merasa geli saja mendengar kata-kata si sales yang menganggap mereka sebagai pasangan suami istri. Hal ini, sama seperti ketika Ia menemani Calista membeli BMW sebelumnya. Sehingga minatnya terusik memainkan peran suami istri dengan Vannesa, seperti halnya dengan Calista dulu. Ia tidak tahan untuk melihat reaksi sales pada bagian akhir, begitu mengetahui jika mereka bukanlah pasangan suami istri, seperti reaksi yang ditunjukan oleh Agnes, sales BMW tempat Ia dan Calista membeli mobil. Selanjutnya, untuk membuat pilihan mobil yang tepat dan sesuai dengan selera Vannesa, "Kamu memakai mobil type apa sebelumnya?" Tanya Awan sebelum menentukan pilihan mobil yang tepat untuk standar Vannesa. "Bentley continental." Jawab Vannesa apa adanya, tanpa memikirkan maksud pertanyaan Awan. "Continental yah! Hmnn.. Kalau begitu,
"Apa Tuan sudah punya pilihyan sendiri? Atau perlu kita melihat mobil-mobil yang adadisana terlebih dahulu?" Tawar Vera. "Ya, saya mau type Rapide S luxury." "Pilihan yang luar biasa. Mari, saya antar tuan dan nyonya kesana." Vannesa sempat menatap Awan dengan penuh tanya, Ia sendiri tidak tahu dengan produknya Aston Martin sebelum ini, karena rata-rata keluarganya menggunakan Bentley, termasuk dirinya. Awan hanya tersenyum dan mengajaknya mengikuti langkah Vera ke Showroom disebelah tempat mereka berada saat ini. Showroom tersebut tidak kalah mewah dibandingkan miliknya Audi, namun dengan aksen dan interior yang telah disesuaikan dengan ciri khasnya Aston Martin. Karena Awan sudah menyebutkan pilihannya, Vera tidak perlu repot-repot menjelaskan produk yang ada disana terlebih dahulu. Langkah kakinya langsung menuju pada salah satu pajangan mobil bergaya coupe berwarna merah. Mobil itu sendiri merupakan line up termahal yang ada di showroom tersebut. Desainnya bergaya sporty nam
Mobil sport BMW i8 yang dikendarai Awan baru saja berhenti tepat di depan Villa Nirwana. Sepanjang perjalanan, Awan dan Vannesa saling diam. Utamanya sejak Awan menerima panggilan telpon dari Raysa, sepupunya Angel.Sadar jika panggilan tersebut menganggu pikiran Awan, Vannesa pun ikut terdiam dan tidak berkomentar apapun. Vannesa menduga jika telpon tersebut pasti berhubungan dengan masalah pribadi Awan. Betapa ingin Ia dapat menghibur Awan, namun Ia sama sekali tidak mengerti akar masalah yang sedang dihadapi oleh Awan. Sehingga yang bisa dilakukannya hanya diam."Maaf, Aku tidak bisa mengantarmu kedalam, Vannesa." Ucap Awan tenang, namun tidak dengan matanya yang seakan menerawang jauh ke suatu tempat.Saat itu Vannesa sadar, jika panggilan telpon Awan barusan bukan hanya sekedar menganggu pikirannya tapi juga telah berhasil membawa pikiran Awan jauh ke suatu tempat. Vannesa pun memaksakan senyumnya dan mengangguk mengerti, Ia berkata, "Tidak apa-apa. Awan, terimakasih untuk hari
Ada kemungkinan, jika penyebab diamnya Angel dan mengacuhkan dirinya adalah karena masalah yang terjadi dalam keluarga Sanjaya saat ini. Awan tahu jika Angel bukan tipikal wanita yang matrealistis, dimana Ia akan membuang Awan hanya karena Ia jatuh miskin. Tapi, ada kemungkinan jika keluarga tirinya coba memanfaatkan situasi saat ini untuk menekan keluarganya Angel. Bagaimanapun, perusahaan keluarga Tanuwijaya berada dibawah naungan Sanjaya Grup. Seharusnya, dengan manuver yang dilakukan Awan akhir-akhir ini, dimana sebagian besar aset keluarga besar Ayahnya sudah beralih ke dalam kendalinya, sudah cukup untuk membuat keluarga Angel yakin dengan kemampuan dirinya. Atau, karena berita ini belum di ekspos ke publik, sehingga Angel dan keluarganya tidak mengetahui perubahan besar ini. Sehingga, keluarga tirinya menjadikan hal ini sebagai ancaman untuk menekan Angel dan keluarganya? Awan mengurut keningnya yang terasa mulai panas, Ia ingin segera bertemu Angel untuk bisa mengklarifikasi
