Selanjutnya Awan memberi perintah tambahan untuk Noura agar disampaikan pada Bimbo dan juga Devi, "Perintahkan pada Nami, agar menempatkan tim Delta untuk menjaga setiap perusahaan dalam RA Grup. Serta Devi untuk menempatkan tim Zeta-nya di lantai 3 RA Grup saat ini, selanjutnya mereka akan membantu sekaligus mengontrol tim keamanan dalam RA Grup dan juga anak perusahannya nanti. Tim pengacara dan bodyguard yang dikirimkan oleh Amelia sebelumnya, bisa jadi adalah salam pembuka. Tujuan mereka sebenarnya adalah memberi tekanan psikologis pada semua orang-orang kita saat ini. Kalau kita lemah, mereka akan menjadikan celah itu untuk memukul kita dengan keras."
"Mereka saya beri ijin untuk mengambil tindakan tegas, jika pihak musuh masih coba menguji kesabaran kita. Selain itu, Aku juga akan menemui Hilman Paris besok pagi. Untuk membicarakan pemindahan posisiku saat ini. Nanti Vannesa akan menjadi CEO RA Grup dan dibantu oleh paman Billy serta Kak Riana."
Pengumum
Sampai Vannesa yang berdiri disebelahnya menyenggol lengannya untuk menyadarkan dirinya, "Eh, iya. Saya, Bos." Jawabnya terkesiap.Vannesa sempat menahan tawanya melihat betapa salah tingkahnya Elena saat ini. Entah apa yang dipikirkan oleh rekan sekaligus sahabat barunya itu saat ini, sehingga sempat-sempatnya melamun saat CEO memanggil namanya."Ma-maaf, tadi saya sedang tidak fokus. Apa anda ada instruksi untuk saya, Bos?" Imbuh Elena menambahkan, Ia khawatir jika Awan akan menyalahkannya karena tidak langsung menyahut panggilannya.Awan hanya tersenyum kecil, bukannya dia tidak sadar jika sedari tadi Elena selalu mencuri pandang ke arahnya. Namun, Ia bersikap profesional dengan tidak membahas lebih lanjut alasan dibalik 'tidak fokus'nya Elena. Ia bertanya pada Elena, "Tolong katakan pada Pak Hilman, besok silahkan temui saya di Villa ini jam 7 malam. Detailnya, besok akan saya jelaskan.""Baik, Bos.""Dengan kamu sekalian, Elena." Kata Awan men
Setelah selesai membuat pengaturan dan semua orang pergi dari sana, Awan hendak berbalik kekamarnya untuk beristirahat. Namun dari sudut matanya, Ia meangkap ada seorang wanita yang sedang mengintipnya dari kejauhan.Awan tersenyum jahil, dia bermaksud mengusili si pengintip.Wosshh.Hanya dalam satu helaan nafas, tubuhnya sudah menghilang dari anak tangga.Melihat hal itu, si pengintip terkejut bukan kepalang. Itu suatu hal yang terlihat begitu janggal dimatanya.Bagaimana manusia biasa bisa melakukan hal seperti itu?Belum hilang keterkejutannya, saat Ia berbalik."Aaaa.." Teriaknya spontan dan melompat kaget. Dibelakangnya sudah berdiri orang yang tadi diuntitnya secara sembunyi-sembunyi."Kamu ngapain, Gin?" Tanya Awan terkekeh melihat ekspresi terkejut Gina."Eto... eh, kamu-kamu bagaimana bisa berada disini? Bukannya tadi ada disana?" Ucapnya kebingungan."Masa? Aku sedari tadi ada disini kok." U
"Kamu kenapa sih, Cin? Datang-datang malah kayak orang kebingugan gitu?" Tanya Rani, rekan dosen satu ruangan Calista.Calista yang baru saja selesai rapat dengan dekan dan petinggi kampus, memang tampak seperti orang sedang kebingungan.Rapat itu sendiri, sebenarnya rapat rutin bulanan dengan dekan dan sesekali ada rektor atau perwakilannya yang ikut dalam rapat rutin fakultas tersebut. Secara administratif, rapat tersebut hanya dibatasi oleh Dekan dan staf tata usaha saja. Cuma ada kebijakan baru, untuk melibatkan dosen-dosen berprestasi untuk memberi masukan demi perkembangan kampus.Rapat hari ini, juga ada agenda untuk menyaring mahasiswa-mahasiswa bermasalah dan biasanya akan berujung dengan DO sehingga memerlukan persetujuan dekan secara khusus. Mereka itu adalah mahasiswa-mahasiswa yang sengaja atau lalai dalam kewajibannya sebagai mahasiswa JIU.Calista yang mendapat pemberitahuan dari salah seorang temannya yang bekerja sebagai staf administrasi
Penelitian? Pertukaran pelajar? Lomba tingkat universitas? Atau tugas khusus lainnya? Kalaupun iya, Awan sama sekali tidak masuk kualifikasi untuk itu karena statusnya masih mahasiswa baru. Masih ada mahasiswa tingkat diatasnya yang jauh lebih berhak dan itupun harus melalui seleksi terlebih dahulu.Yang jelas semua itu sangat tidak masuk akal sama sekali."Tapi, bagaimana mungkin? Aku sudah lihat profilnya, dia hanya mahasiswa kurang mampu dan itupun hampir tidak lolos seleksi karena telat memasukan berkas pendaftarannya." Sanggah Calista."Siapa tahu saja dia memiliki hubungan kerabat dengan dekan atau rektor."Calista berpikir sejenak, lalu berkata, "Hmn, tapi itu tidak mungkin. Kalaupun begitu, pasti ada penekanan dari dekan atau rektor untuk mengistimewakannya. Seperti halnya Frans, mahasiswa tingkat akhir itu loh. Dekan bahkan sampai memanggil pak Broto, pembimbingnya agar memudahkan urusan Frans, karena dia adalah ponakannya pak Dekan. Tapi, Awan?