Selanjutnya, Angel beralih memeluk Raysa yang juga telah sengaja meliburkan kuliahnya hari itu, demi bisa menjemput dirinya. Raysa berbisik ke telinganya, "Aku ada kejutan untuk kakak sebentar lagi?" Angel mengurai pelukannya dan menatap Raysa penuh tanya tentang kejutan yang dimaksudnya, cuma Raysa hanya tertawa cekikikan tanpa memberi penjelasan sama sekali. Tanpa disadari oleh Angel, ada seorang pemuda lagi yang sedang menanti untuk mendapat pelukan yang sama dari Angel. Pemuda tersebut, bahunya masih di gip dan sebelah tangannya masih dibalut oleh perban untuk mengapit lengannya, dia adalah Hadi Sanjaya. Namun, satu hal yang tidak diharapkan Hadi adalah Angel ternyata mengacuhkannya dan hanya mengangguk kecil, sekedar sapaan basa-basi. Hadi sepertinya sudah terbiasa dengan sikap Angel sepeti itu, Ia sudah lama mengagumi Angel sejak wanita tersebut masih sekolah. Karena Angel memiliki kecantikan yang begitu dikagumi oleh Hadi, sehingga Ia dapat bersabar dengan sikap dingin Ang
"Guysss, kangeenn." "Iya, gue juga kangen ma kalian semua." "Hmn, tidak terasa waktu lima tahun begitu cepat berlalu." "Iya, gue sudah gak sabar menunggu seminggu lagi. Rasanya, kalendernya pengen gue sobek biar bisa segera bertemu kalian semua." Dalam video call tampak 7 orang, yang terdiri dari lima wanita dan dua pria saling melepas rindu satu sama lain. Suasana tampak begitu ceria dan penuh kehangatan. "Novi, dari tadi diam aja. Mentang-mentang sebentar lagi mau jadi jaksa." "Iya, kah? Pantesan Shiren dari tadi juga ikutan kalem banget, gak kayak biasanya." "Loh, Siska, lu gak tahu kalau Shiren sebentar lagi bakal jadi 'ibu' jaksa?" "Vebyyy, ember deh." "Hahaha, orangnya ngamuk. Biar yang lain pada tahu, Ren." "Tapi, gak gitu juga kali! Ah, lu juga sih. Jadi, gak surprise kan." "Hem-hem, jadi cinta lama bersemi kembali nih ceritanya." "Hahaha, lagian siapa yang bisa menolak pesona seorang jaksa sih?" "Ih, jadi karena itu Novi bawaannya kalem sekarang." "Hahaha, tidak
Keesokan harinya.Itu adalah hari yang dipenuhi kesedihan dalam klan Sanjaya. Madam Chiyo memimpin acara pemakaman hari itu. Ribuan orang dari klan Sanjaya dan klan Atmaja memadati hampir seluruh area pemakaman. Pemakaman seluas dua puluh hektar tersebut, tampak menjadi lebih kecil karena saking banyaknya orang yang hadir untuk menghadiri acara pemakaman masal hari itu.Mereka yang hadir disana hanya dari klan Sanjaya dan Klan Atmaja saja, dan beberapa lainnya dari kenalan terdekat mereka. Sesuai ramalan nenek Chiyo sebelumnya, pertempuran sehari sebelumnya telah menelan banyak korban nyawa. Jadi sangat wajar, semua orang tampak begitu sedih dan merasa kehilangan dengan banyaknya korban yang berjatuhan. Tidak termasuk orang-orang Sanjaya yang berkhianat, karena mereka semua di urus oleh pihak divis zero dan militer.Saat semua orang sedang berduka, sekelompok orang baru datang meminta ijin pada penjaga yang berjaga di luar gerbang pemakaman. Sekelompk orang ini dipimpin oleh pange
Saat ia melangkah semakin jauh ke dalam alam jiwa Awan, ia menemukan sebuah tempat yang sangat gelap. Itu adalah satu-satunya tempat yang belum dilewatinya, Renata merasakan perasaan yang sangat kuat, jika Awan berada didalam sana. Renata coba mendekati tempat itu. Benar saja, ia mendapati Awan berada di dalam sana dalam keadaan terbelenggu. Lebih tepatnya, ia telah membelenggu kesadarannya sendiri. Kehilangan Angel dan juga bayi mereka, membuat pukulan yag sangat besar bagi mentalnya. Awan merasa semua itu adalah kesalahannya, karena itu ia menghukum dirinya sendri dan telah siap mati demi menebus kesalahannya tersebut. Renata ingin masuk ke dalam sana. Hanya saja, tempat itu seperti menolak kehadirannya. Renata coba berteriak sekeras yang ia mampu, namun suaranya tidak bisa tembus ke tempat Awan berada. Tidak peduli, sekeras apapun Renata berusaha. Renata menangis disana, sambil terus memanggil nama Awan. Ia tidak tahan melihat Awan menyiksa dirinya sendiri dengan menanggung s
Selain itu, ia juga telah berikrar untuk menanti Awan saat terakhir pertemuan mereka. Tapi hanya sebatas itu, tidak ada pernyataan yang menunjukkan bahwa hubungan mereka lebih dari sekedar teman.Annisa dengan malu-malu menjawab, "Kami... hanya sekedar teman dan kebetulan berasal dari kampung yang sama.""Oh." Gumam Amanda singkat. Meski tampak ragu dengan jawaban itu, karena Annisa tampak berpikir lama sebelum menjawabnya. Namun, Amanda tidak menampik kalau ia merasa lega setelah mendengar hal itu langsung dari mulut Annisa."Kalau kamu... Kamu ada hubungan apa dengan Awan? Bagaimana bisa kamu membawanya dan datang dengan cara yang 'mengejutkan' seperti tadi?"Giliran Amanda yang jadi salah tingkah dengan pertanyaan balik Annisa. Ia bingung bagaimana harus menjelaskan hubungan mereka. Keluarganya dan Ayah Awan jelas sudah membuat kesepakatan atas pertunangan mereka dan sampai detik ini ketika melihat seluruh perkembangan Awan dan juga menyaksikan kekuatannya, Amanda tidak memungkiri
30 menit sebelumnya.Amanda tidak mengerti alasan kenapa dokter wanita berkerudung di depannya itu, sampai bisa memegang segel terakhir dalam tubuh awan.'Apa hubungan Awan dengannya?'Ketika melihat betapa khawatirnya wanita yang di name tagnya itu tertulis nama 'Annisa Azzahra' tersebut pada Awan, membuat Amanda bertanya-tanya, jika hubungan keduanya pasti bukan sekedar hubungan biasa.Butuh waktu yang sangat lama bagi mereka, sampai akhirnya segel dalam tubuh terlepas. Proses tersebut pasti tidak mudah, karena begitu segel tersebut terlepas sepenuhnya dari dalam tubuh Awan, dua energi yang sebelumnya masih berada di dalam tubuh Awan, jadi menghilang sepenuhnya.Pastinya itu sangat melelahkan, terutama bagi Annisa. Tubuhnya tampak berkeringat dan pijakannya beberapa kali tampak goyah. Meski begitu, ia terlihat tidak ingin menyerah sedikitpun dan tetap berjuang untuk menyelesaikannya. Amanda juga tidak mengerti bagaimana cara Annisa melakukannya. Karena yang tampak di matanya, Annis
Mendengar pertanyaan itu, Kelvin hanya bisa tertawa pahit, "Sayangnya tidak bisa.""Kakak, apa itu artinya kami tidak akan pernah bertemu denganmu lagi?" Tanya Charlote syok.Ternyata itu adalah hari terakhir mereka bisa bertemu dengan Kelvin Sanjaya.Kelvin kembali hanya sebentar, untuk membantu Awan terakhir kalinya. Setelah itu, ia mempercayakan masa depan klan Sanjaya ditangan anaknya. Meski begitu, tidak nampak sedikitpun keraguan atau kekhawatiran di wajah Kelvin. ...Berkat campur tangan divisi zero dan juga militer, semua kekacauan tersebut berhasil di sembunyikan. Selanjutnya, peta penguasa di negeri ini pun mengalami perubahan yang sangat besar, setelah tujuh keluarga naga dikeluarkan setelah bukti keterlibatan mereka dengan organisasi ilegal the shadow begitu jelas, selanjutnya tujuh keluarga naga ini dimasukkan ke dalam daftar hitam dan tentu saja harus menerima hukuman sesuai hukum yang berlaku. Aset mereka disita sepenuhnya oleh negara, meski itu hanya berlaku untuk di