Calista sedikit mengernyitkan keningnya ketika melihat wanita tersebut, wajahnya terkesan familiar. Tapi karena staf TU tersebut keburu sampai didepannya dan berkata padanya membuat perhatiannya teralihkan, "Bu Calista, ini ada mahasiswa baru kita. Nanti dibantu yah bu, ini berkasnya." Lanjut staf TU tersebut semangat sambil menyerahkan sebuah berkas ke tangan Calista."Tapi, ini sudah berjalan seperempat waktu dari semester berjalan. Apa tidak terlambat untuk masuk sekarang?" Tanya Calista tanpa sama sekali membuka berkas yang ada ditangannya.Meski sebenarnya kasus seperti ini ada beberapa kali terjadi dan pengecualian untuk kalangan tertentu, misal orang tersebut atau keluarganya memiliki latar dan pengaruh yang kuat. Untuk orang biasa, hampir mustahil untuk bisa masuk melalui jalur khusus seperti ini."Tidak apa-apa bu. Dia itu mahasiswa spesial dan ini perintah langsung dari pak Dekan kita." Ucap staff tersebut agak berbisik. Karena alasan tertentu, Ia terl
Tidak terkecuali Awan, mulutnya bahkan ikut ternganga ketika melihat Hanna masuk bersama dengan Calista kedalam kelasnya.Lebih terkejut lagi, ketika Calista memperkenalkan Hanna sebagai mahasiswa baru dikelas mereka.Setiap orang seakan berlomba untuk menarik perhatian Hanna, setiap orang saling berlomba untuk mempersilahkan Hanna duduk didekat mereka. Lagian siapa yang tidak ingin denkat dengan Diva yang sedang nain daun tersebut. Meski secara terbuka, Hanna sudah mengumumkan dirinya mundur dari industri hiburan.Tapi, bagi semua orang yang sudah mengenalnya melalui lagu-lagunya, Hanna tetaplah Diva dihati mereka. Cukup dengan mengenalnya saja, sudah membuat orang menggila. Apalagi bisa duduk didekatnya.Tapi, yang terjadi setiap orang saling menolak satu sama lain. Setiap orang ingin agar Hanna duduk didekatnya, namun tidak ada yang ingin mengalah.Calista sendiri cukup terkejut begitu semua orang menyapa Hanna, bahkan sebelum Ia sempat me
Begitu jam terakhir kuliah hari itu berakhir, rata-rata mahasiswa sekelas Hanna mulai mendekat ke bangku bagian belakang. Sesuatu yang sangat jarang terjadi. Apalagi penyebabnya, jika bukan karena kehadiran Hanna.Didalam kelas tersebut sudah banyak orang terkenal dengan berbagai latar belakang, namun kehadiran Hanna adalah sesuatu yang lain. Itu karena reputasi Hanna yang sudah terkenal se-Asia.Meski sudah menyatakan berhenti dari industri hiburan, namun popularitas Hanna sama sekali tidak berkurang. Bahkan justru melejit tinggi, berkat penampilan terakhirnya yang telah meninggalkan kesan mendalam dihati para penggemarnya.Hanna sendiri cukup terganggu dengan kehadiran banyak orang yang berebut perhatiannya. Sebenarnya, tujuan Hanna kuliah disini adalah agar bisa lebih dekat dengan Awan. Itu karena Ia tahu jika Awan saat ini sedang kuliah.Hanya butuh sedikit informasi baginya, untuk mengetahui Awan kuliah dimana. Dengan memanfaatkan ikatan bathinnya de
Sebenarnya Yanuar agak berat untuk mengikuti Awan dan melewatkan pemandangan indah yang ada didepannya, begitupun dengan Yuma dan Farhan yang duduk dibelakang mereka. Ini adalah kesempatan yang jarang-jarang terjadi, bagaimana mereka bisa melewatkan kesempatan ini begitu saja?Namun, mereka keburu sadar, jika Awan pergi duluan dan mereka tinggal diantara para mahasiswa pembully ini. Bisa-bisa mereka akan menjadi bulan-bulanan lagi, sehingga mereka tidak ada pilihan lain selain mengikuti awan berdiri dan mengemasi barang mereka."Hanna, ikut kita makan yah. Biar gue yang traktir.""Jangan sama dia, sama gue saja. Kita makan dikantin utama kampus, disana ada menu spesial khas JIU. Tenang saja, semua gue yang bayar. Anggap saja ini ucapan selamat datang spesial dari gue."Satu persatu, para cowok mulai bersikap caper dan berlomba untuk bisa mentraktir Hanna makan siang hanya agar mendapat perhatian dari mantan diva cantik itu.Namun,