"Kakak, apa yang terjadi padamu sebenarnya" Tanya Charlote heran."Tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang apa yang terjadi padaku, dik. Sekarang, keluarga ini butuh kamu. Aku sudah mewariskan posisiku pada Awan, dialah yang bertanggung jawab terhadap keluarga kita di masa depan. Karena itu, aku butuh kamu untuk membimbingnya."Begitu mendengar Kelvin menyinggung tentang Awan, Charlote baru sadar jika sedari tadi ia tidak melihat ada Awan di sana."Sekarang Awan dimana? Kenapa Aku tidak merasakan keberadaannya?"Kelvin tersenyum tipis dan berkata, "Ia berada di tempat yang aman. Nanti, kamu dapat bertanya pada paman Abimana dimana Awan. Sekali lagi, aku butuh kamu dan yang lainnya untuk membimbing Awan dalam memimpin keluarga kita."Charlote melihat Kelvin lebih dalam, ia merasa perasan tidak nyaman. Terutama karena ucapan Kelvin yang seolah menyiratkan sedang memberikan wasiat terakhir untuknya."Kakak, apa maksudmu? Bukankah kamu bisa melakukannya? Kenapa aku merasa kamu akan per
Saat madam Gao melarikan diri setelah dibiarkan pergi oleh Kelvin sebelumnya. Ternyata para pengikutnya juga ikut melarikan diri ke arah lain, karena merasa pemimpin mereka sudah kalah. Sehingga, mereka juga berusaha untuk menyelamatkan diri mereka masing-masing.Kelvin melirik Abimana sejenak, lalu menjawab pertanyaan Lin, "Tidak udah! Divisi Zero akan mengurus sisanya. Dengan apa yang terjadi hari ini, mereka tidak mungkin lagi berani menginjakkan kakinya di Negeri ini. Bukankah begitu, paman Abimana?"Abimana sambil mengusap jenggotnya, mengangguk setuju dan membenarkan pernyataan Kelvin. "Benar, bukti persekongkolan tujuh keluarga naga dengan the shadow sangat jelas. Segera, negara akan memasukkan nama mereka ke dalam daftar hitam."Tidak berhenti sampai disitu, Abimana segera menambahkan, "Serta.. semua aset mereka akan disita oleh negara."Kening Kelvin dibuat berkerut, ia sama sekali tidak menyangka jika Abimana telah merencanakan ini semua. Semula, ia sudah berencana untuk men
Kelvin melakukan persis seperti janjinya pada Huo, mengirim Awan langsung pada Annisa. Hanya saja, Kelvin sengaja tidak pergi bersama mereka karena berbagai pertimbangan. Untuk menjaga kondisi Awan tetap stabil saat pembukaan penuh segel yang terdapat dalam dirinya, butuh seseorang yang cukup kuat, Amanda adalah orang yang cocok untuk tugas seperti itu."Kemana mereka perginya?" Tanya Abimana penasaran begitu melihat cucunya dan juga Awan tiba-tiba menghilang, setelah sebelumnya Kelvin sempat menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh Amanda ketika bertemu wanita yang dapat membuka segel Awan. Hanya sebatas itu, Kelvin tidak menjelaskan lebih banyak.Apalagi ketika mereka menghilang, Kelvin ternyata tidak ikut pergi bersama mereka.Kelvin batuk-batuk sejenak dan bersikap seolah semuanya berjalan normal, "Hmn, tidak apa-apa, paman. Mereka masih di kota ini, tenang saja! hahaha!""Benarkah?" Tanya Abimana ragu, "Lalu, kenapa kamu tidak ikut bersama mereka?""Yah... tentu saja karena masi